Jurnal Penelitian Agrosamudra
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

39
(FIVE YEARS 39)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Fakultas Hukum Universitas Samudra

2356-0495

2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 19-28
Author(s):  
Abdul Muis ◽  
Muhammad Syahril ◽  
Murdhiani

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pertumbuhan dan hasil tanaman mentimun (Cucumis sativus L) pada berbagai komposisi media tanam dan pemberian MOL bonggol pisang, serta melihat interaksi antara komposisi media tanam dengan pemberian MOL bonggol pisang. Penelitian ini dilakasanakan di Desa Meurandeh Dayah, Kecamatan Langsa Lama, Kota Langsa, pada bulan Agustus sampai September 2020. Penelitian ini menggunakan Rancang Acak Kelompok (RAK) pola fakorial yang terdiri dari 2 faktor, yaitu: faktor Komposisi media tanam (M) yang terdiri dari 9 taraf, yaitu: M1 = Tanah + Pupuk Kandang Sapi + Arang Sekam (2:1:1),M2 =  Tanah + Pupuk Kandang  Sapi + Pasir (2:1:1), M3 =  Tanah + Pupuk Kandang  Sapi + Cocopeat (2:1:1),  M4 =Tanah + Pupuk Kandang Ayam + Arang Sekam (2:1:1), M5 = Tanah + Pupuk Kandang Ayam + Pasir (2:1:1), M6 =Tanah + Pupuk Kandang Ayam + Cocopeat (2:1:1), M7 =Tanah + Pupuk Kandang Kambing + Arang Sekam (2:1:1), M8 =Tanah + Pupuk Kandang Kambing + Pasir (2:1:1) dan M9 =  Tanah + Pupuk Kandang Kambing + Cocopeat(2:1:1). Faktor  konsentrasi  MOL bonggol pisang (B)  yang terdiri dari 3 taraf, yaitu: B0 = 0 ml / 1 liter air/ poly bag, B1 = 150 ml/ 1 liter air/ poly bag dan B2 = 300 ml/ 1 liter air/ poly bag. Parameter yang diamati antara lain: tinggi tanaman, umur berbunga,panjang buah, diameter buah, produksi per tanaman, produksi per plot.Hasilpenelitian menunjukkan bahwa komposisi media tanam berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman, umur berbunga, panjang buah, diameter buah, produksi per tanaman dan produksi per plot.Interaksiperlakuan media tanam dengan MOL bonggol pisang terbaik diperoleh pada perlakuan M8 =Tanah + Pupuk Kandang Kambing + Pasir (2:1:1) dan B2 = 300 ml/ 1 liter air/ poly bag.


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 1-8
Author(s):  
Sayurandi Sayurandi
Keyword(s):  

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan karakter komponen hasil dan daya hasil lateks beberapa genotipe karet harapan PP/07/04.  Sebanyak lima genotipe ditanam pada pengujian Plot Promosi di Kebun Percobaan Sungei Putih pada tahun 2004. Karakter yang diamati pada penelitian ini meliputi karakter pertumbuhan, anatomi kulit, fisiologi lateks, dan daya hasil lateks. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter diameter pembuluh lateks, kecepatan aliran lateks, kadar karet kering, dan indeks hasil memiliki korelasi sangat nyata dan berpengaruh positif terhadap daya hasil lateks. Genotipe HP 92/309 dan HP 92/542 memiliki rerata hasil lateks paling tinggi yaitu masing-masing sebesar 46,82 g dan 46,42 g. Kedua genotipe tersebut potensial dikembangkan sebagai kandidat klon karet dengan karakter hasil lateks tergolong tinggi.   Kata kunci: Hevea brasiliensis, genotipe, korelasi, karakter komponen hasil, hasil lateks.


