ENHANCEMENT : a journal of health science
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

30
(FIVE YEARS 30)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Awal Bros Batam

2721-6640

2021 ◽  
Vol 1 (3) ◽  
pp. 88-99
Author(s):  
Tatarina Togatorop

Menurut data RSUD Kabupaten Bintan tahun 2017 DM  tipe 2 menduduki urutan tingkat pertama dalam sepuluh penyakit terbesar. Berdasarkan data pada tahun 2018 DM tipe 2 juga menduduki urutan pertama dalam sepuluh penyakit terbesar. Pada  tahun 2019, menduduki urutan keempat Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat stres dengan peningkatan kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di Poli Penyakit Dalam RSUD Kabupaten Bintan Tahun 2019 pada 02 Februari 2020 sampai dengan 08 Maret 2020. Rancangan penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan  cross sectional dengan metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling. Yang berjumlah 85 orang pasien dan data dianalisa menggunakan uji chi-square. Hasil diketahui tingkat stres responden di Poli Penyakit Dalam RSUD Kabupaten Bintan tertinggi yaitu tingkat stres berat sebanyak 48 orang (55,5%). Kadar gula darah responden di Poli Penyakit Dalam RSUD Kabupaten Bintan tertinggi yaitu kadar gula darah sedang sebanyak 80 orang (70,6%). Hasil analisa didapatkan nilai pvalue 0,000≤0,05 berarti dapat disimpulkan ada perbedaan proporsi kadar gula darah responden yang mengalami stres ringan dengan yang mengalami stress sedang, artinya Ho ditolak dan Ha diterima (ada hubungan tingkat stres dengan peningkatan kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di Poli Penyakit Dalam RSUD Kabupaten Bintan Tahun 2019). Analisis keeratan hubungan dua variabel didapat OR=10,118,. Penelitian ini diharapkan memberikan pendidikan kesehatan tentang cara perilaku hihup sehat dalam perawatan diri pasien Diabetes Melitus terutama DM tipe 2 memalui KIE (komunikasi, edukasi dan informasi)


2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 127-136
Author(s):  
NURFARIDAH
Keyword(s):  
P Value ◽  

Beban”kerja yang tinggi dilakukan secara terus menerus oleh perawat dapat menimbulkan kejenuhan kerja atau burnout. Faktor yang mempengaruhi burnout terdiri dari faktor individu yaitu jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, status perkawinan, dan masa kerja. Fenomena di RSUD Encik Mariyam didapatkan adanya keletihan yang dirasakan saat bekerja dengan alasan tingginya beban kerja, rutinitas kerja yang monoton dan alasan internal.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kejenuhan kerja pada perawat di RSUD Encik Mariyam. Penelitian menggunakan metode deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional, pemilihan sampel dengan tekhik total sampling, sebanyak 32 responden dikurangi 7 orang perawat yang tidak memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian di analisa dengan uji chi square dengan kesimpulan terdapat hubungan antara usia perawat terhadap burnout (p value = 0.000), terdapat hubungan jenis kelamin terhadap burnout (p value = 0.011), terdapat hubungan masa kerja terhadap burnout (p value= 0.000), dan terdapat hubungan status perkawinan terhadap burnout (p value = 0.002); serta tidak ada hubungan tingkat pendidikan terhadap burnout (p value = 0.212). Diharapkan agar manajemen dapat lebih memperhatikan beban kerja dan dapat meningkatkan motivasi perawat guna menghindari adanya burnout perawat dengan cara memberi reward dan dukungan sosial serta agar perawat dapat menyadari dampak adanya burnout  bagi kualitas pelayanan sehingga perawat dapat mencari solusi bagi dirinya ketika menghadapi”burnout.


2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 137-149
Author(s):  
SYAMSIMAR
Keyword(s):  
P Value ◽  

Kualitas kehidupan kerja sangat mempengaruhi kinerja perawat. Buruknya kualitas kehidupan kerja perawat akan turut mempengaruhi motivasi kerja perawat yang merupakan faktor determinan kinerja perawat. Sehingga perlu adanya perhatian khusus dari pihak manajemen mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi motivasi kerja perawat, diantaranya yaitu  pemberian reward dan punishment. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan reward dan punishment dengan motivasi kerja perawat di RSUD Encik Mariyam tahun 2020. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian observasional dengan menggunakan desain deskriptif korelasional dan pendekatan cross-sectional. Metode sampling yang digunakan adalah total sampling dengan besar sample 32 orang perawat di  RSUD Encik Mariyam. Data penelitian dikumpulkan melalui metode observasi oleh peneliti dan pengisian kuesioner oleh responden. Data hasil penelitian dianalisa secara univariat dengan tabel frekuensi dan uji bivariate dengan uji Spearman Rho. Hasil analisa univariat didapatkan gambaran reward pada kategori sedang (46.9%), gambaran punishment pada kategori sedang (59.4%) dan gambaran motivasi kerja pada kategori sedang (50.0%). Hasil analisa bivariate variabel reward dengan motivasi didapatkan  p value= 0.000 dan pada variabel punishment dengan motivasi kerja didapatkan p value= 0.001; sehingga dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara reward dan punishment dengan motivasi kerja di RSUD Encik Mariyam tahun 2020.  Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan agar institusi meningkatkan pengetahuan perawat tentang sistem reward dan punishment yang berlaku melalui seminar/ sosialisasi guna meningkatkan motivasi kerja serta mengendalikan perilaku yang dapat mengurangi efektivitas kinerja perawat.


