SANCTUM DOMINE: JURNAL TEOLOGI
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

77
(FIVE YEARS 62)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Sekolah Tinggi Theologia Nazarene Indonesia

2722-0079, 2088-8236

2021 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 37-54
Author(s):  
Thomson Siallagan

Abstrak Di masa pandemi 19, sistem pembelajaran tatap muka berubah menjadi sistem pembelajaran jarak jauh. Anak belajar dari rumah dan guru mengajar dengan menggunakan jaringan internet. Berbagai persoalan muncul dalam sistem pembelajaran online ini, termasuk masalah etika sosial antara siswa dengan guru. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana mengembangkan etika sosial antara siswa dengan guru dalam pembelajaran online di masa pandemi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kajian pustaka dengan menggunakan literatur-literatur yang berkaitan dengan subjek kajian. Hasil yang kajianj ditemukan dalam megembangkan etika sosial anatar siswa dengan gur dalam pembelajaran online di masa pandemi adalah sebagai berikut: mengembangkan etika sosial antara siswa dengan guru dalam pembelajaran secara partisipatif. Guru khususnya guru BP mensosialisasikan etiak sosial tersebt secara berulang-ulang dengan sistem kolaboratif, yakni melibatkan semua stakeholder pendidikan, termasuk orang tua dan komite sekolah. Guru bersikap lembut tapi tegas dalam menjalankan etika sosial tersebut. Guru mengatasi siswa yang kurang beretika dengan bijaksana dan di lain pihak guru bersikap profesional dan menjadi teladan beretika sosial dalam pembelajaran.  


2021 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 19-36
Author(s):  
Debi Debora Kusumawati ◽  
Joko Prihanto

Cell group is one of the most basic forms of service that must be developed by the church in helping the congregation it serves so that it becomes more mature and grows in the knowledge of God. In addition to praise, prayer, and worship, teaching is an important thing in the conduct of cell groups. In connection with teaching, the church must prepare teaching materials that are relevant to the needs of cell grup members. The goal is to make cell grup members more interested in participating in cell groups, and to become more mature in God and able to face the challenges of life that they are facing.The research method used is library research. This method collects data and information in the form of documents, data archives and other literature information. This paper is expected to help churches in developing cell group's services so that the church has a strong concept in compiling teaching materials that are relevant to cell group's members. This paper will discuss the nature of cell group, the importance of teaching materials relevant to cell group members, the biblical basis of teaching materials relevant to cell group members, and ends with concepts in compiling teaching materials in cell group.


2021 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 55-70
Author(s):  
Yakub Hendrawan Perangin Angin ◽  
Tri Astuti Yeniretnowati

Pendidikan pola hidup orang Kristen belum banyak yang menangkap jelas makna dari panggilan hidup agar sempurna seperti Bapa dalam praktik kehidupan sehari-hari sebagai umat orang percaya. Sehingga penulisan jurnal ini ditujukan untuk membedah arti dari panggilan sekaligus perintah bagaimana konsekuensi standar kehidupan sebagai pengikut Kristus Yesus. Dengan penjelasan yang lengkap dan praktis membumi diharapkan orang percaya dapat memahami dan mengambil komitmen untuk menjalani pola hidup kekristenan yang sempurna seperti Bapa. Penelitian ini menggunakan metode tinjauan pustaka, yaitu dengan cara menganalisis tentang konsep sempurna seperti Bapa sebagai sebuah kerangka konsep standar dan pola hidup Kristen sebagai arah bagi pengembangan dan Pendidikan Agama Kristen. Hasil dari penelitian ini menunjukkan konsep dan implikasi bagi arah Pendidikan Agama Kristen dalam menghasilkan dan membentuk orang Kristen yang hidupnya menuju sempurna seperti Bapa paling tidak ada sembilan aplikasi yang dapat dilakukan sebagai panduan pola hidup kekristenan orang percaya, yaitu: Pertama, Memiliki kecerdasan dan ketelitian rohani. Kedua, Hidup tidak bercacat dan tidak bercela. Ketiga, Hidup dengan memenuhi tuntutan Allah. Keempat,  Hidup dengan iman yang berkualitas. Kelima, Hidup yang serupa dengan Yesus. Keenam, Hidup sesuai kehendak Allah. Ketujuh, Hidup yang berkenan kepada Allah. Kedelapan, Hidup dengan pola pikir baru. Kesembilan, Hidup dengan kelakuan yang luar biasa.


