agent of change
Recently Published Documents


TOTAL DOCUMENTS

602
(FIVE YEARS 242)

H-INDEX

17
(FIVE YEARS 3)

Author(s):  
Margaretha Taniria Sarumaha ◽  
Sariyatun Sariyatun ◽  
Susanto Susanto

<p><em>This study aims to provide an effort in the Millennial Era in terms of leadership by instilling Spiritual Leadership values. This is because the millennial era is an agent of change and is also the spearhead of the leadership relay in building this nation's civilization. The approach used in this research is a library research approach. This approach is carried out by examining theories, concepts and principles related to the discussion. While data collection is done by document study techniques, namely data obtained from the relevant literature. The data were analyzed by qualitative descriptive analysis, in which all the collected data will be analyzed systematically. The results showed that Spiritual Leadership as a fundamental aspect of motivation from an action and behavior in the effectiveness of building a leadership spirit in the Millennial Era. Because, Spiritual Leadership contains exemplary, service, integrity, love, and divine values in goals, processes, culture and attitudes that are very much needed in the Millennial Era in responding to technological challenges.</em></p>


2021 ◽  
Vol 5 (6) ◽  
pp. 1542-1547
Author(s):  
Yorri Didit Setyadi ◽  
Dwi Wulandari ◽  
Lutfi Dwi Lestari ◽  
Wa Ode Meliasari ◽  
Ifit Novita Sari

Students are the assets of a nation because students are a group of people trained in various fields of knowledge and skills. State Junior High School 2 Tanggulangin s one of the target schools selected by the author and Ministry of Education and Culture as the place for the Kampus Mengajar 2nd  Generation as the student change agent of the education program created by us, among them the implementation of literacy learning activities and student numeration aimed at improving the understanding of literacy and student numeration. Social control is a tool to control himself or society. In this case, the society underneath is the entire State Junior High School 2 Tanggulangin  and students as the main object of Kampus Mengajar 2nd Generation activities


Author(s):  
Tutik Wijayanti
Keyword(s):  

Keberhasilan peserta didik dalam pembelajaran salah satunya ditunjukkan dengan prestasi akademik maupun non akademiknya. Guna menunjang peningkatan prestasi belajar peserta didik, pemerintah telah mengeluarkan sebuah program Kampus Mengajar sebagai upaya untuk meningkatan Literasi dan Numerasi peserta didik. Kampus Mengajar merupakan salah satu bagian dari program Kampus Merdeka yang bertujuan menghadirkan mahasiswa sebagai agent of change sekaligus asistensi mengajar di Satuan Pendidikan yang berorientasi dalam meningkatkan mutu kualitas sekolah sasaran. Sebagai salah satu langkah kongkrit atas realisasi peningkatan kualitas sekolah sasaran, PROGESI (Program Siswa Berprestasi) hadir dalam menumbuh kembangkan minat, bakat, dan keterampilan peserta didik untuk mencapai kemampuan terbaiknya secara tersistematis dan terintegrasi. Program ini di implementasikan oleh peserta kampus mengajar untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik di sekolah sasaran. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk melihat implementasi program kampus mengajar melalui PROGESI dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di Sekolah Dasar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Lokasi penelitian adalah di SD Negeri 2 Bugel Jepara. Sumber data penelitian adalah data primer berupa observasi dan wawancara, sedangkan data sekunder berupa dokumentasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Uji validitas data menggunakan triangulasi sumber. Analisis data yang digunakan adalah metode interaktif dengan tahapan pengumpulan data,mereduksi data,penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini yaitu PROGESI dilaksanakan melalui empat tahapan, yakni identifikasi potensi bakat dan minat, pendampingan dan pelatihan, implementasi rencana aksi dan yang terakhir yaitu monitoring dan evaluasi. Identifikasi potensi bakat dan minat dilakukan untuk melihat potensi awal pada peserta didik yang nantinya dapat ditingkatkan melalui langkah yang ke dua, yakni pendampingan. Dalam pendampingan, dilakukan pelatihan-pelatihan seperti pelatihan membaca puisi, menggambar dan sesi diskusi bersama. Pada tahap rencana aksi, peserta didik diajak untuk membuat karya, sesuai bakat minat dan mengikutkannya dalam lomba. Di tahap yang terakhir yakni monitoring dan evaluasi yang bertujuan untuk melihat apa saja kekurangan dan kelebihan dari program, serta untuk melakukan perbaikan-perbaikan pada tahapan pelaksanaan. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu PROGESI (Program Siswa Berprestasi) merupakan satu langkah yang efektif dan efisen untuk diterapkan disatuan lembaga pendidikan khususnya di SD Negeri 2 Bugel dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik dalam akselerasi mutu kualitas Sekolah Sasaran.


