Jurnal SIAR ILMUWAN TANI
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

26
(FIVE YEARS 26)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Mataram

2722-5496, 2722-5488

2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 126-131
Author(s):  
Ardina Ratna Pramesti ◽  
K.T.D. Deliana ◽  
I.M.J. Hermawan ◽  
I.P.R.Y. Pradana ◽  
I.W.P.Widnyana ◽  
...  

Pemanfaatan limbah rumah tangga menggunakan teknologi Bio-BaliTani menjadi pupuk organik diyakini mampu mengurangi penumpukan sampah dan mencegah pencemaran lingkungan di kawasan Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) Desa Taro sekaligus mendorong mitra untuk memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki secara berkelanjutan guna meningkatkan perekonomian desa. Teknologi fermentasi melalui produk Bio-BaliTani yang memanfaatkan isolat bakteri probiotik lignoselulolitik unggul asal rumen sapi bali dan rayap mampu mengatasi permasalahan dengan cara mempercepat pembusukan sampah organik yang ada di TPS3R Desa Taro. Metode pelaksanaan dilakukan melalui sosialisasi, transfer teknologi, pengembangan jiwa kewirausahaan, dan pembentukan jejaring kemitraan. Hasil kegiatan pembinaan yang dilakukan di TPS3R Desa Taro adalah meningkatnya pengetahuan dan pemahaman mitra dalam mengolah sampah rumah tangga yang dilihat dari kemampuan menerapkan teknologi Bio-BaliTani dengan baik dalam pengolahan limbah rumah tangga menjadi pupuk organik dan produk yang dihasilkan mampu memenuhi standar yang telah ditetapkan.


2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 118-125
Author(s):  
Zaenal Arifin ◽  
Lolita Endang Susilowati ◽  
Mansur Ma’shum ◽  
Bambang Hari Kusumo ◽  
Bustan

Tanaman jahe merah merupakan tanaman rempah dan obat-obatan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Hal ini merupakan suatu peluang bagi petani untuk mengembangkan penanaman jahe merah untuk meningkatkan pendapatan keluarga. Hal yang paling penting dalam budidaya organik adalah ketersediaan pupuk organik in situ.  Di lokasi sasaran tersedia limbah pertanian dan rumah tangga yang belum dimanfaatkan dan dapat digunakan sebagai bahan baku pupuk bio-organik P. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk: (1) meningkatkan pengetahuan mitra sasaran terkait dengan manfaat pupuk organik dalam budidaya jahe merah (2) memberikan bimbingan teknis pembuatan pupuk bio-organik P yang mengandung pupuk hayati P beragensia bakteri pelarut fosfat toleran kekeringan (3) melakukan pendampingan praktik budidaya jahe merah dalam pot/polybag di pekarangan rumah. Kegiatan ini dilaksanakan dalam kurun waktu enam bulan di Desa Narmada Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat. Terhadap mitra sasaran digunakan pendekatan partisipatif, dimana mitra sasaran tidak saja sebagai obyek tetapi juga sebagai subyek. Bentuk kegiatan pemberdayaan terhadap mitra sasaran adalah: (1) penyuluhan dan (2) pembelajaran langsung melalui kegiatan bimtek pembuatan pupuk bio-organik P dan penanaman jahe merah. Hasil kegiatan ini dievaluasi dari respon positif peserta penyuluhan dengan penguasaan materi penyuluhan yang cukup baik yang dapat dilihat dari meningkatnya keterampilan mitra sasaran dalam pembuatan pupuk bio-organik P yang digunakan sebagai pupuk hayati untuk tanaman jahe merah dalam polybag.


