LINIMASA: JURNAL ILMU KOMUNIKASI
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

15
(FIVE YEARS 0)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Pasundan

2614-0381, 2614-0373

2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 55
Author(s):  
Vera Hermawan

ABSTRAK   Dalam penelitian ini peneliti mendeskripsikan secara detail proses pewarisan nilai-nilai budaya dari tokoh adat terhadap generasi muda di Kampung Mahmud. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif, dan metode pendekatan metode studi kasus. Hasil penelitian menunjukan bahwa proses pewarisan tradisi nilai-nilai budaya dari tokoh adat terhadap generasi muda dalam mengkonstruksi nilai-nilai budaya berdasarkan keyakinan yang kuat terhadap agama Islam sebagai dasar dari tumbuh berkembangnya menjadi budaya yang mewarnai segala aspek kehidupan di Kampung Mahmud. Kepercayaan mereka terhadap keberadaan nenek moyang yang dinamakan karuhun, masih ada sampai dengan sekarang. Masyarakat Kampung Mahmud sekarang lebih dinamis dalam memaknai kehidupannya juga dalam hubungannya dengan masyarakat satu sama lain. Pola komunikasi tokoh adat terhadap generasi muda dalam melestarikan nilai-nilai budaya terjadi dalam dua jenis komunikasi yaitu komunikasi verbal dan komunikasi non-verbal. Interpretasi tokoh adat dan generasi muda dalam memaknai perkembangan zaman terhadap nilai-nilai budaya mengalami perubahan dari fase ke fase. Ini berlangsung secara situasional. Perkembangan teknologi dan perubahan kondisi geografis memaksa untuk menginterpretasikan kembali hal yang tabu menjadi tidak tabu. Secara fisik kehidupan tatanan sosial masyarakat Kampung Mahmud telah berubah karena pengaruh budaya luar, tetapi secara substansi nilai-nilai budaya masih bertahan walaupun zaman terus berkembang.   Kata Kunci : Komunikasi Budaya, Masyarakat Adat, Kampung Mahmud


2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 40
Author(s):  
Teguh Budiraharjo, Tina Kartika

ABSTRAK   Permasalahan perambahan hutan, bukan hanya  permasalahan lingkungan hidup, juga sudah menjadi masalah  yang melibatkan  berbagai aspek.  Masalah ini dapat dikaji dari sudut pandang, misalnya, sosial, ekonomi, politik dan budaya. Salah satu cara untuk menghindari  terjadinya perambahan hutan adalah pemanfaatan media. Media dalam arti sebagai alat untuk menyebarkan informasi. Pemberdayaan komunikasi antarpribadi dan komunikasi kelompok  antara tenaga pengamanan perambah hutan illegal dengan perambah hutan dan atau mantan perambah hutan. Temuan dalam penelitian ini adalah adanya  peranan komunikasi antarpribadi dan komunikasi kelompok yang dilakukan tenaga pengamanan perambah hutan illegal. Hal ini diawali dari temuan  adanya  oknum petugas TNBBS memberitahu kepada mantan perambah hutan akan diadakan patroli hutan. Akibatnya para mantan perambah hutan  tidak beroperasi di lahan TNBBS Kecamatan Tanggamus. Hal ini menunjukkan bahwa adanya kedekatan antarpribadi dan belajar menyimpang  akibat sesuatu yang dipelajari terus menerus. Ketidak seimbangan sikap yang mendorong melakukan penyimpangan yaitu perambahan hutan. Dari temuan ini, maka  direkomendasikan agar  para pengambil kebijakan, pejabat TNBBS, masyarakat setempat, polisi hutan benar-benar harus komitmen untuk menjaga  kawasan TNBBS sebagai kawasan lindung sekaligus sebagai paru-paru dunia.   Keywords: Komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok, media, perambahan hutan


2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 30
Author(s):  
Rizka Trisna Arianti, Hadi Purnama

