Jurnal Pengembangan Kota
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

143
(FIVE YEARS 40)

H-INDEX

2
(FIVE YEARS 0)

Published By Institute Of Research And Community Services Diponegoro University (Lppm Undip)

2503-0361, 2337-7062

2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 50-63
Author(s):  
Indhar Wahyu Wira Harjo ◽  
Ayu Kusumastuti ◽  
Dewi Puspita Rahayu ◽  
Wida Ayu Puspitosari

Program KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh) adalah sebuah program yang diinisiasi oleh Kementerian Pekerjaan Umum, Direktorat Jendral Cipta Karya pada tahun 2016. Pemerintah Kota Malang merupakan salah satu yang melakukan implementasi program ini. Penelitian ini menggunakan metode penelitian campuran yang diimplementasikan dengan mengkombinasikan penelitian kualitatif dan kuantitatif dengan arah teoritis induktif. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan metode survei dan teknik analisa data menggunakan teknik ordinasi Rapfish. Indeks keberlanjutan Program KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh) di Keluruhan Bareng Kota Malang yaitu 59.174. Hal ini diartikan bahawa keberlanjutan program KOTAKU masuk dalam kategori cukup. Kategori ini mengindikasikan bahwa program ini dapat dikatakan tidak terlalu berjalan dengan baik namun juga tidak terlalu berjalan buruk/tidak baik.


2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 64-71
Author(s):  
Friza Kinanti Rambe ◽  
Achmad Delianur Nasution ◽  
Imam Faisal Pane

Atribut fisik merupakan salah satu elemen yang signifikan dalam pembangunan ruang terbuka publik, yang mana merupakan wujud pemenuhan kebutuhan masyarakat serta sebagai atraksi yang dapat menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk berkumpul di ruang terbuka. Keberadaan atribut fisik mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap ruang terbuka publik. Kesuksesan ruang terbuka publik sangat dipengaruhi oleh atribut fisiknya. Lapangan Merdeka merupakan salah satu ruang terbuka publik yang ada di pusat kota Medan yang telah mengalami perubahan fungsi ruang yang berdampak pada atribut fisiknya. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan persepsi masyarakat terhadap perubahan atribut fisik yang terjadi di Lapangan Merdeka. Penelitian ini dilakukan dengan cara metode campuran, dengan mengumpulkan data sekunder dan primer, dimana data primer yang dikumpulkan berupa wawancara mendalam, dan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan atribut fisik Lapangan Merdeka meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar. Meski demikian, keberadaan bangunan permanen perlu direncanakan ulang.


2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 1-12
Author(s):  
Renindya Azizza Kartikakirana

Struktur spasial wilayah dipengaruhi oleh perkembangan kota. Perkembangan kota yang cepat pada akhirnya memicu perubahan urban spatial structure. Tujuan penelitian ini yaitu untuk (1) mengidentifikasi pusat-pusat kegiatan/struktur spasial di kecamatan tersebut; (2) mengidentifikasi perkembangan struktur spasial Kecamatan Depok pada periode tahun 2007 ke 2019 dilihat dari bentuk morfologi/urban form. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan deduktif-kuantitatif. Penelitian ini menggunakan data spasial yang bersumber dari Citra Google Earth pada periode waktu tahun 2007 dan 2019 dan Google Maps. Identifikasi struktur spasial menggunakan analisis indeks sentralitas jumlah fasilitas pada setiap blok permukiman, sedangkan perkembangan struktur spasialnya dilihat dari elemen urban form (penggunaan lahan, pola jaringan jalan, kepadatan bangunan dan pola bentuk bangunan). Struktur spasial Kecamatan Depok termasuk kategori polycentric and dispersed. Bentuk morfologi Kacamatan Depok cenderung masuk kategori bentuk linier bermanik. Perkembangan lahan terbangun Kecamatan Depok menyasar daerah non terbangun pada sisi utara, tengah, dan timur wilayah. Daerah terbangun yang disasar merupakan lahan pertanian.


2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 26-35
Author(s):  
Tiara Estu Amanda ◽  
Tomi Agfianto

The implementation of Corporate Social Responsibility (CSR) in Indonesia has not been fully implemented properly. It can see from the company's concern for the community and the environment affected by their business activities which are still considered exceptionally low. Meanwhile, the activities carried out are still philanthropic activities and do not pay attention to and fulfill the existing sustainability values. Therefore, it is essential to discuss the need for successful implementation models (best practices) in a company. One company that has succeeded in implementing CSR is PT INDANA in Kampung Warna-Warni (KWW) Jodipan Malang. GuysPro assisted this company in carrying out CSR in painting in a slum village, namely Jodipan. The impact of CSR implementation makes the village become a tourist attraction that tourist most visited when going to Malang City. This study discusses the CSR implementation model carried out by PT Indana and GuysPro in implementing this activity in Kampung Warna Warni (KWW) Jodipan, Malang. A descriptive-qualitative analysis is applied in interpreting the existing data. Meanwhile, data were obtained from field observations, in-depth interviews, and literature studies to support the research. The results obtained show that there are four stages in CSR activities carried out by PT INDANA. The four stages include the planning and implementation stages, the evaluation stage, and the reporting stage. The impact felt by the community from the CSR activities carried out is the emergence of the development of tourist attractions as a form of unexpected consequences, and the positive influence of the stakeholders involved can be felt. These stakeholders include PT INDANA, the GuysPro Group, the community, and the government as the regulator.


