Jaqfi: Jurnal Aqidah dan Filsafat Islam
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

23
(FIVE YEARS 18)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Sunan Gunung Djati State Islamic University Of Bandung

2714-9420, 2541-352x

2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 63-77
Author(s):  
Rovi Husnani ◽  
Devi Soraya

AbstrakFenomena pernikahan usia dini pada akhir ini angkanya semakin meningkat. Di Indonesia terutama daerah pedesaan yaitu di Desa Cibunar Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut. Pernikahan usia dini di desa ini sangatlah sering terjadi, baik orang yang sudah mampu maupun orang yang belum mampu untuk melaksanakan pernikahan. Pernikahan dini yang berlangsung sejak dulu dan masih bertahan sampai sekarang. Bagi masyarakat pernikahan usia dini tidak hanya terjadi karena faktor ekonomi saja, tapi ada faktor lain yaitu kurangnya pendidikan orang tua serta anak. Hingga pernikahan usia dini menjadi solusi bagi mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak pernikahan usia dini bagi anak perempuan melalui analisis feminisme liberal yang mengkategorikan perempuan dan laki-laki memiliki hak dan kesempatan dan pendidikan yang sama. Dengan teori Wollstonecraft, bahwa “inferioritas” perempuan sebagai agen rasional disebabkan pendidikan yang rendah. Pendidikan hanya diprioritaskan hanya untuk laki-laki. Dalam hal ini langkah-langkah yang ditempuh oleh penulis dalam melakukan penelitian pertama, melalui pencarian data objektif dengan cara observasi, studi dokumentasi dan wawancara (interview). Kedua melalui studi kepustakaan yaitu penelaahan buku-buku yang berhubungan dengan masalah penelitian. Hasil penelitian menunjukan bahwa, faktor penyebab pernikahan dini di Desa Cibunar yaitu (1) Faktor ekonomi, (2) Faktor rendahnya dan kesadaran terhadap pentingnya pendidikan, (3) Faktor lingkungan mereka tinggal. Dampak yang timbulkan dari pernikahan usia dini di desa cibunar kecamatan cibatu kabupaten garut yaitu: (1) Ekonomi, (2) Kesehatan, (3) Pandangan masyarakat terhadap pelaku pernikahan usia dini, sedikit permasalahan muncul karena cerminan kebiasaan perempuan itu sendiri seperti malas, bangun tidur siang, pemalu dan lain sebagainya. Kata kunci: Dampak pernikahan usia dini, feminisme, pernikahan dini.


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 78-104
Author(s):  
Paridah Napilah ◽  
Ahmad Gibson Albustomi

AbstrakDalam kehidupan masyarakat Islam ada beberapa hal yang dipandang menempati kedudukan dan otoritas keagamaan setelah Nabi Muhamad SAW sendiri. Salah satu hadist Nabi yang popular menyatakan bahwa ulama adalah pewaris para Nabi (al-ulama waratsah al-anbiya). Ulama merupakan tokoh yang dihormati oleh masyarakat Islam dan pendapat-pendapat mereka dianggap mengikat dalam berbagai masalah, tidak hanya pada masalah keagamaan saja, melainkan dalam berbagai masalah lainnya. Penelitian ini bertolak dari adanya perbedaan pemahaman antara masyarakat pedesaan mengenai peran Ulama yang bertempat di Desa Cibitung dan masyarakat perkotaan yang berada di Kelurahan Cibangkong. Masyarakat Desa Cibitung memahami bahwa peran ulama tidak ada batasnya, Ulama berperan dalam berbagai permasalahan baik agama, ekonomi dan sosial. Sedangkan masyarakat kelurahan Cibangkong sedikit bergeser pemahamannya bahwa Ulama berperan dalam masalah yang ada kaitannya dengan keagamaan saja. Dari hasil analisa yang dilakukan, maka diproleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan pemahaman teologis tentang peran ulama antara masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan, yang mana masyarakat pedesaan memahami bahwa peran ulama begitu besar dalam kehidupan baik dalam masalah agama, sosial dan ekonomi. Sedangkan masyarakat perkotaan memahami peran ulama hanya dalam masalah yang berkaitan dengan kontek agama.


