Jurnal Ilmiah Fisioterapi
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

18
(FIVE YEARS 18)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By LPPM Universitas Abdurrab

2620-6773, 2620-5777

2021 ◽  
Vol 4 (01) ◽  
pp. 11-17
Author(s):  
Renni Hidayati Zein
Keyword(s):  

ABSTRAK Latar belakang: Otak merupakan organ tubuh yang rentan terhadap proses degeneratif. Saat otak mulai menua akan terjadi penurunan fungsi otak yang berisiko terjadi penurunan fungsi kognitif. Latihan fisik aerobik dapat menyebabkan timbulnya stress oksidatif melalui peningkatan pembentukan ROS yang berasal dari metabolisme aerobik sel-sel otot selama latihan fisik tersebut dan stress seluler yang diakibatkan karena ROS dapat memunculkan reaksi perbaikan sel. ROS merupakan radikal bebas turunan oksigen yang sangat reaktif, generator penting dalam produksi ROS adalah mitokondria yang salah satu proteinnya PGC-1α. Tujuan penelitian: untuk mengukur kadar protein PGC-1α pada otak mencit jantan yang diberikan exercise. Metode penelitian: mencit jantan dibagi menjadi 2 kelompok yang terdiri dari 6 ekor mencit kelompok kontrol,6 ekor mencit kelompok Exercise dengan total jumlah 12 ekor mencit jantan masing-masing berusia 6 minggu. Penelitian ini dilakukan selama 8 minggu menggunakan teknik laboratorium ELISA untuk menganalisa protein PGC-1α dilakukan. Hasil: Penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kadar PGC-1α pada otak mencit jantan setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium dan kemudian dilanjutkan uji statistik diperoleh nilai tertinggi kadar PGC-1α pada otak mencit jantan pada kelompok perlakuan aerobic exercise. Kesimpulan: Pemberian aerobic exercise pada mencit jantan selama 8 minggu berpengaruh terhadap kadar PGC-1α pada otak mencit jantan.


2021 ◽  
Vol 4 (01) ◽  
pp. 23-28
Author(s):  
Yose Rizal ◽  
Futhri Rifa Zaimsyah
Keyword(s):  

Nyeri Punggung Bawah merupakan masalah kesehatan yang besar dalam populasi pekerja. Guru merupakan salah satu profesi yang memiliki risiko tinggi mengalami nyeri punggung bawah akibat pekerjaan karena Transformasi sosial, reformasi pendidikan dan model pengajaran baru telah mempengaruhi kondisi pengajaran saat ini, yang menyebabkan perubahan dalam profesi sehingga guru berpindah dari status stabil dan relatif aman ke kondisi ketidakstabilan di tempat kerja, sebagai akibat dari metode kerja yang baru, genting, dan tidak diatur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor risiko apa saja yang menjadi penyebab Low Back Pain (LBP) yang dialami oleh guru di SMPN 1 Bathin Solapan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Sampel penelitian ini berjumlah 28 orang guru di SMPN 1 Bathin Solapan. Hasil analisis diperoleh bahwa tidak ada variabel interaksi (p < 0,05) pada variable umur, jenis kelamin, rutinitas olahraga dan lama duduk. Dari hasil penelitian ini maka diperlukan adanya penelitian lanjutan untuk mengetahui factor lain apa saja yang berhubungan dengan kejadian Low Back Pain pada Guru di SMPN 1 Bathin Solapan.


2021 ◽  
Vol 4 (01) ◽  
pp. 1-4
Author(s):  
Condrowati Condrowati ◽  
Heri Wibisono

Pendahuluan: Plyometric exercise merupakan latihan dasar  yang mempunyai karakteristik peregangan otot dan tendon kemudian segera diikuti oleh pemendekan. Latihan ini meningkatkan elastisitas muscle fiber dan jaringan penghubung sehingga dicapai tujuan untuk meningkatkan kecepatan, stabilitas, kekuatan, ketahanan kardiorespirasi, dan kelincahan. Plyometric exercise dapat juga mempengaruhi fungsi vital dalam tubuh, seperti respiratory rate. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh plyometric exercise terhadap respiratory rate pada pemain bola voli Universitas Mercu Buana. Metode: Penelitian ini menggunakan metode one group pre-test-post-test design. Penelitian ini dilakukan pada kelompok pemain bola voli yang memenuhi kriteria insklusi. Sampel penelitian sebanyak 16 pemain bola voli yang diberikan perlakukan plyometric exercise sebanyak sebanyak 3 kali/minggu selama 12 minggu dengan latihan selama 30 menit/pertemuan dengan teknik aerobik. Pengukuran respiratory rate dengan menghitung frekuensi nafas sampel dalam 1 menit. Hasil: Berdasarkan hasil uji Wilcoxon, ada pengaruh plyometric exercise terhadap respiratory rate p=0.000 (p<0.05). Kesimpulan: Ada pengaruh plyometric exercise terhadap respiratory rate pada pemain bola voli Universitas Mercu Buana.   Kata Kunci : Plyometric Exercise, Respiratory Rate, Bola Voli


