scholarly journals ANALISIS PERBANDINGAN DAYA DUKUNG DAN PENURUNAN FONDASI BORED PILE MENGGUNAKAN METODE TEORITIS, METODE ELEMEN HINGGA DENGAN UJI TEST PDA (PILE DRIVING ANALYZER) (STUDI KASUS PEMBANGUNAN GEDUNG B RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH METRO)

2021 ◽  
Vol 2 (9) ◽  
pp. 1564-1584
Author(s):  
Friska Handayani ◽  
Fikri Alami ◽  
Iswan Iswan

Pada umumnya perencanaan suatu bangunan meliputi perencanaan bangunan atas (upper structure) dan perencanaan bangunan bawah (sub structure). Fondasi merupakan bagian bangunan bawah (sub structure) yang berhubungan langsung dengan tanah mempunyai peranan penting memikul seluruh beban bangunan lain di atasnya, maka dari itu perlu dilakukan perhitungan daya dukung serta penurunan yang akan terjadi di dalam perencanaan desain dan juga pengujian setelah pelaksanaan pekerjaan fondasi. Pada pembangunan gedung B RSU Muhammadiyah menggunakan tipe fondasi bored pile. Ditinjau dari penyelidikan jenis tanah, beban struktur, lingkungan sekitar proyek, dan pengujian lapangan dengan test PDA (Pile Driving Analyzer) dan CAPWAP maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghitung daya dukung dan penurunan fondasi bored pile dengan cara static (menggunakan prinsip-prinsip mekanika tanah) menggunakan metode teoritis, metode elemen hingga, dan cara (dinamic) menggunakan metode experimental dengan uji lapangan test PDA (Pile Driving Analyzer) dan CAPWAP serta dapat menginterpetasikan hasil data PDA (Pile Driving Analyzer) dan CAPWAP. Berdasarkan hasil dari penelitian dapat disimpulkan bahwa dalam perhitungan daya dukung hasil perbandingan selisih terkecil pengujian static menggunakan metode L. Decourt terhadap hasil pengujian dinamic hasil CAPWAP pada kedua titik uji dengan nilai 4,06% pada titik BH-01 dan -9,29% pada BH-02 dan hasil selisih terkecil pada metode elemen hingga dengan hasil CAPWAP ada pada titik BH-01 yaitu -9,8%. Hasil selisih perbandingan terkecil penurunan adalah menggunakan metode Paulus&Davis terhadap hasil CAPWAP pada BH-01 yaitu -13% dan BH-02 yaitu -23%. Hasil PDA Test pada tiang No.1 terjadi overstressed karena nilai CSX lebih tinggi dari tegangan ijin tekan, untuk EMX tiang No.2 melebihi efisiensi hammer yang disarankan, pada laporan hasil CAPWAP tidak terdapat keterangan dari CAPWAP match quality dan terdapat data yang belum lengkap diberikan dalam laporan, seperti persentase kerusakan fondasi (BTA) dan tinggi jatuh hammer test (STK).

2021 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 55-60
Author(s):  
Annisa Junaid

