Integritas: Jurnal Teologi
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

42
(FIVE YEARS 42)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Sekolah Tinggi Theologi Jaffray Jakarta

2685-3469, 2685-3477

2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 174-189
Author(s):  
Zakaria Zakaria

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui Pengaruh Kompetensi Pemimpin Kristen Bagi Efektivitas Pelayanan Gereja Kemah Injil Indonesia Daerah Melawi Hilir Kalimantan Barat. Penelitian ini dilatarbelakangi karena adanya pemimpin yang sudah melayani di Gereja Kemah Injil Indonesia Daerah Melawi Hilir Kalimantan Barat tetapi belum memiliki kompetensi sebagai pemimpin Kristen. Penelitian ini mengunakan metode kuantitatif dengan subyek penelitian 60 responden. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara eksperimen yang bertujuan meneliti hubungan sebab dan akibat. Data setiap variabel dianalisis mengunakan distribusi frekuensi skor data dan dilanjutkan dengan analisis uji Linieritas. Sebelum dianalisis regresi linier ganda dengan SPSS, dilakukan analisis uji Normalitas; Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah data yang diperoleh berasal dari sampel yang berdistribusi normal. Hasil dari Penelitian ini membuktikan bahwa ternyata Pengaruh Kompetensi Pemimpin Kristen Gereja Kemah Injil Indonesia Daerah Melawi Hilir Kalimantan Barat berada pada aras tinggi cenderung sangat tinggi. Kompetensi pemimpin Kristen sangat kuat mengpengaruhi efektifitas pelayanan di Gereja Kemah Injil Indonesia Daerah Melawi Hilir Kalimantan Barat.


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 160-173
Author(s):  
Fredy Simanjuntak ◽  
Fransiskus Irwan Widjaja ◽  
Irfan Feriando Simanjuntak ◽  
Sabar Manahan Hutagalung ◽  
Mangiring Tua Togatorop

Pandemi Covid-19 telah menantang gereja untuk bermigrasi ke ruang virtual. Hal ini tentu mempengaruhi spiritualitas gereja dalam ruang ganda. Melalui artikel ini akan dikaji 1) Bagaimana gereja dapat menghubungkan spiritualitas dengan teknologi tanpa tersesat dalam pusaran kehampaan teknologi modern itu sendiri, 2) Bagaimana gereja dapat menavigasi lanskap baru ini tanpa kehilangan fokus pada misi yang diberikan Tuhan? Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Tulisan ini bertujuan untuk membingkai paradigma baru bagi gereja menuju prinsip keseimbangan antara kehidupan material dan spiritualitas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sistem teologi dalam agama Kristen merupakan kerangka konseptual transformasional yang selalu segar, fleksibel dan seimbang dari berbagai dimensi kehidupan dan konteks. Situasi yang berubah membutuhkan perspektif dan praktik transformatif agar gereja tidak kehilangan spiritualitas dan misi Tuhan dalam konteks bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 148-159
Author(s):  
Janes Sinaga ◽  
Rudolf Weindra Sagala ◽  
Rolyana Ferinia ◽  
Stimson Hutagalung

Pertumbuhan Gereja ada kalanya dialami sangat lambat di satu jemaat dan ini disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi diantaranya keengganan anggota jemaat terlibat dalam pelayanan ibadah. Untuk itu penulis menelita dan memaparkan mengapa seorang Kristen harus melayani dan pelayanan apa saja yang dapat dilakukan dalam ibadah gereja. Tujuan Penelitian ini adalah untuk memahami konsep yang benar mengenai pentingnya keterlibatan anggota jemaat dalam pelayanan ibadah, dimana keterlibatan tersebut dapat menjadi kekuatan keberadaan gereja dan pertumbuhan gereja tersebut, maka penulis ingin melakukan sebuah penelitian untuk mendapatkan jawaban atas permasalahan di atas. Untuk mendapatkan penjelasan yang lengkap maka penulis menggunakan metode penilitan kualitatif dan menggunakan studi literatur dari berbagai daftar Pustaka baik buku-buku maupun jurnal serta di dukung dengan ayat-ayat alkitab sehingga mendapat pemahaman yang lengkap. Melalui peneletian ini menghasikan langkah-langkah yang harus dilakukan seorang Kristen untuk terlibat dalam pelayanan ibadah seperti pelayanan doa, pelayanan firman, pelayanan musik dan lagu pujian. Hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan kekuatan alisiansi sebagai dasar ekskalasi pertumbuhan gereja.


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 133-147
Author(s):  
Bakhoh Jatmiko ◽  
Desi Erlina Zega

The background of this article was the financial problems that occurred in the context of a clergy's life and ministries institution. There were court cases of clergies and church organizations due to legal disputes and asset issues. This article aimed to get ethical principles from biblical research according to the minister's life and how they related to money matters. The research question tried to answer was, what are the economic ethics principles for the ministers based on 1 Timothy 6:3-10? Method applied in this research was qualitative descriptive with a literature study approach. The authors used the exegetical method for some keywords in the focused text to elaborate and explain the text. The finance ethical principles for the ministers found are: not making a material gain as a purpose of the ministries, living with contentment, developing self-control, warding off materialism.