2021 ◽  
Vol 4 (01) ◽  
pp. 29-35
Author(s):  
Ismaningsih Ismaningsih ◽  
Nova Relida Samosir ◽  
Maulidya Maulidya

Latar Belakang: Hallux valgus (HV),juga dikenal sebagai bunion adalah salah satu kelainan bentuk kaki yang paling umum.ini bermanifestasi dengan phalanx proksimal menyimpang ke lateral dan kepala metatarsal pertama menyimpang ke medial,biasanya karena adduksi metatarsus pertama,yang disebut metatarsus primus varus. Kelainan bentuk ini terkadang berwarna merah dan nyeri sangat menganggu aktivitas sehari-hari.jika diidentifikasi dan diobati dengan benar gejalanya akan membaik.etiologi tepatnya tidak sepenuhnya dipahami.ini cenderung terjadi lebih sering pada wanita dan mereka yang memakai sepatu atau tumit ketat,hallux valgus ditemukan pada 58% wanita dan 25% pria.deformitas HV biasanya dapat didiagnosis melalui pemeriksaan fisik. Kelainan bentuk ini terkadang berwarna merah dan nyeri sangat menganggu aktivitas sehari-hari.jika diidentifikasi dan diobati dengan benar gejalanya akan membaik.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh intervensi neuromuscular taping dan strengthening exercise terhadap penurunan nyeri.Metode Penelitian adalah studi literature yang terdiri dari sumber-sumber penelitian dengan menggunakan evaluasi akhir yaitu Visual Analogue Scale (VAS).Hasil pada Studi literature menunjukkan adanya penurunan nyeri sesudah dilakukannya tindakan neuromuscular taping dan strengthening exercise.Dari penelitian studi literature ini dapat disimpulkan bahwa intervensi neuromuscular taping dan strengthening exercise efektif dalam mengurangi nyeri,meningkatkan kekuatan otot M.Abductor hallucis serta mengurangi sudut hallux valgus.


2021 ◽  
Vol 4 (01) ◽  
pp. 18-24
Author(s):  
Aditya Denny Pratama

Background: Myofascial trigger point syndrome is a musculoskeletal disorder characterized by the presence of a trigger point in a sensitive area within the skeletal muscle band linkages, if pressure is applied to the area it will cause specific pain at a point that is pressed (tenderness). Myofascial trigger point syndrome is influenced both by mechanism and by positioning factors. Myofascial trigger point syndrome upper trapezius muscle radiates along the upper back and neck, behind the ears and at the temples. Methods: The research method used is in the form of a case study with 1 patient who was given physiotherapy intervention and evaluation 4 times. To overcome the problem of muscle pain in bilateral trapezius m.upper in this study, using manual physiotherapy intervention therapy in the form of friction massage. Result: The results obtained, there was a decrease in tenderness in the upper trapezius muscle VAS 5 during the first evaluation to VAS 2 at the fourth evaluation with an average VAS value pre and post after one month for four interventions, namely 1.72. The MDC value (95) is 0.196 and the MCID range is 0.88-1.7, and 1.46-2.28. Conclusion: Based on these results, it can be concluded that physiotherapy intervention with the manual method of therapy, friction massage is considered effective in reducing pain in patients with myofascial trigger point syndrome, upper trapezius muscle with visual analogues scale (VAS) parameters.   Keyword : Myofascial Trigger Point Syndrome, Manual Therapy, Friction Massage


2021 ◽  
Vol 4 (01) ◽  
pp. 5-10
Author(s):  
Agus Tiyawan ◽  
Sri Yani ◽  
Dias Rima Sutiono