2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 36-49
Author(s):  
Sayyid Habibullah ◽  
Agus S Ekomadyo
Keyword(s):  

Ruang Publik merupakan unsur yang penting dalam menciptakan ruang perkotaan yang berkualitas. Kualitas dari ruang publik itu sendiri dapat ditingkatkan dengan menguatkan hubungan antara manusia dan ruang publik. Dengan menggunakan pendekatan Place-Making, ruang publik dapat dirancang dengan menekankan pada pengalaman manusia terhadap tempat itu sendiri. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan menguraikan Genius Loci sebagai konsep untuk melakukan Place-Making yang dapat menguraikan keunikan konteks pada sebuah ruang publik. Place-Making merupakan pendekatan perancangan ruang publik yang menekankan penggunaan kekayaan lokal, sedangkan Genius Loci merupakan teori mengenai keberadaan sebuah jiwa yang unik dari sebuah tempat. Sebagai studi kasus, penelitian ini meninjau Alun-Alun Kapuas Pontianak sebagai salah satu ruang publik yang berada di Kota Pontianak. Alun-Alun Kapuas Pontianak menjadi pilihan lokasi penelitian karena merupakan ruang publik yang terkenal dikalangan masyarakat Kota Pontianak, sehingga berhasil memberikan pengalaman manusia yang unik. Output dari penilitain ini adalah menemukan Genius Loci yang dimiliki oleh Alun-Alun Kapuas Pontianak dan menguraikan konteks yang dimiliki. Dengan menguraikan Genius Loci beserta konteks dan pengalaman manusia pada Alun-Alun Kapuas Pontianak, maka pendekatan Place-Making dapat dilakuakan untuk pengembangan alun-alun di masa yang akan datang.


2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 111-123
Author(s):  
Faiqul Fawwaz ◽  
Anita Ratnasari Rakhmatulloh

Pelayanan integrasi antarmoda menjadi titik kunci pada pelayanan kendaraan umum bagi masyarakat. Integrasi antarmoda memastikan kemudahan pengguna untuk berganti moda kendaraan sehingga menjamin pengguna untuk mendapatkan pelayanan yang tepat waktu dengan biaya yang terjangkau. KRL merupakan salah satu pelayanan kendaraan umum di Jakarta yang mampu melayani penumpang sebanyak 1 juta orang perhari. Tingginya angka jumlah penumpang tersebut harapannya dapat memberi pengaruh positif terhadap pemakaian kendaraan umum jenis lain yang ada di Jakarta. Pengaruh tersebut salah satunya adanya pelayanan integrasi antarmoda di KRL Stasiun Sudirman. Studi ini ingin menjawab pertanyaan apakah integrasi antarmoda pada pelayanan moda KRL Stasiun Sudirman sudah memberikan pelayanan yang baik atau belum menurut persepsi penggunanya. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik analisis deskriptif, CSI dan IPA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelayanan integrasi KRL terhadap integrasi antarmoda di Kawasan Dukuh Atas sudah memberikan kepuasan pengguna dengan nilai tingkat kepuasan pengguna sebesar 73,07% yang termasuk kedalam kategori puas. Namun masih terdapat pelayanan yang belum memberikan kepuasan kepada penggunanya seperti ketepatan jadwal perjalanan KRL, ketersediaan fasilitas disabilitas, dll. Pelayanan yang menjadi prioritas penanganan dalam 5 dimensi kualitas pelayanan termasuk kedalam dimensi kualitas pelayanan reliability, responsiveness, assurance, dan tangible.


2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 99-110
Author(s):  
Mutia Irsanti Ika Cahyono ◽  
Djoko Suwandono

Keberadaan ruang terbuka hijau seperti taman di Kota Lama Semarang masih belum dapat dimanfaatkan secara optimal karena tidak adanya konektivitas yang mampu menarik minat masyarakat untuk berkunjung dan melewati jalan penghubung antar taman, sehingga penelitian ini bertujuan untuk memberikan arahan desain jalur konektivitas antar ruang terbuka hijau yang mengacu pada preferensi dari masyarakat. Adapun metode yang digunakan berupa metode kuantitatif dengan melakukan analisis faktor dari data kuesioner yang disebarkan kepada 50 responden. Hasil dari analisis faktor yaitu berupa faktor utama preferensi masyarakat dalam mengakses koridor penghubung taman yang terdiri dari kelengkapan perabot jalan, kondisi jalur pedestrian yang aman dan nyaman, serta kondisi jalan yang teduh.