Fondasi harus dibangun di atas tanah keras agar bangunan tetap stabil dan kokoh. Memastikan kekuatan fondasi adalah upaya dini untuk mencegah sudden collapse pada bangunan di kemudian hari. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kuat dukung tanah pada ujung tiang fondasi dan mengamati sejauh apa kerusakan beton tiang bor pada bangunan yang baru masih dalam tahap pembangunan fondasi. Data penelitian diperoleh dari hasil pengujian PDA (Pile Driving Analyzer) dan PIT (Pile Integrity Test) pada fondasi bangunan jenis bored pile D80. Pada gedung yang berdekatan, yang dikerjakan dengan sistem yang sama dan menggunakan spun pile D50. Data kuat dukung ultimate hasil manometer alat uji hidraulik 175 ton untuk pile D50. Dari analisis uji PDA, diperoleh nilai kuat dukung ijin rata-rata tiang bor adalah 70,25 ton (51%). Analisis ulang terhadap kombinasi beban menghasilkan tambahan spun pile di 44 titik. Pada beton bored pile yang mengalami kerusakan, dilakukan perbaikan seperti penambahan cor pada lapisan luar (concrete-jacketing) untuk menutupi lapisan tulangan yang terekspos, dan penambahan tulangan terpisah di sisi dalam beton untuk antisipasi bila tulangan luar rusak akibat korosi.The foundation must be placed on hard rock so that the building remains stable and solid. Thus, ensuring the strength of the foundation is an early effort to prevent sudden collapse of the building in the future. This research was conducted to determine the bearing strength of the soil at the ends of the foundation piles and to observe the extent of the damage to the drill pile concrete in the new building which is still in the foundation construction stage. The research data were obtained from the results of PDA (Pile Driving Analyzer) and PIT (Pile Integrity Test) testing on the foundation of the bored pile type D80 building. The adjacent building is being worked on with the same system and using a D50 spun pile. With the ultimate bearing strength data, the results of the hydraulic tool manometer = 175 tons for D50 piles. PDA test analysis obtained the average allowable bearing strength of the drill pile is 70.25 tons (51%). The re-analysis of the load combination resulted in additional spun piles at 44 points. In the damaged bored pile concrete, namely by adding cast to the outer layer (concrete-jacketing) to cover the exposed reinforcement layer, and adding separate reinforcement on the inside of the concrete to anticipate if the outer reinforcement is damaged due to corrosion.Fondasi harus dibangun di atas tanah keras agar bangunan tetap stabil dan kokoh. Memastikan kekuatan fondasi adalah upaya dini untuk mencegah sudden collapse pada bangunan di kemudian hari. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kuat dukung tanah pada ujung tiang fondasi dan mengamati sejauh apa kerusakan beton tiang bor pada bangunan yang baru masih dalam tahap pembangunan fondasi. Data penelitian diperoleh dari hasil pengujian PDA (Pile Driving Analyzer) dan PIT (Pile Integrity Test) pada fondasi bangunan jenis bored pile D80. Pada gedung yang berdekatan, yang dikerjakan dengan sistem yang sama dan menggunakan spun pile D50. Data kuat dukung ultimate hasil manometer alat uji hidraulik 175 ton untuk pile D50. Dari analisis uji PDA, diperoleh nilai kuat dukung ijin rata-rata tiang bor adalah 70,25 ton (51%). Analisis ulang terhadap kombinasi beban menghasilkan tambahan spun pile di 44 titik. Pada beton bored pile yang mengalami kerusakan, dilakukan perbaikan seperti penambahan cor pada lapisan luar (concrete-jacketing) untuk menutupi lapisan tulangan yang terekspos, dan penambahan tulangan terpisah di sisi dalam beton untuk antisipasi bila tulangan luar rusak akibat korosi.


2021 ◽  
Vol 18 (2) ◽  
pp. 51-61
Author(s):  
Sulwan Permana ◽  
Anggi Gunawan
Keyword(s):  