Pemerintah memberlakukan kebijakkan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) sebagai salah satu upaya mengatasi pandemi COVID-19 akibat penyebaran virus Sars-Cov-2 yang berasal dari Wuhan, China Desember tahun 2019 sesuai dengan peraturan WHO. Hal ini dikarenakan hingga saat ini belum ditemukan vaksin untuk mencegah penularannya. Akibat dari kebijakkan tersebut, media komunikasi darling menjadi sangat penting untuk bersosialisasi dengan kerabat maupun teman, menyebabkan penurunan aktifitas fisik. Berdasarkan data darling survei yang dilakukan pada 40 orang mahasiswa  Jurusan Fisioterapi, Fakultas Ilmu Kesehatan, UPN Veteran Jakarta, 40 % responden menyatakan waktu berkomunikasi bertambah dari sebelum masa pandemi, 35 %  responden menyatakan tidak berubah dan sisanya 25% menyatakan kurang. Sedangkan durasi komunikasi yang paling banyak dihabiskan oleh responden untuk bersosialisasi dengan media komunikasi darling dengan menggunakan aplikasi ZOOM dan Video Call adalah selama 1-30 menit sebanyak 52.5% responden, 31-1 jam sebanyak 27.5% responden, lebih dari 1 jam sebanyak 17.5% dan 0 menit sebanyak 2.5% responden. Kondisi ini menyebabkan gerakan ekstremitas atas berulang yang diperlukan oleh penggunaan perangkat media komunikasi darling sehingga kontraksi otot secara terus menerus di leher dan bahu, yang dapat menimbulkan kerentanan terhadap gangguan muskuloskeletal akibat kerusakan mikroskopis pada otot, saraf, dan pembuluh darah selama menjalankan perannya.


2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 8-15
Author(s):  
Agus Tiyawan ◽  
Nala Tsaniyah Hendrawan

ABSTRAK Latar Belakang: Ibadah umrah biasanya dilakukan oleh sebagian besar umat islam yang berusia 50 tahun lebih atau lansia. Seiring bertambahnya usia akan mengalami penurunan fleksibilitas yang dapat mengganggu kegiatan selama ibadah umrah. Tujuan: Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aerobic exercise untuk meningkatkan fleksibilitas hamstring pada calon jamaah umrah KBIH Al-Ikhlas Jakarta. Metode: Dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimen randomized one group pre and post test. Penelitian ini dilakukan di KBIH Al-Ikhlas Jakarta dengan jumlah sampel sebanyak 20 orang yang diambil secara acak sesuai dengan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Latihan yang diberikan berupa aerobic exercise dengan brisk walking dan pengukuran fleksibilitas hamstring diukur dengan sit and reach test. Data diolah dan dianalisa dengan aplikasi software SPSS 16. Hasil: Diperoleh dengan software SPSS 16 data berdistribusi normal dan bersifat homogen. Hasil uji hipotesis didapatkan dengan p = 0,000 berarti p<0,05 maka terdapat pengaruh aerobic exercise untuk meningkatkan fleksibilitas hamstring pada calon jamaah umrah KBIH Al-Ikhlas Jakarta. Kesimpulan: Yang didapat dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh aerobic exercise untuk meningkatkan fleksibilitas hamstring pada calon jamaah umrah KBIH Al-Ikhlas Jakarta.


2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 24-29
Author(s):  
Agus Tiyawan ◽  
Dzakyah Amelya

ABSTRAK Latar Belakang: Jamaah umrah Indonesia mayoritas dilakukan oleh usia dewasa dan lanjut usia. Bertambahnya usia seseorang akan menyebabkan penurunan fungsi sel-sel tubuh yang dapat mengakibatkan penurunan kebugaran fisik salah satunya kekuatan otot. Kekuatan otot tubuh bagian atas dapat berpengaruh terhadap aktivitas fungsional. Untuk mencapai kekuatan otot yang baik maka diperlukan latihan berupa aerobic exercise. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aerobic exercise untuk meningkatkan upper body strength pada calon jamaah umrah. Metode penelitian ini menggunakan metode randomized one grup pre-post test yaitu untuk mencari perbedaan antara sebelum dan sesudah diberikan latihan aerobik selama 3 minggu dan pengukuran upper body strength menggunakan curl up test. Pengambilan sampel didapatkan sebanyak 20 orang dari calon jamaah umrah KBIH Al-Ikhlas yang diambil secara acak sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Data diolah dan dianalisa dengan aplikasi software SPSS 24. Hasil: Analisa uji Wilcoxon dengan hasil p=0,000 yang menunjukkan p<0,05 dapat dinyatakan adanya pengaruh aerobic exercise terhadap upper body strength pada calon jamaah umrah.   Kata Kunci: Aerobic Exercise, Upper Body Strength, Calon Jamaah Umrah Lansia