2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 118-126
Author(s):  
SARAH

ABSTRAK Hand hygiene merupakan teknik dasar yang penting dalam pencegahan HAIs namun tingkat kepatuhan perawat dalam melakukan hand hygiene masih rendah. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan pengetahuan perawat tentang HAIs dengan kepatuhan hand hygiene di ruang rawat inap RSUD Encik Mariyam tahun 2020. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasional dan pendekatan cross-sectional. Metode sampling yang digunakan adalah total sampling dengan besar sample 32 orang perawat di ruang rawat inap RSUD Encik Mariyam. Data penelitian dikumpulkan melalui metode observasi oleh peneliti dan pengisian kuesioner oleh responden. Data hasil penelitian dianalisa dengan uji Somers’ D. Hasil analisa univariat didapatkan gambaran pengetahuan perawat tentang HAIs pada kategori sedang (53.1%) dan gambaran kepatuhan hand hygiene pada kategori dilakukan dengan baik (71.9%). Hasil analisa bivariate didapatkan  p value= 0.007 sehingga dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan perawat tentang HAIs dengan kepatuhan hand hygiene di ruang rawat inap RSUD Encik Mariyam tahun 2020. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan agar meningkatkan pengetahuan perawat tentang HAIs dan manajemennya melalui seminar / sosialisasi dan pelatihan guna meningkatkan kesadaran perawat akan pentingnya pencegahan HAIs dengan hal-hal sederhana seperti hand hygiene.


2021 ◽  
Vol 1 (3) ◽  
pp. 66-76
Author(s):  
FATMAWATI

Keberhasilan suatu pengobatan, dipengaruhi oleh kepatuhan penderita Diabetes Melitus untuk menjaga kesehatannya. Dengan kepatuhan yang baik, pengobatan dapat terlaksana secara optimal dan kualitas kesehatan bisa tetap dirasakan. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui gambaran pengetahuan, dukungan keluarga, sarana prasarana dan peran petugas kesehatan terhadap kepatuhan pengobatan penderita Diabetes mellitus serta menganalisa faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan  pasien diabetes militus dalam menjalani pengobatan di wilayah kerja Puskesmas Daik. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dengan cara observasional, pemilihan sampel dengan tekhik random sampling. jumlah sampel 60 responden. Hasil penelitian diuji dianalisa dengan uji Chi square dengan perolehan hasil uji Chi-square terdapat hubungan antara faktor Pengetahuan dengan kepatuhan pengobatan diabetes mellitus (nilai p = 0,000), terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan pengobatan diabetes mellitus (nilai p = 0,000), terdapat hubungan antara sarana dan prasarana dengan kepatuhan pengobatan diabetes mellitus (nilai p = 0,000),  serta terdapat hubungan antara peran petugas dengan kepatuhan pengobatan  pasien diabetes mellitus (nilai p = 0,000). Saran peneliti kepada Petugas kesehatan agar dapat memberika edukasi terhadap pasien diabetes guna menambah pengetahuan pasien tentang pengobatan diabetes melitus sehingga diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan pasien terhadap pengobatan dan kepada perawat agar dapat menyadari pentingnya peran dan dukungan petugas kesehatan untuk membantu meningkatkan kepatuhan pengobatan pasien diabetes.


2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 87-96
Author(s):  
Siska Zalina
Keyword(s):  

