scholarly journals Penggunaan User Persona untuk Evaluasi Pengalaman Pengguna LMS dan Mengidentifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak

2021 ◽  
Vol 2 (9) ◽  
pp. 1629-1642
Author(s):  
Arif Rahman Hidayatullah ◽  
Wahyu Andhyka Kusuma

Learning Management System (LMS) merupakan salah satu media penunjang dari pembelajaran jarak jauh yang digunakan di masa pandemi. Dalam meningkatkan pengalaman pengguna LMS dan mengembangkan perangkat lunak, akan dilakukan identifikasi kebutuhan sistem menggunakan metode User Persona. Persona merupakan teknik Human Computer Interaction (HCI) yang akan memudahkan peneliti memahami lebih dalam tentang bagaimana karakteristik dan variabel prilaku pengguna. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan informasi terkait karakteristik, kebutuhan pengguna pada perangkat lunak, sehingga menghasilkan data dari calon pengguna yang didasarkan dari hipotesa subjek terkait, yang kemudian akan dianalisa dan dijadikan sebagai acuan dalam melakukan proses pengembangan proyek perangkat lunak. Hasil dari penelitian ini adalah sistem rekomendasi yang terintegrasi dengan fitur penilaian. Fitur baru ini memungkinkan untuk memberikan informasi tentang kemampuan mahasiswa berdasarkan penilaian yang sudah didapatkan. Informasi tersebut berupa saran bidang minat yang sesuai dengan masing-masing kemampuan mahasiswa, berdasarkan penilaian terhadap mata kuliah yang relevan dengan masing-masing bidang minat yang selanjutnya diimplementasikan menggunakan use case diagram.

2020 ◽  
Vol 17 (6) ◽  
pp. 2836-2842
Author(s):  
Faiza Rini ◽  
R. Mulyadi ◽  
Junaidi Surya ◽  
Ahmad Louis

This study aims to find out the results of expert validation on Mobile Learning Management System (M-LMS) in the subjects of Human and Computer Interaction at university. Mobile Learning Management System (M-LMS) is developed in order to create more dynamic communication between lecturers and students. Learning management system is a model and system that runs an administration which serves as an e-learning platform, which delivers and manages content, identifies, assesses, tracks progress, collects and presents data to monitor the learning process as a whole. The development procedure of this research uses Borg and Gall which is simplified into five stages as follow: (1) Conducting product analysis that will be developed, (2) Developing the initial product/ prototype, (3) Expert validation and revision, (4) Small scale field trial and product revision, (5) Large-scale field trials and final products. The stage of expert validation on Borg and Gall method is done at the third stage, namely the stage of expert validation and revision. This study produces a valid mobile learning management system (M-LMS) software for the course of Human and Computer Interaction.


Author(s):  
Apostolos Koutropoulos

Educational technology goes hand-in-hand with pedagogy when it comes to teaching and learning. At the center of our collection of educational tools, especially those in online-only courses, is the Learning Management System (LMS). Compared to other newer technologies, such as blogs and wikis, the selection and implementation of an LMS requires more in-depth evaluation due to the higher re-implementation costs associated with making an initial poor choice. LMS choice goes beyond a simple comparison of the various tools available in the various LMS candidates. This case study examines the process by which the UMassOnline consortium chose an LMS to replace their end-of-life LMS. In this case we describe the Learning Platform Review process that drove our decision-making, the rationale behind this process, and the outcomes. This LPR process is based on agile methodology, and it was the first use case of the LPR for the UMassOnline consortium; we therefore also include a post-modem analysis, what we learned, and what we would have done differently.


2020 ◽  
Vol 12 (1) ◽  
pp. 29-35
Author(s):  
Novita Mariana ◽  
Agus Prasetyo Utomo ◽  
Rara Sri Artati Rejeki

Penelitian ini hanya sampai pada hasil rancangan instrument (kuesioner) untuk mengukur kesiapan (readiness) mahasiswa baru untuk implementasi e-learning Universitas Stikubank Semarang. Dasar dari perancanngan kuesioner adalah adanya  hal-hal penting dalam untuk mendapatkan informasi penting tentang kesiapan mahasiswa baru untuk implementasi e-learning Universitas. Untuk menghasilkan instrumen pengukur kesiapan e-learning yang sesuai harus dipahami terlebih dahulu konsep e-learning, kesiapan e-learning, dan penilaian kesiapan e-learning (e-learning readiness assessment). Konsep elearning yang diterapkan saat ini di Universitas Sikubank yaitu proses penyampaian materi kuliah yang meliputi penempatan materi dan interaksi antara dosen dan mahasiswa melalui Internet, yang difasilitasi oleh suatu learning management system (LMS) yang berbasis Web. Berangkat dari konsep e-learning yang diterapkan, maka dibuat studi eksploratori untuk mengetahui faktor-faktor yang menentukan kesiapan e-learning mahasiswa. Agar peneliti bisa mendapatkan pemahaman lebih jauh mengenai suatu masalah dan faktor-factor utama penentunya, dapat dilakukan penelitian yang bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif bersifat eksploratori, tidak terstruktur, dan berdasar pada sampel yang kecil. Penelitian ini dapat dilakukan dengan mendayagunakan teknik seperti focus group (wawancara berkelompok), word association (bertanya pada responden untuk mengindikasikan respon pertama mereka pada kata-kata stimulus yang disampaikan), dan depth interview (wawancara satu-satu untuk mengetahui pikiran responden secara detil). Hasil dari suatu studi yang bersifat eksploratori sebaiknya diikuti oleh penelitian eksploratori lain atau oleh penelitian yang bersifat konklusif. Dalam studi eksploratori yang dilakukan dalam penelitian ini, teknik yang digunakan adalah Wawancara (interview).Tujuan utamanya adalah mendapatkan pengertian mendalam akan hal yang menjadi minat peneliti dengan mendengarkan sekelompok orang yang relevan dengan minat tersebut. Langkah untuk menjalankan wawancara adalah menentukan sasaran atau pertanyaan yang harus dijawab. Dalam hal ini, sasaran wawancara adalah harus dapat mengidentifikasi pandangan mahasiswa mengenai e-learning, kondisi kesiapan e-learning, dan beberapa instrument pengukur kesiapannya. Dari hasil tersebut terlihat bahwa Pada mahasiswa, faktor yang dianggap mempengaruhi kesiapan mahasiswa adalah kemampuan komputer mahasiswa, fasilitas yang disediakan universitas, dan kekuatan motivasi mahasiswa menggunakan Learning Managemen System.  


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document