scholarly journals Analisis Keberlanjutan Pengelolaan Perkebunan Kelapa Sawit Pola Inti-Plasma Di PT. Bio Nusantara TeknologiKabupaten Bengkulu Tengah

Author(s):  
Iskandar Iskandar ◽  
Satria Putra Utama ◽  
Muhammad Faiz Barchia

Tuntutan global saat ini yang senantiasa meneriakkan kelestarian atau produksi yang berkelanjutan sudah tidak dapat dihindari lagi, termasuk juga didalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit khususnya kemitraan pola inti-plasma, yang harus segera dicari solusi atau pendekatannya. Penelitian ini bertujuan untuk menilai indeks dan status keberlanjutan pengelolaan perkebunan kelapa sawit pola inti-plasma di PT. Bio Nusantara Teknologi yang berkelanjutan dari dimensi ekologi, ekonomi, sosial- budaya, teknologi-infrastruktur, dan hukum-kelembagaan, serta mengidentifikasi atribut yang sensitif terhadap keberlanjutan pengelolaan perkebunan kelapa sawit pola inti inti-plasma di PT. Bio Nusantara Teknologi. Analisis keberlanjutan dilakukan dengan metode pendekatan Multi Dimensional Scaling (MDS) dengan teknik kelapa sawit Rap-Insus (Rapid Appraisal Index Sustainability of palm oil management). Hasil penelitian menunjukkan bahwa status keberlanjutan pengelolaan perkebunan kelapa sawit pola inti-plasma di PT. Bio Nusantara Teknologi Kabupaten Bengkulu Tengah yang berdasarkan atas 5 dimensi dinyatakan  cukup berkelanjutan dengan indeks keberlanjutan multidimensi sebesar 53,18, dimana dimensi yang cukup berkelanjutan ada 3 dimensi yaitu ekologi, ekonomi, dan sosial-budaya, sedangkan 2 dimensi lainnya yaitu teknologi-infrastruktur dan hukum-kelembagaan berada pada status kurang berkelanjutan. Kata Kunci: Perkebunan Kelapa Sawit, Pengelolaan Inti-Plasma, Multidimensi,AnalisisKeberlanjutan

2018 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 153-166 ◽  
Author(s):  
Waode Siti Cahyani ◽  
Isdradjad Setyobudiandi ◽  
Ridwan Affandy

Terumbu karang merupakan salah satu ekosistem penting di wilayah pesisir. Terumbu karang memiliki nilai penting bagi masyarakat pesisir dan keberadaannya sangat rentan terhadap gangguan baik yang berasal dari alam maupun kegiatan antropogenik. Penetapan suatu perairan menjadi kawasan konservasi sangat penting untuk melindungi terumbu karang dari eksploitasi berlebihan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kondisi tutupan karang dan status keberlanjutan ekosistem terumbu karang di Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) Pulo Pasi Gusung, Selayar. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan rekomendasi bagi pemerintah daerah dalam penentuan kebijakan terkait pengelolaan yang lebih baik untuk meningkatkan pengawasan terhadap ekosistem terumbu karang di KKPD Pulo Pasi Gusung. Pengambilan data tutupan karang menggunakan metode line intercept transect (LIT) pada kedalaman 3 meter dan 10 meter. Status keberlanjutan terumbu karang dianalisis menggunakan metode Multi Dimensional Scaling (MDS) dengan tehnik Rap Insus COREMAG (Rapid Appraisal-Index Sustainability of Coral Reef Management) dengan membandingkan pengelolaan sebelum terbentuknya KKPD (Tahun 2010) dan setelah terbentuknya KKPD (Tahun 2015). Penilaian dilakukan terhadap 5 dimensi yaitu dimensi ekologi, ekonomi, sosial budaya, teknologi dan infrastruktur serta dimensi hukum dan kelembagaan. Hasil analisis dari 5 dimensi dalam penilaian status keberlanjutan terumbu karang di Pulau Pasi setelah terbentuknya KKPD rata-rata mengalami peningkatan indeks berkelanjutan dibandingkan sebelum terbentuknya KKPD.