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 39-45
Author(s):  
Idawanni

Pengembangan kedelai sebagai tanaman sela diantara tanaman sawit belum menghasilkan  umur 2 tahun untuk uji beberapa varietas kedelai merupakan salah satu  alternatif untuk menambah pendapatan petani sebelum tanaman pokok menghasilkan di Kabupaten Aceh Timur. Tujuan kajian ini untuk mendapatkan varietas unggul baru kedelai yang dapat beradaptasi dan memberikan hasil tinggi pada lahan diantara tanaman kelapa sawit muda . Penelitian ini dilakukan di lahan kering pada daerah perkebunan kelapa sawit rakyat di Kabupaten Aceh Barat Daya Kecamatan Kuala Bate Desa Lhok Gajah dari bulan Maret – Juli 2019. Penelitian ini menggunakan  Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan, luas  lahan 0,4 ha.  Susunan perlakuan adalah varietas Anjasmoro , Kipas Merah, Dena 1, dan Demas 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai. Varietas Anjasmoro hasil tertinggi 1.90 ton ha-1 diikuti varietas Dena 1 1.65 ton ha-1, Demas 1 1.50 ton -1 dan Kipas Merah 1.45 ton ha-1.


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 46-54
Author(s):  
Nursayuti Ramli
Keyword(s):  

Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Semangka (Citrullus vulgaris Schard) Akibat Pemberian Abu Sabut Kelapa dan Pupuk Pupuk NPK Phonska     Nursayuti1 Dosen Fakultas Pertanian Program studi Agroteknologi Universitas Almuslim Matang glumpang Dua Bireuen Email: [email protected]   ABSTRAK   Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon tanaman semangka terhadap pemberian berbagai dosis abu sabut kelapa dan pupuk NPK phonska. Penelitian dilaksanakan di Gampong Geudong-Geudong Kecamatan Kota Juang Kabupaten Bireuen dengan ketinggian tempat 5 mdpl pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober 2020. Rancangan percobaan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan dua faktor perlakuan. Faktor I : Dosis Abu Sabut Kelapa (A) terdiri dari 4 taraf perlakuan yaitu : A0 = Tanpa aplikasi Abu Sabut Kelapa,  A1 = 4 ton/ha (2500 g/plot), A2 = 8 ton/ha (5000 g/plot) dan A3 = 12 ton/ha (5000 g/plot). Faktor II : pupuk NPK phonska (N) terdiri dari 3 taraf perlakuan yaitu : N0 = Tanpa pupuk NPK phonska (kontrol), N1 = 400 kg/ha (250 g/plot) dan N2 = 800 kg/ha 500 g/plot). Pengamatan yang diamati dalam penelitian ini meliputi panjang tanaman umur 20 dan 40 HST, jumlah buah per tanaman, berat buah per tanaman, diameter buah per tanaman, berat buah per plot dan berat berangkasan kering tanaman. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pemberian abu sabut kelapa berpengaruh sangat nyata terhadap berat buah semangka per plot, akan tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah buah, berat buah per tanaman, diameter buah dan berat berangkasan kering tanaman semangka. Perlakuan terbaik dijumpai pada perlakuan abu sabut kelapa dosis 2500 g/plot (A1). Pemberian pupuk NPK berpengaruh sangat nyata terhadap berat buah semangka per plot, akan tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah buah, berat buah per tanaman, diameter buah dan berat berangkasan kering tanaman semangka. Perlakuan terbaik dijumpai pada perlakuan pupuk NPK dosis 250 g/plot (N1). Tidak terdapat interaksi yang nyata antara kombinasi perlakuan abu sabut kelapa dan pupuk NPK terhadap semua peubah yang diamati     Kata Kunci : Abu Sabut Kelapa, Pupuk NPK, Semangka  


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 29-38
Author(s):  
Fajar Pratama ◽  
Cut Mulyani ◽  
Boy Riza Juanda
Keyword(s):  

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh intensitas serangan hama  penggerek buah kakao dan kehilangan hasil  kakao di Kecamatan Peunaron. Penelitian ini menggunakan metode survei, penentuan sampel dilakukan secara “Purposive”. dilaksanakan di tiga desa yaitu Desa Peunaron Lama, Peunaron Baru dan Bukit Tiga mulai dari bulan Maret 2020 sampai bulan April 2020. Pada masing-masing kriteria kebun yang diamati, persentase dan intensitas serangan hama PBK menunjukan tingkatan yang berbeda. hal ini disebabkan oleh tinggi rendahnya kelembaban kebun yang memicu tingginya aktivitas hama PBK. Rerata persentase serangan dan intensitas serangan hama PBK tertinggi yaitu pada kebun yang tidak dirawat dengan nilai masing-masing 49% dan 23,9% yang terendah yaitu pada kebun yang dirawat secara intensif dengan nilai masing-masing 16,5% dan 4,6%. Rerata intensitas serangan pada seluruh kebun yang diamati yaitu 20,9%. Sedangkan kehilangan hasil akibat meningkatnya intensitas serangan hama PBK mencapai 170,34 Kg/Ha/Tahun.


