Indonesian Journal Of Aquaculture Medium
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

11
(FIVE YEARS 11)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Mataram

2798-0553

2021 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 69-82
Author(s):  
Azizah Mahary ◽  
Hirobil

Pembenihan merupakan suatu kegiatan dalam budidaya ikan yang dalam pengembangannya sering mengalami berbagai kendala, diantaranya ialah tingginya kematian larva. Hal ini disebabkan karena larva yang memiliki bukaan mulut yang sangat kecil sehingga sulit mengkonsumsi pakan yang sesuai. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menyediakan pakan yang sesuai dengan bukaan mulut larva. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung cangkang rajungan yang terfermentasi terhadap pertumbuhan populasi Daphnia sp. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai bulan April 2020 yang di km.4 Nagori Wonorejo Kecamatan Pematang Bandar Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah A = Frekuensi pemberian 1 kali/hari pada pukul 07.00 WIB. B = Frekuensi pemberian 2 kali/hari pada pukul 07.00 dan 17.00 WIB. C = Frekuensi pemberian 3 kali/hari pada pukul 07.00, 12.00 dan 17.00 WIB. D = Frekuensi pemberian 1 kali/2 hari pada pukul 07.00WIB. E = Frekuensi pemberian 2 kali/2hari pada pukul 07.00 dan 17.00 WIB. F = Frekuensi pemberian 3 kali/2 hari pada pukul 07.00, 12.00 dan 17.00 WIB. Parameter pengamatan meliputi pertumbuhan populasi Daphnia sp, kepadatan populasi Daphnia sp, dan laju pertumbuhan Daphnia sp. Hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuansi pemberian tepung cangkang rajungan hasil fermentasi berpengaruh terhadap populasi Daphnia sp pada umur 6 HST – 14 HST, kepadatan populasi Daphnia sp., Frekuensi pemberian tepung cangkang rajungan hasil fermentasi optimal terhadap pertumbuhan populasi Daphnia sp. adalah pemberian 3 kali/hari pada pukul 07.00 WIB, 12.00 WIB dan 17.00 WIB.


2021 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 83-97
Author(s):  
Riza Sofia Jalila ◽  
Andre Rachmat Scabra ◽  
Nunik Cokrowati

Nilai jual ikan koi dapat dilihat dari kualitas warna dan bentuk tubuh nya. Menurut Putriana et al., (2015), keriteria pemilihan ikan koi yang baik adalah memiliki bentuk tubuh yang ideal, warna yang cemerlang, dan kontras tanpa ada gradasi warna atau bayangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh warna wadah terhadap peningkatan kualitas warna ikan koi (Cyprinus carpio), pertumbuhan ikan koi (Cyprinus carpio) dan kelangsungan hidup ikan koi (Cyprinus carpio). Penelitian menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang meliputi 5 perlakuan warna wadah yang berbeda, yaitu Kontrol (transparan), merah, kuning, putih dan hitam. Data yang diperoleh ditabulasi pada Microsoft Excel, kemudian di analisis secara statistik menggunakan software SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan yang diterapkan memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan, namun tidak berbeda nyata pada tingkat kelangsungan hidup ikan koi, dan peningkatan kualitas warna. Nilai pertumbuhan tertinggi terdapat pada perlakuan hitam (H) yaitu pada pertumbuhan berat mutlak (PBM) 12,9±0,6b g.


2021 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 98-112
Author(s):  
Edo Ahmad Solahuddin ◽  
Tia Noer Fadillah ◽  
Dinda Trie Suci ◽  
Nabila Putri ◽  
Fanny Yulianti Fatimah ◽  
...  