2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 13-25
Author(s):  
R Siti Rukayah ◽  
Muhammad Abdullah ◽  
Annica Etenia

Konservasi arsitektur dan kawasan bersejarah menjadi issu penting dalam pengembangan kota dewasa ini. Semarang memiliki Kawasan Kota Lama dengan Menara Sleko di Kawasan Sleko yang berfunsgi sebagai kawasan pelabuhan di era kolonial.  Menara ini berfungsi sebagai menara pandang yang digunakan untuk memantau keadaan pelabuhan dan pedagang kecil, serta  untuk istirahat para pedagang. Namun, karena kini tertutup oleh bangunan kumuh maka kemegahan bangunan Menara Sleko sebagai landmark pada kawasan Kota Kuno Semarang tak nampak lagi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menguak keberadaan Menara Sleko sebagai bagian dari Kawasan Kota Lama Semarang. Penelitian ini menggunakan penggalian sejarah dari beberapa arsip kolonial berupa buku, peta dan foto untuk menguak keberadaan Menara Sleko sebagai bagian dari Kota Lama Semarang di masa lalu. Hasil penelitian menunjukan bahwa Menara Sleko merupakan satu kesatuan rancang kota dengan kota benteng yang kini dikenal dengan nama Kota Lama Semarang. Lokasinya menjadi lansekap kota tepi sungai sebagai tempat kapal berlabuh menuju kota lama dan pusat kota Semarang. Dengan menggunakan pendekatan sejarah  sebagai alat analisa maka terkuak gambaran kota lama dengan bangunan menara sebagai landmark kota di masa lalu yang terintegrasi dengan lansekap sungai yang bisa digunakan sebagai guideline konservasi kawasan Kota Lama Semarang secara utuh.  


2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 72-84
Author(s):  
Septiana Hariyani ◽  
Imma Widyawati Agustin

Berkembangnya kegiatan perekonomian suatu kota dapat menimbulkan dampak terhadap lalu lintas kota tersebut karena perekonomian berkaitan dengan transportasi. Jalan Kawi Atas merupakan koridor jalan yang penggunaan lahannya didominasi oleh perdagangan dan jasa, sehingga pergerakan akibat perdagangan dan jasa dapat menyebabkan terjadinya peningkatan pergerakan kendaraan yang dapat berpengaruh terhadap penurunan kinerja jalan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model tarikan perdagangan dan jasa terhadap kinerja Jalan Kawi Atas Kota Malang. Penelitian ini menggunakan analisis korelasi parsial dan analisis regresi linier berganda. Teknik sampling yang digunakan untuk melihat karakteristik pergerakan adalah disproportionate stratified random sampling. Model tarikan perdagangan dan jasa di Jalan Kawi Atas yang diperoleh yaitu Yperjas = 9,391 + 0,167 (X5)+ 0,068 (X1), dimana variabel bebas yang mempengaruhi variabel terikat yaitu jumlah pengunjung dan luas bangunan. Tarikan pergerakan yang berasal dari perdagangan dan jasa di Jalan Kawi Atas memberikan kontribusi sebanyak 3.174 skr/hari.


2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 85-98
Author(s):  
Saqib Fardan Ahmada ◽  
S Susetiawan
Keyword(s):  

Artikel ini berangkat dari kampanye Jogja Asat yang digunakan oleh warga berdaya dalam melakukan penolakan hotel dan apartemen di Yogyakarta. Konsep subpolitik milik Ulrich Beck kemudian menjadi pilihan untuk menganalisis kasus tersebut. Dengan uraian di atas, penelitian ini mengajukan pertanyaan utama yaitu bagaimana proses warga berdaya sebagai fenomena subpolitik menolak atas pembangunan hotel dan apartemen di Yogyakarta melalui kampanye Jogja Asat. Proses penelitian dilakukan dengan metode kualitatif melalui pendekatan studi kasus dengan analisis deskriptif. Penelitian ini kemudian menunjukan bahwa warga berdaya merupakan bagian dari realitas subpolitik sebagaimana dijelaskan Ulrich Beck. Subpolitik di sini berangkat dari temuan bahwa warga berdaya bukan merupakan organisasi formal, melainkan sebuah koalisi warga yang juga terhubung dengan organisasi masyarakat sipil lain seperti Wahana Lingkingan Hidup (WALHI), Indonesia Visual Art Archive (IVAA), hingga Watchdoc. Melalui kampanye Jogja Asat, warga berdaya berusaha melakukan kontra narasi dari kemajuan pariwisata yang ada di Yogyakarta. Pada prosesnya, warga berdaya sebagai subpolitik aktivitasnya tidak hanya sekedar berkampanye tentang Jogja Asat saja. Warga berdaya juga turut memberdayakan masyarakat menuju kesadaran kritis terhadap lingkungan dan membangun jejaring dengan berbagai pihak yang mengalami keresahan akibat perkembangan hotel dan apartemen dalam industri pariwisata di Yogyakarta.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document