Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

61
(FIVE YEARS 38)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

2685-7189, 2302-9102

Author(s):  
Ayu Puja Astuti ◽  
Ni Luh Ayu Eka Damayanti ◽  
Gede Merthawan

Kewajiban siswa dalam sekolah yaitu, siswa harus taat kepada guru dan kepala sekolah, ikut bertanggung jawab atas kebersihan, keamanan, ketertiban sekolah, menghormati guru dan saling menghargai antar sesama siswa. Timbul permasalahan pada pembelajaran Agama Hindu siswa kelas XI di SMK Negeri 3 Palu  yang diteliti yaitu : Etika Siswa Pada pembelajaran, kendala-kendala etika siswa pada Pembelajaran, upaya-upaya dalam meningkatkan etika siswa pada pembelajaran sehingga mencapai tujuan yaitu mengetahui etika siswa pada pembelajaran, mengetahui kendala- kendala etika siswa pada pembelajaran teori yang digunakan yaitu teori Behavioristik  (tingkah laku), mengetahui upaya-upaya dalam meningkatkan etika siswa pada pembelajaran, teori yang digunakan yaitu teori Perubahan Sosial. Penelitian ini bersifat kualitatif. Sumber data yaitu data primer dan data sekunder, teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu teknik studi kepustakaan, wawancara, observasi dan dokumentasi. Kesimpulanya setelah dilakukan upaya-upaya dalam meningkatkan etika siswa pembelajaran Agama Hindu adalah menyiapkan waktu belajar di hari lain, lebih menghargai guru pendidikan, meningkatkan kesadaran siswa dan mengurangi penggunaan handphone pada pembelajaran dan terciptanya etika belajar siswa yang baik dan beretika dalam proses pembelajaran


Author(s):  
I Made Gede Nesa Saputra ◽  
Kadek Agus Wardana ◽  
I Gusti Made Widya Sena
Keyword(s):  

Seperti sisi mata uang logam yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan lainnya, baik secara positif maupun negatif, pesatnya kemajuan teknologi memberikan banyak dampak pada kehidupan manusia. Secara positif perkembangan teknologi memberikan kemudahan dalam menyelesaikan berbagai aktivitas atau pekerjaan yang dilakukan oleh manusia sehingga dengan bantuan teknologi pekerjaan menjadi lebih mudah dan cepat terselesaikan. Namun di sisi lainnya, kemajuan teknologi juga dapat membawa dampak yang negatif, salah satunya adalah hadirnya berbagai tragedi moral dan penyimpangan seksual sebagai bentuk dari degradasi moral di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Untuk menghasilkan data yang valid dan reliable, maka penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan berbagai kegiatan diantaranya : observasi, wawancara, kemudian analisis data dan membuat rekomendasi dari hasil penelitian yang dilakukan. Penentuan responden dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Selain itu untuk mendapatkan gambaran data yang lebih komprehensif, jelas dan lengkap, maka peneliti menggunakan studi kepustakaan sebagai metode pengumpulan data untuk melengkapi hasil dan mencari literatur yang relevan dengan obyek penelitian. Keberadaan teks Katuturan Semara Tantra secara esensial menguraikan pemahaman seksual sebagai “laku” untuk mencapai sebuah pemurnian yang harus dilandasi dengan bhakti dan cinta kasih yang tulus untuk mencapai alam Ketuhanan sehingga akan terbangun koneksi kesadaran manusia sebagai bentuk penyatuan antara lingga dan yoni, dimana penyatuan kedua unsur ini disebut Ardhanareswari. Diharapkan tulisan ini dapat memberikan sedikit kontribusi dalam perkembangan karakter dan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang seksualitas-spiritualitas dalam bingkai Agama Hindu


Author(s):  
Wayan Sutarman ◽  
I Nyoman Suparman ◽  
Ketut Yasini
Keyword(s):  

Upacara ngenteg linggih memiliki nuansa religius magis karena terkait dengan keyakinan tentang dewa yadnya. Kekhasan inilah yang menjadikan pelaksanaan upacara ngenteg linggih harus dirangkaikan dengan pementasan wayang Lemah.Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1). Fungsi Pementasan Wayang Lemah Dalam Upacara Ngenteg Linggih?. 2). Nilai Pendidikan  Agama Hindu Pada Pementasan Wayang Lemah Dalam Upacara Ngenteg Linggih? Penelitian ini memiliki tujuan yaitu: 1). mengetahui fungsi pementasan wayang lemah dalam upacara ngenteg linggih. 2). Untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan agama hindu yang terkandung dalam pementasan wayang lemah. Teori yang digunakan untuk membedah permasalahan adalah Teori Struktural fungsional dan Teori Nilai. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian: dalam Pementasan Wayang Lemah pada Upacara Ngenteg Linggih Di Pura Purnasada Tolai memiliki fungsi yaitu: (1) Wayang Lemah Sebagai Wali Upacara, (2) Wayang Lemah sebagai balih-balihan (hiburan), (3) Wayang Lemah Sebagai Fungsi Sosial. Nilai Pendidikan Hindu yang terkandung yaitu: pertama nilai pendidikan Tattwa pada proses pelaksanaan, nilai pendidikan Etika, yang meliputi tiga aspek, yaitu aspek pikiran, perkataan, dan perbuatan. Hindu mengajarkan bahwa apa yang dihasilkan oleh pikiran (manacika) harus selalu suci (parisudha), dan wacika parisudha dan nilai pendidikan estetika yaitu unsur keindahan pementasan wayang lemah yang dilaksanakan siang hari.