Esomus metallicus merupakan spesies ikan yang secara alami tidak tersebar di Indonesia (non-native). Pada beberapa kasus, jenis ikan non-native telah mengancam ekosistem alami di perairan umum. Melalui ekspedisi ilmiah, dilakukan pengamatan yang bertujuan untuk mengkaji respons awal adaptasi pascapengangkutan, yaitu sintasan dan tingkah laku ikan E. metallicus liar di dalam wadah terkontrol. Selain itu, juga dilakukan analisis terhadap potensi pemanfaatan untuk bidang akuakultur, pengolahan hasil perikanan, dan strategi edukasi kepada masyarakat tentang ikan E. metallicus. Ekspedisi dilakukan selama dua hari di bagian barat Pulau Jawa. Ikan diangkut menggunakan sistem tertutup selama 6 jam. Pemeliharaan ikan pascapengangkutan dilakukan selama 14 hari. Hasil penelitian menunjukkan sintasan ikan E. metalicus selama pengangkutan yaitu 96,72%. Ikan E. metalicus dapat beradaptasi dengan baik di dalam wadah pemeliharaan terkontrol yang terlihat dari sintasan akhir pengamatan 90,96%, tingkah laku berenang yang aktif secara berkelompok dan telah memakan pakan buatan. Potensi sebagai ikan hias dapat dilihat pada warna sisik metalik, ukuran tubuh yang kecil, dan tingkah laku berenang berkelompok dapat menjadi ikan untuk akuaskap. Selain itu, potensi pemanfaatan ikan ini yaitu sebagai pakan hidup untuk ikan predator, tepung ikan, ikan uji di laboratorium, dan bahan makanan. Kajian lebih lanjut hal tersebut sebagai solusi pengendalian ikan non-native perlu dilakukan. Analisis risiko menunjukkan bahwa E. metallicus termasuk ke dalam spesies risiko sedang. Strategi edukasi terhadap masyarakat perlu dilakukan karena masyarakat menganggap ikan E. metallicus adalah “benteur” atau “paray”, yang merupakan nama lokal untuk ikan dari genus Rasbora asli Indonesia karena kemiripan morfologi.


2021 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 113-124
Author(s):  
Ismail Ismail ◽  
Andre Rachmat Scabra ◽  
Muhammad Marzuki
Keyword(s):  

Komoditas perikanan budidaya yang banyak dikembangkan di Indonesia adalah udang vaname Litopennaeus vannamei karena udang vannamei memiliki prospek dan profit yang menjanjikan (Babu et al., 2014). Salah satu usaha untuk menjaga dan meningkatkan produksi udang vaname adalah memanfaatkan lahan budidaya yang ada, termasuk lahan di perairan tawar. Udang vaname merupakan salah satu udang yang memiliki toleransi yang cukup baik pada kisaran salinitas yang tinggi, yaitu antara 0,5-40 ‰ (Wyban  et al, 1992). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh fosfor (P) untuk pertumbuhan udang vannamei dalam media pemeliharaan dengan salinitas 0 ppt. Dengan dosis fosfor yang tepat, pertumbuhan udang vannamei yang dipelihara pada media bersalinitas 0 ppt dapat terjadi dengan maksimal. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 3 ulangan, yaitu penambahan fosfor melalui media dengan berbagai dosis yang berbeda; 0 ppm, 15 ppm, 30 ppm, dan 45 ppm. Penambahan mineral Ca 50 ppm dan P 45 ppm, memberikan pengaruh nyata pada tingkat pertumbuhan udang vaname, dengan nilai pertumbuhan panjang mutlak tertinggi 5,8 cm dan pertumbuhan bobot mutlak 1,07 gr terdapat pada P4 (Perlakuan Empat)


2021 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 58-68
Author(s):  
Ismail Failu
Keyword(s):  

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendemonstrasikan kelayakan budidaya ikan dan rumput laut di perairan sekitar Kecamatan Sangia Wambulu, ditinjau dari aspek fisika perairan. Penelitian dilaksanakan mulai bulan April sampai dengan Mei 2021 bertempat di Perairan Kecamatan Sangia Wambulu Kabupaten Buton Tengah. Alat yang digunakan pada penelitian adalah : Seichidisk, Termometer, Refraktometer, Perahu, Senter, Layangan arus, Tali raffia, Stopwatch dan Waterpass. Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah air sampel yang diambil dari Spot yang sudah ditentukan lokasinya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Metode deskriptif analitis dapat diartikan sebagai prosedur penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa ataupun kejadian, menggambarkan variabel demi variabel serta mengumpulkan informasi berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya, kemudian di analisis (Hasan, 2002). Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu Purposive Sampling. Purposive Sampling adalah pengambilan sampel berdasarkan keperluan penelitian, artinya setiap unit atau individu yang diambil dari populasi dipilih dengan sengaja berdasar pertimbangan tertentu (Purwanto dan Dyah, 2007). Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan yang telah dilakukan maka pentingnya menarik beberapa kesimpulan yaitu : Parameter fisik yaitu suhu perairan berkisar 26 hingga 28º C, salinitas 29 - 31 ppt, kecerahan 5 hingga 7,3 m, dan kecepatan arus 7,01 - 11,38 cm/detik. Secara umum keberadaan kualitas air fisik; suhu dan kecerahan masih berada pada kondisi yang relatif baik. Pada dasarnya perairan Kecamatan Sangia Wambulu yakni sekitar Desa Baruta Analalaki, Baruta Doda dan Tolandona masih dapat di gunakan usaha budidaya.