2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 112-117
Author(s):  
Herman Suheri ◽  
Nurrachman ◽  
Rukmini Kusmarwiyah ◽  
Mulat Isnaini
Keyword(s):  

Pertanian konvensional dengan penggunaan masukan energi buatan sudah diketahui menyebabkan terjadinya penurunan kualitas tanah lebih-lebih jika diikuti dengan kurangnya pemberian bahan organik ke dalam tanah Penurunan ini sering tidak disadari oleh petani sehingga cenderung menjadi makin parah dari waktu ke waktu. Melalui kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat dalam bentuk demplot, petani diperkenalkan dengan sistem budidaya alternatif' yang memungkinkan mereka mengurangi pemberian masukan produksi dari luar usaha tani. Budidaya alternatif yang dirancang melalui kegiatan ini adalah sistem budidaya di lahan kering yang memungkinkan dilakukannya pengelolaan hara secara terpadu dengan menerapkan penggunaan tanaman penutup tanah (cover crops) sebagai bagian dari praktik sistem budidaya disertai dengan penambahan bahan organik yang tersedia di sekitar lahan usaha tani. Biomasa tanaman penutup tanah dikelola secara terintegrasi dengan sistem budidaya tanaman, yaitu dengan menanam tanaman penutup tanah tiga minggu sebelum penanaman tanaman pokok (kedelai sayur), dan mengakhirkannya dengan cara memotong keseluruhan biomasa tanaman penutup tanah tersebut sebelum ditambahkan ke dalam tanah sesaat sebelum benih kedelai ditugal. Sementara itu sebagai pembanding, dilakukan pemberian bahan organik berupa kompos atau pupuk organik komersial dengan cara menebarkan langsung sesaat sebelum benih keldelai ditugal. Di akhir kegiatan, dilakukan field day dengan mengundang anggota kelompok tani mitra untuk menyaksikan hasil tanaman yang diperoleh dari petak demplot, sehingga diharapkan dapat menambah pengetahuan dan membangkitkan ketertarikan anggota kelompok tani dan masyarakat sekitarnya tentang teknik peningkatan kualitas tanah untuk bididaya melalui pengelolaan tanaman penutup tanah dan bahan organik dalam menunjang sistem buddaya tanaman ramah lingkungan.


2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 107-111
Author(s):  
Mulat Isnaini ◽  
Herman Suheri ◽  
Hery Haryanto ◽  
Irwan Muthahanas

Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilakukan di desa Puyung kecamatan Jonggat, Lombok Tengah. Kelompok sasaran adalah kelompok tani yang terbiasa menanam tanaman palawija, jagung dan padi. Kendala yang sering dialami oleh petani tersebut adalah serangan hama pada tanaman kedelai sejak fase vegetatif sampai generatif. Biasanya petani menyemprot dengan pestisida sehingga tidak disadari lama kelamaan akan menyebabkan serangga hama menjadi tahan dan merusak lingkungan. Selain itu, pestisida yang diaplikasi secara terus menerus dapat mengakibatkan matinya organisme bukan sasaran termasuk predator. Sehingga perlu dilakukan inovasi baru untuk mengendalikan hama selain menggunakan bahan kimia yang tidak ramah lingkungan. Inovasi baru yang dimaksud adalah menanam tanaman refugia sebagai perangkap musuh alami hama. Metode yang dilakukan adalah teknik survei dengan metode deskriptif eksploratif dilanjutkan dengan kaji tindak (Action Research) dengan menerapkan pendekatan program tindak partisipatif (Partisipatory Action Program) dari anggota kelompok tani melalui diskusi, dan kerja kelompok di seluruh kegiatan. Selanjutnya tahapan pelaksanaan yang diawali dengan pelatihan dengan teknik ceramah dan diskusi, dengan proporsi 30% teori dan 70% praktek lapang. Sebagai tindak lanjut dari kegiatan tersebut adalah dilakukan demonstrasi plot dengan menanam tanaman refugia seperti bunga matahari, kenikir, bunga kertas, di sekitar tanaman kedelai dari bulan Agustus sampai dengan bulan November 2021. Hasilnya kegiatan ini dapat disimpulkan bahwa, a) pengetahuan dan keterampilan anggota Kelompok tani meningkat dalam kaitannya dengan pengendalian hama, b) Kelompok tani mau menerapkan tanaman refugia sebagai perangkap musuh alami hama pada tanaman kedelai, c) terbentuknya paket teknologi tentang teknik pengendalian hama dengan memanfaatkan tanaman refugia sebagai tanaman perangkap musuh alami hama.