2021 ◽  
pp. 1-17
Author(s):  
Brian R. Cheffins

Present-day advocates of antitrust reform referred to as “New Brandeisians” have invoked history in pressing the case for change. The New Brandeisians bemoan the upending of a mid-twentieth-century “golden age” of antitrust by an intellectual movement known as the Chicago School. In fact, mid-twentieth-century enforcement of antitrust was uneven and large corporations exercised substantial market power. The Chicago School also was not as decisive an agent of change as the New Brandeisians suggest. Doubts about the efficacy of government regulation and concerns about foreign competition did much to foster the late twentieth-century counterrevolution that antitrust experienced.


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 85
Author(s):  
Eni Marlina Sofiana ◽  
Cornelia Dede Yoshima Nekada ◽  
Tia Amestiasih

Masyarakat merupakan salah satu elemen penting yang memiliki peran sebagai agen perubahan. Hadirnya masyarakat dalam bidang pencegahan penyebaran COVID-19 ini maka diharapkan dapat memiliki tingkat pengetahuan dan sikap pencegahan yang baik di suatu wilayah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengetahuan masyarakat tentang penggunaan disinfektan terhadap sikap pencegahan penyebaran COVID-19 di Dusun 05 Tanjung Asri Braja Emas Way Jepara Lampung Timur. Metode yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan desain penelitian cross sectional, pendekatan deskriptif analitik. Populasi  sebanyak 87 responden. Instrumen menggunakan kuisioner dan dianalisis menggunakan uji Somers’D. Hasil ditunjukan pengetahuan responden tentang penggunaan disinfektan sebagian besar dalam kategori cukup. Sikap pencegahan penyebaran COVID-19 sebagian besar dalam kategori negatif. Hasil uji bivariat dengan p value 0,010 yang artinya ada hubungan tingkat pengetahuan masyarakat tentang penggunaan disinfektan terhadap sikap pencegahan penyebaran COVID-19 didusun 05 Tanjung Asri Braja Emas Way Jepara Lampung Timur. Kata kunci: pengetahuan;,sikap; desinfektan; pencegahan penyebaran covid-19The Relationship Between Community’s  Knowledge Levels  About The Use Of  Disinfectants  And Attitudes Towards  Covid-19 Spread  PreventionAbstractSociety is one important element that has a role as an agent of change. The presence of the community in the field of preventing the spread of COVID-19 is expected to have a good level of knowledge and prevention attitudes in an area. This study was aimed to analyze public knowledge about the use of disinfectants to prevent the spread of COVID-19 in Dusun 05 Tanjung Asri Braja Emas Way Jepara, East Lampung.  The method used was quantitative, with a cross sectional research design, analytical descriptive approach. The population was 87 respondents. The instrument used a questionnaire and analyzed using the Somers'D test. The results show that the respondents' knowledge of the use of disinfectants is mostly in the sufficient category. Attitudes to prevent the spread of COVID-19 are mostly in the negative category. The results of the bivariate test with a p value of 0.010 which means that there is a relationship between the level of public knowledge about the use of disinfectants to the attitude of preventing the spread of COVID-19 in the 05 Tanjung Asri Braja Emas Village, Way Jepara, East Lampung. Keywords: knowledge; attitude; disinfectant; prevention of the spread of covid-19


