scholarly journals KONDISI DAN STATUS KEBERLANJUTAN EKOSISTEM TERUMBU KARANG DI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN PULO PASI GUSUNG, SELAYAR

2018 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 153-166 ◽  
Author(s):  
Waode Siti Cahyani ◽  
Isdradjad Setyobudiandi ◽  
Ridwan Affandy

Terumbu karang merupakan salah satu ekosistem penting di wilayah pesisir. Terumbu karang memiliki nilai penting bagi masyarakat pesisir dan keberadaannya sangat rentan terhadap gangguan baik yang berasal dari alam maupun kegiatan antropogenik. Penetapan suatu perairan menjadi kawasan konservasi sangat penting untuk melindungi terumbu karang dari eksploitasi berlebihan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kondisi tutupan karang dan status keberlanjutan ekosistem terumbu karang di Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) Pulo Pasi Gusung, Selayar. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan rekomendasi bagi pemerintah daerah dalam penentuan kebijakan terkait pengelolaan yang lebih baik untuk meningkatkan pengawasan terhadap ekosistem terumbu karang di KKPD Pulo Pasi Gusung. Pengambilan data tutupan karang menggunakan metode line intercept transect (LIT) pada kedalaman 3 meter dan 10 meter. Status keberlanjutan terumbu karang dianalisis menggunakan metode Multi Dimensional Scaling (MDS) dengan tehnik Rap Insus COREMAG (Rapid Appraisal-Index Sustainability of Coral Reef Management) dengan membandingkan pengelolaan sebelum terbentuknya KKPD (Tahun 2010) dan setelah terbentuknya KKPD (Tahun 2015). Penilaian dilakukan terhadap 5 dimensi yaitu dimensi ekologi, ekonomi, sosial budaya, teknologi dan infrastruktur serta dimensi hukum dan kelembagaan. Hasil analisis dari 5 dimensi dalam penilaian status keberlanjutan terumbu karang di Pulau Pasi setelah terbentuknya KKPD rata-rata mengalami peningkatan indeks berkelanjutan dibandingkan sebelum terbentuknya KKPD.

2015 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
Author(s):  
Rifki Aldi Ramadhani ◽  
Ario Damar ◽  
Hawis Madduppa

<p><em>Coral reef ecosystem </em><em>management in Siantan Tengah District</em><em>, Anambas Island</em><em>s need to be improved </em><em> to obtain the optimal results</em><em>. Currently, the coral reef ecosystem management is conducted sectorally, therefore, it can cause a damage on coral reef ecosystem. The purposes of this study were to</em><em> analyze </em><em> sustainability status of</em><em> coral reefs managements in the District Central Siantan and to  formulate the sustainability of coral reef ecosystem management. </em><em> Multi</em><em> Dimensional Scaling (MDS) with Rap-Insus COREMAG approach was used to analyze the sustainability status of coral reef management. The results showed that the sustainability status of coral reef management in Siantan Tengah District was sustainable with multidimensional index </em><em>of </em><em>51.457</em><em>. </em><em>Dimensions</em><em> that need to be improved to achieve the </em><em>optimal </em><em>management of</em><em> coral reef ecosystems in a sustainable manner is</em><em> social</em><em> dimension to the value of sustainability by 42.324 and institutional dimensions of 49.85 </em><em>which is classed as </em><em>less sustainable</em>. <em>This results of this research are expected to be </em><em>able </em><em>to facilitate the stakeholders to arrange the sustainability of coral reef ecosystem management in the Siantan Tengah District.</em></p> <p><em> </em></p> <p><strong><em>Keywords</em></strong><em>: coral reef management, sustainability analysis, Siantan Tengah District, Anambas Island,</em><em> Multi Dimensional Scaling (MDS)</em></p>


2015 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
Author(s):  
Rifki Aldi Ramadhani ◽  
Ario Damar ◽  
Hawis Madduppa

Coral reef ecosystem management in Siantan Tengah District, Anambas Islands need to be improved to obtain the optimal results. Currently, the coral reef ecosystem management is conducted sectorally, therefore, it can cause a damage on coral reef ecosystem. The purposes of this study were to analyze sustainability status of coral reefs managements in the District Central Siantan and to  formulate the sustainability of coral reef ecosystem management. Multi Dimensional Scaling (MDS) with Rap-Insus COREMAG approach was used to analyze the sustainability status of coral reef management. The results showed that the sustainability status of coral reef management in Siantan Tengah District was sustainable with multidimensional index of 51.457. Dimensions that need to be improved to achieve the optimal management of coral reef ecosystems in a sustainable manner is social dimension to the value of sustainability by 42.324 and institutional dimensions of 49.85 which is classed as less sustainable. This results of this research are expected to be able to facilitate the stakeholders to arrange the sustainability of coral reef ecosystem management in the Siantan Tengah District. Keywords: coral reef management, sustainability analysis, Siantan Tengah District, Anambas Island, Multi Dimensional Scaling (MDS)