2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 100-106
Author(s):  
Bambang Supeno ◽  
Tarmizi ◽  
Hery Haryanto ◽  
Ni Made Laksmi Ernawati ◽  
M. Taufik Fauzi

Tanaman jagung pada musim tanam tahun lalu hingga sekarang terancam oleh datangnya Hama Baru dari benua Amerika, yaitu hama ulat grayak jagung (fall armyworm/FAW). Hama ulat grayak jagung, Spodoptera frugiperda telah menyebar di seluruh wilayah Indonesia, termasuk Provinsi NTB. Kedatangan hama ini merupakan acaman baru dalam swasembada jagung di NTB, seperti telah dilaporkan kegagalan panen jagung oleh sebagian besar petani di pulau Lombok. Penanggulangan darurat telah dilakukan dengan melakukan eradikasi memakai pestisida namun belum membuahkan hasil yang memuaskan. Salah satu alternatif yang ditawarkan ke petani adalah melakukan strategis pengendalian yang efektif dan ramah lingkungan. Kegiatan pengabdian meliputi dua kegiatan pokok yaitu Pelatihan praktek langsung lapangan dan diskusi dan pembuatan demplot tanaman jagung pada bulan Juni-Oktober 2020. Demplot dilaksanakan di sawah milik salah satu anggota Kelompok Tani “Rahayu” di desa Jatisela, Kecamatan Gunungsari. Hasil kegiatan pengabdian seperti berikut: (a) Petani peserta kegiatan pengabdian semakin memahami strategi teknik pengendalian hama invasi baru ulat gerayak jagung dengan menggunakan tanaman refusia dan monitoring. (b) Petani semakin mengerti bahwa dengan teknik pengendalian tanam refusia dan monitoring dapat menekan serangan hama ulat grayak hingga 80% (c) dan penghematan biaya pembelian pestisida hingga 100%. (d) Petani semakin mengerti dengan adanya perbandingan antara hasil Demplot dan cara petani, yaitu kualitas dan hasil jagung pipil demplot lebih bagus daripada teknik pengendalian cara petani setempat.


2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 93-100
Author(s):  
Dudi Septiadi ◽  
Rosmilawati ◽  
I Gusti Lanang Parta Tanaya ◽  
Asri Hidayati ◽  
Abdullah Usman
Keyword(s):  

Pencatatan dalam pembukuan usahatani merupakanan kegiatan esensial dalam manajemen usahatani. Pencatatan usahatani merupakan media yang efektif dalam mengontrol kebijakan pengelolaan keuangan usahatani. Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah untuk; 1) memberikan pemahaman kepada petani terkait manajemen pencatatan usahatani; 2) memberikan keterampilan kepada petani untuk membuat catatan pembukuan usahatani. Pengabdian dilaksanakan di Desa Otak Rarangan, Kabupaten Lombok Timur. Sasaran kegiatan adalah para petani dari perwakilan kelompok tani. Metode pelaksanaan kegiatan dengan metode Forum Group Discussion (FGD) dan Workshop. Metode pengukuran tingkat pemahaman dan keterampilan terkait manajemen pencatatan usahatani menggunakan instrumen kuesioner pre-test dan post-test pada saat kegiatan penyuluhan. Berdasarkan Hasil pre-test dan post-test pada saat kegiatan pengabdian, telah terjadi peningkatan pemahaman manajemen pencatatan usahatani, kategori paham meningkat  dari 25% menjadi 45%, kategori cukup paham meningkat dari 40% menjadi 55% dan kategori tidak paham menurun dari 35% menjadi 0%. Hasil pre-test dan post-test juga menunjukkan terjadi peningkatan keterampilan petani dalam membuat catatan pembukuan usahatani, dimana kategori terampil meningkat  dari 20% menjadi 40%, kategori cukup paham meningkat dari 30% menjadi 50% dan kategori tidak paham menurun dari 50% menjadi 10%.