Author(s):  
Zelda G. Knight

This paper is a discussion paper and it seeks to re-consider the Freudian psychoanalytic concept of interpretation within the relational approach to psychoanalysis. As such, it aims to argue the Freudian approach to interpretation is rejected because it is not relational but involves only the analyst as interpreter of the patient’s experience. Instead, within the relational approach, it is suggested that if interpretation, as a process of making meaning of experiences, is re-considered as the outcome of the intersubjective relationship in which the process of making-meaning is essentially a co-creational process of the patient’s experience of the analyst in the here-and-now, interpretation can potentially be an agent of change. The clinical implication is that interpretation must be the construction of the patient’s meaning of his experience but within the relational context. A clinical verbatim transcript is documented as it illustrates this relational process in interpretation.


2021 ◽  
Vol 1 (12) ◽  
Author(s):  
Yolandha Tannia ◽  
Indra Kusuma ◽  
Siti Nur Riani

Latar Belakang : Vaksin diberikan kepada individu yang sehat guna merangsang munculnya antibodi atau kekebalan tubuh guna mencegah dari infeksi penyakit. Pada pembuatan Vaksin Polio, digunakan enzim tripsin. Tripsin menjadi keprihatinan orang- orang dikarenakan produksi Vaksin Polio melibatkan bahan-bahan asal babi. Hal ini membuat vaksin tidak halal untuk umat Islam. Mahasiswa kedokteran sebagai agent of change ditengah masyarakat kelak harus memahami dan memiliki dasar keilmuan sesuai dengan kompetensinya untuk dapat menjawab kerisauan dan kontroversi mengenai kehalalan Vaksin Polio. Metode : Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional menggunakan kuesioner. Populasi penelitian adalah mahasiswa fakultas kedokteran Universitas YARSI tahun pertama dan tahun ketiga yang memenuhi kriteria. Cara pemilihan sampel dengan simple random sampling. Hasil : Penelitian yang dilaksanakan selama 3 hari dengan menggunakan kuesioner, dari 100 responden didapatkan responden tahun ketiga (2016) dengan pengetahuan tripsin yang cukup yaitu sebanyak 45,95% selanjutnya pada pengetahuan tripsin terkategori kurang sebanyak 37,84% dan pada pengetahuan tripsin yang baik hanya 16,22%. Berbeda halnya dengan tahun pertama (2018), didominasi oleh kategori pengetahuan mengenai tripsin kurang dan cukup, dimana pada kedua kategori ini masing-masing sebanyak 44,44%, sedangkan pada kategori baik hanya 11,11%. Sedangkan responden pada tingkat Pendidikan tahun ketiga (2016) didominasi oleh pengetahuan Vaksin Polio yang cukup yaitu sebanyak 48.65% selanjutnya pada pengetahuan Vaksin Polio terkategori baik sebanyak 40,54% dan pada pengetahuan Vaksin Polio yang kurang hanya 10,81%. Pada tahun pertama (2018), didominasi oleh kategori pengetahuan mengenai Vaksin Polio cukup, dimana pada kedua kategori ini sebanyak 49,21%, sedangkan pada kategori baik dan kurang masing-masing sebanyak 30,16% dan 20,63%. Simpulan : Tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai penggunaan Tripsin dalam proses produksi vaksin polio. Penggunaan vaksin Polio menjadi halal berdasarkan kaidah Istihalah dan Istihlak sebagai upaya pencegahan penyakit dan menegakkan maqashid asy syari'ah yaitu maslahah al-daruriyat dalam hifdz ad-din (memelihara agama), hifdz annafs (memelihara jiwa), hifdz al-aql (memelihara akal), hifdz al-mal (memelihara harta) dan Hifz al-nasl wa al-‘ird (perlindungan terhadap kehormatan dan keturunan).


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document