The Values of the Pediatric Logistic Organ Dysfunction (PELOD) Score and the Pediatric Index of Mortality (PIM) 2 Score in Emergency Department and Intensive Care Unit

2010 ◽  
Vol 25 (3) ◽  
pp. 144 ◽  
Author(s):  
Si Kyoung Jeong ◽  
Woon Jeong Lee ◽  
Yun Joo Moon ◽  
Seon Hee Woo ◽  
Yeon Young Kyong ◽  
...  
2012 ◽  
Vol 52 (2) ◽  
pp. 72 ◽  
Author(s):  
Lola Purnama Dewi ◽  
Eka Nurfitri

Background The pediatric logistic organ dysfunction (PELOD)score is widely used as a predictive tool of patient outcomesin pediatrics intensive care unit (PICU) settings, includingfor dengue shock syndrome (DSS) patients. We evaluated thepredictive value of PELOD scores in DSS patients taken withinthe first hours after PICU admission.Objective To evaluate the usefulness of PELOD scores takenin day 1 of PICU admission for predicting outcomes in DSSpatients.Methods We included 81 DSS subjects admitted to the PICUbetween April 2006 - October 2009 by consecutive sampling.There were 12 children under 12 months of age, 48 children 1- 5years of age, and 21 children above 5 years of age enrolled in thestudy. PELOD calculations were performed as set out by originalarticles, using the published formula.Results0fthe81PICUpatients,15 (18.5%) died. The estimated,predicted mortality using PELOD scores were 43% for infantsunder 12 months, 12% for children 1 - 5 years, and 10% forchildren above 5 years. The actual mortality rates were 58.3%(7 subjects) for infants under 12 months, 10.4% (5 subjects) forchildren 1-5 years, and 14.3% (3 subjects) for children above 5years. In patients who died, PELOD indicated the most commonorgan problems to be hepatic disorders (SGOT/SGPT > 950 IU!L)and haematologic disorders (prothrombin time, INR > 1.65) in 8(53.3%) subjects and 9 (60%) subjects, respectively.Conclusion PELOD scores from subjects taken on day 1 of PICUadmission can be used to predict mortality outcome. [Paediatrlndones. 2012;5 2: 72-7].


2016 ◽  
Vol 50 (6) ◽  
pp. 347 ◽  
Author(s):  
Lulu Honna ◽  
Silvia Triratna ◽  
Triwani Triwani ◽  
Theodorus Theodorus

Background Pediatric intensive care unit is the place for caring the children \\lith higher risk of mortality, usually with multiple organ dysfunction syndrome (MODS) that can increase difficulty in detennining prognostic. Th erefore, an objective severity of illness and organ dysfunction score is needed. Pediatric logistic organ dysfunction (PELOD) score can be considered as a representative for probability of death and predicting the prognostic.Objective To determine the prognostic of patients in PICU Mohammad Hoesin hospital (RSMH), Palembang, using PELOD score.Methods An observational study was conducted from April-September 2009 among PICU patients. PELOD score was assessed in the first 24 hour. S tatistical analysis was performed using Z-Mann Whitney test, Hosmer-Lemeshow goodness-of-fit, ROC curve and survival analysis Kaplan Meier (KM).Results There were 45 (55%) boys and 36 (44%) girls with mean age 51 (SD 6 ,4 7) months. Children with MODS were 75%. Death was 37 (45%) and survival was 44 (54%) with mean length of stay was 181,92 (SE 30,23) hours. PELOD score was from 0 to 51. The best PELOD score related to death in coordinate point was 20,5 with ROC 0,862. Length of stay in grup \\lith PELOD score < 20.5 was 371.22 (SE 82.13) hours and > 20.5 was 93 (SE 17.48) hours (log rank P=0.000). S urvival function KM showed that the higher PELOD score, the shorter length of stay in PICU.Henceforth, the higher probability prediction of mortality.Conclusion PELOD score can be used as a prognostic predictor of mortality among PICU patients in Mohammad Hoesin Hospital (RSMH), Palemhang.


