Jurnal Teknik Mesin Indonesia
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

59
(FIVE YEARS 15)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 0)

Published By Indonesian Mechanical Engineering Cooperation Agency

2597-7563, 1907-350x

2020 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
pp. 18
Author(s):  
Hana Hermawan ◽  
Winda Wulandari

POME merupakan produk samping dari produksi minyak kelapa sawit dengan rasio terkandung dalam kelapa sawit 58.3%. POME dapat dimanfaatkan untuk dijadikan biogas dengan teknologi pengolahan proses anaerobic menggunakan tanki berpengaduk/Continuous Stirred Tank Reactor (CSTR). Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan review dan analisis digester tank dengan fluida POME berdasarkan standard American Petroleum Institute yaitu API 650: Welded Steel Tanks for Oil Storage menggunakan variable design point method untuk menentukan ketebalan minimum pada setiap shell tergantung pada kedalamannya, sehingga setiap shell dapat memiliki ketebalan yang berbeda sehingga dapat memperkecil volume material dan biaya.Kemudian dilakukan simulasi dengan metode elemen hingga dengan beban dari tekanan hidrostatik yang menghasilkan tegangan maksimum 154.88 MPa, serta deformasi maksimum 5 mm dan beban dari gaya angin yang menghasilkan tegangan maksimum 1.31 MPa, serta deformasi maksimum 0.5 mm, lalu dibandingkan dengan sifat mekanik material bahwa yield strength terjadi pada tegangan 250-395 MPa sehingga tebal shell hasil perhitungan adalah aman. Kemudian dibandingkan ketebalan minimum hasil perhitungan dengan desain konstruksi yang hasilnya adalah desain konstruksi memiliki tebal yang lebih besar dari perhitungan tebal minimum sehingga desain konstruksi yang akan dipakai adalah aman.


2019 ◽  
Vol 14 (2) ◽  
pp. 78
Author(s):  
Ojo Kurdi ◽  
Ismoyo Haryanto ◽  
Agus Suprihanto ◽  
Ian Yulianti ◽  
Nur Aziyah

Sasis merupakan bagian penting dari sebuah kendaraan, yang membentuk kerangka dari sebuah kendaraan. Sasis harus cukup kaku untuk menahan kejutan, twist, getaran dan tekanan lainnya. Pertimbangan penting dalam desain sasis adalah memiliki kekakuan lentur yang memadai disertai kekuatan untuk karakteristik handling yang lebih baik. Oleh karena itu tegangan maksimum, dan defleksi merupakan kriteria penting untuk desain sasis. Tujuan kajian ini untuk menentukan desain paling optimal dari ketiga desain sasis tipe C, I dan Rectangular Box (Hollow). Mendapatkan ketebalan sasis paling minimum pada sasis bus tipe Rectangular Box (Hollow) dari metode optimasi ASO dan MOGA. Serta membandingkan hasil optimasi yang didapatkan dari kedua metode optimasi tersebut. Pada kajian ini digunakan 2 jenis software yaitu software CAD (SOLIDWORKS 2015) untuk pembuatan model sasis bus dan software Finite Element Analysis (ANSYS Workbench v.16) untuk melakukan simulasi pembebanan static structural dan optimasi. Hasil pada kajian ini menunjukan bahwa tegangan maksimum terjadi pada cross section C besar tegangan 73,235 Mpa, dan defleksi sebesar 1,5455 mm. Hasil analisis pembebanan statik menunjukan bahwa desain tipe Rectangular Box (Hollow) jauh lebih optimal daripada tipe C ataupun I. Berdasarkan optimasi pada sasis bus tipe Rectangular Box (Hollow) dengan dua metode tersebut, hasil terbaik menggunakan metode ASO dengan nilai massa optimum sebesar 682,57 kg (persentase penurunan massa sebesar 1,224 %) dengan equivalent (von-misses) stress sebesar 53,557 MPa dan total deformasi sebesar 1,1847 mm. Sedangkan hasil optimasi metode MOGA, massa hasil optimasi sebesar 686,83 kg dengan equivalent (von-misses) stress 53,517 MPa dan total deformasi sebesar 1,1809 mm. Terjadi penurunan massa sebesar 0,608%.


