indicator 13
Recently Published Documents


TOTAL DOCUMENTS

2
(FIVE YEARS 0)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 0)

2017 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 64-77
Author(s):  
Kiman Siregar ◽  
Rizal Alamsyah ◽  
Ichwana Ichwana ◽  
Sholihati Sholihati ◽  
Saminuddin B. Tou

Abstrak. Mesin gasifikasi bertujuan untuk menghasilkan gas mampu bakar (CO, H2, CH4).  Gas mampu bakar yang dihasilkan dapat digunakan untuk menggantikan fossil fuel untuk menjalankan gas engine. Namun gas mampu bakar yang dihasilkan tersebut mengandung tar (kotoran) yang masih tinggi, sehingga terjadi pengotoran filter engine dan mengakibatkan mesin tidak dapat dioperasikan dalam waktu yang cukup lama. Penelitian ini bertujuan untuk mendisain Mesin Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) pada daerah terisolasi dari jaringan listrik PT.PLN (Persero) di Indonesia melalui aplikasi tar wet scrubber dan gas filter. Mesin gasifier yang dirancang berupa tipe downdraft dengan kapasitas terpasang 25 kW. Tambahan komponen rangkaian PLTBm yang dirancang adalah  tar wet scrubber, gas filter dan gas engine. Secara keseluruhan mesin PLTBm yang dirancang terdiri dari : (1)Tangki pengisian biomassa, (2)Tangki biomassa, (3)Reaktor tipe downdraft, (4)Cyclon, (5)Tar wet schrubber, (6)Water tank, (7)Gas filter, (8)Blower, (9)Gas engine kapasitas 25 kW, (10)Air inlet nozzle, (11)Connection pipe, (12)Termometer indicator, (13)Exhaust gas, (14)Pressure indicator. Pengurangan nilai tar selain menggunakan karbon aktif, juga menggunakan sistem perangkap kotoran gas (wet scrubber). Gasifier yang digunakan pada penelitian ini memiliki diameter reaktor 900 mm dan tinggi 1000 mm. Cyclon memiliki diameter 580 mm dengan tinggi 1766 mm. Gas filter memiliki panjang 700 mm, tinggi 700 mm dan lebar 700 mm. Tar wet scrubber terdiri dari 5 tabung (diameter tabung 300 mm) yang terangkai satu dengan yang lainnya dengan tujuan untuk menangkap tar yang masih terkandung dalam gas mampu bakar yang dihasilkan dari reaktor gasifikasi dengan dimensi total yaitu lebar 1750 mm dan tinggi 1300 mm.


2013 ◽  
Vol 37 (3) ◽  
pp. 161-167 ◽  
Author(s):  
Amy S. Gaumer Erickson ◽  
Patricia M. Noonan ◽  
Jennifer A. Brussow ◽  
Barb J. Gilpin

Since the revision of Individuals With Disabilities Education Act (IDEA) in 2004, experts and service providers have been operating on the untested assumption that State Performance Plan Indicator 13 (transition Individualized Education Program [IEP] compliance) is a precursor to Indicator 14 (student outcomes of engagement in postsecondary education, training, and employment). This study analyzed the relationship between Indicator 13 and Indicator 14 through bivariate linear regression. The sample included student-level secondary transition data from 352 local education agencies (LEAs) in Missouri. A total of 2,123 IEP files were reviewed using a validated checklist for compliance to the IDEA transition requirements, known as Indicator 13. Indicator 14 was measured via survey responses from 4,994 high school graduates with IEPs. Results revealed statistically significant linear relationships between LEAs’ Indicator 13 compliance data and the percentage of graduates with IEPs who completed a semester of college or a career training program. Findings suggest that alternate approaches and indicators may be needed to improve postsecondary outcomes for students with and without IEPs.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document