2018 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Siti Hajar Suryawati ◽  
Tajerin Tajerin

Maluku merupakan propinsi kepulauan dengan potensi sumberdaya perikanan tangkap yang besar. Potensi tersebut meliputi kelompok jenis ikan pelagis besar seperti tuna dan cakalang, pelagis kecil, demersal, udang, cumi-cumi dan ikan karang. Hal tersebut mendorong pemerintah menjadikan wilayah Maluku menjadi lumbung ikan nasional (M-LIN). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis status kesiapan Maluku sebagai lumbung ikan nasional. Metode analisis yang digunakan adalah Multi Dimensional Scaling (MDS) dala bentuk RAP-MLIN (Rapid Appraisal for Maluku as ‘Lumbung Ikan Nasional’) yang merupakan modifikasi dari software RAPFISH (Rapid Appraisal for Fisheries). Hasil analisisnya dinyatakan dalam bentuk indeks dan kesiapan program tersebut. Analisis leverage dan Monte-Carlo digunakan untuk mengetahui faktor pengungkit yang merupakan atribut-atribut yang sensitif terhadap indeks dan status kesiapan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada dimensi ekologi statusnya cukup siap (50,33%), dimensi ekonomi cukup siap (67,62%), dimensi sosial siap (92,37%), dimensi teknologi siap (99,90%), dimensi infrastruktur cukup siap (70,56%), dan dimensi kelembagaan dan kebijakan siap (86,26%). Dari 47 atribut yang dianalisis, terdapat 18 atribut yang merupakan faktor pengungkit terhadap indeks dan status kesiapan, sehingga perlu dilakukan upaya perbaikan atau intervensi terhadap atribut-atribut tersebut. Dengan melakukan intervensi terhadap 18 faktor tersebut diharapkan dapat meningkatkan status kesiapan Maluku sebagai Lumbung Ikan Nasional ke tingkat yang lebih siap.


2019 ◽  
Vol 9 (3) ◽  
pp. 239
Author(s):  
Rita Parmawati

Studies on sustaniable developemnt show that agropolitan area is one of the urban development concepts that distinctivelu offers a design for sustainable developlemt for planning. The concept of agropolitan area offers a way to fill in the gap of capital flow gap between cities and villages. However, detailed analysis of the variety of sustainability is necesary to examine dimensions of sustanibility. Taking the case of an Angropolitan project in the Sendang villange of Tulungangung East Java), this study aims to identify the level of the sustainability of Agropolitan management. In assessing the level of sustainability, this study employs the method of Multidimensional Scaling (MDS). The framework of sustainable livelihoods is divided into five components of capital : human, natural, physical, financial, and social. The sustainability analysis is carried out by using the Multi-Dimensional Scaling (MDS) approach with Rapid Appraisal Techniques for Fisheries (Rap-fish). Based on Rapfish result, we obtain an index value of capitals : human (54.63%), natural (58,34%), financial (31.55%), physical (22.13%), and social (56.41%). Human, natural, and social capital are categorized as quite sustainable. Financial and physycal aspects appear less sustainable than other aspects. In general, the status of sustainability in the management of the Sendang Agropolitan is quite sufficient.


2016 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 1 ◽  
Author(s):  
Siti Hajar Suryawati ◽  
Tajerin Tajerin