2019 ◽  
Vol 14 (2) ◽  
pp. 72
Author(s):  
Budi Setiyana ◽  
J Jamari ◽  
Haryanto Ismoyo ◽  
M Munadi

Keausan akibat abrasi pada komponen yang terbuat dari material karet seperti pada ban kendaraan atau seal sangat menentukan umur pakai dari komponen tersebut. Dalam material karet, ketika permukaan yang masih halus mengalami abrasi, maka akan terbentuk permukaan yang bergerigi secara paralel yang arahnya tegak lurus dengan arah gerak abrasi. Bentuk permukaan yang bergerigi ini akan terus menerus terbentuk selama proses kontak abrasi masih berjalan. Keausan abrasi terjadi akibat tegangan pada material karet melampaui tegangan patah material. Tetapi analisis keausan abrasi pada karet masih sangat sulit dilakukan secara analitik dikarenakan sifat karet yang non linier dan hyperelastic. Dengan menggunakan metoda numerik, tulisan ini membahas tegangan yang terjadi pada permukaan karet SBR-25 yang sudah terabrasi. Sebagai studi awal, analisis dilakukan dalam dua dimensi dengan menggunakan perangkat lunak komersial ABAQUS 6.14-5 dengan memodelkan karet yang kontak dengan indenter yang kaku. Simulasi dilakukan dengan variasi kedalaman indentasi, kekasaran permukaan dan dimensi gigi (chip). Secara umum hasil menunjukkan bahwa makin besar kedalaman indentasi dan kekasaran permukaaan akan meningkatkan nilai tegangan maksimum. Disisi lain, lokasi terjadinya tegangan maksimum (tegangan kritis) juga sangat dipengaruhi oleh kedalaman indentasi, kekasaran permukaan dan dimensi dari chip.


2019 ◽  
Vol 14 (2) ◽  
pp. 37
Author(s):  
Ahmad Suudi ◽  
Novri Tanti ◽  
Jamiatul Akmal ◽  
Zulhendri Hasymi ◽  
Prasetyo Budiyanto

Husk is a waste from the grinding process with the characteristics of a hard, scaly and dry layer. In the rice milling process, according to the Agricultural Research and Development Agency, the Department of Agriculture obtained 20-30% of rice husk, 8-12% of bran and 50 - 63.5% of milled rice. It can be seen that the amount of waste produced is predominantly dominated by rice husk and if not handled it will be a problem for the environment. One effort to reduce the form of waste was carried out research design of rice husk grinding machine become powder. The implementation method starts with designing, manufacturing and testing. The design of the grinding machine is planned to use a fuel motor drive, the transmission uses a V belt and the type of grinder is a combination of discmill and hammermill.The results of research and design obtained rice husk grinding machine with specifications dimensions of 1100 mm high, 400 mm long and 500 mm wide, Hyundai gasoline engine drive HDE 390 with power 7.6 kW, elbow profile frame 50 mm x 50 mm, belt transmission and pulley with a ratio of 1: 1, a combination milling mechanism namely hammer mills which have 3 single hammer attrition mills and a front through grinder with the help of screw conveyor components. The test results of the grinding machine capacity obtained a production capacity of 10 kg / hour, and fuel consumption which is 2.162 liters / hour.