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 41-62
Author(s):  
Asep Wildan
Keyword(s):  

AbstrakPenelitian ini bertolak dari pemikiran bahwa peradaban saat ini sangatlah kebarat-baratan, dengan kata lain Eropa menjadi acuan, humanisme Eropa menjadi dasar dari peradaban saat ini. Padahal, humanisme Eropa cenderung mengedepankan intelejensi dan kehendak bebas dari manusia yang pada akhirnya mendorong manusia untuk mengeksploitasi alam sedemikian rupa. Dengan kata lain mendorong manusia untuk berbuat kerusakan di muka bumi. Ali Syari’ati sendiri merupakan seorang tokoh dari Iran yang terkenal dengan gayanya yang khas, memaparkan hampir semua teori humanisme barat berikut kelemahan-kelemahannya, dan menghadapkan semua teori itu dengan pandangan dunia Islam. Yang juga mengajukan Islam sebagai agama yang mampu menjawab seluruh tantangan kehidupan modern. Dalam menghimpun data, baik primer juga sekunder, penulis menggunakan teknik studi kepustakaan serta dokumentasi. Dengan mengumpulkan semua buku dan literatur karya Ali Syari’ati yang telah di terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Di kumpulkan juga buku dan literatur mengenai topik dan Ali Syari’ati yang ada relevansinya dengan masalah yang dibahas. Hasil analisis menunjukkan bahwa (1) Humanisme menurut Ali Syari’ati adalah aliran filsafat yang menyatakan bahwa tujuan pokok yang dimilikinya adalah untuk keselamatan dan kesempurnaan manusia. Humanisme memandang manusia sebagai makhluk mulia, dan prinsip-prinsip yang disarankannya didasarkan atas pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pokok yang bisa membentuk manusia menjadi lebih baik. (2) Menurut Ali Syari’ati, pernyataan humanisme dalam Islam adalah yang paling dalam dan paling maju, mengacu pada kisah kejadian Adam dalam Al-Qur’an. Islam mengajarkan bahwa di hadirat Allah manusia bukanlah makhluk yang rendah, karena ia adalah rekan Allah, teman-Nya, pendukung amanah-Nya di bumi. Manusia menikmati afinitasnya dengan Allah, menerima pelajaran dari-Nya, dan telah menyaksikan betapa semua malaikat Allah jatuh bersujud kepada-Nya.


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 105-134
Author(s):  
Rian Rohimat ◽  
Abdul Hakim

AbstrakTeologi pembebasan ialah hadir untuk menjawab persoalan sosial, baik itu persoalan kemiskinan,kebodohan,ketidakadilan dan ketertindasan terhadap kaum-kaum yang lemah menjadi sebuah fakta realitas sosial yang amat problematik dan tidak bisa diabaikan secara begitu saja.realitas tersebut merupakan semua aspek kehidupan yang jauh dari kesadaran manusiawi. Manusia yang berteduh dalam agama terutama Islam harus sepantasnya menyumbangkan kesadarannya untuk bisa memahami persoalan realitas sosial secara universal.Sebagaimana yang dikatakan Abdurrahman Wahid Islam harus di tilik dari fungsinya sebagai pandangan hidup yang mementingkan kesejahteraan masyarakat. Bagi Gus Dur teologi pembebasan amat penting dalam agama,karena menurutnya agama harus benar-benar di implementasikan dalam tataran hidup yang praktis. Begitu pun Gus Dur sebagai pejuang demokrasi,Ia tidak luput dari suatu pembebasan,Ia menjadikan teologi Pembebasan sebagai basis awal untuk menjalankan demokrasi.Demokrasi yang di bawa Gus Dur ialah demokrasi yang senantiasa berjalan untuk kesejahteraan rakyat,demi rakyat Gus Dur menjamin masyarakat dalam keselamatan dan kesehatan serta kenyamanan hidup bagi masyarakat. Oleh karena itulah Gus Dur sering berupaya menampakan diri dengan terbuka dan tidak memilih suatu perbedaan suku,agama,ras,karena sosok Gus Dur ialah humanis yang tidak pilah-pilah terhadap orang.serta Ia lebih menunjukan suatu keterbukaan serta kebebasan.


