general public license
Recently Published Documents


TOTAL DOCUMENTS

98
(FIVE YEARS 44)

H-INDEX

7
(FIVE YEARS 3)

2022 ◽  
Author(s):  
Owen Gerry Athallah

Sistem Operasi Linux diciptakan pada bulan September 1991 oleh seorang mahasiswa dari Helsinki Finlandia bernama Linus Benedict Torvalds, Pada awalnya linux hanyalah proyek hobi yang dikerjakan linus, Dia mengingkan sebuah sistem operasi yang sehandal UNIX namun dengan biaya yang murah, setelah mengumpulkan informasi dan riset yang cukup panjang Linux versi 0.01 akhirnya diluncurkan pada September 1991 kemudian pada bulan Oktober 1991 diluncurkan linux versi terbaru yaitu linux 0.02 yang sudah bisa menjalankan BASH dan GCC. Sejak itu banyak ahli yang ikut andil mengembangkan linux hingga saat ini. Linux sendiri adalah sistem operasi open source yang artinya siapa saja bisa melihat kode asli dari linux tanpa membayar atau membeli lisensi dari linux, tidak hanya melihat semua orang juga dapat mengubah, menambah, dan mengembangkan linux dengan gratis.Linux juga dapat beroperasi di komputer dengan spesifikasi yang rendah, linux hanya membutuhkan 8 mb RAM dan prosesor intel 386 DX dan 85 mb harddisk untuk beroperasi, bahkan dalam kebutuhan khusus linux dapat berjalan tanpa harddisk dan hanya menggunakan disket.Semua software di Linux juga gratis karena dibawah lisensi dari GNU General Public License dan tidak hanya gratis anda juga bisa memodifikasi dan mengembangkan software tersebut.Tidak hanya menjadi sistem operasi biasa, linux juga bisa menjadi server pada sebuah jaringan karena karakter sistem operasi linux yang ringan, aman, tidak mengalami defregmentasi dan jarang update sehingga tidak mengganggu kinerja dari server tersebut.Pengertian Server secara singkat adalah sebuah perangkat dalam sebuah jaringan komputer dan internet. Server bertugas menyimpan data-data dan informasi yang nantinya akan digunakan ketika user


2022 ◽  
Author(s):  
Owen Gerry Athallah

Sistem Operasi Linux diciptakan pada bulan September 1991 oleh seorang mahasiswa dari Helsinki Finlandia bernama Linus Benedict Torvalds, Pada awalnya linux hanyalah proyek hobi yang dikerjakan linus, Dia mengingkan sebuah sistem operasi yang sehandal UNIX namun dengan biaya yang murah, setelah mengumpulkan informasi dan riset yang cukup panjang Linux versi 0.01 akhirnya diluncurkan pada September 1991 kemudian pada bulan Oktober 1991 diluncurkan linux versi terbaru yaitu linux 0.02 yang sudah bisa menjalankan BASH dan GCC. Sejak itu banyak ahli yang ikut andil mengembangkan linux hingga saat ini. Linux sendiri adalah sistem operasi open source yang artinya siapa saja bisa melihat kode asli dari linux tanpa membayar atau membeli lisensi dari linux, tidak hanya melihat semua orang juga dapat mengubah, menambah, dan mengembangkan linux dengan gratis.Linux juga dapat beroperasi di komputer dengan spesifikasi yang rendah, linux hanya membutuhkan 8 mb RAM dan prosesor intel 386 DX dan 85 mb harddisk untuk beroperasi, bahkan dalam kebutuhan khusus linux dapat berjalan tanpa harddisk dan hanya menggunakan disket.Semua software di Linux juga gratis karena dibawah lisensi dari GNU General Public License dan tidak hanya gratis anda juga bisa memodifikasi dan mengembangkan software tersebut.Tidak hanya menjadi sistem operasi biasa, linux juga bisa menjadi server pada sebuah jaringan karena karakter sistem operasi linux yang ringan, aman, tidak mengalami defregmentasi dan jarang update sehingga tidak mengganggu kinerja dari server tersebut.Pengertian Server secara singkat adalah sebuah perangkat dalam sebuah jaringan komputer dan internet. Server bertugas menyimpan data-data dan informasi yang nantinya akan digunakan ketika user


2021 ◽  
Vol 12 (1) ◽  
pp. 21-33
Author(s):  
McCoy Smith

One of the features included in version 3 of the GNU General Public License (GPLv3) was a requirement, in certain circumstances, to provide ‘Installation Information.’ This was a new addition to the licence to address a ‘loophole’ that existed in version 2 of the licence (GPLv2); a loophole that was perceived as being exploited, at the time, by certain device vendors. Recently, it has been asserted that this requirement was inherent, or explicitly called for, in GPLv2. This paper examines the historical record around the time that the ‘Installation Information’ requirement was proposed, and eventually ratified, in GPLv3, to show that this requirement was understood to be both new, and not a part of GPLv2. A textual analysis of GPLv2 yields an identical result.