Maluku merupakan propinsi kepulauan dengan potensi sumberdaya perikanan tangkap yang besar. Potensi tersebut meliputi kelompok jenis ikan pelagis besar seperti tuna dan cakalang, pelagis kecil, demersal, udang, cumi-cumi dan ikan karang. Hal tersebut mendorong pemerintah menjadikan wilayah Maluku menjadi lumbung ikan nasional (M-LIN). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis status kesiapan Maluku sebagai lumbung ikan nasional. Metode analisis yang digunakan adalah Multi Dimensional Scaling (MDS) dala bentuk RAP-MLIN (Rapid Appraisal for Maluku as ‘Lumbung Ikan Nasional’) yang merupakan modifikasi dari software RAPFISH (Rapid Appraisal for Fisheries). Hasil analisisnya dinyatakan dalam bentuk indeks dan kesiapan program tersebut. Analisis leverage dan Monte-Carlo digunakan untuk mengetahui faktor pengungkit yang merupakan atribut-atribut yang sensitif terhadap indeks dan status kesiapan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada dimensi ekologi statusnya cukup siap (50,33%), dimensi ekonomi cukup siap (67,62%), dimensi sosial siap (92,37%), dimensi teknologi siap (99,90%), dimensi infrastruktur cukup siap (70,56%), dan dimensi kelembagaan dan kebijakan siap (86,26%). Dari 47 atribut yang dianalisis, terdapat 18 atribut yang merupakan faktor pengungkit terhadap indeks dan status kesiapan, sehingga perlu dilakukan upaya perbaikan atau intervensi terhadap atribut-atribut tersebut. Dengan melakukan intervensi terhadap 18 faktor tersebut diharapkan dapat meningkatkan status kesiapan Maluku sebagai Lumbung Ikan Nasional ke tingkat yang lebih siap.(Evaluation of Readiness for Maluku as “Lumbung Ikan Nasional”)Maluku is an archipilagic province with large potential for fisheries resources including pelagic groups such as tuna and skipjack tuna, small pelagic, demersal, shrimp, squid and reef fish. This situation encourages the government to establish Maluku as “Lumbung Ikan Nasional (M-LIN)”. This study aimed to analyze the status of readiness of Maluku as “Lumbung Ikan Nasional”. Analytical method was used Multi Dimensional Scaling (MDS) which is so called RAP-MLIN (Rapid Appraisal for Maluku as Lumbung Ikan Nasional) which is a modification of the software RAPFISH (Rapid Appraisal for Fisheries). Analysis results expressed in terms of index and status of program readiness. Leverage and Monte Carlo analysis was used to determine attributes that are sensitive to the index and readiness status. Results showed that the ecological dimension was quite ready status (50.33%), the economic dimension was quite ready (67.62%), the social dimension ready (92.37%), the dimensions of the technology is ready (99.90%), the dimensions of the infrastructure was quite ready (70.56%), and the institutional and policy dimensions were ready (86.26%). Of the 47 attributes to be analyzed, there were 18 attributes enter during to factor of the index and the readiness status of the project, so that improvement and precise intervention can be made. With those intervention the implementation of Maluku as ‘Lumbung Ikan Nasional’ can be ensured.


2016 ◽  
Vol 27 (2) ◽  
pp. 213
Author(s):  
M. Hidayanto ◽  
Supiandi S. ◽  
S. Yahya ◽  
L. I. Amien

Pulau Sebatik merupakan salah satu kawasan perbatasan negara antara Indonesia dan Malaysia. Di kawasan perbatasan Pulau Sebatik, tanaman kakao merupakan salah satu komoditas unggulan yang telah dibudidayakan sejak tahun 1980-an. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis status keberlanjutan perkebunan kakao rakyat di kawasan tersebut. Metode analisis yang digunakan adalah Multi Dimensional Scaling (MDS) yang disebut RAP-SEBATIK (Rapid Appraisal for Cocoa on Sebatik Island) yang hasilnya dinyatakan dalam bentuk indeks dan status keberlanjutan. Analisis Leverage dan Monte Carlo digunakan untuk mengetahui atribut-atribut yang sensitif  terhadap indeks, dan status keberlanjutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada dimensi ekologi statusnya kurang berkelanjutan (46,23%), dimensi ekonomi kurang berkelanjutan (48,58%), dimensi sosial budaya berkelanjutan (75,20%), dimensi infrastruktur dan teknologi kurang berkelanjutan (36.39%) dan dimensi hukum dan kelembagaan kurang berkelanjutan (40,49%). Dari 53 atribut yang dianalisis, terdapat 17 faktor atau atribut yang sensitif terhadap indeks dan status keberlanjutan, sehingga perlu dilakukan upaya perbaikan atau intervensi terhadap atribut-atribut tersebut untuk meningkatkan indeks dan status keberlanjutan.


2018 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
Author(s):  
Sowondo Dkk