FAKTOR-FAKTORYANGBERHUBUNGANDENGANMOTIVASIPERAWATUNTUKMELANJUTKANPENDIDIKANTINGGIKEPERAWATANDIRSUDENCIKMARIYAMTAHUN2020Siska Zalina1, Sri Muharni2, Utari Christya Wardhani3Program Studi Ilmu Keperawatan STIKesAwal Bros BatamEmailkorespondensi: [email protected] PERMENKES RINomor 40 Tahun 2017 Tentang aturan hak dan kewajiban perawat dalam meningkatkan mutu pelayanan dengan peningkatan pendidikan lanjutan, maka diharapkan perawat memiliki motivasi yang tinggi untukdapat melanjutkan pendidikan lanjutan pada program pendidikankeperawatan. Tujuan penelitian diketahuinya hubungan tingkat persaingan, dukungan keluarga dan reward dengan motivasi perawat untuk melanjutkan pendidikan tinggi keperawatan di RSUD Encik Mariyam Tahun 2020. Desain penelitian menggunakan metode deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional, pemilihan sampel dengan tekhik Total sampling, jumlah sampel 49 responden. Hasil penelitian diuji dengan uji Spearman Rho dan menunjukkan Persaingan memiliki nilai korelasi coefficient sebesar 0,828. arah hubungan antara persaingan dengan motivasi perawat adalah positif, dukungan keluarga memiliki nilai korelasi coefficient sebesar 0, 743. arah hubungan antara dukungan keluarga dengan motivasi perawat adalah positif. Reward memiliki nilai korelasi coefficient sebesar 0,954. arah hubungan antara reward dengan motivasi perawat adalah positif. Diharapkan kepada RSUD Encik Mariyam Kabupaten Lingga agar melakukan sosialisasi kepada perawat tentang kebijakan melanjutkan pendidikan keperawatan. Kepada perawat diharapkan memiliki motivasi yang tinggi untuk melanjutkan pendidikan lanjutan di bidangkeperawatan guna meningkatkan pelayanan keperawatan yang lebih baik. Kepada peneliti selanjutnya agar dapat menggali lebih dalam lagi faktor faktor yang berhubungan dengan motivasi perawat untuk melanjutkan pendidikan tinggi keperawatan di RSUD Encik Maryam.


2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 109-117
Author(s):  
ELSA MARVIANA

Pasien stroke pada dasarnya masih mempunyai kemampuan untuk sembuh sesudah mengalami serangan stroke. Setengah dari pasien pasca stroke akan merasakan gejala sisa serangan stroke yang sangat beragam, yakni gangguan gerak atau pun motorik, gangguan penglihatan, gangguan bicara, perubahan emosi, serta gejala lain sesuai lokasi otak  yang mengalami penyumbatan (Misbach, 2014).  Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah ada hubungan self -management dengan kualitas hidup pasien pasca stroke di RSUD Encik Mariyam Tahun 2020. Metode penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, sampel dilakukan dengan tekhik purposive sampling dan menggunakan rumus Slovin. Jumlah sampel 38 responden. Hasil penelitian dianalisa dengan uji Spearman rho.Dengan hasil persentase respon tertinggi pada usia 56-65 tahun (47,37%), perempuan (63,16%),menikah (97,37%),pendidikan SMP (47,73%) dan tinggal bersama suami,isteri dan anak (42,11%).Dengan self-management yang baik (13,15%),self-management sedang (39,47%) dan self-management kurang (47,36%).Dengan kualits hidup yang baik (21,05%),kualitas hidup sedang (31,57%) dan kualitas hidup kurang (47,36%).Kesimpulan diketahui derajat kemaknaan α=0,00,diperoleh hasil p=0,000 dimana (p≤0,05),dengan kekuatan (r=0,967) yaitu sangat kuat dan arah hubungan positif artinya ada Hubungan Self-Management dengan Kualitas Hidup Pasien Pasca Stroke di RSUD Encik Mariyam. Diharapkan untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan kinerja yang lebih baik guna memberikan bimbingan pelayanan kesehatan bagi pasien,khususnya pasien pasca stroke agar dapat mendukung pencapaian self-management yang baik untuk menunjang kualitas hidup pasien pasca stroke.


2021 ◽  
Vol 1 (3) ◽  
pp. 57-65
Author(s):  
HAZLINI

Proses penuaan merupakan proses perubahan yang dialami individu dan proses ini akan diikuti penurunan fungsi fisiologis, kognitif, dan psikososial. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi peningkatan abnormal tekanan darah dalam  pembuluh darah arteri. Hipertensi terjadi akibat peningkatan curah jantung atau dikarenakan peningkatan resistensi vaskuler karena efek vasokontriksi yang melebihi efek vasodilatasi (Syamsudin, 2011).  Perevalensi hipertensi meningkat sejalan dengan perkembangan gaya hidup, merokok, obesitas, konsumsi alcohol, tipe keperibadian dan stress. Studi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti untuk mendapatkan data awal penderita hipertensi primer di Puskesmas Daik, didapatkan jumlah kunjungan 1 tahun terakhir dari bulan januari-desember 2019 sebanyak 208 pasien hipertensi primer. Wawancara dilakukan kepada 10 orang, yang terdiri dari 3 orang pre-hipertensi dengan gejala kadang-kadang mudah merasa kesal karena obesitas, 4 orang hipertensi derajat I karena di rumah sering mengkonsumsi garam dan makanan laut, dan 3 orang hipertensi derajat II dengan gejala mudah marah, mudah tersinggung dan sulit untuk bernafas ketika sedang marah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi hipertensi pada lansia di wilayah Puskesmas Daik 2020. Penelitian ini menggunakan desain analitik observasional, dengan pendekatan waktu cross sectional. Uji statistik dengan menggunakan Chi-Square. Sampel pada penelitian ini sebanyak 51 lansia. Teknik sampling yang digunakan purposive sampling. Alat ukur yang digunakan adalah kuisioner aktivitas fisik dan diit. Berdasarkan penelitian diperoleh data mengenai aktivitas fisik menunjukkan aktivitas aktif sebanyak 21 lansia (41,2%) dan aktivitas tidak aktif 30 lansia (58,8%). Diit garam sebagian besar lansia tinggi sebanyak 34 lansia (67,7%) dan diit rendah garam 17 lansia (33,3%). Hasil uji Chi-Square didapatkan p-value sebesar 0,000 <0,05. Ada hubungan antara aktivitas fisik dan diit garam dengan kejadian hipertensi pada lansia.