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 1-40
Author(s):  
Saeful Anwar

AbstrakIlmu pengetahuan dengan pelbagai metodenya, telah menempatkan manusia pada jurang keterasingan yang dalam nan gelap. Tak hanya itu, ilmu pengetahuan yang mulanya dipahami sebagai ikhtiar bagi pemuliaan hakikat manusia, malah bergerak mendekati tubir-getir krisis kemanusiaaan multi dimensi. Manusia menjadi teralienasi akan dirinya. Berangkat dari kegagalan manusia kontemporer dalam memahami makna eksistensi manusia dalam proses menuju kesempurnaan diri.  Faktor paling besar penyebab kesalahan  perjalanan manusia saat ini dalam pandangan Misbâh Yazdî karena, ketidakjelasan dan ketiadaan perhatian terhadap hakikat manusia,  manusia lupa akan kemengadaannya. Sehingga manusia alpa bahwa ia punya potensi  untuk menjadi manusia sempurna.Persoalan fundamental ini telah menyebabkan manusia meninggalkan fitrah yang benar dan terjerumus ke lembah kesesatan.  visi manusia hari ini merupakan sesuatu yang tidak alamiah sekaligus menyimpang dari alur penciptaan sang Khaliq. Oleh karena itu, Misbâh Yazdî berusaha memfokuskan diri dalam merenungi secara mendalam sejumlah hasrat-hasrat fitri dan tendensi-tendensi (kecendrungan) alamiah yang berperan penting yang dalam pandangan Misbâh Yazdî bersifat mendasar dan prinsipil dan terdapat pada manusia. Pada terang ini, Misbâh Yazdî mengembangkan suatu skema konseptual yang menarik. Hal itu dapat ditahbiskan dengan usahanya menelusuri hakikat manusia melalui filsafat wûjud  kemudian bergerak melalui analisis epistemology. Ziarah menyusuri apa yang direnungkan Misbâh Yazdî, penelitian kualitatif ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan deskriptif dan heuristika, dengan penelitian ‘studi kepustakaan’ (library reseach), guna melingkupi persoalan: a) Bagaimanakah konsep Manusia Sempurna dalam diskursus Filsafat Islam?;  b). Konsep Manusia sempurna seperti apakah yang dimaksud oleh Misbâh Yazdî?. Adapun sumber rujukan dan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah karya Misbâh Yazdî, beserta berbagai sumber lainnya yang dapat mendukung dalam pembahasan. Berbekal pada konsep ontology Mullâ Shadrâ tentang harakah jawhariyyah, Misbâh Yazdî, menyimpulkan kesempurnaan manusia sebagai evolusi dan gerak menyempurna (harakah istikmâliyah). Melalui prinsip hudûrî sebagai induk semua pengetahuan,  namun pengetahuan burhânî yang di dasarkan pada silogisme-demonstratif dan pengetahuan hushûlli . Akhirnya, apa yang ditelusuri Misbâh Yazdî, merupakan bagian penting dari perjalanan ikhtiar manusia dalam menggapai kesempurnaannya yakni untuk memahami asal dan tujuan manusia. Melalui ilmu dan iman, dan  iman mesti diikuti oleh amal perbuatan. Jika seseorang dapat menyaksikan hakikat kediriannya, maka ia akan menyadari bahwa kediriannya  ditopang oleh Illah-nya.


2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 104-124
Author(s):  
Rahmat Firdaus

AbstractGod, with its various mysteries, has given man the element that the search for Him for a search which - apart from being a continuous and unending activity - also gives pleasure. That is why God is most fun: either as an object of study, or as the goal of the entire axis of human activity. The author's understanding of God is very interesting to know, because this book of God is Most Fun is very different from other Theology books. The thinking method used is hermeneutics. The results of research on the novel Tuhan Maha Asik written by Sudjiwo Tedjo and DR. M N. Kamba, shows a direction in unique stories, starting from the discussion of wayang, marhain, worms, self and so on, which is presented with analogies in the style of children. The theological meaning contained in this book is theology of authentic self. Where we can know God through each human being, the self that is meant here is a natural self, not a self that has been entered by concepts formed from society or from outside.


2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 55-75
Author(s):  
Nurul Aini

AbstrakProses penciptaan alam semesta merukan misteri bagi manusia. Beragam teori telah dicoba dihadirkan untuk menjawab persoalan itu. Namun penjelasan-penjelasan yang ada oleh sains, telah mengabaikan dimensi non-material dalam penjelasannya. Dalam hal inilah para filsuf Muslim, terkhusus Ibnu Sina, telah berhasil membuat penjelasan dua dimensi itu (material dan non-material). Berdasarkan hal itulah penulis merumuskan penelitian tentang Proses Penciptaan Alam Dalam Teori Emanasi Ibnu Sina. Penelitian ini didasarkan pada metode analitis-deskriptif yang didasarkan pada penelitian pustaka. Adapun hasil penelitian ini adalah: Pertama, teori emanasi Ibnu Sina adalah dari ta’aqqul Tuhan terhadap dirinya memancarkan akal Pertama, dari akal Pertama memancar akal kedua dan langit pertama  begitu selanjutnya sampai akal kesepuluh dan bumi. Kedua, dari akal kesepuluh inilah memancar kembali yang menghasilkan empat unsur yaitu: Api, air, tanah dan udara. Ketiga, konsep wajib al wujud menjadi bukti adanya Tuhan dan mungkin al-wujud bi zatihi atau wajib al-wujud bi ghairihi adalah menjadi bukti adanya alam jagad raya.