2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 1-7
Author(s):  
Wafa Rachmalillah Isna ◽  
Faizah Abdullah

Latar Belakang : Osteoartritis (OA)  lutut merupakan suatu penyakit sendi menahun yang ditandai oleh adanya kelainan pada tulang rawan ( kartilago ) yang akan berakibat tulang bergesekan satu sama lain, adanya abrasi tulang rawan sendi dan pembentukan osteofit pada permukaan sendi yang menimbulkan gejala berupa kekakuan, nyeri, dan pembatasan gerakan pada sendi lutut. Terapi latihan closed kinetic chain exercise (CKCE) umumnya memberikan manfaat dalam mengurangi keluhan yang diperkirakan mampu meningkatkan kemampuan fungsional pasien dalam melakukan aktivitas secara optimal. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui efektivitas metode latihan closed kinetic chain exercise (CKCE) pada kasus osteoartritis lutut.  Metode : Studi kasus tunggal, dengan memberikan intervensi fisioterapi pada seorang wanita 72 tahun dengan diagnosis OA lutut. CKCE berupa gerakan mini squatt, QSE, dan step up and step down diberikan selama 2 minggu dengan 4 kali evaluasi. Penilaian intensitas nyeri menggunakan VAS, penilaian lingkup gerak sendi (LGS) menggunakan goniometer, penilaian kekuatan otot menggunakan MMT,  serta untuk menilai perkembangan fungsional pasien dilakukan pengukuran menggunakan parameter WOMAC. Hasil : Terdapat penurunan nilai VAS nyeri gerak diakhir sesi terapi dari VAS 3 menjadi VAS 1, penurunan nilai VAS nyeri tekan dari VAS 2 menjadi VAS 1,  terdapat peningkatan LGS lutut gerak fleksi 1200menjadi 1250, terdapat peningkatan MMT dari 4 menjadi 5 yang dikaitkan dengan skor WOMAC dari nilai 37 menjadi 26, yang menunjukkan bahwa terdapat peningkatan terhadap kemampuan fungsional pasien sebanyak 20% Kesimpulan : Studi ini menunjukan bahwa metode terapi latihan closed kinetic chain exercise (CKCE) dapat meningkatkan kemampuan fungsional pada osteoartritis lutut yang diukur menggunakan parameter WOMAC.    


2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 30-37
Author(s):  
Futhri Rifa Zaimsyah

Frozen shoulder atau capsulitis adhesiva merupakan diagnosis untuk segala keluhan nyeri dalam keterbatasan gerak sendi bahu. Keluhan pada sendi bahu biasanya didahului oleh suatu trauma atau immobilisasi yang bisa mengakibatkan kekakuan sendi. Pada kasus frozen shoulder dapat mengganggu aktivitas fungsional bahu yang diukur dengan kuesioner SPADI. Stretching dan terapi manipulasi merupakan salah satu modalitas yang dapat digunakan oleh fisioterapis dalam mengatasi gangguan aktivitas fungsional bahu pada penderita frozen shoulder. Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui pengaruh pemberian stretching dan terapi manipulasi, serta mengetahui mana yang lebih baik antara stretching dengan terapi manipulasi terhadap aktivitas fungsional bahu pada penderita frozen shoulder. Metode Penelitian: Case study dengan menggunakan two groups pre test – post test design dengan pembagian dua kelompok, kelompok I mendapat perlakuan stretching sedangkan kelompok II diberi perlakuan terapi manipulasi subjek penelitian berjumlah 16 pasien frozen shoulder yang dirujuk ke Poliklinik Fisioterapi RSUD Kota Semarang. Hasil : Pada kelompok I (stretching) hasil uji beda nilai SPADI pada pre-post test diperoleh hasil p = 0,012 (p < 0,05), sedangkan pada kelompok II (terapi manipulasi) hasil uji beda nilai SPADI pada pre-post test diperoleh hasil p = 0,012 (p < 0,05), yang berarti terdapat perbedaan bermakna pada stretching dan terapi manipulasi terhadap peningkatan aktivitas fungsional bahu pada penderita frozen shoulder. Pada uji Mann Whitney diperoleh hasil p = 0,001 (p < 0,05) yang berarti terdapat perbedaan yang bermakna antar kedua kelompok perlakuan. Kesimpulan : Stretching dan terapi manipulasi keduanya sama-sama meningkatkan aktifitas fungsional bahu pada penderita frozen shoulder, namun terapi manipulasi lebih baik dibandingkan stretching dalam meningkatkan aktivitas fungsional bahu pada penderita frozen shoulder.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document