ABSTRAK Sebagai negara dengan mayoritas penduduk muslim, selama ini Indonesia memberikan sertifikat halal untuk berbagai macam jenis produk yang diperjualbelikan sebagai jaminan agar masyarakat bisa menjalankan agamanya dengan tenang. Namun seritfikasi halal cenderung dimanfaatkan media untuk mengkomodifikasikan nilai agama demi keuntungan semata. Fenomena ini muncul dalam iklan hijab Zoya versi Cantik Nyaman Halal yang mengkomodifikasikan nilai agama berupa kata halal. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ragam wacana yang digunakan untuk mengkomodifikasikan kata halal pada iklan; bagaimana komodifikasi kata halal ditampilkan pada struktur iklan; bagimana gaya penyampaian iklan yang digunakan untuk mengkomodifikasikan kata halal pada iklan; dan jenis dan tingkat modalitas yang digunakan untuk mengkomodifikasikan kata halal pada iklan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan paradigma kritis. Analisis data yang digunakan adalah semiotika sosial Theo Van Leeuwen dengan menggunakan empat dimensi analisis yaitu discourse, genre, style, dan modality. Dari hasil penelitian, diperoleh beberapa kesimpulan yaitu: iklan Zoya mengkomodifikasikan nilai agama melalui wacana tentang hijab halal sebagai karakteristik utama dan terpenting, iklan Zoya mengkomodifikasikan nilai agama yaitu kata halal bagian badan iklan dan penutup, iklan Zoya merepresentasikan gaya hidup religius yang modern dengan penyampaian gaya iklan yang santai dan realistis, dan iklan Zoya mempunyai jenis modalitas epistemik dengan tingkatan medium dan jenis deontik dengan tingkatan tinggi.   Kata kunci: Komodifikasi, Iklan, Halal, Semiotika Sosial Theo Van LeeuwenAbstract


2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Elisabeth Windy Ancesia Simaibang, Atwar Bajari

ABSTRAK             Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana representasi male feminist oleh Aliansi Laki-Laki Baru di media sosial. Penelitian ini menggunakan teori dramaturgi yang dikembangkan oleh Erving Goffman sebagai panduan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan etnografi virtual. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi, wawancara, dan studi kepustakaan.             Hasil penelitian ini menunjukan bahwa konten tweets yang diunggah @lakilakibaru ke Twitter adalah dengan topik informasi kegiatan, kekerasan gender, pelibatan laki-laki dalam kesetaraan gender, maskulinitas pria, candaan berbau seksis, hubungan agama dan gender, politik gender, serta penggunaan istilah berbau seksis. Interaksi yang dilakukan oleh @lakilakibaru melalui fitur replies bersifat netral, solutif dan meluruskan dengan argumen yang disertai data. Kemudian, interaksi yang dilakukan oleh @lakilakibaru melalui fitur retweet dari postingan akun gerakan perempuan dan kesetaraan gender yang dianggap sejalan dengan prinsip @lakilakibaru adalah selain karena tweets tersebut penting dibaca, sekaligus untuk membangun relasi kemudian. Penggunaan bahasa verbal oleh @lakilakibaru disesuaikan dengan konteksnya, didukung dengan bahasa nonverbal yang berfungsi sebagai penegas. male feminist yang ditampilkan oleh @lakilakibaru di Twitter adalah laki-laki dapat menjadi sensitif, gentle, takut, penuh kasih sayang, serta berdandan. Laki-laki juga dapat berbagi peran (diluar peran biologis) dengan perempuan, seperti berbagi pekerjaan domestik dan pencarian nafkah. Kemudian, untuk menghindari normalisasi atas pelecehan terhadap perempuan, laki-laki yang peduli terhadap perempuan menghindari candaan seksis. Laki-laki tidak mendominasi dalam relasinya dengan pasangan dan tidak menyelesaikan masalah dengan kekerasan, baik kekerasan verbal, fisik, maupun emosional.   Kata kunci: representasi, male feminist, Laki-laki Baru, media sosial.


2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 22
Author(s):  
Hari Ardiansyah, Irene Erika Listya, Okky Nugraha Pratama
Keyword(s):  

ABSTRAK   Kopi telah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat dan ternyata kopi mengandung banyak khasiat yang baik untuk kesehatan bila dikonsumsi secara baik dan benar, namun masyarakat Indonesia belum sepenuhnya teredukasi mengenai cara minum kopi yang baik dan benar. Sehingga diperlukan materi edukasi visual yang efektif dan mampu meliputi semua tentang konsumsi kopi secara sehat serta manfaat dan dampak kopi untuk kesehatan. Dalam mendisain menggunakan proses disain komunikasi visual yang terdapat 9 langkah, yaitu riset, analisis, sintesis, karakteristik, strategi komunikasi, value-added, pemilihan media, visualisasi, dan produksi. Dengan materi edukasi visual pola konsumsi sehat kopi diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat atau penikmat kopi agar menyadari pada pola konsumsi kopi secara sehat,   Kata kunci: Edukasi, kopi, kesehatan, disain komunikasi visual.


