scholarly journals The effect of uniaxial pressure on development on 3D fracture and its properties of clay cap rock on one potential geothermal area in Candi Umbul-Telomoyo, Semarang-Indonesia

2019 ◽  
Vol 1280 ◽  
pp. 022055
Author(s):  
Sumarni ◽  
S Feranie ◽  
N D Ardi ◽  
F D E Latief
2018 ◽  
Vol 11 (17) ◽  
Author(s):  
Jun-xin Liu ◽  
Feng Xiao ◽  
Wei Liu ◽  
Jian-jun Gan ◽  
Liang Huo ◽  
...  

1970 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 14-22
Author(s):  
Fredi Nanlohi
Keyword(s):  
Cap Rock ◽  

Stratigrafi sumur SWW-2 tersusun oleh endapan aluvial (0-50 m), endapan piroklastika (50-57,5 m) dan andesit terubah (57,5 – 250 m). Gejala struktur sesar ditemukan pada kedalaman 140-145 m dan 200-210 m dicirikan oleh adanya zona hancuran dan milonitisasi. Ubahan hidrotermal dengan intensitas kuat hingga sangat kuat mulai terjadi dari kedalaman 57,5 hingga kedalaman 250 m, disebabkan oleh proses argilitisasi, oksidasi, anhidritisasi dengan/tanpa kloritisasi, karbonatisasi, piritisasi, zeolitisasi ilitisasi dan epidotisasi. Pembentukan batuan ubahan sebagai hasil replacement dari mineral utama pada batuan dan matrik/masa dasar batuan, sebagian terbentuk sebagai urat -urat pengisi rekahan pada batuan (vein) dan vug (pengisi rongga pada batuan). Intensitas ubahan lemah hingga sangat kuat (Perbandingan mineral ubahan terhadap total mineral dalam batuan atau SM/TM= 20-85%). Epidot mulai ditemukan pada kedalaman 125 m, kehadirannya sebagai replacement ,terbentuk pada temperatur 230ºC dan sebagai vein serta vug terbentuk pada temperatur 260-280ºC. Biotit ditemukan dari kedalaman 100-200 m, dapat terbentuk pada 220 ºC hingga lebih dari 325ºC. Pembentukan mineral ubahan temperatur tinggi ini terjadi karena fluida panas bumi naik hingga kedalaman yang dangkal melalui rekahan -rekahan yang terbentuk oleh pergerakan sesar normal Lombongo dan Duano. Telah terjadi penurunan temperatur reservoir sejak pembentukan mineral temperatur tinggi tersebut disbanding dengankondisi temperature aktual sumur saat ini. Batuan dari kedalaman 0 – 57,5 m belum mengalami ubahan hidrotermal sampai terubah lemah bersifat sebagai lapisan penutup atau overburden. Dari kedalaman 57,5 – 90 m merupakan andesit terubah dengan tipe ubahan argilik berfungsi sebagai batuan penudung (cap rock/clay cap). Batuan dari kedalaman 90 – 125 m adalah andesit terubah dengan tipe ubahan phyllic merupakan zona transisi dan batuan dari kedalaman 125 – 250 m adalah batuan andesit terubah dengan tipe ubahan propylitic sebagai zona reservoir, dicirikan oleh kehadiran mineral epidot, zeolit, klorit, kuarsa dan mineral lainnya.


2018 ◽  
Vol 12 (60) ◽  
pp. 39-45
Author(s):  
R.I. Pashkevich ◽  
◽  
R.G. Davletbaev ◽  
V.A. Gorbach ◽  
◽  
...  
Keyword(s):  

Langmuir ◽  
2019 ◽  
Vol 35 (43) ◽  
pp. 13983-13990 ◽  
Author(s):  
Yui Naoi ◽  
Takahiro Seki ◽  
Ryosuke Ohnuki ◽  
Shinya Yoshioka ◽  
Yukikazu Takeoka

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document