Mitra Raflesia (Journal of Health Science)
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

33
(FIVE YEARS 33)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By STIKES Bhakti Husada Bengkulu

2747-0334, 1979-2433

Author(s):  
Agus Widanda ◽  
Rizki Refiyanti
Keyword(s):  

<p>Pekerja pengelasan menduduki peringkat kedua dalam hal proporsi pekerja yang mengalami cidera mata, sekitar 1390 kasus <em>eye injury </em>disebabkan karena pajanan bunga api pengelasan. Berdasarkan survai awal sebanyak 75% pekerja bengkel las Kota Bengkulu merasakan keluhan penglihatan. Beberapa faktor yang diduga merupakan faktor risiko keluhan penglihatan pada pekerja bengkel las yaitu masa kerja, lama paparan, alat pelindung mata<strong>. </strong>Tujuan Penelitian adalah mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan keluhan penglihatan pada pekerja bengkel las Kota Bengkulu. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik kuantitatif. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan <em>cross sectional.</em> Analisis data dilakukan menggunakan analisis <em>univariat</em> dan <em>bivariat </em>dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, uji statistik dan narasi. Hasil penelitian berdasarkan distribusi frekuensi masa kerja &gt; 3 tahun (54,75%), lama paparan &gt; 4 jam (60,4%), APM kacamata gelap biasa (83%), ada keluhan penglihatan (59,4%) dan menunjukan bahwa ada hubungan yang bermakna antara masa kerja dengan keluhan penglihatan yaitu (ρ value=0,046), lama paparan yaitu (ρ value=0,027). Tidak ada hubungan yang bermakna antara alat pelindung mata dengan keluhan penglihatan yaitu (ρ value=0,917). Bagi pekerja bengkel las diharapkan untuk menggunakan APD sesuai standar agar dapat menghindari kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja.</p>


Author(s):  
Septi Andrianti, ◽  
Sukmawati Sukmawati

<p>Depresi merupakan salah satu penyakit atau gangguan umum pada lansia yang menduduki rangking atas. Pada usia lanjut, dimana stressor sering menyebaban depresi dan kemampuan beradaptasi sudah menurun, akibat depresi pada usia lanjut sering kali tidak sebaik usia muda. Hasil survey di Puskesmas Lubuk Pinang diketahui jumlah lansia berdasarkan usia yaitu pada usia 45-59 tahun sebanyak 122 orang, usia 60-74 tahun sebanyak 67 orang, dan usa 75-90 sebanyak 32 orang. Dari 15 lanisa yag datang diketahui 9 orang lansia menggalami depresi ringan pada kelompok usia 45-59 tahun, dan 6 orang lansia tidak mengalamai depresi. Masalah dalam penelitian adalah masih tingginya angka kejadian depresi di Puskesmas Lubuk Pinang Kabupaten Mukomuko. Tujuan penelitian diketahuinya hubungan antar tipe kepribadian dengan kejadian depresi pada lansia di Puskesmas Lubuk Pinang Kabupaten Mukomuko.  Desain penelitian menggunakan jenis penelitian <em>deskriptif kuantitatif</em> dengan menggunakan pendekatan <em>cross sectional </em>Cara pengambilan sampel dengan <em>random sampling</em> dengan jumlah sampel 68 orang. Data dianalisis secara univariat dan bivariate dengan uji chi-square.  Hasil penelitian menunjukkan 54,4% dengan tipe kepribadian B dan 64,7% dengan depresi ringan dengan nilai p value 0,020 (p value &lt; 0,05) Ada hubungan yang bermakna antara tipe kepribadian dengan kejadian depresi pada lansia di Puskesmas Lubuk Pinang Kabupaten Mukomuko. Memberikan gambaran dan penyuluhan tentang dampak dari tipe kepribadian.</p><p>Kata kunci : Tipe Kepribadian, Depresi</p>


Author(s):  
Esti Sorena ◽  
Samwilson Slamet ◽  
Misse Margaret
Keyword(s):  