This research was based on the damages of peatlands. Peatland was potential to be developed as plantation. The objective of the research was to examine sustainability index of peatlands management on agroecology palm oil plantations at Bengkalis-Riau. The point location was determinated with purposif sampling as palm oil activited and which were peatland physiography at marine and brackish peat. The data collected using desk study and field survey. The sustainable measurements were conducted on the dimensions of ecological, economic, socio-culture, infrastructure and technology, law and institutional. Multi Dimensional Scaling (MDS) it’s called Rap-Insus-Landmag (Rapid Appraisal–Indeks Sustainability of Land Management) was used evaluatedsustainability of peatland management on agroecology palm oil plantation. The results of this study indicated that marine peat and brakish peat sustainability for five dimension (ecology, economic, socio-culture, infrastructure and technology, law and institutional) on the existing condition i.e. ecological dimension less sustainable (49,14 % and 46,60 %), economic moderate sustainable (69,30 % and 64,7 %), socio-culture moderate sustainable (52,32 % and 54,47 %), infrastructure and technology moderate and less sustainable (51,15 % and 49,64), law and institutional moderate sustainable (50,33 %and 56,99 %). Therefore, sustainability peatlands of management on groecology oil palm plantations have category less-to-moderate at the Bengkalis-Riau.keywords : peatland, sustainable, palm oil plantation


2018 ◽  
Vol 27 (2) ◽  
pp. 297 ◽  
Author(s):  
NFN Sudiono ◽  
Surjono Hadi Sutjahyo ◽  
Nurheni Wijayanto ◽  
Purnama Hidayat ◽  
Rachman Kurniawan

<p>Produktivitas usahatani sayuran menghadapi kendala produksi akibat gangguan organisme pengganggu tanaman, hal tersebut dapat diselesaikan melalui praktek pertanian yang baik dan pengendalian hama terpadu. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan indikator pengelolaan usahatani tanaman sayuran berkelanjutan dan menganalisis nilai indeks keberlanjutan pengelolaan usahatani berbasis pengendalian hama terpadu. Penelitian dilaksanakan dari bulan Maret sampai Oktober 2015 di Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung. Metode penelitian menggunakan analisis multi dimensional scaling (MDS), leverage analysis, analisis Monte Carlo dengan teknik rapid appraisal for integrated pest management (Rap IPM) yang hasilnya dinyatakan dalam bentuk nilai indeks dan status keberlanjutan. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat 60 atribut yang di antaranya terdapat 20 faktor pengungkit atau atribut yang sensitif terhadap nilai indeks dan status keberlanjutan. Indeks keberlanjutan usahatani tanaman sayuran berbasis PHT di Kabupaten Tanggamus termasuk kriteria kurang berkelanjutan, dengan indeks gabungan sebesar 48,13. Indeks keberlanjutan yang paling tinggi adalah dimensi sosial dan ekonomi masing-masing sebesar 60,90 dan 51,39 termasuk kriteria cukup berkelanjutan, sedangkan dimensi ekologi, teknologi, dan kelembagaan masing-masing sebesar 48,54; 38,36; dan 40,61 termasuk kriteria kurang berkelanjutan.</p><p>The yield of vegetable is at risk due to the incidence of pests and pathogens. It was related to good agricultural practices and integrated pest management. The purposes of this research were to identify indicators of sustainable vegetables farm and to analyze index sustainability of vegetable farm based on integrated pest management. The research was conducted from March to October 2015 in Tanggamus District, Lampung Province. This research applied multi dimensional scaling (MDS), leverage analysis, and Monte Carlo analysis by rapid appraisal for integrated pest management (Rap IPM). Research showed that among 60 indicators analyzed there were 20 sensitive indicators that affected sustainability index and status. Sustainability index in Tanggamus District were dimension of social and economy obtained value 60.90 and 51.39, it was categorized as sufficiently sustainable, while sustainability index of ecology, technology, and institution dimensions were 48.54, 38.36, and 40.61 respectively, which were considered as less sustainable.</p>


2016 ◽  
Vol 10 (3) ◽  
pp. 257 ◽  
Author(s):  
Sostenis Sampeliling ◽  
Santun R.P. Sitorus ◽  
Siti Nurisyah ◽  
Bambang Pramudya

