scholarly journals Pengaruh Ekstrak Kayu Manis (Cinnamomum sp.) dan Pembekuan terhadap Fisiologi Ikan Mas (Cyprinus carpio)

2021 ◽  
Vol 24 (2) ◽  
pp. 255-268
Author(s):  
Ruddy Suwandi ◽  
Fafa Rizkon Karima ◽  
Agoes M Jacoeb ◽  
Roni Nugraha
Keyword(s):  

Distribusi ikan hidup pascapanen dapat dilakukan dengan perlakuan awal pemingsanan dengan bahan anestesi untuk mengurangi stres selama proses transportasi. Bahan anestesi yang digunakan dapat berupa bahan alami misalnya kayu manis. Penelitian ini bertujuan menentukan pengaruh pemberian larutan ekstrak kulit kayu manis dalam air terhadap waktu pingsan ikan mas, serta menentukan pengaruh lama pemberian pembekuan terhadap laju sintasan, kadar glukosa darah, kondisi mata, dan insang ikan. Konsentrasi terbaik ekstrak kayu manis adalah 1%, yang menyebabkan ikan pingsan setelah 1,58±0,04 menit. Nilai laju sintasan ikan dengan perlakukan pemingsanan setelah dibekukan mencapai 100% pada semua waktu pembekuan -13 oC. Kejutan 45 menit tanpa pemingsanan menghasilkan nilai 100%, sedangkan pada waktu 60 dan 75 menit menghasilkan nilai 88,89% dan 66,67%. Insang ikan mas yang diberi pembekuan semakin lama dapat menyebabkan terjadinya pendarahan dan kerusakan pada filamen insang. Waktu pembekuan yang semakin lama membuat nilai glukosa darah semakin meningkat.

Planta Medica ◽  
2010 ◽  
Vol 76 (12) ◽  
Author(s):  
B Chantong ◽  
S Buranasinsup ◽  
P Toniti ◽  
P Suttiyotin ◽  
W Sirimanapong ◽  
...  

2006 ◽  
Vol 19 (2) ◽  
pp. 214-226
Author(s):  
Al-Ali M. F. M ◽  
Japer A. A. and Al-Moktar M. A

1988 ◽  
Vol 117 (4_Suppl) ◽  
pp. S222-S223 ◽  
Author(s):  
A. GERHARD ◽  
P. GOHLKE ◽  
W. HANKE

2011 ◽  
Vol 16 (2) ◽  
Author(s):  
Riza Priyatna ◽  
Soedarmanto Indarjulianto ◽  
Kurniasih Kurniasih

Aeromonas salmonicida merupakan bakteri penyebab furunculosis pada ikan yang mengakibatkan kerugian ekonomi di dalam budidaya ikan air tawar. Penelitian bertujuan mengetahui gambaran darah ikan Mas (Cyprinus carpio) yang diinfeksi oleh A. salmonicida, juga dilakukan pemeriksaan histopatologi. Sebanyak empat isolat atipikal A. salmonicida telah diisolasi dari ikan di empat daerah di Indonesia yaitu Pontianak, Semarang, Yogyakarta, Jambi dan satu isolat atipikal A. salmonicida subjenis smithia dari ATCC sebagai kontrol. Sebanyak 45 ekor ikan mas berukuran 1215 cm dibagi menjadi lima kelompok. Kelompok 14 diinfeksi dengan A. salmonicida 0,1ml x 10 4 sel/ml secara intraperitoneal dari empat isolat berbeda. Kelompok ikan 5/kontrol tidak dilakukan infeksi bakteri. Isolat A. salmonicida yang berasal dari Pontianak menunjukkan jumlah leukosit total dan kadar hemoglobin meningkat jelas pada hari ke-7 sesudah infeksi, disertai peningkatan jumlah rata-rata heterofil, limfosit dan monosit pada hari ke-7 sesudah infeksi. Berdasarkan hasil pemeriksaan darah menunjukkan bahwa isolat A. salmonicida dari Pontianak merupakan isolat patogen yang menyebabkan reaksi akut jika dibandingkan dengan isolat dari daerah lain. Isolat A. salmonicida dari Yogyakarta menyebabkan perubahan patologi paling ringan. Isolat dari Jambi dan Pontianak menyebabkan lesi kulit hingga lapisan otot, epicarditis mulai hari ke-3 sesudah infeksi.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document