<p>Pelayanan Informasi Obat (PIO) wajib diberikan oleh tenaga farmasi yang berkaitan dengan penggunaan obat yang diserahkan kepada pasien dan penggunaan obat secara tepat, aman dan rasional atas permintaan masyarakat. Pemberian informasi obat memiliki peranan penting dalam rangka memperbaiki kualitas hidup pasien dan menyediakan pelayanan bermutu dapat menurun  akibat  adanya  ketidakpatuhan  terhadap  program  pengobatan.  Penelitian  ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan informasi obat di Puskesmas Kandang. Metode penelitian ini berupa deskriptif. Populasi pada penelitian ini berjumlah 720 orang. Sampel pada penelitian ini  sebanyak 88 orang responden yaitu pasien yang menebus obat di depo farmasi Puskesmas Kandang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner yang dibagikan secara langsung kepada 88 responden. Analisis data diukur menggunakan skala likert. Hasil penelitian tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan informasi obat di Puskesmas Kandang didapatkan hasil puas (76%) terhadap pelayanan informasi obat yang diberikan oleh petugas farmasi di Puskesmas Kandang Kota Bengkulu.</p><p> </p><p>Kata Kunci : <em>Kepuasan Pasien, Pelayanan Informasi Obat, Pelayanan Kefarmasian</em></p><p> </p>


Author(s):  
Agus Widada ◽  
Rizki Refiyanti ◽  
Aplina Kartika Sari
Keyword(s):  

<p>Pekerja pengelasan menduduki peringkat kedua dalam hal proporsi pekerja yang mengalami cidera mata, sekitar 1390 kasus <em>eye injury </em>disebabkan karena pajanan bunga api pengelasan. Berdasarkan survai awal sebanyak 75% pekerja bengkel las Kota Bengkulu merasakan keluhan penglihatan. Beberapa faktor yang diduga merupakan faktor risiko keluhan penglihatan pada pekerja bengkel las yaitu masa kerja, lama paparan, alat pelindung mata<strong>. </strong>Tujuan Penelitian adalah mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan keluhan penglihatan pada pekerja bengkel las Kota Bengkulu. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik kuantitatif. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan <em>cross sectional.</em> Analisis data dilakukan menggunakan analisis <em>univariat</em> dan <em>bivariat </em>dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, uji statistik dan narasi. Hasil penelitian berdasarkan distribusi frekuensi masa kerja &gt; 3 tahun (54,75%), lama paparan &gt; 4 jam (60,4%), APM kacamata gelap biasa (83%), ada keluhan penglihatan (59,4%) dan menunjukan bahwa ada hubungan yang bermakna antara masa kerja dengan keluhan penglihatan yaitu (ρ value=0,046), lama paparan yaitu (ρ value=0,027). Tidak ada hubungan yang bermakna antara alat pelindung mata dengan keluhan penglihatan yaitu (ρ value=0,917). Bagi pekerja bengkel las diharapkan untuk menggunakan APD sesuai standar agar dapat menghindari kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja.</p><p><strong>Kata Kunci</strong> : Keluhan Penglihatan, Masa Kerja, Lama Paparan, Alat Pelindung Mata.</p>


Author(s):  
Syafwandi Akbar ◽  
Sugiarto Sugiarto ◽  
Melda Yenni
Keyword(s):  

<p>Bengkel las merupakan salah satu tempat kerja yang berpotensi menimbulkan gangguan pendengaran. Gangguan pendengaran tersebut disebabkan karena intensitas kebisingan yang tinggi pada saat pekerja memotong besi saat bekerja. Jika pekerja berada pada intensitas yang melampau NAB (&gt;85dB) maka akan menyebabkan gangguan pendengaran. Penelitian bertujuan mengetahui mengetahui faktor yang berhubungan dengan gangguan fungsi pendengaran pada pekerja bengkel las di Kelurahan Suka Karya. Desain penelitian adalah <em>cros sectional</em>. Sampel penelitian adalah pekerja bengkel las di Kelurahan Suka Karya. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik <em>purposive sanpling</em>. Penelitian dilakukan bulan Mei - Juni 2020. Analisa data menggunakan uji chi-square dan uji khrushall wallis. Sebanyak 36,2% responden mengalami tuli konduktif, 34,0% responden mengalami tuli sensorineural, sebesar 29,8% responden tidak mengalami gangguan pendengaran. Rata-rata intensitas kebisingan sebesar 81,49 dB, sebanyak 78,7% responden memiliki masa kerja &gt; 5 tahun dan sebanyak 93,6% responden tidak menggunakan alat pelindung telingga. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan antara intensitas kebisingan dengan gangguan pendengaran pada pekerja bengkel las di Keluarahan Suka Karya Tahun 2020 (p = 0,001). Tidak ada hubungan antara masa kerja (p = 0,150) dan penggunaan alat pelindung telingga (p = 0,375) dengan gangguan pendengaran pada pekerja bengkel las di Keluarahan Suka Karya Tahun 2020. Diharapkan pekerja selalu menggunakan alat pelindung telingga ketika bekerja. Bagi pemilik bengkel las untuk menyediakan alat pelindung telingga yang dapat dipakai oleh pekerja.</p><p>Kata Kunci       :  Gangguan Fungsi Pendengaran, Intensitas Kebisingan, Masa Kerja, Alat Pelindung Telingga</p>