Author(s):  
Iskandar Iskandar ◽  
Satria Putra Utama ◽  
Muhammad Faiz Barchia

Tuntutan global saat ini yang senantiasa meneriakkan kelestarian atau produksi yang berkelanjutan sudah tidak dapat dihindari lagi, termasuk juga didalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit khususnya kemitraan pola inti-plasma, yang harus segera dicari solusi atau pendekatannya. Penelitian ini bertujuan untuk menilai indeks dan status keberlanjutan pengelolaan perkebunan kelapa sawit pola inti-plasma di PT. Bio Nusantara Teknologi yang berkelanjutan dari dimensi ekologi, ekonomi, sosial- budaya, teknologi-infrastruktur, dan hukum-kelembagaan, serta mengidentifikasi atribut yang sensitif terhadap keberlanjutan pengelolaan perkebunan kelapa sawit pola inti inti-plasma di PT. Bio Nusantara Teknologi. Analisis keberlanjutan dilakukan dengan metode pendekatan Multi Dimensional Scaling (MDS) dengan teknik kelapa sawit Rap-Insus (Rapid Appraisal Index Sustainability of palm oil management). Hasil penelitian menunjukkan bahwa status keberlanjutan pengelolaan perkebunan kelapa sawit pola inti-plasma di PT. Bio Nusantara Teknologi Kabupaten Bengkulu Tengah yang berdasarkan atas 5 dimensi dinyatakan  cukup berkelanjutan dengan indeks keberlanjutan multidimensi sebesar 53,18, dimana dimensi yang cukup berkelanjutan ada 3 dimensi yaitu ekologi, ekonomi, dan sosial-budaya, sedangkan 2 dimensi lainnya yaitu teknologi-infrastruktur dan hukum-kelembagaan berada pada status kurang berkelanjutan. Kata Kunci: Perkebunan Kelapa Sawit, Pengelolaan Inti-Plasma, Multidimensi,AnalisisKeberlanjutan


2018 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 9
Author(s):  
Marselo R. Manzanaris ◽  
Ari B. Rondonuwu ◽  
Silvester B. Pratasik

This study aims to provide information about coral reefs condition in Poopoh waters and as input For related stakeholders for future coral reef management and conservation. Data sampling employed SCUBA gear with Line Intercept Transect (LIT) at 3 M and 10 M depth. It used 30 M-transect line and each depth was laid 3 transects.Results showed that the highest number of hard coral colonies at 3 M depth was found in branching coral and the lowest in ACD, while at 10 M depth, the highest number of colonies was recorded in CMR and the lowest in ACB.  Based on percent cover, it was found that the depth of 3 M had moderate coral condition, while the depth of 10 M had poor condition. Both depths had low diversity index, high eveneness index, and low dominance index.Key words: coral reef condition,  percent cover, diversity, evenness, dominance.  ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang kondisi terumbu karang di perairan Desa Poopoh sebagai masukan bagi pihak-pihak terkait untuk pengelolaan dan pelestarian terumbu karang di masa mendatang.Pengambilan data terumbu karang menggunakan alat SCUBA dengan metode LIT (Line Intercept Transek) pada kedalaman 3 M dan 10 M. Penelitian in menggunakan 30 M panjang  transek, dan masing-masing kedalaman ditempatkan 3 transek.Jumlah koloni karang batu terbanyak di kedalaman 3 meter ditemukan pada jenis karang bercabang (CB), 4,33 koloni dan jumlah koloni terendah pada ACD, sedangkan pada kedalaman 10 M, koloni terbanyak ditemukan CMR dan terendah pada ACB.  Berdasarkan persentase tutupan, ditemukan bahwa kedalaman 3 meter memiliki kondisi terumbu karang sedang, sedangkan kedalaman 10 M memiliki kondisi terumbu karang buruk. Kedua kedalaman memiliki indeks keanekaragaman (H’) rendah, indeks kemerataan tinggi, dan indeks dominasi tergolong rendah.Kata kunci: kondisi terumbu karang, persen tutupan, keragaman, pemerataan, dominasi.


Ecosphere ◽  
2016 ◽  
Vol 7 (10) ◽  
Author(s):  
Eric K. Brown ◽  
Sheila A. McKenna ◽  
Sallie C. Beavers ◽  
Tim Clark ◽  
Michael Gawel ◽  
...  

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document