2021 ◽  
Vol 12 (1) ◽  
pp. 21-33
Author(s):  
McCoy Smith

One of the features included in version 3 of the GNU General Public License (GPLv3) was a requirement, in certain circumstances, to provide ‘Installation Information.’ This was a new addition to the licence to address a ‘loophole’ that existed in version 2 of the licence (GPLv2); a loophole that was perceived as being exploited, at the time, by certain device vendors. Recently, it has been asserted that this requirement was inherent, or explicitly called for, in GPLv2. This paper examines the historical record around the time that the ‘Installation Information’ requirement was proposed, and eventually ratified, in GPLv3, to show that this requirement was understood to be both new, and not a part of GPLv2. A textual analysis of GPLv2 yields an identical result.


2021 ◽  
pp. 61-63
Author(s):  
G.P. Vasiliev ◽  
G.D. Kovalenko ◽  
N.I. Maslov ◽  
V.D. Ovchinnik ◽  
M.Yu. Shulika ◽  
...  

The control unit for the goniometer has been developed and manufactured. The unit includes four independent programmable stepper motor control channels, three logical channels for analyzing the state of limit switches and a power supply. Powerful field-effect transistors of the company International Rectifier are used as controlled power switches. To generate output signals and communicate with a computer, an ATmega328 microprocessor is used in each control channel. This channel design allows you to control almost any type of stepper motors, you only need to replace the control program. The software is written using the WinAVR package which has a General Public License. Data transfer between the computer and the unit is carried out via the USB interface.


2021 ◽  
Vol 1 ◽  
pp. 35
Author(s):  
Frederic Vanderveken ◽  
Jeroen Mulkers ◽  
Jonathan Leliaert ◽  
Bartel Van Waeyenberge ◽  
Bart Sorée ◽  
...  

We describe an extension of the micromagnetic finite difference simulation software MuMax3 to solve elasto-magneto-dynamical problems. The new module allows for numerical simulations of magnetization and displacement dynamics in magnetostrictive materials and structures, including both direct and inverse magnetostriction. The theoretical background is introduced, and the implementation of the extension is discussed. The magnetoelastic extension of MuMax3 is freely available under the GNU General Public License v3.


2021 ◽  
Vol 54 (2) ◽  
Author(s):  
Ethan T. Holleman ◽  
Erica Duguid ◽  
Lisa J. Keefe ◽  
Sarah E. J. Bowman

Polo is a Python-based graphical user interface designed to streamline viewing and analysis of images to monitor crystal growth, with a specific target to enable users of the High-Throughput Crystallization Screening Center at Hauptman-Woodward Medical Research Institute (HWI) to efficiently inspect their crystallization experiments. Polo aims to increase efficiency, reducing time spent manually reviewing crystallization images, and to improve the potential of identifying positive crystallization conditions. Polo provides a streamlined one-click graphical interface for the Machine Recognition of Crystallization Outcomes (MARCO) convolutional neural network for automated image classification, as well as powerful tools to view and score crystallization images, to compare crystallization conditions, and to facilitate collaborative review of crystallization screening results. Crystallization images need not have been captured at HWI to utilize Polo's basic functionality. Polo is free to use and modify for both academic and commercial use under the terms of the copyleft GNU General Public License v3.0.


Author(s):  
Mihai Lefter ◽  
Jonathan K Vis ◽  
Martijn Vermaat ◽  
Johan T den Dunnen ◽  
Peter E M Taschner ◽  
...  

ABSTRACT Motivation Unambiguous variant descriptions are of utmost importance in clinical genetic diagnostics, scientific literature, and genetic databases. The Human Genome Variation Society (HGVS) publishes a comprehensive set of guidelines on how variants should be correctly and unambiguously described. We present the implementation of the Mutalyzer 2 tool suite, designed to automatically apply the HGVS guidelines so users do not have to deal with the HGVS intricacies explicitly to check and correct their variant descriptions. Results Mutalyzer is profusely used by the community, having processed over 133 million descriptions since its launch. Over a five year period, Mutalyzer reported a correct input in approximately 50% of cases. In 41% of the cases either a syntactic or semantic error was identified and for approximately 7% of cases, Mutalyzer was able to automatically correct the description. Availability Mutalyzer is an Open Source project under the GNU Affero General Public License. The source code is available on GitHub (https://github.com/mutalyzer/mutalyzer) and a running instance is available at: https://mutalyzer.nl.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document