Revitalisasi sektor pertanian pada dasarnya adalah menempatkan kembali arti pentingnya pertanian secara proporsional dan kontekstual, baik di perdesaan maupun perkotaan. Melihat kondisi pertanian di daerah perkotaan, khususnya DKI Jakarta, dan hubungannya dengan berbagai masalah lingkungan, perlu dirancang dan dirumuskan kebijakan yang komprehensif untuk pengembangan pertanian perkotaan berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor-faktor kunci yang mempengaruhi keberlanjutan dan kebijakan pengembangan pertanian perkotaan. Metode analisis yang digunakan adalah MDS (multi-dimensional scaling) dan teknik Rap-Ur-Agri (Rapid Appraisal for Urban Agriculture). Analisis faktor kunci menggunakan leverage factor yang diikuti dengan penentuan indeks keberkelanjutan dan skenario kebijakan pengembangan pertanian dengan menggunakan metode analisis prospektif. Hasil analisis menunjukkan bahwa status keberlanjutan pengembangan pertanian perkotaan pada kondisi existing menunjukkan nilai indeks 48,70 persen atau kurang berkelanjutan. Faktor kunci keberlanjutan pertanian perkotaan mencakup empat aspek dan kebutuhan stakeholder mencakup empat aspek pengembangan sistem pertanian perkotaan. Kebijakan pengembangan pertanian perkotaan berkelanjutan di wilayah DKI Jakarta perlu dilakukan dengan pendekatan integratif dengan mempertimbangkan enam faktor kunci penentu keberlanjutan: (1) Luas pekarangan, (2) Pengembangan komoditas dan teknologi ramah lingkungan, (3) Penyuluhan dan kelembagaan pertanian, (4) Perluasan lahan/ruang usaha tani, (5) Kerjasama antar stakeholder, dan (6) Pemberian insentif pertanian. Opsi kebijakan adalah perluasan lahan/ruang usaha tani, pengembangan komoditas dan teknologi ramah lingkungan dan pengembangan kelembagaan pertanian.


2021 ◽  
Vol 16 (4) ◽  
pp. 771-781
Author(s):  
Fakhrizal Nashr ◽  
Eka Intan Kumala Putri ◽  
Arya Hadi Dharmawan ◽  
Akhmad Fauzi

The smallholder oil palm farmers (SHFs) manage almost half of the Indonesian oil palm area, often associated with unsustainable oil palm sources. There has been limited research conducted to assess SHFs status in Indonesia. This study analyzed sustainability of existing Multi-tier Supply Chain Management through Rapfish diagnostic application with Multi-Dimensional Scaling (MDS) in oil palm mills, suppliers, and SHFs. This study found triadic typologies of MSCs in the Kutai Kartanegara District and six sustainability dimensions including economic, social, ecology, political, and institution to improve the regional strategy for sustainable palm oil plantations in the East Kalimantan Province. The closed triadic relationship in Gunung Sari and Pulau Pinang Villages has better performances on four sustainability dimensions compare to other villages. The oil palm mills could connect directly with SHFs and reduce asymmetric information and rent-seeking behavior through the traceable land ID system and enabling the Public-Private Partnership program.


Author(s):  
Nasip Irianto ◽  
Enggar Apriyanto ◽  
Muhammad Faiz Barchia

Penelitian ini bertujuan untuk menilai indeks dan status keberlanjutan dan mengidentifikasi atribut-atribut yang sensitif dalam sistem pengelolaan hutan pinus di Taman Nasional Kerinci Seblat Resort Rejang Lebong. Indeks dan status keberlanjutan pengelolaan hutan pinus dinilai dari dimensi ekologi, ekonomi, sosial budaya, teknologi dan infrastruktur, dan hukum dan kelembagaan. Metode analisis data keberlanjutan yang digunakan dalam pengelolaan hutan pinus di Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) Resort Rejang Lebong adalah Multi Dimensional Scaling (MDS) yang kemudian diberi nama RAP-TNKS (Rapid Appraisal for Pinus on TNKS) yang hasilnya dinyatakan dalam bentuk nilai indeks dan status keberlanjutan. Identifikasi atribut-atribut yang sensitif terhadap indeks dan status keberlanjutan dari masing-masing dimensi melalui Analisis Leverage dan Monte Carlo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indeks multidimesi status keberlanjutan pengelolaan hutan pinus di Taman Nasional Kerinci Seblat Resort Rejang Lebong sebesar 56,14 (cukup berkelanjutan). Nilai indeks keberlanjutan dari dimensi ekologi (64,23), dimensi ekonomi (51,95), dimensi sosial budaya (54,72) dan dimensi hukum dan kelembagaan (74,97) masuk ke dalam kategori baik dengan status cukup berkelanjutan, sedangkan dimensi teknologi dan infrastruktur (34,81) berada pada kategori kurang dengan status kurang berkelanjutan.Kata Kunci: indeksdan status keberlanjutan, pinus, TNKS, MDS 


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document