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 107-119
Author(s):  
Erman Sepniagus Saragih

Tindakan Penguasa Agama (Matius 23:1-12). Matius 23 terkenal sebagai teks kontroversial, dimana pasal ini merupakan antitesis khotbah Yesus di bukit (pasal 5-7). Yesus mengakui otoritas ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, namun mereka menentang eksistensi-Nya sebagai Mesias. Keberadaan Yesus baik dari aspek popularitas pelayanan maupun pada masa depan membuat kecemasan bagi para pemuka agama di Yudea. Metodologi yang digunakan adalah prinsip hermeneutik dengan menggunakan historis kritis, struktur teks dan analisis sosial komunitas Matius. Dengan demikian Matius 23 menggambarkan perilaku pelayanan pemuka agama di Yudea sebagai dasar untuk memahami maksud kritik Yesus terhadap penguasa agama yang duduk di kursi Musa. Tanpa meniadakan otoritas pemuka agama itu, Yesus dalam injil Matius menekankan ajaran penatalayanan transformatif kepada orang banyak dan murid-murid-Nya (komunitas Matius) untuk lebih menerapkan solidaritas persaudaraan dan empati sosial sebagai keutamaan.


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 120-132
Author(s):  
Oki Hermawati ◽  
Amirrudin Zalukhu ◽  
Wylen Djap ◽  
Erwin Santoso ◽  
Dylmoon Hidayat

The pandemic presents various struggles, including among church leaders and the clergy who serve specifically within the Synod of Gereja Kristus. The research conducted on the clergy looked at the two sides of leadership, i.e. transformational and servant leadership, where both leaders were associated with perceived organizational support, job satisfaction and life satisfaction factors for personal calling in serving as clergy. The results showed a positive and significant effect of transformational leadership on perceived organizational support and life satisfaction. Job satisfaction as a mediating variable also has a significant and positive effect on life satisfaction.


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 95-106
Author(s):  
Stanley Parluhutan Hutabarat ◽  
Yanto Paulus Hermanto

Keragaman kebudayaan manusia dengan serangkaian wawasan dunia di dalamnya memberikan gambaran bahwa model pendekatan misi Injil tidak selalu seragam dan efektif dengan satu bentuk metode tertentu. Metode analogi inkarnasi Kristus menjadi salah satu pola pendekatan yang masih sangat relevan bagi penginjilan di era postmodern saat ini. Penelitian ini mengkaji mengenai pola inkarnasi kristus sebagai pendekatan penginjilan. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan studi literatur. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa model inkarnasi Kristus dapat digunakan sebagai sarana penginjilan yang efektif bagi keyakian Hinduisme dan Buddhisme, dan masyarakat di era postmodernisme.


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 285-294
Author(s):  
Iky Sumartina Putri Prayitno ◽  
K Katarina ◽  
Theresia Tiodora Sitorus

This article discusses religiosity in the Bible in order to build religious harmony as the goal of Christian mission in Indonesia. This study uses a literature research approach using relevant sources and elaborated into a concept of the implications of religiosity in the Bible in order to build religious harmony as the goal of Christian missions in Indonesia. As a result, someone who has an attitude of religiosity will bring harmony, love one another, and produce positive changes, so that in this part the Christian mission is presented and carried out in Indonesia.


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 227-239
Author(s):  
Bedali Hulu

Pluralisme agama bukanlah sebuah hambatan bagi penginjilan dan juga dalam membangun kerjasama sosial antar umat beragama. Pemahaman kaum pluralisme agama yang mendaulat kerajaan Allah  (Paul F. Knitter) dengan mendistorsi finalitas Kristus sebagai model misi di era pluralisme agama justru dapat menimbulkan jurang dangkal dan sikap ambigu dalam membangun kerjasama antar umat beragama. Kerjasama sosial antar umat beragama secara prinsip semestinya dapat menjadi bingkai positif  tanpa mendistorsi keunikan dari keyakinan masing-masing agama yang ada. Dialog seharusnya dibangun berdasarkan keunikan masing-masing agama yang ada. Sehingga perbedaan menjadi warna tersendiri yang menambah khasanah keindahan sebuah kemajemukan.Melalui dialog, setiap orang terbuka dengan keyakinan agama lain dan menghargainya tanpa menghianti keyakinan agamanya sendiri (Harold A. Netland). Dialog menjadi menjadi salah satu alternatif dalam menjalankan misi Allah sebagai jembata penginjilan ditengah dunia yang beragam


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 256-266
Author(s):  
Yahya Harmo Malailak ◽  
Ebrianus Liwuto

Peran Pembinaan rohani seorang gembala atau kepemimpinan pastoral adalahkarunia dan panggilan Allah bagi seorang pemimpin. Seorang pemimpin/gembala dapat meneguhkan/membimbing pemuda-pemudi dalampertumbuhan rohani mereka sampai pada tingkat kedewasaan penuh.Pembimbingan rohani bagi pemuda-pemudi tidaklah semudah yangdipikirkan kebanyakan orang, tidaklah sekadar rutinitas setiap minggumengikuti ibadah dan tanggung jawab sebagai pemimpin dalam lembagagereja dianggap selesai. Pada konteks kini, pemuda-pemudi yang hidup diperkotaan dengan seribu satu permasalahan kompleks yang dihadapi setiaphari memiliki tantangan tersendiri. Tantangan tersebut, bagi pemuda-pemudimasa kini adalah perubahan dan kemajuan teknologi yang dapatmempengaruhi mereka untuk tidak aktif bahkan jauh dari persekutuan dalamgereja. Oleh karena itu, setiap pemida-pemudi seyogyanya perlu memperolehpembimbingan, mendampingi, mengontrol dan mentoring, menjadikanmereka sahabat serta menempatkan mereka tepat dan benar guna menghadapikehidupan yang kompleks tersebut. Kehidupan yang kompleks perludiperhatikan dengan sungguh-sungguh oleh semua pihak, terutama pihakgereja, agar pemuda-pemudi tidak terjebak dalam kehidupan pergaulan bebasyang pada akhirnya menggiring mereka jauh dari Tuhan.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document