2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 35-54
Author(s):  
Riky Yudha Permana

AbstrakIslam hadir sebagai agama yang membincangkan banyak hal, salah satu di antara pokok pembicaraan yang penting ialah politik. Meskipun Islam bicara politik, namun Islam sendiri tidak secara eksplisit menyebutkan bentuk sistem politik yang ideal. Dalam konteks ini, wacana tentang rumusan politik yang ideal menjadi urgensi tersendiri di dalam tubuh umat Islam itu sendiri, terkhusus di hadapan peradaban Barat yang, bisa dibilang, telah menggempur umat Islam dengan kebudayaannya (karena dunia Islam itu sendiri sedang mengalami keterpurukan). Di tengah kondisi itulah Fazlur Rahman hadir sebagai pemikir Islam yang mencoba menghadirkan konsep politik Islam yang “ideal”. Penelitian ini akan berkisar di tema berkenaan dengan Konsep Politik Islam Menurut Fazlur Rahman. Penelitian ini didasarkan pada metode analitis-deskriptif yang didasarkan pada penelitian pustaka. Adapun hasil penelitian ini adalah: pertama, bahwa Islam tidak menyebutkan secara eksplisit sistem politik Islam yang ideal. Kedua, Fazlur Rahman sendiri dalam lanskap tipologi politik masuk ke dalam tipologi moderat. Meskipun ia menolak formasi negara Islam, ia masih menegaskan bahwa asas-asas Islam substantif mesti diterapkan dalam sistem negara. Ketiga, Fazlur Rahman menegaskan bahwa negara mesti didasarkan pada pola syura, yang terdiri dari dewan legislatif dan eksekutif.


2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 1-34
Author(s):  
Muhammad Amiruddin

AbstractIt is a necessity that life is always developing and among its supports is science. That way, whether or not a civilization is good or not, it can be assessed how society views science and treats it. Today our world is entering what thinkers call postmodern, a century very different from before, so it cannot be denied or has influenced the rules of the game in various fields. Jean Francois Lyotard is one of the thinkers who talk about postmodern, especially his analysis of the field of science which has been organized differently by society today. Initially, science existed only as something to help human life, but in postmodern science it is now found that science is a tool of power with all interests and oppresses humanity; totalitarian and domination. That fact then, Lyotard attempted to transmit the concept to disrupt established science, by celebrating diversity. Islam really appreciates science, there is even a tendency that law is compulsory for Muslims. One of the Indonesian Islamic thinkers who in several of his writings discusses science is Nurcholish Madjid. Efforts to find out how Islam views science, feel the need to research it. Based on Lyotard's postmodern analysis tools, it is found that Islam can be a driving force for postmodern science or scientific performance.


2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 76-103
Author(s):  
Dian Radiansyah

AbstrakTeknologi membawa dampak luas bagi kehidupan pada tingkat praktis. Pada tingkat teoritis teknologi mempengaruhi pola berpikir—yang pada giliranya juga berdampak pada tindakan. Perubahan yang dibawa oleh teknologi tidak hanya mempengaruhi kehidupan di pusat kota, meliankan juga masuk ke pedesaan. Di satu sisi teknologi membawa pemerataan informasi—dalam bentuk demokratisasi data dan informasi—di sisi lain ia mempengaruhi bukan saja pola interaksi manusia, melainkan kesadaran beragama. Dalam Islam, sumber informasi disediakan oleh otoritas dengan kualifikasi khusus. Sementara teknologi membuat otoritas jadi transparan. Fenomena keagamaan yang muncul ke permukaan beragam sesuai dengan tingkat paparan teknologi yang terjadi di lingkungan tersebut. Inilah yang menjadi landasan utama penelitian mengenai dampak teknologi pada sikap beragama, khususnya pada studi kasus di remaja Islam kampung Citereup desa Sukapada. Penulis menemukan sejumlah temuan menarik yang mengindikasikan adanya pergeseran pemahaman berkenaan dengan aspek fundamental dalam Islam yang sebelumnya berpusat pada otoritas ke arah tekno-teologis dalam bentuk dan ekses-eksesnya yang baru.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document