AGASTYA JURNAL SEJARAH DAN PEMBELAJARANNYA
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

172
(FIVE YEARS 48)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Pgri Madiun

2502-2857, 2087-8907

2021 ◽  
Vol 11 (2) ◽  
pp. 146
Author(s):  
Muhammad Reza Pahlevi ◽  
Adhitya Rol Asmi ◽  
Y Yunani
Keyword(s):  

Penelitian pengembangan bahan ajar berbasis <em>history mapping</em> pada materi sejarah perkembangan Kota Palembang. Masalah penelitian bagaimana model fisikal dan efektifitas bahan ajar berbasis <em>history mapping</em> dalam pembelajaran sejarah perkembangan Kota Palembang. Tujuan penelitian mendapatkan prototype dan efektifitas bahan ajar berbasis <em>history mapping</em>. Penelitian menggunakan model ADDIE yang kevalidan materi dengan indikator kesesuaian dan keakuratan materi mendapat nilai sebesar 3,06 dalam kategori cukup valid. Kevalidan bahasa  dengan indikator kejelasan informasi, kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia, penggunaan bahasa secara efektif dan efesien, dan keterbacaan sebesar 4,4 dalam kategori sangat valid. Adapun kevalidan media dengan indikator kualitas gambar, ketepatan teks, kesesuaian warna, ketepatan video, dan kesesuaian informasi sebesar 4,27 dalam kategori sangat valid. Efek potensial penggunaan bahan ajar berbasis history mapping pada tahap uji coba lapangan dengan hasil rata-rata <em>pre test</em> yaitu 50,99 dengan kategori sedang dan rata-rata <em>post test</em> yaitu 56,13 dengan kategori sedang. Terjadi peningkatan sebesar 5,14% dan nilai N-Gain 0,10 termasuk dalam kategori rendah. Hal ini menunjukan bahan ajar berbasis <em>history mapping</em> pada  materi sejarah perkembangan Kota Palembang memiliki nilai kevalidan dan dampak efektivitas berupa peningkatan hasil belajar dalam pembelajaran materi sejarah perkembangan Kota Palembang setelah menggunakan bahan ajar <em>history mapping</em>. Penelitian ini memberikan bukti empiris bahwa bahan ajar digital berupa <em>history mapping</em> dapat meningkatkan antusiasme dan keaktifan mahasiswa yang turut berefek pada peningkatan hasil belajar sehingga perlu adanya pengembangan produk digital yang lebih variatif untuk diterapkan dalam proses pembelajaran.


2021 ◽  
Vol 11 (2) ◽  
pp. 173
Author(s):  
Yoel Kurniawan Raharjo
Keyword(s):  

<p>Pembelajaran sejarah memiliki fungsi strategis dalam mengembangkan nilai karakter peserta didik apabila guru mengajarkan secara inovatif. Meninjau filosofis pedagogik, sejarah bukan hanya sebagai sarana <em>transmitting knowledge</em> namun juga <em>transmitting value </em>dan <em>transmitting virtue</em>. Desain pembelajaran sejarah sebaiknya bukan hanya mengeksplorasi narasi peristiwa saja, tetapi mampu merefleksi nilai karakter dari materi yang dipelajari. Materi sejarah tentang heroisme mengandung nilai karakter, salah satunya kepemimpinan. Nilai kepemimpinan dapat diajarkan kepada peserta didik dalam rangka menumbuhkan sikap kepemimpinan. Penelitian ini bertujuan mengembangkan model pembelajaran sejarah berbasis pedagogi reflektif untuk meningkatkan sikap kepemimpinan siswa. Model pembelajaran ini diintegrasikan dalam KD 3.2 sub materi Perjuangan RM Said atau Mangkunegara I. Metode penelitian menggunakan penelitian pengembangan. Objek penelitian adalah peserta didik Kelas XI IPS SMA Kolese De Britto, Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) sikap kepemimpinan dikalangan peserta didik perlu ditingkatkan dilihat dari 8 indikator kepemimpinan dari Northouse dan Ignatian, (2) guru masih berkutat pada eksplorasi narasi peristiwa sejarah saja karena terpaku pada diktat-diktat, serta (3) Pengembangan model pembelajaran sejarah ini efektif untuk meningkatkan sikap kepemimpinan siswa dengan uji normalitas, uji homogenitas, dan uji t-test.</p>


