Performance of Crude Palm Oil and Crude Palm Kernel Oil Futures in Malaysian Derivatives Market

2013 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 26-33
Author(s):  
Noriza Binti Mohd Saad ◽  
2018 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 87-99
Author(s):  
A Rahman ◽  
Adlaida Malik ◽  
Ratnawati Siata

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor penentu besaran Indeks K dimana nilai Indeks K ini digunakan untuk penetapan harga Tandan Buah Segar kelapa sawit (TBS) yang dipedomi oleh perusahaan pabrik kelapa sawit dan petani. Analisis regresi dilakukan terhadap data historis bulanan dari tahun 2001 sampai 2012 yang bersumber dari data penetapan harga TBS di Dinas Perkebunan Provinsi Jambi. Dengan tingkat kesesuaian model (R2) sebesar 41.9, pengujian hipotesis pengaruh biaya pengolahan TBS menjadi Crude Palm Oil (CPO) dan minyak Inti Sawit (Palm Kernel Oil), biaya pemasaran, biaya penyusutan dan biaya operasional tidak langsung terhadap besaran indek K menunjukkan bahwa, harga biaya tidak langsung yang berpengaruh nyata terhadap besaran nilai Indeks K, sementara variabel lainnya berpengaruh negatif tetapi tidak nyata dengan tingkat kepercayaan 10 persen. Kebijakan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dalam pembelian TBS menunjukkan bahwa PKS dengan Pola PIR Trans plus KKPA menetapkan harga di bawah harga ketetapan, sementara PKS pada pola PIR menetapkan harga di bawah harga ketetapan. Dari hasil penelitian juga ditemukan bahwa perusahaan yang mengelola kebun dengan pola KKPA menetapkan harga beli sesuai dengan ketetapan Tim Penetapan Harga TBS.


2018 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
Author(s):  
Veby Saragih ◽  
Kelita Mea Melaca ◽  
Raden Darmawan ◽  
Nuniek Hendrianie

2020 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
Author(s):  
Farhatun Najat Maluin ◽  
Mohd Zobir Hussein ◽  
Nor Azah Yusof ◽  
Sharida Fakurazi ◽  
Zainol Maznah ◽  
...  

AbstractThe nanoformulations of pesticides have shown great interest from many parties due to their slow release capability and site-specific delivery. Hence, in this work, a new nanoformulation of a fungicide, namely chitosan-hexaconazole nanoparticles with a mean diameter size of 18 nm was subjected to the residual analysis on oil palm tissue, leaf and palm oil (crude palm oil and crude palm kernel oil) using a quick, easy, cheap, effective, rugged and safe (QuEChERS) method coupled with the gas chromatography–micro electron capture detector (GC–µECD). The chitosan-hexaconazole nanoparticles were applied using the trunk injection method at 4.5 g a.i./palm (standard single dose) and 9.0 g a.i./palm (double dose). The fungicide residue was analyzed at 0 (6 h after application), 1, 3, 7, 14, 30, 60, 90, and 120 days after treatment. The palm oil matrices; the crude palm oil (CPO) and crude palm kernel oil (CPKO) were found to be residue-free. However, it was observed that high accumulation of the fungicide in the stem tissue and leaf after the treatment using the chitosan-hexaconazole nanoparticles, which is good for better bioavailability for the treatment of the fungi, Ganoderma boninense. The dissipation kinetic at double dose treatment in the tissue and leaf was found to govern by the second-order kinetic with half-lives (t1/2) of 383 and 515 days, respectively.