Dalam merencanakan suatu pondasi tiang, pertama perencana menghitung daya dukung pada pondasi yang menopang beban diatasnya. Pada pengujian pondasi proyek kolam Ponds PT. United Tractors PDA test dipilih untuk mengetahui kondisi pondasi tersebut. Penelitian ini bertujuan menganalisis daya dukung dan penurunan pondasi dibandingkan dengan result PDA serta menganalisis penyebab kerusakan pada tiang yang diuji.  Metode penelitian yang digunakan adalah metode yang bersifat kualitatif lalu secara spesifik lebih diarahkan pada metode pendekatan studi kasus. Hasil dari penelitian ini yaitu perhitungan daya dukung pondasi tiang metode Schertmann & Nottingham Ø30 cm sebesar 39,62 ton, dan Ø40 cm sebesar 71,22 ton, sedangkan dengan metode Mayerhoff pondasi Ø30 cm sebesar 55,84 ton, dan Ø40 cm sebesar 92,49 ton. Hasil result PDA tiang bor titik 2 sebesar 89 ton, titik 10 sebesar 125 ton, titik 7 dan 8 tidak diketahui karena pondasi mengalami kerusakan, selisih daya dukung metode Schertmann & Nottingham dengan result PDA tiang bor titik 2 sebesar 19,97 %, dan tiang bor titik 10 sebesar 43 %, sedangkan metode Mayerhoff dengan result PDA titik 2 sebesar 19,97 %, dan tiang bor titik 10 sebesar -3,92 %, sehingga metode Mayerhoff disarankan untuk menganalisis pondasi tiang bored pile, hasil analisis penurunan pondasi tiang tunggal untuk pondasi Ø40 sebesar 0,055 m, sedangkan  pondasi Ø30 sebesar 0,056 m, hasil penurunan pondasi PDA test untuk pondasi Ø40 masih dalam batas toleransi jika dibandingkan dengan hasil analisa 0,018 m ≤ 0,055 m (titik 2), dan 0,003 m ≤ 0,055 m (titik 10) sedangkan untuk pondasi titik 7 dan 8 tidak dapat dibandingkan karena data yang dibutuhkan tidak tersedia. Beberapa penyebab kerusakan tiang bor titik 7 dan 8 yaitu proses pekerjaan konstruksi, pengaruh air tanah, dan berat hammer, kemudian perbaikan untuk tiang bor yang rusak dengan cara metode chemical anchoor supaya tiang tidak mengalami deformasi.


2019 ◽  
Vol 45 (4) ◽  
pp. 398-410 ◽  
Author(s):  
Ronald A. Kastelein ◽  
Léonie A. E. Huijser ◽  
Suzanne Cornelisse ◽  
Lean Helder-Hoek ◽  
Nancy Jennings ◽  
...  

2015 ◽  
Vol 41 (4) ◽  
pp. 455-468 ◽  
Author(s):  
Estênio G. Paiva ◽  
Chandra P. Salgado Kent ◽  
Marthe Monique Gagnon ◽  
Robert McCauley ◽  
Hugh Finn

2019 ◽  
Vol 18 (2) ◽  
pp. 219-227
Author(s):  
Febry Mandasari ◽  
Annisa Fauziyah
Keyword(s):  

Indonesia terletak pada pertemuan antara lempeng tektonik yang akibat pertemuan tersebut membentuk gugusan kepulauan di Indonesia. Konsep bangunan tahan gempa wajib dipahami dan dapat dilakukan inovasi berupa bangunan tahan gempa agar dapat meminimalisir terjadinya kerusakan struktur dan adanya korban jiwa akibat gempa bumi yang terjadi. Bangunan tahan gempa yang dimaksud adalah sebuah bangunan yang tidak mengalami kegagalan atau tidak mengalami kerntuhan pada saat gempa besar terjadi dapat memberikan waktu untuk melakukan evakuasi lebih lama. Fondasi didefinisikan sebagai bagian dari struktur bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah dan berfungsi untuk menyalurkan beban yang diterima dari struktur atas ke lapisan tanah. Penelitian ini dilakukan pada lokasi perancangan pembangunan struktur gedung beton bertulang 23 lantai yang akan dibangun di Jl. Raya Alternatif Cibubur (Trans Yogie), Cibubur Depok (16945). Perencanaan fondasi ini menggunakan metode Meyerhoff dengan memakai data NSPT pada boring hole 2. Diameter tiang fondasi yang digunakan adalah 80 cm dengan kedalaman 20 m. Daya dukung ultimit tiang yang didapatkan adalah 906,708 ton dengan faktor keamanan 2,5 sehingga didapat daya dukung ijin tiang sebesar 362,431 ton. Penurunan fondasi tiang terjadi sebesar 0,0323 m atau setara dengan 32 mm dimana penurunan ini termasuk ke dalam batas aman penurunan yakni kurang dari 65 mm.


2007 ◽  
Vol 35 (4) ◽  
pp. 853-867
Author(s):  
Mohamed Hamed Hussein ◽  
Mostafa Abdou Abd El-Naiem ◽  
Ahmed Rushdy Towfeek
Keyword(s):  

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document