2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
Author(s):  
Adiyana Slamet

ABSTRAK Penggunaan politik identitas dalam Komunikasi politik calon Gubernur  Jawa Barat 2018, dijadikan salah satu faktor penting dalam merebut hati pemilih. Tiga dari empat calon Gubernur dan Wakilnya, berkontestasi dengan  memunculkan identitas politik kedaerahan, Sunda,  dan satu kandidat,, lebih memunculkan identitas politik  Agama, dalam hal ini Islam. Empat pasang bakal kandidat yang maju dalam pemilihan Gubernur Jawa Barat tersebut antara lain: Deddy Mizwar, Ridwan Kamil, Sudrajat, dan Tubagus Hasanuddin. Para kandidat perlu meyakinkan hati pemilih di 27 Kabupaten/Kota yang ada di Jawa Barat, dengan jumlah daftar pemilih tetap 32.809.057 suara. Sebagaimana yang tertuang dalam visi misi calon Gubernur dan Wakil Gubernur dan retorika Kampanye, identitas budaya sunda sebagai symbol politik pakaian menjadi kuat, ini tercermin pada saat pelaksanaan debat pertama yang diselenggarakan oleh KPU Jawa Barat Pada 27 Juni 2018. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus. Penggunaan identitas politik dalam komunikasi politik calon Gubernur Jawa Barat. Ada beberapa temuan, antara lain pertama, pentingnya identitas politik untuk meyakinkan pemilih dalam kontestasi pemilihan Gubernur Jawa Barat tahun 2018, kedua, identitas politik yang digunakan melalui simbol-simbol politik dangan retorika verbal dalam menghadapi konstituen baik secara langsung maupun di media lama maupun baru, ketiga penggunaan identitas politik melalui simbol non verbal, seperti baju dan ikat kepala yang kemudian menjadi kehasan dari calon, dan ke empat, identitas politik dilakukan dengan memunculkan simbol-simbol agama , seperti yang digunakan oleh pasangan Asyik dan Pasangan Deddy Mizwar.  


2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
Author(s):  
Ari Gusnita

ABSTRAK Transformasi penggunaan transportasi konvensional yang bermetamorfosa ke transportasi online merupakan hal yang tidak bisa terhindarkan di era digital. Namun, perkembangan teknologi komunikasi melalui transportasi online menjadi persoalan serius di Indonesia. Seiring bergejolaknya penolakan dari pelaku transportasi konvensional di sejumlah daerah maupun aturan yang membuat membuat pelaku transportasi kovenvensional menjadi merasa tidak mendapat keadilan dalam mencari rejeki. Hal lainnya seperti juga terkait aturan-aturan yang bisa dikatakan belum mencapai maksimal terkait pengimplementasiannya. Pasca putusan Mahkamah Agung RI yang menganulir Peraturan Menteri Perhubungan PM 26 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang Dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak Dalam Trayek (PM 26), praktis Indonesia tidak memiliki aturan yang mengatur hubungan dan keselarasan antara transportasi online dengan transportasi konvensional. Pemerintah ada baiknya menghadapi era digital dengan  membuat aturan yang tegas sehingga tidak terlihat seperti tidak tegas. Hal itu dilihat dari pembatalan sejumlah pasal dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 26 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak Dalam Trayek oleh Mahkamah Agung (MA), hal ini guna menghindari pro kontra. Dengan melihat pro kontra yang terjadi pada masalah transportasi online yang ada di Indonesia saat ini, perlu dilakukannya evaluasi baik dari undang-undang atau aturan resmi yang pemerintah buat, maupun dari ketegasan pemerintah terkait peraturan dan pengimplementasian aturan tersebut. Hal lain yang menarik juga ialah masalah evaluasi dari kinerja pemerintah itu sendiri terkait sosialisasi, pendekatan kepada masayarakat sebagai pekerja transportasi konvensional dan pencegahan kerusuhan dimasa yang akan datang. Sehingga diharapkan dengan majunya teknologi diiringi juga dengan perkembangan Sumber Daya Manusia (SDM) baik pemerintah maupun masyaraktnya.