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 49-57
Author(s):  
Henny Fitrinawati

ABSTRAK             Perikanan budidaya menyediakan lebih dari setengah dari pasokan makanan laut di dunia dengan pasokan ikan per kapita dunia mencapai rekor pada tahun 2014 yaitu 20 kg. Indonesia memiliki potensi perikanan budidaya terbesar di dunia yakni 67,7 juta ton per tahun. Jika ditinjau dari ketersediaan air tawar yang semakin berkurang, sebagaian besar pertumbuhan perikanan budidaya akan berlangsung dalam air laut. Peneltian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kerentanan di wilayah pesisir Pulau Dullah, Kota Tual melalui pendekatan spasial. Penelitian dilakukan di Teluk Luv (Pulau Dullah bagian selatan) dan Teluk Divur (Pulau Dullah bagian utara) yang merupakan bagian dari Kecamatan Dullah Utara.Penentuan kerentanan pesisir teluk dilakukan untuk mengetahui nilai indeks kerentanan pesisir teluk menggunakan modifikasi konsep kerentanan pesisir Gornitz dan White(1992). Metode penelitian kerentanan pesisir teluk menggunakan pendekatan spasial dengan berdasarkan pada kondisi fisik pesisir telukyaitu geomorfologi, perubahan garis pantai, elevasi, kenaikan muka laut relatif, tunggang pasang maksimal dan tinggi gelombang. Indeks kerentanan pesisir teluk dibagi ke dalam tigakelas yaitu rendah, sedang dan tinggi. Penilaian secara kuantitatif terhadap kerentanan pesisir dilakukan melalui scoring. Luaran penelitian ini adalah berupa peta kerentanan wilayah pesisir Pulau Dullah. Teluk Divur dan Teluk Luv memiliki perairan yang masuk kedalam kategori tidak rentan hingga rentan sedang dengan nilai indeks kerentanan berkisar 0,00-19,37. Posisi mulut teluk memiliki tingkat kerentanan yang lebih tinggi dari teluk bagian dalam.


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 35-40
Author(s):  
Elizabeth M Palinussa ◽  
J.M.F. Sahetapy

Abstrak     Kegiatan budidaya ikan secara intensif berarti melakukan pemeliharaan ikan dengan padat penebaran yang tinggi dan pemberian pakan buatan. Selain itu membutuhkan kuantitas air yang cukup besar. Hal ini akan berdampak terhadap kualitas air  yang buruk dan pertumbuhan dari organisme yang dibudidaya. Untuk mengatasi masalah yang dihadapi maka dilakukan budidaya ikan mas bersama kijing taiwan menggunakan sistem resirkulasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pertumbuhan ikan mas  dan kijing taiwan. Penelitian ini menggunakan rancangan percobaan dengan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari padat tebar  ikan mas (Cyprinus carpio) 30 individu dan berat awal (20 gr) kemudian padat tebar kijing taiwan (Anodonta woodiana)  0, 20, 40, 60 individu dengan ukuran berat awal, (11 gr). Wadah percobaan yang digunakan adalah akurium dengan ukuran panjang 100 cm x  lebar 50 cm x tinggi 50 cm sebanyak 12 buah. Masing-masing akuarium dilengkapi aerasi dan sistem resirkulasi, 3 buah bak tandon, 3 buah pompa (kapasitas 28000 l/jam), pipa pvc, jangka sorong, timbangan. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adanya penambahan bobot tubuh ikan mas selama pengamatan berbeda unutuk setiap perlakuan. Dan pertumbuhan yang baik pada perlakuan dengan padat tebar yang banyak, berdasarkan hasil analisa ragam terjadi perbedaan nyata antar perlakuan (P<0,05). Untuk pertumbuhan kijing taiwan terlihat adanya penambahan bobot tubuh pada setiap minggu, dan pertumbuhan yang baik pada perlakuan padat terbar yang banyak. Berdasarkan hasil analisa ragam terjadi perbedaan nyata antar perlakuan (P<0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya pertumbuhan ikan mas dan kijing taiwan yang baik dengan padat penebaran yang tinggi.