2021 ◽  
Vol 11 (2) ◽  
pp. 205
Author(s):  
Dita Yulianti ◽  
Novi Triana Habsari

Kesenian Penthul Tembemmerupakan kesenian asli Kota Madiun.  Namun tidak sedikit warga masyarakat yang belum mengetahui dan memahami sejarah serta nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya. Untuk itu perlu dilaksanakan penelitian dengan tujuan mendeskripsikan dan menjelaskan sejarah kesenian Penthul Tembemdan nilai budaya yang terkandung di dalamnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif yang dilaksanakan mulai bulan Maret-Juni 2020. Sumber data yang digunakan bersifat primer dan sekunder. Data diambil dengan dengan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Sedangkan analisis datanya menggunakan model interaktif Miles dan Huberman. Dari penelitian yang dilaksanakan dapat dijelaskan bahwa sejarah kesenian Penthul Tembemberasal dari perjalanan Ranggawarsita (Bagus Burhan muda) putra Tumenggung Yasadipura dari Keraton Surakarta yang  menuntut ilmu agama dan kenegaraan di Tegalsari. Hingga pada akhir cerita adanya pertemuan dua abdi Bagus Burhan di Alun-Alun Kota Madiun yang ngamen bersama menggunakan topeng Penthul dan Tembem. Peristiwa inilah yang disebut dengan Kesenian Penthul Tembem. Perkembangan Penthul Tembemdi Kota Madiun bisa dikatakan kurang, dikarenakan kurang adanya perhatian Pemerintah dan masyarakat. Nilai-nilai budaya yang terkandung dalam kesenian penthul Tembemdapat dilihat dari segi kesejarahannya dan pementasannya yaitu terkandung nilai moral, nilai kepemimpinan, nilai religi, nilai estetika dan nilai hiburan. Nilai tersebut merupakan nilai yang dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat.


2021 ◽  
Vol 11 (2) ◽  
pp. 136
Author(s):  
Septa Rahadian ◽  
Hendri Setiawan

<p>Selama ini banyak konsep yang perlu direvisi mengenai belajar sejarah. Di sekolah biasanya pelajaran yang dianggap membosankan oleh siswa diantaranya adalah pelajaran sejarah. Kebanyakan siswa menganggap pelajaran sejarah membosankan karena hanya berkutat pada hafalan tokoh, peristiwa dan tempat bersejarah. Hal lain yang menyebabkan pelajaran sejarah di sekolah terkesan membosan karena guru yang mengajar kurang mampu dalam menghidupkan spirit atau jiwa sejarah itu sendiri. Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah pengembangan dengan fokus utamanya adalah pengembangan media pembelajaran Sejarah yang disajikan dalam bentuk komik yang bertujuan untuk mempermudah guru menyampaikan materi pelajaran dan membantu peserta didik dalam memahami materi. Dari hasil penelitian ini sebanyak 80% dari total jumlah peserta kelas mampu menyerap dengan baik materi yang disampaikan sehingga dapat ditarik kesimpulan melalui komik proses pembelajaran dapat mengaktifkan keseriusan peserta didik dalam pembelajaranya, media pembelajaran berupa komik yang menghibur dan ringan membuat peserta didik cenderung lebih menyenangi bacaan atau cerita tersebut dibandingkan mengunakan waktu mereka untuk membaca buku pelajaran sekolah.</p>


2021 ◽  
Vol 11 (2) ◽  
pp. 188
Author(s):  
Musa Pelu

<em>This research aims to develop the Reflective-scientific Learning Model to accommodate 21st-century learning skills in learning history. The ADDIE instructional design was used as the research method to develop the learning model. The research participants were 120 senior high school students. The Reflective-scientific Learning Model consists of five learning stages: historical engagement, critical-exploration, communicative-explanation, creative-elaboration, and reflective evaluation. The research results prove the feasibility and effectiveness of the developed learning model in improving students' 21<sup>st</sup>-century learning skills in the learning history process. It means that the developed learning model can accommodate the needs of the 21<sup>st</sup>-century learning skills and the learning history objectives. Based on this research, the authors highlight that the elaboration of the learning model can provide a space for synchronizing learning history objectives with other educational concepts from various disciplines. Thus, further research and development in the history education landscape should provide more opportunities for elaborating the learning models to amend the role and impact of learning history in the 21<sup>st</sup> century</em><em>.</em>