2020 ◽  
Vol 28 (3) ◽  
pp. 123-132
Author(s):  
Hasrul Abdi Hasibuan

Kematangan tandan buah segar (TBS) sangat memengaruhi rendemen dan kualitas minyak sawit (crude palm oil, CPO), kernel dan minyak inti sawit (palm kernel oil, PKO). Kriteria matang panen secara konvensional masih digunakan dalam penentuan target produksi. Kriteria tersebut juga digunakan sebagai dasar dalam pengembangan teknologi pemanenan secara mekanisasi dan digitalisasi. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan kriteria matang panen optimum TBS berdasarkan jumlah berondolan dari tandan sebelum dipanen, terkait dengan rendemen, mutu, dan karakteristik kimia pada CPO dan PKO. Sampel yang digunakan adalah TBS berjenis Tenera dengan variasi kematangan meliputi mentah (buah berwarna hitam kemerahan), mengkal (buah berwarna merah namun belum ada berondolan), matang (berondolan 1-3 butir), matang (berondolan 5-10 butir) dan lewat matang (berondolan 20-40 butir). Rendemen CPO, kernel dan PKO semakin meningkat dengan meningkatnya kematangan buah. Semakin matang buah, kadar asam lemak bebas dan bilangan peroksida pada CPO semakin meningkat. Hal yang sama juga pada kadar karoten dan nilai deterioration of the bleachability index (DOBI) namun nilai keduanya menurun pada buah lewat matang. Bilangan iodin dan komposisi asam lemak berbeda pada setiap kematangan buah. Secara umum, pada beberapa varietas Tenera, rata-rata rendemen CPO dan kernel, dan mutu CPO pada buah matang dengan berondolan 1-3 butir relatif sama dengan buah matang dengan berondolan 5-10 butir. Dengan demikian, rendemen dan mutu CPO, kernel dan PKO yang optimal dapat diperoleh dengan melakukan pemanenan TBS pada kriteria matang dengan jumlah berondolan 1-3 butir di piringan.


2016 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
Author(s):  
Novia Larasati ◽  
Siti Chasanah ◽  
Siti Machmudah ◽  
Sugeng Winardi

2016 ◽  
Vol 24 (1) ◽  
pp. 1-11
Author(s):  
Sujadi Sujadi ◽  
Hasrul Abdi Hasibuan ◽  
Hernawan Yuli Rahmadi ◽  
Abdul Razak Purba

Komposisi asam lemak dan bilangan iod minyak dari sembilan varietas kelapa kelapa sawit DxP komersial di PPKS di antaranya adalah DxP La Mé, DxP Yangambi, DxP Simalungun, DxP Marihat, DxP PPKS 239, DxP PPKS 540, DxP PPKS 718, DxPDumpy, dan DxP Langkat telah dikaji. Kadar crude palm oil (CPO) dari mesokarp kering berkisar antara 63,3 – 88,5% dengan nilai tertinggi dimiliki oleh DxP Yangambi (83,2 ± 5,3%) yang berbeda nyata dengan varietas lainnya. Asam palmitat tertinggi dimiliki oleh DxP Simalungun (47,8 ± 2,1%) sedangkan oleat tertinggi dimiliki oleh DxP La Mé (44,3 ± 2,9%) dan keduanya berbeda nyata dengan varietas lainnya. Jenis asam lemak lain yang dikandung CPO tidak berbeda nyata antar varietas. Bilangan iod CPO tidak berbeda nyata antar varietas dengan nilai tertinggi adalah DxP PPKS 540 (56,5 ± 2,0 Wijs) dan DxP La Mé (55,6±2,6 Wijs) sedangkan terendah adalah DxP Simalungun (50,1 ± 2,2 Wijs). Kadar palm kernel oil (PKO) pada kernel kering tidak berbeda nyata antar varietas berkisar antara 44,1 – 56,0%. Komposisi asam lemak utama PKO adalah asam laurat (44,3 – 49,7%), miristat (14,0 – 17,7%), oleat (14,4 – 19,7%), dan palmitat (7,6 – 9,4%). Asam lemak pada PKO tidak berbeda nyata antar varietas kecuali asam miristat yang dikandung oleh DxP PPKS 718. Bilangan iod PKO tidak berbeda nyata antar varietas dengan nilai tertinggi adalah DxP Marihat 21,6 ± 1,6 Wijs sedangkan terendah adalah DxP La Mé 19,6 ± 2,3 Wijs.