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 9-18
Author(s):  
Mutia Erdayana ◽  
Syukri ◽  
Iswahyudi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan bibit kakao (Theobroma cacao, L) pada tanah marginal yang diberikan mikoriza, serta interaksi kedua perlakuan tersebut. Penelitian ini menggunakan Rancang Acak Kelompok (RAK) pola fakorial yang terdiri dari 2 faktor, yaitu: faktor jenis tanah marginal dengan notasi (T) yang terdiri dari 4 taraf yaitu: T1       = Tanah top soil (kontrol), T2= Tanah bekas tambang , T3= Tanah yang ditumbuhi tanaman alang-alang, T4= Tanah bekas terbakar. Faktor dosis mikoriza dengan notasi (M) yang terdiri dari 4 taraf yaitu : M0=  0 g/polybag (kontrol), M1=  5 g/polybag, M2= 10 g/polybag, M3= 15 g/polybag. Parameter yang diamati antara lain: tinggi bibit, diameter pangkal batang, jumlah daun, panjang daun, bobot brangkasan basah bibit dan bobot basah akar.Hasilpenelitian menunjukkan bibit kakao akibat perlakuan jenis tanah marginal menunjukkan respon yang sangat nyata terhadap tinggi bibit umur (50 dan 65 HST), jumlah daun umur 65 HST, panjang daun umur (50 dan 65 HST), bobot brangkasan basah bibit, bobot basah akar, respon nyata terhadap tinggi bibit umur (20 dan 35 HST), jumlah daun umur (35 dan 50 HST) dan panjang daun umur 35 HST. Pertumbuhan bibit kakao akibat perlakuan dosis mikoriza menunjukkan respon yang sangat nyata terhadap tinggi bibit umur (35, 50 dan 65 HST), jumlah daun umur (35 dan 65 HST), panjang daun umur (35, 50 dan 65 HST), bobot brangkasan basah bibit, bobot basah akar, respon nyata terhadap jumlah daun umur 50 HST. Interaksi antara jenis tanah marginal dan dosis mikoriza memberikan respon yang nyata terhadap parameter jumlah daun bibit kakao umur 35 HST. Kombinasi perlakuan terbaik yaitu jenis tanah marginal tanah top soil dan dosis mikoriza 15 g/polybag (T1M3) yang dilakukan secara bersamaan.


2021 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 34-40
Author(s):  
Juanda Saputra ◽  
Muhammad Syahril ◽  
Murdhiani

Tujuan penelitian ini untuk Menentukan keragaman genetik, dan heritabilitas populasi Mutan- 1 (M-1) hasil radiasi sinar gamma kultivar Sileso dan Memperoleh mutan yang toleran kekeringan, pada fase vegetatif hasil radiasi sinar gamma. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai bulan November 2020. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok faktorial tunggal. Faktor yang diteliti adalah mutan hasil radiasi sinar gamma. Masing-masing individu diamati parameter: tinggi tanaman (cm), panjang daun (cm), lebar daun (cm),panjang daun bendera (cm), lebar daun bendera (cm), kelengkungan daun. Hasil penelitian menunjukkan dosis radiasi sinar gamma berpengaruh nyata terhadap tinggi dan lebar daun tanaman padi. Dosis terbaik untuk memendekkan tanaman padi diperoleh pada dosis K4 (400 kgray).Dosis radiasi sinar gamma tidak berpengaruh nyata terhadap panjang daun, panjang daun bendera, lebar daun bendera dan kelengkungan daun.Variabilitas genotipe tinggi tanaman, lebar daun, panjang daun, panjang daun bendera, lebar daun bendera dan kelengkungan daun memiliki variabilitas yang sempit. Lebar daun, panjang daun, panjang daun bendera, lebar daun bendera dan kelengkungan daun memiliki variabilitas fenotipe yang luas, sedangkan tinggi tanaman memiliki variabilitas fenotipe yang sempit.