2019 ◽  
Vol 14 (2) ◽  
pp. 58
Author(s):  
Achmad Syaifudin ◽  
Betti Mawar Kalista ◽  
Agus Windharto

Coupler merupakan komponen yang menyambungkan gerbong kereta. Kekuatan coupler terhadap beban eksepsional dan ketahanannya terhadap beban kerja normal menjadi parameter keamanan yang sangat penting dalam operasinya. Kajian ini melakukan analisis deformasi secara numerik terhadap coupling element dari automatic mechanical coupler yang digunakan pada tipe kereta ringan (Light Rail Transit, LRT) berdasarkan beban aktual yang diterima. Bagian coupling element yang diteliti adalah coupling link dan hooked plate. Model solid 3D dibuat tanpa penyederhanaan untuk hasil simulasi yang lebih mendekati fenomena aktual. Material isotropik yang digunakan adalah baja ASTM A633 Grade E. Simulasi statis dan transien dilakukan untuk mendapatkan faktor keamanan statik dan dinamik. Simulasi fatik dari analisis pembebanan transien dengan tiga mode pembebanan dilaksanakan untuk memperkirakan umur kerja coupling element. Hasil simulasi menunjukkan bahwa coupling element yang diobservasi aman terhadap beban eksepsional dan normal yang diberikan. Selain itu, simulasi mengindikasikan bahwa komponen yang kritis berdasarkan tegangan von Mises maksimum adalah coupling link dan komponen yang kritis berdasarkan siklus umur adalah hooked plate.


2019 ◽  
Vol 14 (2) ◽  
pp. 42
Author(s):  
Alvia Restu Putra Utama ◽  
Nurul Muhayat ◽  
T Triyono

Friction Stir Processing (FSP) merupakan salah satu proses pengerasan permukaan logam ringan seperti aluminium yang dikembangkan berdasarkan prinsip kerja FSW. Penggunaan aluminium dan paduannya sebagai komponen permesinan semakin banyak digunakan. Hal tersebut dikarenakan aluminium dan paduannya memiliki sifat yang ringan dan mampu bentuk yang baik. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh volume Zn terhadap sifat mekanik dan fisik material aluminium alloy 1100. Sifat mekanik dianalisa melalui pengujian kekerasan vickers, sedangkan sifat fisik diamati melalui pengamatan struktur makro, mikro, dan SEM. Variasi yang diguinakan yaitu volume Zn 22 mm3, 45 mm3, 67 mm3, 90 mm3, dan tanpa penambahan Zn. Kecepatan putar tool, dwell time, dan plunge depth dalam keadaan seragam. Hasil pengamatan SEM dan mapping menunjukkan persebaran Zn yang tidak merata pada SAZ. Hal ini dibuktikan dengan kandungan Zn yang tinggi pada daerah tepi tool pada pengamatan EDS. Hasil pengujian kekerasan menunjukkan semakin meningkat seiring bertambahnya volume Zn. Nilai kekerasan permukaan FSP AA1100 tertinggi yaitu 87,5 HV dengan variasi volume Zn terbanyak, sedangkan dengan variasi tanpa penambahan Zn sebesar 44,7 HV.


2019 ◽  
Vol 14 (2) ◽  
pp. 64
Author(s):  
Virel Wibawa ◽  
U Ubaidillah

Kajian ini membahas MRE Isotropic bermatriks lateks dengan variasi fraksi massa CI particle (wt%) dan mengevaluasi karakteristik yang ditentukan, meliputi densitas, kekerasan, tegangan putus, perpanjangan putus dan swelling dari MRE yang dibuat dengan matrik lateks pekat yang berbeda-beda nilai perbandingan massa antara CI particle dan lateks pekat pada saat pencampuran. Komposisi MRE yang dibuat yaitu 0, 30, 40, 50, 60, 70 wt%, dilakukan di Laboratorium Pusat Penelitan Karet Indonesia yang memiliki alat uji karet yang sudah terstandarisasi untuk pengujian nilai tarik, keras dan swelling di Indonesia. Lateks murni dengan massa jenis 0,94 gr/cm3, terjadi peningkatan lebih dari 100% dengan penambahan CI particle 40%. Peningkatan jumlah CI particle juga meningkatan nilai keras yang semula nilai keras 35 point meningkat 15 point saat penambahan CI particle 70%. Penambahan CI particle menyebabkan penurunan hasil pengujian Tarik, terlihat saat lateks murni memperoleh hasil tegangan tarik 14,5 MPa dan perpanjangan putus mencapai 760%. Saat ditambahkan CI particle 70% tegangan putus menjadi turun mencapai 2 MPa dan perpanjangan putus 610%. Perubahan volume pada saat perendaman dengan larutan ASTM OIL 3 terlihat pada lateks murni yang mengalami penambahan volume 167,94% dan meningkat hampir 100% saat ditambahkan CI particle 70% menjadi 305,97%.


