ANABAENA AZOLLAE CULTURE WATER A SOURCE FOR BIOREMEDIATION

Author(s):  
Anup Kodape Sangeeta Sharma Anup Kodape Sangeeta Sharma ◽  
Keyword(s):  
2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 39
Author(s):  
Faricha Risma Nurani, Endang Dewi Masithah, A. Shofy Mubarak

Abstract Spirulina merupakan salah satu jenis alga yang sangat diminati oleh produsen pembenihan dan suplemen kesehatan. Hal yang dapat mendorong peningkatan produksi Spirulina adalah peningkatkan pertumbuhan, yaitu meningkatkan jumlah sel. Salah satu cara untuk meningkatkan pertumbuhan fitoplankton adalah mengontrol kandungan nutrien baik makro maupun mikro pada lingkungan budidaya. Azolla pinata memiliki berbagai unsur hara antara lain N, P, K, Ca, S, Mg, Mn, Fe, Zn, Co. Kandungan unsur kimia dalam Azolla pinata secara kualitatif dan kuantitatif dapat memenuhi kebutuhan unsur makro dan mikro pertumbuhan Spirulina platensis. Azolla pinata merupakan tanaman paku mini yang bersimbiosis dengan cyanobacteria pemfiksasi N2 yaitu Anabaena azollae. Simbiosis ini menyebabkan Azolla pinata sebagai sumber N. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi pupuk Azolla pinata terhadap pertumbuhan populasi Spirulina platensis dan untuk mengetahui konsentrasi optimal pupuk Azolla pinata yang dapat menghasilkan pertumbuhan tertinggi Spirulina platensis. Penelitian dilaksanakan di Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga Surabaya. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan. Bahan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah S. platensis yang dikultur pada botol kaca 500 ml dengan lima perlakuan dan empat kali ulangan. Bahan pupuk yang digunakan adalah 500 gram Azolla pinata dan 2 liter aquades. Konsentrasi pupuk Azolla pinata yang diberikan pada perlakuan adalah A (3,5 ml), B (5,5 ml), C (7,5 ml), D (9,5 ml), E (kontrol Walne 1 ml). Parameter utama yang diamati adalah populasi, sedangkan parameter pendukung yang diamati adalah suhu, pH, dan salinitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi pupuk Azolla pinata memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap pertumbuhan populasi Spirulina platensis. Penambahan pupuk Azolla pinata kedalam media kultur menggunakan konsentrasi 3,5 ml menghasilkan populasi Spirulina platensis tertinggi sebesar 1708,6 x 103 unit/ml.


1974 ◽  
Vol 53 (6) ◽  
pp. 820-824 ◽  
Author(s):  
Gerald A. Peters ◽  
Berger C. Mayne
Keyword(s):  

2014 ◽  
Vol 64 (Pt_6) ◽  
pp. 1830-1840 ◽  
Author(s):  
Ana L. Pereira ◽  
Vitor Vasconcelos

The symbiosis Azolla–Anabaena azollae, with a worldwide distribution in pantropical and temperate regions, is one of the most studied, because of its potential application as a biofertilizer, especially in rice fields, but also as an animal food and in phytoremediation. The cyanobiont is a filamentous, heterocystic cyanobacterium that inhabits the foliar cavities of the pteridophyte and the indusium on the megasporocarp (female reproductive structure). The classification and phylogeny of the cyanobiont is very controversial: from its morphology, it has been named Nostoc azollae, Anabaena azollae, Anabaena variabilis status azollae and recently Trichormus azollae, but, from its 16S rRNA gene sequence, it has been assigned to Nostoc and/or Anabaena , and from its phycocyanin gene sequence, it has been assigned as non-Nostoc and non-Anabaena. The literature also points to a possible co-evolution between the cyanobiont and the Azolla host, since dendrograms and phylogenetic trees of fatty acids, short tandemly repeated repetitive (STRR) analysis and restriction fragment length polymorphism (RFLP) analysis of nif genes and the 16S rRNA gene give a two-cluster association that matches the two-section ranking of the host (Azolla). Another controversy surrounds the possible existence of more than one genus or more than one species strain. The use of freshly isolated or cultured cyanobionts is an additional problem, since their morphology and protein profiles are different. This review gives an overview of how morphological, chemical and genetic analyses influence the classification and phylogeny of the cyanobiont and future research.


1981 ◽  
Vol 51 (1) ◽  
pp. 69-76 ◽  
Author(s):  
Magnus Neumuller ◽  
Birgitta Bergman

1978 ◽  
Vol 80 (3) ◽  
pp. 583-593 ◽  
Author(s):  
G. A. PETERS ◽  
R. E. TOIA ◽  
D. RAVEED ◽  
N. J. LEVINE

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document