PERILAKU LENTUR BALOK BETON BERTULANG HIGH VOLUME FLY ASH SELF COMPACTING CONCRETE (HVFA-SCC) USIA 90 HARI.
<p><em>Fly ash </em>merupakan limbah pembakaran batu bara yang memiliki kandungan kimia berupa silika dan alumina mencapai 80%. Senyawa tersebut bereaksi dengan Ca(OH)<sub>2</sub> hasil proses hidrasi semen dan membentuk C<sub>3</sub>S<sub>2</sub>H<sub>3</sub> atau <em>tubermorite </em>yang dapat menambah kekuatan beton. Penggunaan <em>fly ash </em>dalam jumlah besar yaitu 50% subtitusi semen dan penambahan <em>superplastictizer </em>mampu menghasilkan struktur beton yang daktail dan dapan mengalir sendiri atau disebut <em>High Volume Fly Ash – Self Compacting Concrete </em>(HVFA-SCC). Pada pengaplikasiannya dapat digunakan juga untuk pembuatan balok beton bertulan. Penelitian ini mengkaji perilaku lentur balok dengan penambahan 50% <em>flay ash </em>pada balok beton bertulang dan dibandingkan dengan lentur balok beton normal. Metode yang digunakan adalah eksperimen dimana digunakan 3 balok beton bertulang HVFA-SCC dan 3 balok beton bertulang normal dengan dimensi panjan 2000 mm, lebar 150 mm, dan tinggi 300 mm. Sampel tersebut diseragamkan berdasarkan mutu yaitu 40 MPa. Pengujian beton segar HVFA-SCC dilakukan dengan 3 metode yaitu : <em>flow table test, L-box test, </em>dan <em>V-funnel test. </em>Sedangkan pada beton normal dilakukan pengujian <em>slump. P</em>engujian balok menggunakan alat <em>loading frame</em> yang akan dibebani dengan 2 buah titik pembebanan pada 1/3 untuk mencari kuat lentur balok tersebut. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pada balok beton bertulang HVFA-SCC memiliki lendutan yang lebih besar dari pada balok beton bertulang normal akan tetapi balok beton bertulang normal dapat menerima beban yang lebih besar dari pada balok beton bertulang HVFA-SCC.</p>