2019 ◽  
Vol 14 (2) ◽  
pp. 47
Author(s):  
Andreas Hartoyo Yaputra ◽  
Sri Raharno ◽  
Yatna Yuwana Martawirya
Keyword(s):  

Meskipun permodelan cetakan dengan pendekatan metode elemen hingga telah dikembangkan sejak akhir tahun 1970, namun sampai saat ini masih cukup banyak perusahaan manufaktur di Indonesia yang menggunakan metode konvensional trial and error dalam melakukan perancangan cetakan. Berdasarkan perspektif bisnis industri, metode trial and error berpotensi merugikan perusahaan dari sisi waktu dan biaya. Untuk itu dalam kajian ini telah dikembangkan permodelan perancangan cetakan dengan pendekatan analisis numerik yang dapat meminimalisasi kerugian waktu dan biaya. Dalam kajian ini akan digunakan studi kasus berupa komponen holder sepeda motor 600 cc dengan proses forging. Tujuan dari perancangan ini adalah untuk menentukan desain geometri cetakan yang sesuai sehingga material dapat mengisi secara penuh rongga cetakan, memperkirakan secara dini potensi kegagalan proses forging dan kapasitas mesin press yang diperlukan. Pada akhir kajian ini dapat ditentukan geometri cetakan dan parameternya, kapasitas mesin press yang dibutuhkan untuk melakukan proses forging, yaitu minimal sebesar 42 ton dan material cetakan dengan titik lebur di atas 863°C untuk mencegah kegagalan prematur.


2019 ◽  
Vol 14 (2) ◽  
pp. 52
Author(s):  
Ario Sunar Baskoro ◽  
Dhedhe Rodat Budi Prasetya ◽  
Agus Widyianto

Pada kajian ini pengaruh dari arus pengelasan dan kecepatan pengelasan terhadap lebar manik las dan distorsi pada pengelasan gas metal arc welding (GMAW) sambungan tumpul SS 304 telah dilakukan. Bahan yang digunakan dalam kajian ini adalah baja tahan karat tipe 304 (SS 304) dengan konfigurasi sambungan tumpul. Variasi parameter pengelasan GMAW yang digunakan adalah arus pengelasan dan kecepatan pengelasan. Kecepatan pengelasan yang digunakan adalah 115 A, 120 A dan 125 A, sedangkan kecepatan pengelasan yang digunakan adalah 3,6 mm/s, 3,9 mm/s dan 4,2 mm/s. Hasil dari pengelasan akan dianalisis dari lebar manik las dan distorsi yang terjadi. Lebar manik las dan distorsi diukur menggunakan Dino-Lite dan Coordinate Machine Measure (CMM). Metode perpindahan vertikal rata-rata digunakan untuk menghitung distorsi longitudinal bending dan distorsi angular. Hasilnya menunjukkan bahwa menaikan arus pengelasan akan meningkatkan lebar manik las dan distorsi, tetapi jika menaikkan kecepatan pengelasan akan menurunkan lebar manik las dan distorsi. Pada parameter pengelasan 125 A dan 3,6 mm/s menghasilkan lebar manik las atas dan bawah yang terbesar 8,062 mm dan 4,984 mm. Distorsi longitudinal bending dan distorsi angular yang terbesar adalah 1,748 mm dan 4,076 derajat pada parameter pengelasan 125 A dan 3,6 mm/s.


2019 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
pp. 30
Author(s):  
Donny Suryawan ◽  
Muhammad Ridlwan ◽  
Ari Setiadi

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document