2021 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 1-18
Author(s):  
Paulus Kunto Baskoro

ABSTRAK Hancur tidaknya dinamika kehidupan keluarga ditentukan dari pendidikan dalam keluarga itu sendiri. Khususnya pendidikan dalam keluarga yang bernuansa Kristen atau prinsip-prinsip pendidikan dalam keluarga orang percaya.  Beberapa alasan yang menjadi latar belakang masalah penulisan ini, Pertama, adanya ketidaksadaran beberapa keluarga orang percaya tentang pentingnya keluarga sebagai pusat pengajaran. Kedua, ada beberapa pasangan atau keluarga orang percaya yang terlalu sibuk dengan pekerjaan di luar rumah daripada mengurus kehidupan keluarga. Ketiga, banyak keluarga Kristen saat ini hanya fokus mengejar untuk mencukupi kehidupan hidup saja. Keempat, banyak keluarga Kristen yang saat ini sedang mengalami masalah tentang terpengaruhnya keluarga dengan kehidupan duniawi.  Untuk itu penulis mempelajari Ulangan 6:1-25 secara keseluruhan, selanjutnya baru menambah dari buku lain mengenai prinsip-prinsip gembala sidang.  Penelitian dalam artikel ini menggunakan metode deskritif, yaitu mempelajari Prinsip-Prinsip Keluarga Kristen Sebagai Pusat Pengajaran Menurut Ulangan 6:1-25 yang merupakan pewahyuan khusus. Dengan memiliki sebuah tujuan besar, Pertama, supaya setiap keluarga orang percaya menyadari betapa pentingnya keluarga sebagai pusat pengajaran. Kedua, diharapkan setiap keluarga orang percaya dapat saling memahami dan mendorong keluarga demi keluarga.  Ketiga, hal yang paling hakiki adalah setiap keluarga orang percaya dapat menjadi figur atau teladan dalam fokus keluarga menjadi pusat pengajaran.  


2021 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 71-90
Author(s):  
Kalis Stevanus ◽  
Ivo Arbie Mauclau

In the midst of the spread of agnostic thingking, it posess a serious threat to religious communities, including the Christian faith. This article aims to provide an understanding for Christian practitioners so that they can be responsible for their faith towards agnostic thinking, who became human in the preson of Jesus gives us the understanding that God shows His presence in human life. This article was compiled using the literature study method by looking at the phenomena that occur, so that from each of these discussions it will provide a conclusion that God who is understood transcendetally can also be experinced immanently.


2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 25-38
Author(s):  
Dick Eugenio

The relationship between the Christian and culture is the overarching theme in the Petrine epistles, making them relevant now as they were first penned. Both 1 and 2 Peter can be considered as “epistles of hope” with “the best commentaries on Matthew 5:10, ‘blessed are the persecuted because of righteousness…” This paper’s primary question is: “In calling his readers to be holy in all their conduct, what does Peter identify as help and hindrances?” The answers are discussions of identity: the “identity” of the One who elects, the present identity of the elected people, and the life that identifies them as elect in contrast to the identity of the non-elect. By admonishing his audience to consider these, Peter hopes that they will remain committed to their faith in the midst of persecution and challenges. Instead of despair and apostasy, Christians ought to remember their identity and calling as the chosen people of God.    


2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 73-88
Author(s):  
Joko Santoso ◽  
Sukirdi

Manusia diciptakan oleh Tuhan untuk suatu tujuan. Tujuan dapat dicapai oleh manusia, karena Tuhan memberi pengetahuan dan kemampuan tentang tujuan tersebut. Begitulah Tuhan menetapkan seorang pemimpin dalam keluarga. Tuhan memperlengkapi kebutuhan seseorang untuk dapat memimpin keluarga dengan benar, tepat dan berhasil. Kepemimpinan dalam keluarga disebut sebagai kepala keluarga, yang biasanya dipimpin oleh seorang pria. Pria dalam keluarga berdiri sebagai suami terhadap istri dan sebagai ayah terhadap anak-anak. Penerapan kepemimpinan tersebut dilakukan pada masa pandemi. Setiap keluarga mengalami persoalan dan tantangan berat yang berdampak pada relasi dan interaksi antar anggota keluarga. Peneliti menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan eksposisi, wawancara dan literatur. Hasil dan pembahasan ditemukan dasar-dasar keteladanan pemimpin dalam keluarga, dan selanjutnya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.


