DOKTRIN MISTISISME AL-GHAZALI (Sufisme Sebagai Etape Perjalanan Spiritual)
Pada periode Seljuk, dinasti Abasiyah, fakultas-fakultas pengetahuan berkembang sedemikian rupa. Filsafat, kalam, tafsir, yurisprudensi Islam dan mistisisme mengemuka; demikian pula hanya dengan friksi dan sentimen yang saling bertentangan. Pada periode ini, signifikansi dari doktrin Al-Ghazali atas empat diskursus fakultas Islam utama meliputi filsafat, teologi, yurisprudensi dan mistisisme didudukkan dan dikodifikasi sedemikian rupa. Filsafat, setlah serangan Al-Ghazali yang dianggap meruntuhkan dasar filosofis terbukti keliru. Sebab mistisisme filosofis dipostulatkan sejak periode Al-Ghazali dan mendorong penelaahan metafisika sampai pada puncaknya di tangan Ibn ‘Arabi kelak. Pada satu aspek lain Al-Ghazali mendamaikan friksi di kalangan yurisprudensi Islam yang cenderung tekstual-dognatis dengan kalangan yang pada masa itu dinafikan kesahihannya: mistisisme Islam (sufisme). Signifikansi Al-Ghazali dalam ranah-ranah ini berimplikasi luas sampai saat ini; dan mendorong sebagai apa yang tersirat dalam otobiografi spiritualnya sebagai: etape perjalanan spiritual.