Author(s):  
Gede Harja Subrata

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan pada siswa tahun kedua SMPN 2 Singaraja Bali. Penelitian ini berusaha untuk mengetahui apakah Learning Galleria dapat meningkatkan kualitas interaksi siswa di kelas Pkn. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara, kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil PTK menunjukkan bahwa rata-rata nilai kemampuan siswa pada siklus ke-1 bernilai Baik baru mencapai 18,75%, siklus ke-2 bernilai Baik mencapai 33,34%, siklus ke-3 bernilai Baik mencapai 80,33%. Dengan demikian, sampai pembelajaran siklus ke-3 peningkatan kualitas interaksi siwa telah mencapai target yang telah ditetapkan yaitu 75% siswa minimal berkemampuan Baik. Bila dilihat dari perkembangan rata-rata nilai yang dicapai siswa pada pembelajaran siklus ke-1, siklus ke-2, dan siklus ke¬-3, nilai Baik dicapai siswa tampak meningkat, yaitu dari 18,75% pada siklus ke-1 menjadi 33,34% pada siklus ke-2 dan pada siklus ke-3 menjadi 80,83%. Dari hasil tersebut disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan galeri belajar dapat meningkatkan kualitas interaksi siswa.   Kata kunci: Interaksi, Galeri, Belajar Pkn.


Author(s):  
I Wayan Agus Agus Gunada

Tujuan penulisan ini untuk menggambarkan proses pembentukan lingkungan dan kondisi belajar yang ideal untuk membangun motivasi belajar bagi peserta didik dalam mempelajari pendidikan agama Hindu melalui pengkajian rancangan dan desain pembelajaran. Adapun pendekatan penelitian dilakukan melalui riset kepustakaan dengan mengkaji pustaka terdahulu yang relevan dengan teknik pengumpulan data berupa studi pustaka dan studi dokumen. Berdasarkan hasil kajian ditemukan bahwa dalam membangun suatu kondisi dan lingkungan belajar yang ideal bagi peserta didik dalam belajar pendidikan agama Hindu terdapat model-model desain pembelajaran yang dijadikan sebagai landasan dalam mendesain proses belajar mengajar dan terdapat lima tahapan umum dalam mendesain pembelajaran. Melalui pengkajian ini diharapkan dapat menjadi tinjauan pustaka bagi pendidik dalam menyusun dan merancang proses belajar mengajar sehingga mampu membangun lingkungan dan kondisi belajar yang ideal dalam memotivasi peserta didik.


Author(s):  
Ni Wayan Sri Rahayu ◽  
Ni Made Sumaryani

Studi ini berbicara mengenai Arca Rsi Agastya yang banyak ditemukan di wilayah Indonesia. Dalam ajaran agama Hindu tokoh Rsi Agastya diyakini sebagai menyebarkan ajaran agama Hindu baik di India maupun di Indonesia. Mengingat besarnya jasa dan kemuliaan Rsi Agastya dalam menyebarkan agama Hindu, maka berbagai istilah Dharma yang diberikan kepada Rsi Agastya seperti Agastya Yatra dan Pita Segara. Arca Agastya yang ditemukan di Indonesia pada umumnya memiliki dua tangan dan masing-masing membawa laksana berupa Kamandalu, Trisula atau membawa Aksamala. Dari penemuan-nemuan orkelogi tersebut dapat dilihat mengenai konsep teologi yang dibangun oleh masyarakat Hindu pada zaman dahulu yakni selain sebagai representasi dari Dewa Siwa, Rsi Agastya juga diposisikan sebagai Adi Guru atau guru yang utama dalam memberikan pembelajaran.


