Penentuan hydrologic soil group untuk perhitungan debit banjir Di Daerah Aliran Sungai Brantas Hulu
Bendungan direncanakan dibangun untuk dimanfaatkan dalam memenuhi kebutuhan di bidang sumber daya air. Disamping manfaat yang terkandung di dalamnya, akan terdapat bahaya besar bila ada ketidakmampuan struktur bendungan dalam menahan banjir yang masuk ke dalam waduk. Pemilihan metode yang tepat untuk memperkirakan besaran banjir rencana merupakan bagian dari keamanan bendungan. Permasalahan yang terjadi di Indonesia adalah pencatatan data pada pos duga air tidak tersedia. Salah satu metode perhitungan kehilangan air (losses) pada pemodelan banjir adalah NRCS-CN. Kelebihan metode ini dapat digunakan untuk wilayah yang tidak memiliki data hidrograf banjir maupun tinggi muka air waduk, tetapi tersedia data pencatatan hujan. Dalam penentuan nilai CN, Indonesia belum memiliki peta HSG (Hydrologic Soil Group) sehingga perlu dibuat peta tanah seperti HWSD. Penelitian dilakukan dengan penentuan CN menggunakan peta tanah (HWSD), tataguna lahan (BAPPEDA). Kehilangan air dilakukan dengan model HEC-HMS. Penelitian dilakukan di DAS Brantas Hulu dengan titik outlet Bendungan Sutami. Simulasi dilakukan dengan kalibrasi tinggi muka air. Kelompok HSG yang didapat dari peta HWSD pada DAS Brantas Hulu adalah D (lempung), B (tanah liat berlanau), dan A (pasir bertanah liat). Penentuan HSG dari peta tanah HWSD dengan metode kehilangan air NRCS-CN dan hidrograf satuan NRCS menghasilkan kalibrasi terbaik didapatkan dari RMSE dan beda tinggi pada AMC II dan λ=0,2 untuk bulan Maret 2007 (RMSE=0.55) serta AMC II dan λ=0,05 bulan Desember 2007 (RMSE=0.65).