Author(s):  
Andriana Marwanto ◽  
Mualim Mualim
Keyword(s):  
P Value ◽  

<p>Kesehatan kerja bertujuan agar pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun sosial Kebisingan merupakan salah satu masalah kesehatan lingkungan kerja, khususnya terhadap fungsi pendengaran. Gangguan pendengaran akibat bising dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti intensitas kebisingan, durasi paparan, area tempat kerja dan penggunaan alat pelindung diri. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan gangguan pendengaran Pekerja di Industri Pengolahan Karet PT. X Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu. Jenis penelitian ini merupakan diskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Responden penelitian adalah pekerja di bagian produksi dengan Jumlah 56 pekerja. Data diperoleh dengan cara pengukuran intensitas kebisingan, pemeriksaan gangguan pendengaran dengan alat audiometri serta wawancara dengan kuesioner tentang karakteristik responden dan pemakaian Alat Pelindung Diri. Analisis data dilakukan dengan cara uji <em>Che-Square</em> untuk menentukan hubungan antara variabel dan uji <em>regresi logistik</em> untuk menetukan faktor yang paling beresiko terhadap terjadinya gangguan pendengaran. Hasil penelitian diketahui bahwa 73,20% responden sudah berumur lebih dari 40 tahun, masa kerja responden lebih dari 20 tahun sebesar 51,80% sudah bekerja di PT X selama lebih dari 20 tahun; 50 % responden memakai APD pada saat bekerja; dan 64,30 % intensitas kebisingan pada ruang produksi masih dibawah nilai NAB 85 dB. Ada hubungan antara umur, pemakaian APD dan Intensitas Kebisingan terhadap gangguan pendengaran, dengan nilai p-value (0,050; 0,006; 0,021).</p><p> </p>Kata Kunci      : Kebisingan, APD, Gangguan Pendengaran


Author(s):  
Diana Tri Astuti ◽  
Eti Kurniawati ◽  
Cici Wuni
Keyword(s):  

<p>Hipertensi yang tidak mendapat penanganan yang baik menyebabkan komplikasi seperti stroke, penyakit jantung koroner, diabetes, gagal ginjal dan kebutaan. Penyakit hipertensi yang ada di rawat jalan RSU Sultan Thaha Saifuddin pada tahun 2018 ke tahun 2019 mengalami peningkatan. Pada tahun 2017 jumlah pasien hipertensi di rawat jalan sebanyak 1328 kasus dan meningkat menjadi 1789 kasus pada tahun 2019. Penelitian ini menggunakan desain <em>quasi eksperimen</em>. Penelitian dilakukan di Rawat Jalan RS Sultan Thaha Saifuddin Kabupaten Tebo pada bulan Juli 2020. Sampel penelitian adalah pasien hipertensi rawat jalan RS Sultan Thaha Saifuddin sebanyak 20 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik <em>purposive sampling</em>. Instrumen yang digunakan adalah leaflet dan kuesioner. Teknik pengumpulan data dengan pemberian leaflet dan kuesioner melalui wawancara. Data dianalsis menggunakan <em>uji T Dependen.</em> Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pengetahuan responden sebelum diberikan leaflet sebesar 26,5 dan meningkat menjadi 30,9 setelah diberikan leaflet. Hasil bivariat diketahui ada pengaruh pemberian leaflet terhadap pengetahuan penderita hipertensi rawat jalan di Rumah Sakit Sultan Thaha Saifuddin Kabupaten Tebo Tahun 2020 (p=0,000). Diharapkan kepada rumah sakit untuk menyediakan leaflet, poster tentang hipertensi sehingga pasien hipertensi yang berobat jalan ke rumah sakit dapat membaca leaflet dan poster tersebut, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan pasien tentang hipertensi</p><p> </p>Kata Kunci      :           Pengetahuan, Leaflet, Hipertensi


Author(s):  
Agus Widada ◽  
Dwi Pratomo ◽  
Mely Gustina
Keyword(s):  
P Value ◽  