2021 ◽  
Vol 11 (2) ◽  
pp. 218
Author(s):  
Febriyana Kusuma Dewi ◽  
S Soebijantoro ◽  
Anjar Mukti Wibowo

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Kelenteng Hwie Ing Kiong pada proses akulturasi dalam pengembangan seni budaya etnis tionghoa sebagai sarana untuk mengembangkan kesenian dengan adanya perpaduan antara kesenian yang berbeda namun tetap mempertahankan atau tetap menampilkan ciri khas masing-masing dan tentunya juga sebagai sarana unutk tradisi perayaan hari besar Tionghoa, adapun pengaruh proses akulturasi yakni faktor pendukung timbulnya rasa saling menghargai antar kebudayaan dan faktor penghambat suatu kebudayaan yang sudah kuat tertanam pada masyarakat. Pada proses penelitian ini lokasi dilaksankan di wilayah Kecamatan Taman Kota Madiun dan pendekatan yang dipergunakan oleh peniliti yaitu pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu reduksi data, penyajian data serta penarikan kesimpulan atau verifikasi. Dari hasil analisis data maka dapat disimpulkan bahwa Kelenteng Hwie Ing Kiong memiliki peran sebagai sarana pengembangan kesenian juga perpaduan seni budaya atau berkolaborasi dan sarana untuk perayaan hari besar atau kegiatan masyarakat Tionghoa dalam akulturasi. Pada proses akulturasi adapun faktor yang mempengaruhi yakni faktor penghambat pada etnis Tionghoa memiliki pendirian yang kuat dengan tetap mempertahankan budaya leluhur, memiliki suatu anggapan atau pemikiran yang kurang yakin pada ras tertentu, lalu pada faktor pendukung menerapkan dalam kehidupan saling bertoleransi atas perbedaan budaya masing-masing dengan memiliki kepribadian yang beraneka ragam dan berinteraksi sosial dengan etnis lainnya<em>.</em>


2021 ◽  
Vol 11 (2) ◽  
pp. 120
Author(s):  
Satrya Paramanandana ◽  
Ismail Lutfi ◽  
Lutfiah Ayundasari

Penelitian ini membahas mengenai penetrasi Jepang ke Hindia Belanda pada tahun 1930-1945. Jepang pada tahun 1930-an mulai mendominasi perekonomian Hindia Belanda terutama dalam hal ekspor kain. Selain itu pada tahun 1942, pendudukan Jepang menimbulkan krisis kain di Hindia Belanda. Penetrasi yang dilakukan secara ekonomi dan militer ini berdampak pada batik di Pekalongan. Penelitian ini menggunakan metode sejarah dengan pendekatan sejarah kebudayaan. Hal ini karena dalam artikel ini menyoroti morfologi budaya akibat penetrasi ekonomi dan militer Jepang. Perubahan ini terekam dalam batik Pekalongan periode 1930-1945. Pembahasan dalam artikel ini antara lain masa keemasan dan jatuhnya industri batik di Pekalongan pada 1929-1930, tren gaya batik di Pekalongan menjelang 1930, dan dampak penetrasi Jepang terhadap batik Pekalongan tahun 1930-1945. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penetrasi ekonomi dan militer Jepang terhadap Hindia Belanda memengaruhi batik di Pekalongan dari segi ketersediaan kain untuk industri batik dan perubahan tren batik serta tata warna khas Jepang akibat selera pasar.


