JSRW (Jurnal Senirupa Warna)
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

87
(FIVE YEARS 68)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Fakultas Seni Rupa, Institut Kesenian Jakarta

2685-7618, 2355-1682

2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
Author(s):  
Fabianus Hiapianto Kusumadinata

Kemeriahan rutin pada masa liburan sekolah atau menjelang lebaran di pinggiran Jabodetabek, sering diisi oleh kegiatan Pasar Malam Komidi Puter. Pasar malam ini memiliki kekhasan pada jenis hiburan atau permainan yang kadang sangat sederhana dan mengingatkan kebiasaan masa lalu, sehingga memiliki pengunjung setia. Pasar Malam Komidi Puter merupakan satu di antara jenis kumpulan komunitas penjual dan penghibur yang bergerak bersama dengan memanfaatkan lahan di beberapa wilayah Jabodetabek. Kegiatan ini ditengarai sudah berlangsung lama di Jabodetabek, merupakan tiruan dan adaptasi dari tempat hiburan yang mahal dan permanen. Dalam pengamatan sementara, diketahui bahwa Pasar Malam Komidi Puter ini juga melibatkan berbagai pihak formal maupun informal. Didasari oleh adanya kepentingan bersama untuk memanfaatkan lahan, mereka mampu menghadirkan pasar murah dan hiburan murah bagi masyarakat sekitar. Tujuan makalah ini adalah untuk menganalisis kolaborasi dan negosiasi antara beberapa pihak atau komunitas pendukung dalam penyelenggaraan kegiatan Pasar Malam Komidi Puter di Jabodetabek. Kajian ini merupakan hasil penelitian lapangan dalam beberapa bulan terakhir sebelum pandemi Covid-19 melanda tanah air tahun 2020, dengan mengikuti perjalanan komunitas Pasar Malam Komidi Puter tersebut di peri-urban Jabodetabek. Sumber data lain diperoleh dari referensi kepustakaan terkait yang dapat dijadikan sebagai bahan penunjang dan pembanding. Kontribusi hasil penelitian lapangan ini dapat menjadi acuan sebagai kepedulian pada suatu fenomena alternatif usaha hiburan rakyat yang terdapat dalam masyarakat peri-urban di Jabodetabek. Walaupun di tengah himpitan dari wahana permainan modern seperti Trans studio, Dunia Fantasi, dan sejenisnya, kehadiran Pasar Malam Komidi Puter ternyata masih dinantikan oleh masyarakat di sekitar Jadebotabek.


2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
Author(s):  
Retno Andri Pramuyarini

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis minat belajar teknik menjahit mahasiswa Institut Kesenian Jakarta tahun ajaran 2018/2019 melalui perkembangan fashion dan revolusi industri 4.0. Penelitian dilakukan selama tujuh bulan, dimulai pada Mei hingga November 2019. Populasi berjumlah 185 orang dengan pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Simple Random Sampling dengan cara diundi, sedangkan perhitungan jumlah sampelnya menggunakanrumus Slovin orang dengan jumlah sampel 127 orang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, jenis asosiatif kausal dengan metode survei dan analisis jalur (path analysis) sebagai teknik analisis statistiknya yang diterapkan dalam pengujian hipotesis. Data yang terkumpul disajikan dalam statistik deskriptif. Kemudian data dianalisis menggunakan statistik parametris model pathanalysis, bertujuan untuk menguji pengaruh antar variabel penelitian. Langkah pengujian pathanalysis sebagai berikut; pengujian normalitas data, perhitungan normalitas galat taksiran dengan uji-Lilifors, perhitungan persamaan regresi, uji signifikansi, dan uji linearitas regresi. Selanjutnya dilakukan perhitungan pathanalysis, untuk menghitung koefisien jalurnya. Analisis dan interpretasi data menunjukkan bahwa (1) perkembangan fashion memiliki pengaruh positif langsung terhadap minat belajar mahasiswa, (2) revolusi industri 4.0 memiliki pengaruh positif langsung terhadap minat belajar mahasiswa, (3) perkembangan fashion memiliki pengaruh positif langsung terhadap revolusi industri 4.0.


