Improving the surface model via Beziers networks and laser projection for modeling of the shoe-last bottom

2013 ◽  
Vol 52 (11) ◽  
pp. 113107 ◽  
Author(s):  
J. Apolinar Muñoz Rodríguez
Keyword(s):  
2014 ◽  
Vol 618 ◽  
pp. 443-447
Author(s):  
Wei Wang ◽  
Dong Qiang Gao ◽  
Jiang Miao Yi

Use Geomagic Qualify software, take the distance between the measure point and the surface model as the main evaluation index, respectively evaluate the quality of the shoe last surface reconstructed by tradition surface modeling way and quickly surface modeling approach, through 3D comparison, 2D comparison and special point comparison, get the 3D deviation chart and the error percentage distribution list, through the analysis and comparison of the charts, the two ways of surface reconstruction method are in line with the requirements of the surface, select the appropriate method of surface reconstruction according to the different requirements of surface reconstruction quality, provide the reference basis to surface measurement and surface reconstruction of other models.


1996 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 91-93 ◽  
Author(s):  
D. Roux ◽  
F. Nallet ◽  
C. Coulon ◽  
M. E. Cates

2018 ◽  
Vol 2 ◽  
pp. 535
Author(s):  
Maundri Prihanggo

<p>Saat ini, citra satelit resolusi sangat tinggi digunakan dalam berbagai macam aplikasi, terutama pemetaan skala besar. Sebelum dapat digunakan, citra satelit tersebut harus diorthorektifikasi terlebih dahulu. Data <em>Digital Surface Model </em>(DSM) dan <em>Ground Control Point</em> (GCP) adalah dua data utama yang diperlukan saat melakukan orthorektifikasi. Perbedaan data DSM yang digunakan akan menghasilkan perbedaan nilai ketelitian horizontal pada kedua citra tegak hasil orthorektifikasi. Pada penelitian ini digunakan dua jenis DSM yaitu SRTM dan Terrasar-X. Ketelitian vertikal dari SRTM adalah 90 m sedangkan ketelitian vertikal dari Terrasar-X adalah 12,5 m. Penelitian ini berlokasi di Wilayah Buli, Kabupaten Halmahera Timur, Provinsi Maluku. Terdapat tiga sensor citra satelit yang digunakan yaitu Pleiades, Quickbird dan Worldview-2 yang digunakan pada lokasi penelitian. Total GCP yang digunakan adalah 33 titik, tiap titiknya diukur dengan melakukan pengamatan geodetik dan memiliki ketelitian horizontal ≤15 cm dan ketelitian vertikal ≤30 cm. Ketelitian horizontal dari citra tegak satelit resolusi sangat tinggi diperoleh dengan melakukan uji terhadap Independent Check Point (ICP). Total ICP yang digunakan adalah 12 titik, tiap titik ICP diukur dengan metode dan standar yang sama dengan titik GCP. Ketelitian horizontal dengan Circular Error (CE 90) dari citra tegak satelit menggunakan data SRTM adalah 18,856 m sedangkan ketelitian horizontal dengan Circular Error (CE 90) dari citra tegak satelit menggunakan data Terrasar-X adalah 2.168 m . Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa ketelitian vertikal data DSM yang digunakan memberikan pengaruh pada citra tegak satelit hasil orthorektifikasi tersebut. Mengacu pada Peraturan Kepala BIG nomor 15 tahun 2014, citra tegak satelit hasil orthorektifikasi menggunakan data Terrasar-X sebagai DSM memenuhi ketelitian horizontal peta dasar kelas 3 skala 1:5.000 sedangkan citra tegak satelit hasil orthorektifikasi menggunakan data SRTM sebagai DSM tidak dapat memenuhi ketelitian horizontal peta dasar skala besar.</p><p><strong>Kata kunci:</strong> orthorektifikasi, DSM, ketelitian horizontal</p>


2021 ◽  
Author(s):  
Shaka Chu ◽  
Daniel Linton ◽  
Dries Verstraete ◽  
Ben Thornber

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document