2021 ◽  
Vol 1 (3) ◽  
pp. 76-87
Author(s):  
Kartina

Imunisasi merupakan upaya untuk memberikan kekebalan dalam diri seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit. Anak yang tidak mendapatkan imunisasi lengkap maka akan berdampak pada PD3I (Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi) dan AKB ( Angka Kematian Bayi). Pemahaman mengenai imunisasi sangat diperlukan orang tua sebagai dasar memenuhi kebutuuhan kesehatan anak. Pemberian imunisasi sebagai upaya pemeliharaan kesehatan anak. Keterjangkauan jarak terhadap fasilitas kesehatan dengan situasi dan kondisi merupakan tantangan yang cukup besar di dalam pemberian imunisasi secara merata di Indonesia. Adapun penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran orang tua dan keterjangkauan tempat pelayanan kesehatan dasar lengkap. Rancangan penelitian adalah Cross Sectional dengan metode pengambilan sampel teknik Purposive Sampling. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 69 pasang orang tua.Hasil penelitian diperoleh 69 responden yaitu bayi yang mendapatkan imunisasi lengkap sebanyak  33  orang (47,8%), peran ayah dan ibu mayoritas buruk yaitu  38 orang (55.1%) dan 43 orang (62,3%). keterjangkauan tempat pelayanan kesehatan mayoritas tempat pelayanan yang terjangkau 38 orang (55,1%).Kesimpulan penelitian ini yaitu semua variabel yang diteliti mempunyai hubungan dalam pemberian imunisasi dengan status imunisasi dasar lengkap pada bayi karena P value < 0.05. Diketahui peran Ayah p value =0.024, peran Ibu p value = 0.043,keterjangkauan tempat pelayanan kesehatan p value = 0.001. Saran Peneliti Hendaknya mengimunisasikan anaknya tepat waktu, mengingat imunisasi sangat penting untuk kesehatan anaknya masa depan.


2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 87-108
Author(s):  
MEITA WITRI ARTATY
Keyword(s):  

Menurut data RSUD Kabupaten Bintan, asma merupakan penyakit 10 terbesar dan berada pada peringkat ke-tiga. Dari sepuluh orang penderita asma bronkial diadapatkan enam orang penderita asma bronkhial cenderung memiliki masalah gangguan kecemasan dikarenakan takut sesak kambuh sehingga menimbulkan kematian sehingga dapat tidur hanya dua jam, dua orang penderita asma bronkhial mengatakan bahwa mereka takut dan khawatir yang berlebihan yang sering mereka alami dikarenakan oleh sesak yang sering kambuh dan takut akan mengakibatkan kematian dan hanya dapat tidur satu jam, tiga orang mengatakan bahwa karena nyeri yang dirasakan pada saat serangan asma sehingga dapat tidur hanya satu jam, sedangkan satu orang mengatakan tidak mengetahui penyebabnya dan dapat tidur hanya dua jam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur penderita asma bronkhial di Instalasi Rawat Inap RSUD Kabupaten Bintan Tahun 2019 pada 02 Februari 2020 sampai dengan 02 Maret 2020. Rancangan penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan  cross sectional dengan metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari pasien asma bronkial di Instalasi Rawat Inap berjumlah 70 orang dan data dianalisa menggunakan uji chi-square. Hasil diketahui bahwa ada perbedaan proporsi kualitas tidur responden yang mengalami tingkat kecemasan ringan dengan yang mengalami tingkat kecemasan sedang, menunjukkan ada hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur penderita asma bronchial di Instalasi Rawat Inap RSUD Kabupaten Bintan Tahun 2019. Bagai pelayanan keperawatan penelitian ini tidak hanya berfokus bagi pelayanan farmakologis, melainkan dapat mengembangkan lingkungan yang nyaman.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document