Author(s):  
Adi Alfi Mahmudi ◽  
Suparto Suparto

Pertumbuhan industri yang mengalami peningkatan sangat pesat dan membawa dampak yang sangat siginifikan pada berbagai bidang manufaktur dan jasa. Sehingga perusahaan harus siap besaing dengan perusahaan lainnya. Untuk menghadapi situasi bisnis yang semakin kompetitif dan perubahan lingkungan yang semakin cepat. Maka dari itu perusahaan dituntut untuk meningkatkan produktivitasnya. PT. Sawit Mas Parenggean merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang agrobisnis khususnya pengolahan buah  kelapa sawit, sebagai produk utamanya berupa CPO (Crude Plam Oil) dan PKO (Palm Kernel Oil). Permasalahan yang terjadi pada perusahaan PT. Sawit Mas Parenggean yaitu mengalami produktivitasnya menurun bedasarkan penggunaan bahan baku yaitu buah kelapa sawit. Demikian pula perusahaan pun belum maksimal dalam menghasilkan output yang mengakibatkan terjadinya penurunan produktivitas perusahaan, sehingga harus dilakukan pengukuran produktivitas pada perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat produktivitas dengan pendekatan dari metode APC (American Productivity Center) dan Marvin E Mundel. Hasil dari perhitungan produktivitas menggunakan metode APC (American Productivity Center) dapat dilihat indeks produktivitas total sebesar 84,59 % sedangkan menggunakan metode Marvin E Mundel dapat dilihat indeks produktivitas total sebesar 99,84%. Perlu dilakukan analisa penyebab terjadinya penurunan produktivitas sehingga hal ini sangat diperlukan untuk dilakukan evaluasi perbaikan untuk meningkatkan produktivitas. Kata Kunci : CPO (Crude Palm Oil), indeks produktivitas , APC (American Productivity Center), Marvin E Mundel


2020 ◽  
Vol 11 (3) ◽  
pp. 10148-10160

Oil palm (Elaeis guineensis Jacq) is a part of the family of Arecaceae, which originated from West Africa. Oil palm can be grown in the tropics of Asia, Africa, and Central and South America. Palm oil produces two types of oil: Crude Palm Oil (CPO) and Palm Kernel Oil (PKO). Indonesia’s CPO production reaches 49 million tonnes in 2020. This production produces around 35-40% of waste. Fresh Fruit Bunch (FFB) is extracted into Crude Palm Oil (CPO) and Palm Kernel Oil (PKO), which produce waste such as Palm Oil Mill Effluent (POME), Empty Fruit Bunch (EFB), Mesocarp Fiber (MF), Palm Kernel Shell (PKS) and Palm Kernel Meal (PKM). Palm oil production increases every year, which causes the waste from the industry to increase too. Palm oil waste still has chemical content that is good enough to be utilized. The study was conducted online at Google Scholar and PubMed by reviewing literature from domestic and international journals and research reports. The results showed that each waste contains different content, including carbohydrates, protein, fat, lignin, cellulose, mannose, and others. This waste has also been used in various fields. This waste has also been used for livestock, fuel, and raw materials.


2019 ◽  
Vol 65 (No. 3) ◽  
pp. 133-142
Author(s):  
You-How Go ◽  
Wee-Yeap Lau

This study examines the palm oil spot-futures relation in terms of mean and volatility spillovers from 2010 to 2018. Based on the cross-correlation function of standardised residuals and its squared residuals, our results show: first, crude palm oil (CPO) futures returns Granger cause refined palm oil, palm stearin and palm olein spot returns. Second, refined palm kernel oil spot returns Granger cause crude palm kernel oil futures returns in mean and variance. Third, CPO spot and refined palm olein futures returns are independent; and fourth, there is volatility spillover from CPO futures market to refined palm oil spot market within longer time. These findings suggest that refiners can use CPO futures returns instead of crude palm kernel oil futures returns for predicting the future spot return of refined palm oil products. To lock in purchasing price of unrefined palm oil products, the producers can rely on the spot volatility to decide the optimal number of crude palm kernel oil futures contracts.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document