<p>Ergonomi adalah ilmu yang memanfaatkan informasi – informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia dalam merancang suatu sistem kerja, sehingga dapat bekerja pada suatu sistem yang baik. Faktor penyebab NPB adalah posisi duduk yang tidak sesuai, lama waktu mengemudi dan masa kerja. Mengetahui hubungan posisi duduk, lama waktu mengemudi dan masa kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah pada sopir angkutan Kota Bengkulu. Penelitian ini deskriptif analitik, menggunakan metode <em>cross sectional </em>dan uji statistik <em>chi – square. </em>Ada hubungan posisi duduk dengan keluhan NPB (P<em> value  </em>= 0,019 ) dengan OR 11,29. Tidak ada hubungan antara lama waktu mengemudi dengan keluhan NPB (P <em>value</em> = 0,573) dengan OR 2,778. Dan ada hubungan masa kerja dengan keluhan NPB (<em>P value = </em>0,000) dengan OR 32,609. Diharapkan institusi yang terkait dapat memberikan informasi kepada sopir angkutan Kota Bengkulu, dan dapat menjadi gambaran untuk penelitian selanjutnya.</p><p>Kata Kunci : Posisi Duduk, Lama Mengemudi, Masa Kerja</p>


Author(s):  
Mualim Mualim ◽  
Yusmidiarti Yusmidiarti
Keyword(s):  

<p>Kelelahan kerja merupakan bagian dari permasalahan umum yang sering dijumpai pada tenaga kerja. Data ILO menyebutkan bahwa setiap tahun sebanyak dua juta pekerja meninggal dunia karena kecelakaan kerja yang disebabkan oleh faktor kelelahan. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (2014) di Indonesia setiap hari rata-rata terjadi 414 kecelakaan kerja, diantaranya 27,8% disebabkan kelelahan yang cukup tinggi, kurang lebih 9,5% atau 39 orang mengalami cacat (Januar Atiqoh, dkk., 2014). Tujuan dari penelitian ini adalah diketahuinya hubungan antara ergonomi dan psikososial dengan kelelahan kerja pada tenaga kerja Perusahaan Dagang Sinar Harapan Teknik Padang Serai Kota Bengkulu. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan pendekatan <em>cross</em> <em>sectional</em>. Populasi dan sampel pada penelitian ini berjumlah 70 pekerja (<em>total sampling</em>). Instrumen yang digunakan adalah observasi dan kuesioner. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan menggunakan uji <em>chi square</em> (α=0,05). Hasil dari penelitian ini adalah lebih dari setengah pekerja Perusahaan Dagang Sinar Harapan Teknik Kota Bengkulu memiliki penerapan ergonomi posisi kerja yang tidak sesuai yaitu 41 (55,70%), lebih dari setengah pekerja  keadaan psikososialnya buruk 36 (51.40%), lebih dari setengah pekerja mengalami kelelahan kerja kronis 39 (55,70%), terdapat hubungan antara penerapan ergonomi dengan kelelahan kerja (<em>p= 0,006 </em>&lt; 0,05), dan terdapat hubungan antara keadaan psikososial dengan kelelahan kerja (<em>p=0,028 </em>&lt; 0,05). Saran yang diberikan kepada pekerja yaitu pekerja harus mengoptimalkan waktu istirahatnya serta melakukan peregangan otot di sela-sela pekerjaan. Untuk perusahaan supaya adanya batasan jam kerja maksimal 8 jam/hari dan menghimbau pekerja untuk berolahraga sebelum bekerja.</p><p><strong> </strong></p><p><strong>Kata Kunci : </strong>Ergonomi, psikososial, dan kelelahan kerja.</p>


Author(s):  
Deltari Novitasari

<p><em>Lecturers at universities have a big burden in creating generations of students to compete in the current era of 4.0. Lecturer work discipline that will both accelerate the achievement of educational goals, and lack discipline will hamper the achievement of educational goals. Based on observations at STIkes Bhakti Husada Bengkulu there were still found lecturers who carried out their duties with low discipline. This type of research is quantitative, using descriptive analysis and data collection methods using questionnaires, with a sample of 40 people. The results of the study showed that the lecturers' employment was very good category (4.58). Suggestions, lecturers should maintain discipline.</em><strong><em></em></strong></p><p><strong><em> </em></strong></p><p><em>Key Words : Dicipline, Lectures, Learning </em></p>


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document