2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
Author(s):  
Anindyo Widito

Gedung Bouwploeg yang terletak di daerah Menteng Jakarta, dulunya diperuntukkan sebagai kantor, dan beberapa kali berganti kepemilikan. Bangunan tersebut akhirnya beralih fungsi menjadi masjid bernama Cut Meutia. Banyak faktor yang menyebabkan alih fungsi itu terjadi. Kelompok pengajian Menteng dan Yonif Yos Sudarso banyak berperan dalam alih fungsi tersebut. Untuk mengupas bagaimana proses alih fungsi itu terjadi, penulisan ini menggunakan metode pendekatan historiografi, teori konsep ruang dari Henry Lefebvre, teori ruang publik dari Jürgen Habermas, dan teori ruang Heterotopia dari Michel Foucault.Pendekatan-pendekatan tersebut akan mengungkap, apakah alih fungsi tersebut murni karena kebutuhan akan tempat ibadah di Menteng, atau ada unsur politik dari militer yang terlibat dengan memanfaatkan kelompok pengajian Menteng untuk melawan komunis.


2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
Author(s):  
Zamilia Zamilia ◽  
Ista Rizki

Artikel ini membahas mengenai penelitian dan eksperimen, bagaimana pengolahan material kayu strip dilakukan, sehingga dapat menjadi sebuah bidang lengkung, dan dijadikan produk kriya interior. Tujuan penelitian dari penggunaan teknik laminasi dan bending pada material kayu strip  menjadi produk kayu adalah untuk menambah pengetahuan tentang cara menggunakan teknik  laminasi dan bending pada potongan kayu strip sehingga teknik yang digunakan tepat guna dan barang yang dihasilkan memiliki nilai estetik. Target yang akan dicapai dari penelitian ini adalah tutorial cara menggunakan teknik laminasi dan bending pada kayu strip dan penciptaan karya produk  dari kedua teknik di atas. Untuk mencapai tujuan penelitian tersebut, metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan cara: studi pustaka, observasi, wawancara, dokumentasi foto, eksperimen  teknik dan alat, serta eksplorasi material. 


2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
Author(s):  
Ade Ariyani Sari Fajarwati ◽  
Yuke Ardhiati
Keyword(s):  

Konservasi bangunan warisan budaya melibatkan keinginan untuk tetap menjaga kelestariannya untuk mengaitkan dengan perjalanan sejarah manusia. Di sisi lain, usia bangunan yang sudah tidak bisa dikembalikan lagi sebagaimana fungsi asalnya, memicu keinginan bagi pihak-pihak yang berkepentingan untuk memanfaatkannya secara komersial agar lebih efektif dan efisien. Situs De Tjolomadoe merupakan konservasi untuk menjaga kelestarian bekas pabrik gula Colomadu yang terletak di Karanganyar, Jawa Tengah. Situs bekas ruang industri ini telah dialihfungsikan menjadi pusat pariwisata dengan pendekatan sebagai museum dan ruang pertunjukan. Bangunan ini merupakan material culture yang berfungsi sebagai alat merunut kehidupan masyarakat kelas pekerja di masa lampau. Sebagai bangunan kolonial yang dimiliki oleh pribumi, pada ruang ini terdapat identitas masyarakat kelas pekerja yang turut menggerakkan pabrik gula Colomadu. Melalui pendekatan metodologi wacana kritis positioning, studi ini menganalisis representasi identitas pada material culture kelas pekerja yang berkaitan dengan kehidupan manusia di masa lalu dan sekarang.


2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
Author(s):  
Ferri Agustian Sukarno

Art is not fully autonomous. Art always has a reciprocal relationship with other social institutions, especially economics and politics. This connection is related to the responsibility of the arts in the face of a classy society, where the ruling class who controls the capital / means of production carry out oppression and exploitation in a structured and systematic manner. This journal is focused on the study of populist art which is echoed again by Semsar Siahaan with the term Art of Liberation after the 1965 national tragedy. Through a descriptive and historical explanatory approach, it is examined how the context of Semsar Siahaan's Liberation Arts and artistic struggles.