2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 1-24
Author(s):  
Andre David ◽  
Firman Panjaitan

Gereja di Indonesia masih bergumul dengan upaya kontekstualisasi yang mampu mendaratkan pemahaman Teologi Alkitabiah kepada pemahaman masyarakat lokal. Hal itu terjadi karena sikap gereja yang cenderung menolak kearifan lokal dan memaksa kebudayaan barat kedalam konteks budaya Indonesia, secara khusus budaya Dayak Kanayatn. Beberapa peneliatan sebelumnya telah mencoba untuk melihat bagaimana Suku Dayak Kanayatn memahami iman mereka kepada Jubata yang tergambar pada kearifan lokal yang mereka miliki. Akan tetapi penelitian-penelitian itu belum sampai kepada upaya menunjukan identitas Jubata sebagai Yahweh. Oleh sebab itu artikel ini berupaya menunjukan bahwa Jubata adalah Yahweh yang dahulu telah menyatakan diri-Nya pada Israel, untuk membangun sebuah teologi yang kentekstual sehingga mampu mentransformasi budaya dan gereja, dengan menggunakan metode penelitian kualitatif studi etnografi untuk meneliti kearifan lokal suku Dayak Kanayatn dan tafsir tekstual untuk melihat bagaimana eksistensi Yahweh dalam keluaran 3:14. Nilai-nilai Kristus harus memberi kebaharuan pada kearifan lokal suku Dayak Kanayatn dan Jubata harus dipahami bukan sebagai berhala namun sebagai Yahweh yang berdaulat atas alam semesta dalam versi kearifan lokal suku Dayak Kanayatn. Sebab Jubata adalah yang Yahweh telah menyatakan diri-Nya dengan ungkapan “AKU ADALAH AKU ADA” untuk menyatakan eksistensi-Nya yang kekal dan berdaulat untuk menyatakan diri-Nya pada seluruh umat manusia, secara khsusus suku Dayak Kanayatn.


2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 99-124
Author(s):  
Bakhoh Jatmiko ◽  
Sherly Ester E. Kawengian ◽  
Kapoyos Kapoyos

Pandemi Covid-19 telah menggoncang peradaban manusia di abad ini. Hampir semua sektor kehidupan terdampak dan nyaris dilumpuhkan olehnya. Tak pelak, pandemi ini menghadirkan berbagai persoalan-persoalan kehidupan yang serius, termasuk bagi kejiwaan manusia. Berbagai riset yang telah dilakukan menemukan bahwa tingkat stres dan gangguan kejiwaan meningkat di masa pandemi ini. Oleh karena itu, kajian ini dilakukan untuk menemukan prinsip Alkitabiah tentang pengelolaan emosi yang diakibatkan oleh situasi sulit ini. Penulisan ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskreptif yang berfokus pada kajian tektual dari Mazmur 56. Penulisan juga dilakukan dengan menggunakan berbagai literatur dan dokumen serta data pendukung. Kajian di dalam artikel ini menemukan bahwa persoalan emosi yang meningkat dapat diatasi ketika prinsip manajemen emosi yang dilakukan Daud juga diterapkan oleh orang percaya. Di dalam pengalaman bergumul emosi negatif  sebagai respon terhadap dituasi yang dihadapi, orang percaya perlu mengembangkan sikap jujur terhadap apa yang dirasakan, mengubah perspektif terhadap kesulitan dan mengembangkan sikap positif.


2021 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 39-56
Author(s):  
Darianti ◽  
Talizaro Tafonao

Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui tentang berbagai problem yang terjadi dalam proses pembelajaran dimasa pandemi covid-19. Kajian ini berangkat dari kegelisaan penulis terhadap kehadiran covid-19 di Indonesia. Penulis mengamati secara empiris bahwa covid-19 ini telah memberi dampak besar terhadap psikologi anak-anak sebagaimana penjelasan dalam artikel ini. Kajian ini menggunakan metode pustaka dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Proses analisis yang dilakukan adalah menggunakan berbagai sumber literatur-literatur baik jurnal, buku dan bahan referensi lainnya yang terpercaya untuk mendukung analisis penulis yang berhubungan dengan problem pembelajaran pendidikan agama Kristen dimasa pandemi. Hasil yang ditemukan dalam kajian ini adalah adanya upaya, tips dan strategi dalam mengatasi berbagai problem khususnya dalam menangani psikologi anak-anak pada saat pembelajaran berjalan dengan bekerjasama sama orang tua dan guru dalam menerapkan prinisp-prinsip pembelajaran yang efektif sesuai dengan kebutuhan anak. Dengan demikian bahwa pendidikan Agama Kristen memiliki peran yang sangat signifikan dalam mengatasi berbagai prolem tersebut


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document