2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
Author(s):  
Afifatur Rohimah, Rachmawati Novaria
Keyword(s):  

ABSTRAK Peerkembangan wisata menjadi salah satu sendi perekonomian yang sedang dikelola baik oleh pemerintah. Salah satu desa wisata yang berada ditengah perkotaan telah menjadi angin segar dalam pengelolan sumber daya potensial dan warga untuk menyumbang roda perputaran wisata di Indonesia. Surabaya menjadi salah satu kota besar yang memiliki desa wisata yang sedang dikelola dengan baik. Sehingga menarik untuk dikaji dan diteliti terutama bidang fokus pemasaran yang berbasis social marketing. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis komunikasi social marketing yang membentuk difusi inovasi dalam revitalisasi masyarakat desa wisata kampung lawas maspati, serta untuk mengetahui dan menganalisis adopsi difusi inovasi dalam revitalisasi masyarakat sebagai pengelola aktif desa wisata kampung lawas maspati. Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian naturalistik kualitatif karena penelitian naturalistik kualitatif tidak memanipulasi "peristiwa" (setting) penelitian. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian komunikasi "Social Marketing" dalam proses difusi inovasi revitalisasi desa wisata kampung lawas maspati yang menjadi alasan revitalisasi ini karena desa wisata kampung lawas maspati sebelum direvitalisasi hanya konsumtif dan kurang sadar akan dampak positif dari kebaikan. manajemen desa pariwisata dalam memberikan dampak pada semua aspek kehidupan. Maka perlu dilakukan revitalisasi yang bertujuan untuk membuat desa wisata kampung lawas maspati tumbuh dan membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat yang lebih baik.


2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
Author(s):  
Yuditya Wardhana

ABSTRAK Transportasi online yang belakangan ini sedang marak di Indonesia menjadi salah satu penyedia jasa transportasi yang mendapat tempat di hati masyarakat. Transportasi yang berbasis online ini mengutamakan pelayanan terbaik bagi penggunanya. Kemudahan yang ditawarkan oleh transportasi online diantaranya adalah biaya transportasi yang cenderung murah dan dapat diketahui tarifnya melalui aplikasi, efisiensi waktu tempuh dalam perjalanan, pemesanan transportasi yang mudah dan praktis, serta memberikan pelayanan yang aman dan nyaman dalam perjalanan. Masyarakat yang mulai banyak beralih dari pengguna angkutan transportasi konvensional ke transportasi online ini bukan hanya didasari oleh pelayanan yang baik dari transportasi online, akan tetapi timbul akibat ketidaknyamanan masyarakat dalam menggunakan jasa angkutan trasnportasi konvensional yang ada saat ini. Fenomena yang terjadi saat ini, pelaku transportasi konvensional merasa penghasilannya berkurang karena keberadaan transportasi online. Tak jarang banyak terjadi konflik yang berujung tindakan anarkis diberbagai daerah akibat polemik antara kedua jenis transportasi tersebut. Menanggapi fenomena yang ada, pemerintah mengeluarkan sejumlah regulasi untuk memberikan keadilan antara transportasi konvensional dan transportasi online, tetapi sampai sejauh ini kebijakan yang dibuat oleh pemerintah belum dirasa adil bagi kedua jenis transportasi tersebut. Kata Kunci: Kebijakan Publik, Transportasi Konvensional, Transportasi Online.


2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
Author(s):  
Aam Amirudin

ABSTRACT The aim of this paper examines the phenomenon of process and direction of identity transformations of the Tarbiah movement activists that becomes the activist of political movement. As the qualitative research, the data is achieved by in-depth interview and participatory observation. Fourteen politicians from Tarbiah activists have become the informant for this research. The result shows that identity transformation has been experienced by Tarbiah movement activists. The identity transformation progressively persisted through; open-minded thoughts, enthusiastic effort to the value of universal truth, developing ideological awareness, and become the agent of change. Becoming the political activist has brought them to the positive contemplation through three stages, namely ruhiyyah, fikriah, and amaliah contemplation. There are also positive and progressive changes in the communication with the non-activists. After becoming the parliament member, verbal symbol becomes more flexible and realistic in term of the approach of problem solving. Being a politician has grown the transcendental awareness that this position is a fate, trusteeship, and temptation. In developing a good self-image Tarbiyah activists apply two strategies: Firstly, impression management by using and discarding personal front. Secondly, collaborative teamwork for image management. Those two management strategies are conducted in front of the non-activist apart from their community.   Keywords: identity transformation, communication construction, and phenomenology


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document