scholarly journals Rancangan Dokumen Disaster Recover Plan Pada IS/IT di Dinas XYZ

2018 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 147
Author(s):  
Zanuar Rifai ◽  
Andini Maydina ◽  
Arief Adhy Kurniawan

Abstrak-Tidak beroperasinya sistem informasi akibat kerusakan dan  bencana sangat mempengaruhi proses bisnis dari sebuah Instansi.Tidak terkecuali instansi pemerintah Dinas XYZ Kabupaten Banyumas. Sehingga, Tindakan untuk memulihkan kembali sistem informasi yang tidak dapat beroperasi akibat kerusakan, dan kegagalan akibat bencana sangat diperlukan. Di sisi lain instansi Dinas XYZ Kabupaten Banyumas belum memiliki sebuah dokumen penerencanaan pemulihan akibat bencana. Dokumen perencanaan pemulihan bencana adalah sebuah dokumen yang menjelaskan setiap prosedur yang harus dilakukan oleh sebuah institusi ketika menghadapi bencana sehingga  dapat menyelamatkan aset pada sektor yang dimiliki sistem informasi pada Dinas XYZ Kabupaten Banyumas. Pada penelitian ini kami mengusulkan perancangan dokumen pemulihan akibat bencana yang disesuaikan dengan karateristik Dinas XYZ Kabupaten Banyumas. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan perancangan dokumen pemulihan akibat bencana kami melakukan pengujian dokumen tersebut dengan standar NIST SP 800-34. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, tindakan pemulihan terhadap masalah yang terjadi bisa dilakukan dengan yang lebih cepat.Kata Kunci: Disaster Recovery Plan, NIST SP 800-34 Rev.1, Sistem Informasi. Abstract- The malfunction of the information system due to damage and disaster greatly affect the business process of an agency. No exception government agencies XYZ Banyumas District. Thus, Actions to restore information systems that can not operate due to damage, and catastrophic failure are necessary. On the other hand, the Banyumas District Office of XYZ does not have a disaster recovery planning document. Disaster recovery planning document is a document that explains every procedure that an institution must take when facing a disaster so as to save assets in the sector owned by the information system at Banyumas District XYZ Office. In this study we propose the design of disaster recovery documents that are tailored to the characteristics of Banyumas District XYZ Office. To determine the success rate of disaster recovery document design we have tested the document with NIST SP 800-34 standard. Based on the results of tests that have been done, the recovery action to the problems that occur can be done with a faster.Keywords: Disaster Recovery Plan, NIST SP 800-34 Rev.1, Information System

1994 ◽  
Vol 12 (1) ◽  
pp. 13-22 ◽  
Author(s):  
D.R. Smith ◽  
W.J. Cybrowski ◽  
F. Zawislan ◽  
D. Arnstein ◽  
A.D. Dayton ◽  
...  

2011 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 30 ◽  
Author(s):  
Albert J. Marcella, Jr. ◽  
James V. Rauff

The application of the techniques of artificial intelligence to the task of disaster recovery plan auditing is discussed. A prototype expert system for DRP auditing is described and evaluated. We conclude that automated DRP auditing is feasible.


Author(s):  
Didit Suhartono ◽  
Khairunnisak Nur Isnaini

Suatu organisasi memerlukan sumber daya yang memadai dan mendukung, seperti informasi yang harus dijaga serta dilindungi dari berbagai macam bencana maupun ancaman. Ancaman yang menyerang suatu sistem pun masih banyak terjadi khususnya pada sistem yang krusial. Risiko-risiko yang dapat terjadi adalah kerusakan fisik dari server maupun gangguan jaringan sehingga membutuhkan rancangan penanganan bencana menggunakan DRP. Perencanaan pemulihan risiko atau disebut sebagai Disaster Recovery Planning (DRP) merupakan mekanisme atau sebuah perencanaan yang dilakukan sebagai pemulihan dari bencana yang terjadi. Strategi Recovery Plan dibuat berdasarkan kerangka kerja NIST (National Institute of Standard and Technology) SP 800-34 terdiri dari Risk Assesment, Business Impact Analysis (BIA), Recovery Strategy, Testing, dan Plan Documentation. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukan dokumen Disaster Recovery Plan dapat membantu memulihkan sistem informasi apabila terjadi suatu bencana berdasarkan tingkat prioritas risiko dampak yang terjadi. Urutan tingkat prioritasnya antara lain Website Student dengan nilai 100% dan masing-masing 67% untuk E-Learning; Absensi Perkuliahan; dan Smart Dosen.


2018 ◽  
Author(s):  
Soetam Rizky Wicaksono

Masih banyak orang di bidang TI maupun manajemen (baik akademisi ataupun profesional, terutama di Indonesia) yang masih belum mengenal tentang disaster recovery planning atau seringkali disingkat sebagai DRP. Mendengar saja pun masih banyak yang mengernyitkan dahi, “apakah itu termasuk ilmu baru ?”, “siapa yang mencetuskan ?”,”apa efeknya bagi lembaga atau perusahaan ?” dan masih banyak pertanyaan lain yang menggelayut di benak para profesional maupun akademisi.DRP sendiri yang nantinya akan menjadi sebuah rangkaian dari business continuity planning atau BCP, sesungguhnya bukan hal baru di bidang TI maupun bidang manajemen. Tetapi meski bukan suatu hal yang baru, DRP sendiri seringkali menjadi “anak tiri” dalam sebuah implementasi sistem informasi di sebuah institusi.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document