2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 84-92
Author(s):  
Hari Purnomo ◽  
Nanang Tri Haryadir ◽  
Usmadi ◽  
Hadi Paramur

Pengelolaan budidaya pertanian telah bergeser dari pengelolaan budidaya konvensional menuju pengelolaan yang menerapkan praktek budidaya yang baik (good agriculture practices). Salah satu upaya mengatasi kendala pengelolaan organisme pengganggu tanaman dalam praktek pengelolaan pertanian yang baik adalah meminimalisasikan aplikasi penggunaan pestisida kimia anorganik yang tidak berdampak pada kesehatan lingkungan akan tetapi juga berdampak pada kesehatan petani pengguna. Biopestisida adalah salah satu alternatif yang ramah lingkungan merupakan pestisida berbahan aktif mikroba pathogen serangga seperti Beauverisa bassiana dan Metarhizium anisopliae. Pengembangan riset jamur pathogen serangga yang ada di laboratorium Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jember memasuki tahapan scale up hilirisasi setelah mempunyai prototipe biopestisida berbahan aktif jamur pathogen serangga dengan formulasi tepung murni miselia jamur yang sedang dalam proses izin merk dan draft paten. Kegiatan dalam program ini bertujuan: 1) Untuk mengembangkan unit produksi biopestisida (mulai produksi sampai pengemasan) dengan pemasaran terbatas pada petani pada desa binaan LP2M tapi tetap profitabel, 2) Bertujuan untuk membangun jejaring pemasaran produk biopestisida pada stake holder yang lebih luas dalam wilayah Besuki Raya, dan 3) Memantapkan kelembagaan unit produksi biopestisida menjadi industri lebih besar.


2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 78-83
Author(s):  
I Wayan Sudika ◽  
I Wayan Sutresna ◽  
Dwi Ratna Anugrahwati ◽  
I Gusti Putu Muliarta Aryana ◽  
Ni Wayan Sri Suliartini

Kelompok tani Lembah Telaga Desa Gumantar adalah sebagai mitra dalam kegiatan pengabdian ini. Permasalahan yang dihadapi, meliputi tidak tersedianya benih komposit berkualitas di tingkat petani; petani belum memiliki ilmu pengetahuan dan keterampilan dalam hal produksi benih jagung berkualitas dan benih jagung sebagai benih sumber perbanyakan, belum tersedia. Oleh karena itu, dilakukan pengabdian bertujuan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan petani di bidang produksi benih jagung berkualitas (bersertifikat); mengenalkan karakteristik calon varietas unggul jagung super genjah (Sinta Unram) dan dihasilkan benih jagung Sinta Unram yang berkualitas. Metode yang digunakan dalam pengabdian adalah metode pendidikan orang dewasa (POD) dengan teknik partisipatif. Pengukuran peningkatan ilmu pengetahuan peserta dilaksanakan dengan mengisi daftar pertanyaan sebelum dan sesudah penyampaian materi. Kegiatan diawali dengan penyampaian beberapa materi kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab dan diskusi. Demontrasi plot (demplot) dibuat pula untuk memperkenalkan karakterisitik Sinta Unram dan praktek memproduksi benih sesuai prosedur sertifikasi benih. Hasil pengabdian menunjukkan, bahwa terjadi peningkatan ilmu pengetahuan petani di bidang karakteristik tanaman jagung super genjah, dan teknik pembuatan benih jagung komposit sebesar 30,84 persen akibat telah dilaksanakan pertemuan dan diskusi. Demonstrasi plot telah dilaksanakan dan diperoleh benih jagung komposit sebanyak 152 kg. Benih tersebut telah dibagikan kepada petani peserta di desa Gumantar kabupaten Lombok Utara.


