Al-Ulum Jurnal Pemikiran dan Penelitian ke Islaman
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

69
(FIVE YEARS 29)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Islam Madura

2549-3833, 2355-0104

2020 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 36-47
Author(s):  
Abd Haris Haris

Abdul Wahhab Khallaf berpendapat bahwa Al-Qur'an adalah firman Allah yang diturunkan kepada hati Rasulullah, Muhammad bin Abdullah melalui al-Ruhul Amin (Jibril as) dengan lafal-lafalnya yang berbahasa Arab dan maknanya yang benar, agar ia menjadi hujjah bagi Rasul, bahwa ia benar-benar Rasulullah, menjadi undang-undang bagi manusia, memberi petunjuk kepada mereka, dan menjadi sarana pendekatan diri dan ibadah kepada Allah dengan membacanya. Al-Qur'an itu terhimpun dalam mushhaf, dimulai dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat an-Nas, disampaikan kepada kita secara mutawatir dari generasi ke generasi secara tulisan maupun lisan dan Ia terpelihara dari perubahan atau pergantian.


2020 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 58-68
Author(s):  
Mahrus Mahrus Mahrus

Pesantren layaknya rumah sakit, yang banyak menampung orang ‘sakit’. Begitu banyak orang yang butuh ketenangan jiwa. Untuk itu, pesantren sangat pas dan cocok mengobati tipe-tipe penyakit yang seperti itu. Inilah tujuan awal dibangunnya pesantren, pada masa "Wali Songo". Nuansa sufistik tidak akan pernah terlepas di dunia pesntren selama pola hidup santri tatap dalam kepatuhan dan kesederhanaan. Seiring perkembangan zaman, pesantren tidak hanya mengajarkan hal-hal vertikal (hubungannya dengan Tuhan), tapi juga mengajarkan ilmu sosial, sastra, dan budaya. Pesantren mulai terbuka dengan ilmu-ilmu modern. Hal ini dapat merusak tradisi keilmuan pesantren, jika tidak segera diantisipasi dan dicarikan solusinya. Terbukti, ketertarikan santri terhadap ilmu keagamaan mulai menurun. Tulisan sederhana ini akan membahas problematika yang muncul di dunia pesantren, dan dapat diambil benang merahnya sehingga pesantren tidak hanya sebatas nama, tapi tetap sesuai dengan tujuan dan rute operasionalnya.


2020 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 94-100
Author(s):  
Muhlisi Muhlisi Muhlisi

Masalah teologis bukan rahasia lagi bahwa umat Islam secara umum, dan khusus di Indonesia banyak dihadapi berbagai tantangan teologis. Dari “kristenisasi” terang-terangan hingga penggunaan istilah keagamaan. Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan ranah dialektika Islam-Kristen di Indonesia menyisakan persoalan yang perlu diungkap dan diteliti secara serius. Beberapa tulisan para pendeta Kristen di Indonesia banyak sekali menggunakan istilah-istilah Islam yang sudah resmi dan formal digunakan sebagai istilah “ekslusif” dalam Islam. Salah satu istilah yang sudah biasa digunakan adalah lafadz “Allah”. Lafadz ini adalah murni istilah Islam, tidak bisa sembarangan digunakan, meskipun ketiga agama Semit mengklaim masih menggunakannya.


2020 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 69-82
Author(s):  
Muhammad Subhan Subhan

Kajian tentang kepemimpinan sampai saat ini masih sangat aktual untuk didiskusikan dan bermanfaat  dalam meningkatkan  kehidupan manusia, karena dengan kualitas pemimpin yang profesional dan visionerakan menentukan keberhasilansuatukelompokmanusia,selainitujuga kepemimpinanakanmenjadi kekuatanaspirasional,semangatdankekuatanmoralyangkreatif,yang mampu mempengaruhi anggota untuk mengubah   sikap, tingkah laku kelompok   atau organisasi menjadi searah dengan  kemauan    dan  aspirasi    pemimpin    oleh  interpersonal pemimpin terhadap  anak buahnyauntukmenjadiyanglebihbaik.


2020 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 83-93
Author(s):  
Ahmad Mahfudz Mahfudz

Tolerance is the most important part in the effort to uphold the national and state togetherness values. As a result of the loss of the spirit of tolerance, problems after problems occur in this country including the increasing radicalization of religion so that terrorism appears. In this case, Islam is accused of being an intolerant religion. It is truly an unfounded accusation because Islam itself is a religion which upholds the values of tolerance as stated in Surah al- Kafirun. To prevent this misunderstanding, Islamic boarding schools have become an important part of Islamic education institutions to be pioneers in providing intensive understanding to the community and especially to students about tolerance in all matters including religious tolerance. From that, the kiai as the caretakers of the Islamic boarding school must take the lead in providing an understanding of the meaning of tolerance and being an example to their students. As has been done by kiai Ahmad Ghazali Salim, M. HI. at the Darul Lughah Waddirasatil Islamiyah Islamic boarding school, Akkor Palengaan Pamekasan. Besides emphasizing the position of students in. Tolerating, he also became an example in applying the meaning of tolerance. Hopefully what he does can be an inspiration for other Islamic boarding schools in order to form the security and tranquility of religion in religious life.