2021 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 18-33
Author(s):  
Nursayuti Ramli

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi pupuk Triple Super Phosphate (TSP) dalam meningkatkan hasil tanaman kacang panjang. Penelitian ini dilaksanakan di Gampong Alue Kupula Kecamatan Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen dengan ketinggian tempat 560 mdpl  yang dimulai pada tanggal 03  Juli sampai dengan tanggal 25 September 2019. Rancangan percobaan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) Non faktorial dengan perlakuan. sebagai berikut : Pupuk TSP  (T) terdiri dari 3 taraf perlakuan yaitu : T0 = 0 g/tanaman (kontrol), T1 = 0,6 g/tanaman, dan T2 = 1,20 g/tanaman. Pengamatan yang diamati dalam penelitian ini meliputi tinggi tanaman, Jumlah Polong, jumlah polong pertandan, panjang polong, berat polong, berat 100 biji dan  produktivitas (Ton/Ha). Hasil penelitian menunjukkan pemberian pupuk TSP berpengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman umur 20, 40 dan 60 HST, jumlah polong, jumlah polong per tandan, panjang polong dan berat 100 biji tanaman kacang panjang. Perlakuan terbaik dijumpai pada perlakuan pupuk TSP dengan dosis 1,20 g/tanaman (T2).        


2021 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 41-48
Author(s):  
Ainul Ainul

Perubahan iklim berdampak pada peningkatan luas lahan khususnya lahan kering sehingga menjadi ancaman terhadap ketersediaan pangan dunia. Penggunaan padi gogo untuk lahan kering bisa menjadi solusi untuk ketersediaan pangan dunia dengan meningkatkan produksi melalui pemupukan N yang optimum. Penelitian dilakukan di lahan penelitian Fakultas Pertanian Universitas Samudra, Langsa dengan ketinggian tempat ± 10 m dpl selama 1 musim tanam mulai bulan Agustus  sampai Desember 2020. Penelitian disusun dengan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dua faktor tiga ulangan dengan faktor pertama adalah varietas lokal Aceh Timur yaitu Sileso, Arias Kuning dan varietas pembanding padi unggul Inpago Unsoed 1. Faktor kedua adalah dosis pemupukan urea yang terdiri atas 4 taraf  yaitu 0 kg/ha, 75 kg/ha, 150 kg/ha dan 225 kg/ha. Hasil Penelitian menunjukkan kultivar lokal lebih efisien dalam penggunaan pupuk urea sementara varietas unggul lebih membutuhkan urea dalam jumlah lebih besar. Dosis optimum untuk kultivar Sileso sebesar 145.3 kg urea setara dengan 66.84 kg N, kultivar Arias Kuning Sebesar 135 kg urea setara dengan 62.1 kg N dan varietas Inpago Unsoed 1 sebesar 184.4 kg urea setara dengan 84.8 kg N.


2021 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 10-17
Author(s):  
Fenty Ferayanti

Provinsi Aceh merupakan salah satu daerah sentra produksi jagung hibrida degan luas tanam 47.160 ha dan produksi 205.125 ton. Peningkatan produksi jagung dapat dicapai dengan penerapan komponen teknologi antara lain penggunaan varietas unggul dan rekomendasi pemupukan serta pengaturan jarak tanam untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon pertumbuhan dan hasil  tiga varietas unggul jagung hibida terhadap paket pemupukan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli hingga Oktober 2020 di Kabupaten Bireun Provinsi Aceh. Desain penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 ulangan dan pada setiap perlakuan ditetapkan 15 tanaman sebagai sampel. Faktor pertama adalah varietas (V), yaitu V1 : Bisi 18; V2 : Bima 19 dan V3 : Bima 20. Faktor kedua adalah paket pemupukan (P) yang terdiri dari 2 (dua) level : P1 (rekomendasi) (urea 270 kg/ha, NPK 400 kg / ha, KCl 50 kg / ha,); P2 (spesifik lokasi) (urea 150 kg/ha, SP-36 75 kg / ha, NPK 300 kg/ha). Hasil penelitian menunjukkan varietas Bima 20 dengan paket pemupukan rekomendasi memberikan produksi tertinggi 9.53 ton/ha. Kata kunci: varietas Bisi 18, varietas Bima 19, varietas Bima20,  pemupukan


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document