2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 70-77
Author(s):  
Ismail Yasin

Porang, suatu tumbuhan terna endemik Pulau Lombok sekarang ini mempunyai nilai yang sangat tinggi karena sangat laku sebagai barang ekspor, di samping itu, porang merrupakan  bahan pangan fungsional yang sangat bermanfaat bagi penderita Diabetes melliatus karena kandungan glukomannannya yang tinggi. Sayangnya sekarang tidak banyak masyarakat di Lombok selatan, terutama masyarakat kecamatan Praya Barat yang mengenal tumbuhan tersebut karena tumbuhan tersebut sudah punah atau tidak ditemukan tumbuh liar di tempat itu.   Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah memperkenalkan tanaman porang kepada sekelompok masyarakat di Desa Batujai dan Desa Mangkung Kecamatan Praya Barat dan mengajak mereka  untuk menanam porang di sela-sela tanaman lain atau di lahan kosong. Metode pengabdian yang dilakukan adalah mengundang sekelompok masyarakat termasuk tokoh  masyarakat untuk diperkenalkan tentang tanaman porang, manfaatnya dan nilai ekonomi serta cara membudidayakan porang pada kondisi tanah dan iklim setempat. Selanjutnya dilakukan pembentukan kelompok petani porang untuk smenjadi kelompok tani porang di desanya. Hasil dari pengabdian ini menunjukkan bahwa sebagian besar anggota masyarakat atau petani di Desa Batujai maupun di Desa Mangkung sangat anthusias mengikuti program sosialisasi tersebut. Ternyata tidak satupun dari anggota masyarakat yang mengenal tanaman porang. Mereka belum bisa membedakan porang dari iles-iles (lombos) ataupun dengan suweg (gawok). Dengan melihat potensi nilai ekonomi dari porang, sebagian besar masyarakat yang mengikutu pertemuan sangat anthusias menjadi petani penanam porang. Mereka berjanji segera membentuk kelompok tani khusus penanam porang agar mudaah mengakses pembinaan dari desa maupun dari lembaga-lembaga yang terkait frngan pengembangan tanaman porang. Sayangnya tanaman tanaman porang tumbuh hanya pada bulan-bulan tertentu, (nusim hujan) sehingga pada saat pelaksanaan kegiatan ini tidak bisa dilakukan demontrasi plot, karena porang hanya tumbuh pada musim hujan dan mengalami dormansi pada musim kemarau. Namun hal ini di atasi dengan mengunggah informasi online.


2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 64-69
Author(s):  
Nurrachman ◽  
Jayaputra ◽  
Bambang Budi Santoso

Perkembangan pariwisata di Kabupaten Lombok Utara cukup tinggi, namun sejak tahun 2019 hingga saat ini pariwisata mengalami penurunan akibat gempa dan pandemi COVID-19, akibatnya para petani hortikultura terkena imbas dari penurunan pariwisata tersebut. Untuk meningkatkan pendapatan petani, terutama lahan yang terbatas, produk hortikultura harus dipilih, seperti cepat dalam panen, efisiensi input dan peningkatan produktivitas lahan. Jagung manis khususnya baby corn dan selada masih memiliki pasar yang baik (Ifsca, 2020). Transfer teknologi peningkatan produktivitas lahan diperlukan untuk mengatasi masalah ini dengan melakukan tumpangsari jagung manis dengan selada. Penyuluhan dan demplot menggunakan partisipatif diterapkan. Demplot dilakukan pada bulan Juli -Agustus hingga 2020 di Kelompok Tani Tangkok Kliang Desa Sesait , Kayangan, Lombok Utara. Hasil demplot menunjukkan hasil yang memuaskan dengan nilai nilai kesetaraan lahan (LER) sebesar 1,62, artinya meningkat sekitar 0,62., dibandingkan dengan monokultur jagung atau selada. Artinya, petani yang menerapkan teknologi tersebut akan mendapatkan produk dan pendapatan yang lebih banyak.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document