2020 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
Author(s):  
Andi Anisa Amalia Marlina ◽  
Ehwan Kurniawan ◽  
Norman Adhy Maulana
Keyword(s):  

La Galigo merupakan epik mitos penciptaan dari peradaban Bugis di Sulawesi Selatan yang ditulis dalam bentuk puisi bahasa Bugis kuno. La Galigo yang merupakan karya sastra terpanjang sepanjang sejarah dunia dan mengalahkan Mahabarata ini telah dikukuhkan oleh UNESCO dalam Memory of The World tahun 2011 lalu. Sayangnya masih banyak generasi muda yang tidak mengetahui mengenai La Galigo, itu dikarenakan sudah jarangnya penutur asli, serta kurangnya adaptasi populer. Karena itulah, sebuah adaptasi populer dibutuhkan untuk mengenalkan La Galigo kepada masyarakat, terutama generasi muda Indonesia. Dengan animasi pendek yang bercerita mengenai La Galigo, diharapkan dapat menjadi solusi untuk membuat generasi muda lebih peduli dan ikut melestarikan La Galigo.


2020 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
Author(s):  
Iqbal Maulana ◽  
Retno Andri Pramudyawardani ◽  
Yanni Rosalin
Keyword(s):  

Perkembangan varian trend fashion dapat dikembangkan melalui kombinasi antara situasi dan kondisi yang ada pada suatu daerah atau kota. Situasi Pusat Perbelanjaan Tanah Abang memberikan suatu ide tersendiri dalam membuat koleksi busana. Penelitian ini menjelaskan bagaimana implementasi dari suasana kemacetan yang terjadi di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, ke dalam suatu koleksi busana. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Hasil dari penelitian adalah koleksi busana berjudul Urban Dynamic yang bergaya sporty dramatic dengan tampilan urban contemporary.


2020 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
Author(s):  
Nita Trismaya

Sneakers menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat urban untuk beragam kegiatan, utamanya yang dilakukan di lapangan. Namun, ketika sneakers dipilih menjadi pelengkap busana bergaya etnik seperti kebaya, maka definisi sneakers bergerak menuju wilayah yang lebih luas. Ada gejala sosial dibalik alas kaki ini yang menyandang simbol modern (baca:Barat) yang mengglobal. Permasalahan ini dianalisa menggunakan teori transformasi budaya untuk menafsir ulang sneakers yang kini menjadi bagian dari identitas ke-Indonesia-an melalui berkain-kebaya.


2020 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
Author(s):  
Shafaat Rouzel Waworuntu ◽  
Indah Tjahjawulan

Di era pendudukan Jepang, majalah menjadi salah satu sumber arus informasi yang diatur dengan ketat. Konten dan gambaran yang diperlihatkan harus dalam konteks kepentingan Jepang. Majalah yang kemudian menjadi alat propaganda adalah Majalah Djawa Baroe. Penelitian ini mengambil objek literasi majalah Djawa Baroe sebagai studi kasus dengan batasan bahasan hanya pada kulit muka untuk mengetahui apakah agenda Jepang dapat terepresentasikan melalui kulit muka tersebut. Melalui metode penelitian kualitatif dengan tinjauan historis, dengan observasi langsung bentuk fisik Majalah Djawa Baroe, studi berbagai arsip dan literasi yang terkait konteks pendudukan Jepang ini, menghasilkan temuan bahwa kulit muka majalah Djawa Baroe merepresentasikan propaganda dari agenda eksploitasi Jepang terhadap Indonesia, yaitu Romusha; Pangan; Perempuan dan Hiburan; Agama dan Kebudayaan; Beasiswa; dan Pendidikan. Agenda dan representasi propaganda Jepang ini secara umum memiliki unsur yang sama yaitu Japanisasi, yang merupakan persiapan dari agenda yang lebih besar yaitu Persemakmuran Lingkup Asia Timur Raya, atau bisa dikatakan sebagai usaha Jepang menyatukan satu kawasan Asia yang berada di bawah kepemimpinan Jepang.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document