Sari Pediatri ◽  
2019 ◽  
Vol 21 (1) ◽  
pp. 37
Author(s):  
Rismala Dewi ◽  
Fatimatuzzuhroh Fatimatuzzuhroh

Latar belakang. Skor PELOD-2 digunakan untuk mengetahui disfungsi organ pada anak dengan sakit kritis. Hasil skor PELOD-2 tidak selalu berbanding lurus dengan luaran perawatan anak sakit kritis sehingga tidak selalu dapat digunakan sebagai prediktor luaran dan mortalitas anak yang dirawat di PICU.Tujuan. Mengetahui profil dan luaran pasien sakit kritis yang dirawat berdasar skor PELOD-2.Metode. Penelitian dilakukan secara retrospektif dengan mengambil data rekam medis pasien rawat di ruang intensif anak RSUPN Cipto Mangukusumo, sejak Januari sampai Desember 2018. Pengambilan subjek secara total sampling, penilaian dilakukan pada 24 jam pertama perawatan. Hasil. Diperoleh 477 subjek yang memenuhi kriteria. Subjek sebagian besar berjenis kelamin laki-laki (56,4%), berusia <1 tahun (27,9%), dengan bedah sebagai diagnosis awal terbanyak (65%). Sebagian besar pasien memiliki penyakit kronik (70,4%). Angka mortalitas penelitian ini adalah 10,7%. Mayoritas subjek memiliki lama rawat <7 hari (75,5%). Subjek dengan lama rawat >14 hari memiliki median skor PELOD-2 tiga kali lipat dari subjek dengan lama rawat <7 hari. Titik potong luaran mortalitas skor PELOD-2 pada penelitian ini adalah >5, memiliki spesifisitas 84,5% dan sensitifitas 84,3% dengan nilai AUC skor PELOD-2 dari kurva ROC sebesar 93,4% (IK 95% 90,6–96,2).Kesimpulan. Skor PELOD-2 dapat digunakan untuk memprediksi disfungsi organ yang mengancam kehidupan pada anak tanpa imunosupresi dan semakin tinggi skor PELOD-2 akan diikuti dengan peningkatan lama rawat dan mortalitas.


Sari Pediatri ◽  
2016 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
pp. 32
Author(s):  
Rosary Rosary ◽  
Imral Chair ◽  
Pustika Amalia ◽  
Agus Firmansyah ◽  
Irawan Mangunatmadja ◽  
...  

Latar belakang. Hiperglikemia pada sakit kritis berhubungan dengan luaran yang lebih buruk, seperti lama penggunaan ventilasi mekanik, dan obat vasoaktif lebih panjang, serta derajat disfungsi organ yang lebih berat.Tujuan. Mengetahui hubungan karakteristik subjek dengan hiperglikemia serta mengetahui perbedaan proporsi subjek yang mengalami hiperglikemia antara kelompok subjek yang memakai ventilasi mekanik, mendapat obat vasoaktif, serta dengan disfungsi organ berat, dibandingkan dengan kelompok subjek yang tidak.Metode. Studi analitik potong lintang dilakukan pada anak sakit kritis di Pediatric Intensive Care Unit (PICU) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) usia 1 bulan-18 tahun, dilakukan antara Maret-Juni 2011.Hasil. Didapatkan 87 subjek penelitian, 60 di antaranya laki-laki. Hiperglikemia ditemukan pada 25/87 (28,7%) subjek dengan median kadar glukosa darah 121 (37-443) mg/dL Hiperglikemia ditemukan lebih banyak pada laki-laki, usia >1-5 tahun, gizi kurang, dan pasca-bedah, tetapi tidak ditemukan hubungan yang bermakna. Subjek yang menggunakan ventilasi mekanik dan vasoaktif memiliki proporsi lebih besar mengalami hiperglikemia dibandingkan dengan subjek yang tidak, tetapi perbedaan ini juga tidak bermakna. Enam dari 10 subjek yang memiliki skor Pediatric Logistic Organ Dysfunction (PELOD) tinggi mengalami hiperglikemia. Proporsi ini lebih besar dibandingkan subjek dengan skor PELOD rendah, yaitu 19/77 subjek (p=0,03).Kesimpulan. Proporsi subjek yang mengalami hiperglikemia lebih besar pada anak dengan disfungsi organ berat daripada disfungsi organ ringan. Karakteristik subjek tidak berhubungan dengan hiperglikemia pada sakit kritis. Tidak terbukti adanya perbedaan proporsi subjek yang mengalami hiperglikemia pada anak sakit kritis yang menggunakan ventilasi mekanik dan obat vasoaktif dibandingkan dengan kelompok subjek yang tidak.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document