2021 ◽  
Vol 11 (2) ◽  
pp. 158
Author(s):  
Haris Firmansyah ◽  
Agus Sastrawan Noor ◽  
Ika Rahmatika Chalimi

Pembelajaran sejarah harus menghadirkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar kepada peserta didiknya agar pembelajaran lebih bermakna karena masih sering dijumpai peserta didik banyak belum mengenal sejarah lokalnya sendiri, dalam hal ini guru dapat menjadikan biografi tokoh yang berpengaruh di kota Pontianak yakni Sultan Syarif Abdurrahman sebagai sumber pembelajaran sejarahnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan biografi Sultan Syarif Abdurrahman serta mengatahui bagimana penggunaan biografi tersebutdalam pembelajaran sejarah. Penelitian ini merupakan penelitian dasar  dengan menggunakan bentuk deskriptif-kualitatif. Teknik pengupulan data yang digunakan antara lain: Observasi langsung, Wawancara mendalam  serta Mengkaji dokumen dan arsip. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2020-2021 di tiga sekolah yakni SMA Negeri 5, SMA Negeri 6 dan SMA Negeri 9 Pontianak dengan teknik analisis interaktif. Adapun hasil penelitian ini adalah (1) Perjalanan panjang telah digoreskan oleh Sultan Syarif Abdurrahman. Mulai dari pendirian kota Pontianak hingga perkembangan yang terjadi di kerajaan Pontianak pada masa pemerintahannya. Sultan yang sangat religius, bijaksana dan tegas pun tergambarkan dari cerita-cerita dalam buku-buku sejarah berdirinya kota Pontianak. (2) Memanfaatkan biografi Sultan Syarif Abdurrahman menjadi sumber belajar untuk memberikan variasi dalam pembelajaran sejarah kepada peserta didik. Dalam Pemanfaatan biografi Sultan Syarif ini dilaksankan dengan melakukan wisata sejarah ke tiga lokasi yang berkaitan dengan Sultan Syarif Abdurrahman yakni Masjid Jami’, Istana Kadriah dan Komplek Pemakan Sultan Di Batu Layang. Implikasi penelitian ini bahwa pengembangan materi sejarah lokal dapat digunakan oleh guru sejarah hampir pada setiap materi sejarah yang terdapat di kurikulum.


2021 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 83
Author(s):  
Hendra Kurniawan
Keyword(s):  

<p>Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan tingkat literasi multikultural mahasiswa pendidikan sejarah dalam memahami materi sejarah pergerakan nasional Indonesia pada ranah hard skill dan soft skill. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian dilakukan pada keseluruhan populasi yakni mahasiswa Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Sanata Dharma Angkatan 2015 dan 2016 sejumlah 80 responden. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi tes prestasi, angket, dan studi kepustakaan. Data dianalisis dengan teknik statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat literasi multikultural mahasiswa pendidikan sejarah dalam memahami materi sejarah pergerakan nasional Indonesia pada ranah hard skill termasuk rendah karena hanya 44% mahasiswa yang memiliki pemahaman di atas kategori cukup. Pada ranah soft skill termasuk tinggi ditunjukkan sebanyak 91% mahasiswa mengungkapkan sikap multikultural di atas kategori cukup. Implikasi dari penelitian ini melahirkan rekomendasi akan perlunya revisi bahan ajar sejarah pergerakan nasional Indonesia dengan memperhatikan literasi multikultural pada ranah materi.</p>


2021 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 98
Author(s):  
Safira Anugeraheni ◽  
S Soebijantoro

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji nilai nilai kepemimpinan Bupati Sumoroto III yaitu Raden Mas Brotodirjo sebagai upaya pembentukan Pendidikan karakter di sekolah. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan studidokumentasi. Observasi dilakukan dengan pengamatan langsung secara non partisipasi dalam berbagai kegiatan masyarakat. Wawancara dilakukan baik secara terstruktur maupun secara bebas..Analisis data penelitian ini berpedoman pada langkah-langkah analisis data penelitian kualitatif yaitu: reduksi data, penyajian data, dan  penarikan simpulan. Dari hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa nilai kepemimpinan Raden Mas Brotodirjo  dalam memimpin kabupaten Sumoroto antara lain integritas dan moralitas serta kemampuan dalam melihat visi dan misi kenegaraan. Sedangkan nilai Pendidikan karakter yang terkandung dalam kepemimpinan Raden Mas Brotodirjo yaitu a) Cinta Tanah Air, b)Semangat kebangsaan dan c) Bertanggung Jawab.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document