Author(s):  
Jurnal Media Akuakultur Indonesia

Volume 1 Nomor 1 Juni 2021


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 1-10
Author(s):  
Jacqueline M.F Sahetapy ◽  
Absalom Luturmas ◽  
Muhamad Renaldy Kiat
Keyword(s):  

ABSTRAK Sistem Resirkulasi merupakan suatu metode pemeliharaan ikan dalam wadah terkontrol dalam menggunakan kembali air bekas setelah proses penyaringan secara fisik dan biologi. Salah satu bentuk sistem resirkulasi yaitu multi layer filter. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui parameter kualtas air dan tingkat kelangsungan hidup pada pemeliharaan ikan banggai cardinal (P. kauderni) dengan menggunakan variasi sistem resirkulasi multi layer filter. Kegiatan Penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan dari bulan februari – maret 2019 di Laboratorium Unit Kultivasi Program Studi Budidaya Perairan-Universitas Pattimura Ambon. Penelitian ini menggunakan desain wadah resirkulasi dengan 2 perlakuan sistem dan media filter yang digunakan yaitu dakron, arang aktif, pasir pantai, bioball, dan keramik mika. Data yang diperoleh kemudian dianalisa menggunakan analisis deskriptif, kemudian data tersebut diolah pada Microsoft office Excel 2010, disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa hasil pengukuran konsentrasi amonia yang diperoleh bahwa pada perlakuan B (Bioball, arang aktif, dakron, dan pasir) dapat mereduksi amonia lebih optimal dengan nilai konsentrasi di minggu terakhir yaitu 0.3 mg/l dan perlakuan ini dapat menjaga kelangsungan hidup ikan banggai cardinal berkisar 66.67 % lebih baik dibandingkan perlakuan yang lainnya. Dapat disimpulkan bahwa variasi komponen sistem resirkulasi multi layer filter pada perlakuan dengan kombinasi filter bioball, arang aktif, dakron dan pasir mampu mereduksi amonia,  serta memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap kualitas air sehingga mampu meningkatkan kelangsungan hidup ikan banggai cardinal.


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 41-48
Author(s):  
Nanda Diniarti ◽  
Muhammad Junaidi ◽  
Baiq Hilda Astriana

Perairan Teluk Ekas telah memiliki konsentrasi nutrien yang di atas ambang batas. Nutrien berasal dari pakan ikan rucah yang diberikann oleh pembudidaya ikan sistem Karamba jaring Apung. Nutrien yang berlebihan di perairan akan memicu pertumbuhan besar-besaran plankton atau yang dikenal dengan blooming. Blooming plankton akan berdampak buruk pada biota yang dibudidayakan serta untuk semua organisme yang mendiami perairan tersebut. Plankton yang tumbuh dapat dikendalikan dengan memberikan organisme yang dapat memanfaatkan keberadaannya sebagai pakan. Bandeng banyak digunakan sebagai pemanen /pemanfaatan plankton baik di perairan tawar maupun laut. Bandeng merupakan ikan euryhalin atau memiliki rentang salinitas yang luas. Selain itu ikan bandeng merupakan ikan ekonomis penting. Namun sebelum mengintroduksi ikan bandeng di KJA Batu Nampar perlu dilakukan analisa kesesuaian beberapa parameter lingkungan dan yang tidak kalah pentingnya adalah jenis plankton yang bisa dimanfaatkan oleh bandeng. Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah mengiventaris/mendata jenis plankton di perairan Batu Nampar serta melihat kesesuaian jenis plankton yang ada dengan yang menjadi pakan ikan alami Bandeng. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Pengamatan lebih dititikberatkan pada pendataan jenis plankton. Pengambilan contoh air dan pengamatan terhadap parameter-parameter kualitas air lainnya dilakukan pada tiap bulan selama 3 kali. Jenis plankton yang teriventarisir pada saat penelitian adalah: Synedra ulna, Fragilaria, Hemiaulus sinensis, Skeletonema costatum, Triceratium taves, Coscinodiscus granii, Pseudo nitzschia, Dytilum sol, Cerataulina smithii, Clamydocapsa sp, Navicula elegans, Aulacodiscus gracilis, Cydotella sp., Globorotolia pumilio, Ceratium sp.,larva crustacean, Pontellina plumata. Plankton yang terdapat lebih banyak dari Bacillariophyceae yang merupakan jenis pakan dari ikan bandeng sehingga perairan KJA Batu Nampar berpotensi digunakan untuk budidaya Bandeng


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document