2020 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 101-112
Author(s):  
Khairul Umam Umam

Kitab kuning merupakan salah satu identitas dari pesantren yang harus dilestarikan dalam rangka menjaga eksistensinya. Untuk mencapai tujuan tesebut, pesantren membutuhkan metode yang selalu relevan dengan kondisi santri yang semakin mengalami penurunan minat belajar, terutama cara membaca kitab kuning. Dari hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa metode al-Fâtih yang  diterapan di MA 1 Annuqayah merupakan metode modern, praktis dan dapat membaca kitab kuning dengan baik dalam waktu yang relatif singkat. Hal itu dibuktikan dengan meningkatnya kriteria ketuntasan minimal siswa khususnya materi kitab kuning dari tahun pelajaran sebelumnya. Implemintasi metode al-Fâtih di MA 1 Annuqayah mencakup tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Tahap perencanaan adalah merumuskan tujaun pembelajran kitab kuning, menentukan materi yang  akan diajarkan dan menentukan metode pembelajaran.  Tahap pelaksanaan adalah menyiapkan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran baik psikis dan fisik, guru menjelaskan materi yang yang akan disampaikan, kemudian guru membentuk kelompok kecil untuk membahas materi yang disampaikan guru. Setelah itu, guru menyuruh siswa satu persatu untuk menjelaskan materi yang sudah dipelajari dengan kelompoknya. Tahap penutup adalah guru memberi motivasi kepada peserta didik dan menutup proses kegiatan belajar mengajar.


2020 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 48-57
Author(s):  
Atnawi Atnawi Atnawi

Metode merupakan salah satu unsur yang diperlukan dalam mencapai tujuan pembelajaran pendidikan agama Islam dan banyak sekali variasi yang bisa diterapkan guru guna untuk mencapai tujuan pembelajaran pendidikan agama Islam. Adapun salah satu metode yang dapat digunakan oleh guru dengan metode tanya jawab, dengan penggunaan metode tanya jawab dalam pembelajaran pendidikan agama Islam diharapkan dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran. Karena metode tanya jawab ini merupakan metode yang tidak hanya komunikasi satu arah akan tetapi bisa dua ataupun tiga arah. Di samping itu, metode ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan siswa tidak hanya menjadi pendengar saja akan tetapi mereka ikut aktif di dalamnya. Dan mengigat betapa pentingnya penggunaan metode dalam kegiatan belajar mengajar khususnya untuk mencapai tujuan pembelajaran maka penulis tertarik untuk membahas tentang “Signifikansi Penggunaan Metode Tanya Jawab Dalam Meningkatkan Efektivitas  Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di MAN Jungcangcang Pamekasan 1”. Penelitian ini menggunakan  deskriptif kualitatif.


2020 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 25-35
Author(s):  
Abdul Munib Munib
Keyword(s):  

Belajar merupakan kebutuhan dan berperan penting dalam kehidupan manusia. Hal ini disebabkan manusia terlahir sebagai makhluk yang lemah yang tidak bisa apa-apa dan tidak mengetahui apa-apa, ia hanya dibekali potensi jasmaniah dan rohaniah (QS. An-Nahl:78). Maka sangat beralasan jika mengapa dan bagaimana manusia itu dipengaruhi oleh bagaimana ia belajar. Oleh karena itu belajar adalah ”key term” (istilah kunci) yang paling vital dalam usaha pendidikan. Sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan. Mengingat betapa urgennya belajar, maka muncul istilah teori belajar, yaitu kumpulan prinsip umum yang saling berhubungan merupakan penjelasan atas sejumlah fakta dan penemuan yang berkaitan dengan peristiwa belajar. Teori belajar selama ini kebanyakan dari Barat yang mempunyai orientasi yang berbeda dengan Islam. Amat disayangkan umat Islam mengadopsi teori-teori tersebut secara tidak kritis. Bahkan di universitas-universitas yang berlabel Islam  sekalipun masih menggunakan teori belajar konvensional sebagai satu-satunya referensi utama. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengambil judul Analisis Komparatif antara Teori Belajar dalam Perspektif Barat dan Islam. Adapun fokus penelitian ini adalah bagaimana teori belajar dalam frame-work Barat (konvensional)? Bagaimana teori belajar dalam perspektif Islam? Serta bagaimana perbandingan dan sintesa teori belajar konvensional dengan teori belajar Islam? Apakah implikasinya pada proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam.


2020 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 1-13
Author(s):  
Achmad Baidhawi Baidhawi

Sebagai suatu pola tindakan atau panduan hidup bagi para pengikut TQN Suryalaya, Tanbih dapat membantu untuk menginterpretasi dalam memahami lingkungan hidupnya dan mendorong serta menghasilkan tindakan-tindakan untuk memanfaatkan berbagai sumber daya dalam memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya. Tanbih sebagai sebuah produk kebudayaan menjadi tuntunan dan pedoman moral serta etika bagi para ikhwan TQN di tengah berbagai perubahan nilai-nilai budaya dan gempuran globalisasi. Sebagai salah satu pondok pengamal ajaran TQN Suryalaya, Pondok Pesantren Al-Kautsar mewajibkan para santrinya untuk selalu berpedoman pada Tanbih TQN Suryalaya dalam setiap ucapan dan tindakannya.  Hal ini sangat membantu dalam menciptakan kehidupan bermasyarakat yang harmonis dan damai di lingkungan pondok pesantren.


2019 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 91-97
Author(s):  
Mukhlishi Mukhlishi

The legal basis for the implementation of the Pilkades simultaneously in 2019 refers to Perbup Number 27 of 2019 established on May 15, 2019. However, the Perbup does not apply after the birth of Perbup Number 39 of 2019 which was ratified on June 21, 2019. The Perbup is a derivative of the Regional Regulation (Perda ) Number 8 of 2014 concerning Guidelines for Nominating, Election, Appointment, Appointment and Dismissal of Village Heads. The birth of Perbup, which became the legal basis for the election of village heads simultaneously, caused a lot of polemic at the village level. The polemic was born because in the Decree regulates scoring for villages with more than five candidates.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document