Author(s):  
Ni Made Mega Hariani
Keyword(s):  

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran sains SD secara daring melalui media WhatsApp Group selama pandemi Covid-19. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif, untuk mengetahui gambaran efektivitas pembelajaran sains SD secara daring melalui media WhatsApp Group selama pandemi Covid-19. Penelitian ini dilakukan dengan terlebih dahulu mengadakan survey kepada mahasiswa. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara via panggilan video WhatsApp. Analisis data dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahap yaitu mulai dari tahap reduksi data, display data, serta penarikan dan verifikasi kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan  dimana hasil survey dan hasil wawancara diperoleh 0% mahasiswa menyatakan tidak efektifnya pembelajaran sains SD menggunakan Media WhatsApp Group, 20% menyatakan kurang efektif, dan 80% yang menyatakan efektifnya pembelajaran sains SD menggunakan Media WhatsApp Group. Pembelajaran dengan menggunakan media WhatsApp Group menjadikan mahasiswa menjadi lebih aktif untuk menggali informasi sehingga mereka mencoba sendiri untuk menjawab permasalahan dan dijadikan sebagai media untuk berdiskusi, berkomunikasi dengan penggunaan jarak jauh.


Author(s):  
Winda Winda ◽  
Kadek Hemamalini ◽  
Anak Agung Oka Puspa ◽  
I Made Biasa

            Tulisan ini membahas tentang Adat Jujuran dalam Perkawinan Dayak Meratus di Desa Kadayang Kalimantan Selatan. Dimana dalam pelaksanaan upacara perkawinan sering mengalami kegagalan yang diakibatkan oleh jumlah jujuran  yang diminta terlalu besar sehingga menyebabkan pihak laki-laki tidak sanggup untuk membayarnya dan memutuskan untuk  membatalkan pernikahan bahkan tidak jarang lebih memilih menikah dengan orang yang berbeda keyakinan.  Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan metode pengumpulan data melalui wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan dalam proses perkawinan masyarakat Hindu Kadayang bentuk jujuran yang diserahkan kepada adat dan juga keluarga pengantin wanita  berupa sejumlah uang, yang jumlahnya tidak mengikat, tetapi disesuaikan dengan kemampuan calon mempelai laki-laki. Besar kecilnya jumlah jujuran adalah hasil negosiasi yang terjadi pada acara Baruji. Makna yang terkandung dalam  adat jujuran secara teologis bahwa perkawinan masyarakat Hindu desa Kadayang  dikatakan sah apabila menggunakan adat jujuran yang harus disaksikan oleh  adat dan disaksikan oleh Tuhan yang disimbolkan dengan penggunaan  sirih, pinang dan kapur sebagai simbol Tuhan. Makna sosial kemasyarakatan dalam adat  jujuran sebagai wujud penghargaan kepada orang tua calon mempelai perempuan dan ikatan yang menyatukan dua buah keluarga yang berbeda melalui pernikahan. Sanksi sosial keagamaan jika perkawinan dilaksanakan tanpa mengunakan adat jujuran maka perkawinan tersebut dianggap tidak sah secara agama.


Author(s):  
Niluh Fitriani ◽  
Ni Luh Ayu Eka Damayanti ◽  
I Made Tarka

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana model Problem Solving dapat meningkatan hasil belajar siswa kelas XI SMA Negeri 1 poso pesisir utara. Metode yang digunakan adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model Jhon Elliot yang berlangsung dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan,dan refleksi dengan target capainan Daya Serap Individual ≥75%, Daya Serap Klasikal dan Ketuntasan Belajar Klasikal ≥85%. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu tes tertulis, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukan adanya peningkatan hasil belajar siswa sesuai dengan nilai KKM yaitu 75, dengan Daya Serap Individual pada siklus I dari 18 orang peserta tes hanya 11 orang siswa tuntas lalu pada siklus II meningkat seluruh peserta tes tuntas. Ketuntasan Belajar Klasikal pada siklus I 61,11% menjasi 100% pada siklus II, Daya Serap Klasikal pada siklus I 78% menjadi 87,83%. Observasi aktivitas guru meningkat dari 73,33% pada siklus I menjadi 95%  pada siklus II  dan Observasi aktivitas siswa meningkat dari 70,90% pada siklus I menjadi 89,09% pada siklus II. Dengan demikian penerapan model pembelajaran Problem Solving untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Manawa Dharma Sastra kelas XI MIPA SAMA Negeri 1 Poso Pesisir Utara dinyatakan berhasil.


Author(s):  
Made Agus Adi Putra ◽  
Agus Budi Wirawan ◽  
I Wayan Mudita

Hindu students should have mutual respect and respect for each other. This research is to get a direct and general description of the results of research on Hindu students at Tadulako University, the problem that occurs is a form of student social solidarity as well as supporting and inhibiting factors. a very important role in improving the quality and quality and progress of a nation. Thus, students are expected to have good intellectuals and noble character. To gain knowledge and in order to have a high intellectual level, students cannot walk alone. Students need friends who can be invited to work together in their education. By frequently working together, students become more familiar with each other, thus creating a strong bond between each other and causing a sense of solidarity between students.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document