Dakwah berarti menyeru atau mengajak ke jalan Allah (ud’u ila sabili rabbika). Dalam arti, mengajak seseorang atau sekelompok orang untuk berislam dan mengamalkan nilainya. Akan tetapi, secara praksis (sosilogis, historis), khususnya yang dilakukan oleh Nabi, para sahabat, tabi’in, tabi’ at-tabi’in, dan generasi sesudahnya ternyata dakwah bukan hanya sekadar menyeru dan mengajak. Akan tetapi dakwah juga melakukan upaya-upaya secara Islami, manusiawi, namun efektif dalam rangka membentuk akhlak yang mulia. Bahkan lebih dari itu, dakwah juga melakukan berbagai perbaikan di bidang ilmu pengetahuan dan peradaban Islam.Aktivitas dakwah dalam pengertian yang lebih luas tidak hanya dilakukan melalui gerakan verbal (dakwah lisan) sebagaimana yang sering digunakan pada masa sekarang, namun juga dilakukan melalui gerakan-gerakan intelektual melalui aktivitas penerjemahan. Gerakan intelektual melalui penerjemahan inilah yang kemudian menurut penulis sebagai bentuk aktivitas dakwah Islam yang di dalamnya terkandung seruan atau ajakan umat Islam untuk mengamalkan nilai-nilai al-Qur’an dan as-Sunnah.Aktivitas dakwah melalui gerakan penerjemahan telah dilakukan sejak masa Daulah Umayyah, namun gerakan besar-besaran terjadi pada masa daulah Abbasiyah terutama pada masa khalifah Harun ar-Rasyid dan khalifah al-Ma’mun. Kedua khalifah ini mampu mengantarkan Islam pada masa keemasan yang ditandai dengan berbagai kemajuan di bidang ilmu pengetahuan. Salah satu bidikan khalifah terkait dengan kemajuan Islam di bidang keilmuan adalah gerakan penerjemahan. Gerakan penerjemahan ini kemudian dipusatkan di Bayt al-Hikmah, sebuah biro penerjemahan yang didirikan oleh khalifah Harun ar-Rasyid.Dengan demikian penelitian ini akan lebih difokuskan pada kajian historis gerakan penerjemahan yang dipusatkan di Bayt al-Hikmah pada masa khalifah Harun ar-Rasyid dan khalifah al-Ma’mun. Tujuan kajian ini adalah untuk menjelaskan bahwa penerjemahan juga dapat menjadi aktivitas dakwah yang tidak kalah penting dan tidak kalah berpengaruh dari dakwah lisan yang kerap digunakan. Kajian ini juga menjelaskan bagaimana gerakan penerjemahan nantinya mempengaruhi pola pikir masyarakat dalam menyikapi persoalan kehidupan terutama yang menyangkut kemajuan peradaban, sebagaimana halnya juga dakwah yang biasa digunakan umumnya mempengaruhi pola pikir dan sikap masyarakat.