Savana Cendana
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

110
(FIVE YEARS 15)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Timor

2477-7927

2020 ◽  
Vol 5 (02) ◽  
pp. 31-34
Author(s):  
Maria Adisandri Aek
Keyword(s):  
Zea Mays ◽  

Jagung adalah salah satu bahan pangan utama selain padi bagi masyarakat di pulau Timor. Karena itu masyarakat di pulau ini me miliki cara penanaman jagung yang berbeda dari masyarakat di pulau-pulau lain di Indonesia. Salah satu teknik budidaya masyarakat yang ada dan merupakan kearifan lokal masyarakat adalah Ahukle’an, yang merupakan teknik budidaya jagung yang dikembangkan oleh masyarakat di kawasan Besikama, Kabupaten Malaka, Kecamatan Malaka Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil varietas jagung lokal dalam sistem Ahukle’an dan aplikasi biochar di lahan kering yang dilaksanakan pada bulan Mei-September 2019 di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Timor, Kabupaten Timor Tengah Utara, Kecamatan Kota Kefamenanu. Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Beralur (Strip Plot Design) pada faktorial terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama yakni Diameter ahukle’an terdiri dari 2 level yakni 7,5 cm, 15 cm. Faktor kedua yakni takaran kompos biochar yang terdiri dari 3 level yakni tanpa kompos biochar, kompos biochar 5 t/Ha, kompos biochar 10 t/Ha. Hasil penelitian menunjukan bahwa Terjadi interaksi antar perlakuan kompos biochar dan diameter ahukle’an terhadap parameter pengamatan suhu tanah 28 HST, 35 HST, 42 HST, 56 HST, dan 63 HST; jumlah daun 42 HST, 49 HST, dan 63 HST. Terjadi interaksi antar perlakuan kompos biochar dan diameter ahukle’an terhadap parameter pengamatan suhu tanah 28 HST, 35 HST, 42 HST, 56 HST, dan 63 HST; jumlah daun 42 HST, 49 HST, dan 63 HST. Perlakuan diameter ahukle’an 15 cm berpengaruh terhadap hasil berat pipilan kering per tanaman (44,68g). Takaran kompos biochar 5 t/Ha berpengaruh nyata terhadap hasil berat pipilan kering per tanaman (31,81g).


2020 ◽  
Vol 5 (03) ◽  
pp. 52-58
Author(s):  
Eduardus Yosef Neonbeni ◽  
Adriana Hoar
Keyword(s):  

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh residu kompos biochar pada penanaman tahun kedua dan aplikasi teh kompos yang tepat terhadap pembentukan bawang putih (Allium sativum L. ) siung tunggal menggunakan bibit asal bagian luar siung majemuk. Penelitian dilaksanakan bulan Juni sampai dengan bulan September 2019, di kebun percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Timor, Kelurahan Sasi Kecamatan Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara. Menggunakan Rancangan acak kelompok (RAK) faktorial 3 x 3. Faktor pertama adalah residu kompos biochar yang diaplikasikan satu tahun sebelumnya, yang terdiri dari 3 aras yaitu tanpa kompos biochar, kompos ditambah biochar 10%, kompos ditambah biochar 20%. Faktor kedua adalah aplikasi jenis teh kompos yang terdiri dari 3 aras yaitu, tanpa teh kompos, teh kompos murni, kompos ditambahakan biochar, yang diulang sebanyak 3 kali ditambah dengan kontrol sehingga terdapat 30 unit petak percobaan. Hasil penelitian membuktikan bahwa Terjadi interaksi antara kombinasi perlakuan residu kompos biochar 10% dan perlakuan aplikasi teh kompos murni terhadap kadar lengas tanah 45 HST, dan jumlah umbi per petak. Walaupun tidak terjadi interaksi antar perlakuan residu kompos murni dengan jenis teh kompos murni menghasilokan bobot umbi siung tunggal per petak terberat 0,93 t/ha. Pengaruh utama perlakuan residu kompos biochar 10% lebih meningkatkan hasil bobot umbi total, bobot umbi siung tunggal, dan bobot umbi siung majemuk walaupun tidak berbeda nyata. Pengaruh utama perlakuan aplikasi teh kompos biochar meningkatkan hasil bobot umbi total, bobot umbi siung tunggal, sedangkan bobot umbi majemuk hasilnya lebih tinggi apabila menerapkan teh kompos murni. 


2020 ◽  
Vol 5 (03) ◽  
pp. 47-51
Author(s):  
Krisantus Tri Pambudi Raharjo ◽  
Venidora R. Delang
Keyword(s):  
Zea Mays ◽  

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh residu jenis kompos biochar pada musim tanaman kedua dan pengaruh perlakuan umur defoliasi daun jagung terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kacang merah dengan tumpangsari salome tanaman jagung. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan November 2019 di kebun percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Timor, Kelurahan Sasi, Kecamatan Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial 3 x 3 yang diulang sebanyak 3 kali. Faktor Pertama adalah jenis residu biochar yang terdiri dari 3 aras yaitu residu kompos biochar pupuk kandang sapi, residu kompos biochar pupuk kandang kambing, residu kompos biochar pupuk kandang kuda. Faktor kedua adalah waktu defoliasi daun jagung yang terdiri dari 3 aras yaitu tanpa defoliasi, defoliasi pada umur 35 HST, defoliasi pada umur 55 HST, sehingga terdapat 9 kombinasi perlakuan, yang diulang sebanyak 3 kali sehingga terdapat 27 satuan percobaan. Hasil Penelitian menunjukan terjadi pengaruh positif menurut uji DMRT taraf 5% antara kombinasi perlakuan jenis residu kompos biochar dan perlakuan umur defoliasi daun jagung terhadap suhu tanah 60 HST, berat volume tanah 60 HST, dan berat kering tajuk. Faktor tunggal perlakuan jenis residu kompos biochar yang diperkaya pupuk kandang kambing mampu memodifikasi lingkungan tumbuh tanaman dan meningkatkan pertumbuhan serta hasil tanaman. Faktor tunggal perlakuan umur defoliasi daun jagung 35 HST mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman kacang merah.


2020 ◽  
Vol 5 (03) ◽  
pp. 41-43
Author(s):  
Arnold Christian Hendrik ◽  
Agus Maramba Meha

Dalam pembudidayaan jenis tanaman hutanan lokal perlu pengetahuan mengenai teknik perkecambahan yang tepat, untuk memperoleh semai secara cepat dalam jumlah banyak dengan kualitas semai yang baik. Tanaman kabesak (Acacia leucophloea) dan asam jawa (Tamarindus indica) dipilih untuk penelitian ini karena merupakan tanaman yang memiliki manfaat penting secara ekonomis dan ekologis bagi masyarakat lokal. Tujuan penelitian yakni mengetahui penggunaan variasi bahan perendaman dan waktu perendaman yang paling baik dalam meningkatkan perkecmabahan kabesak dan asam jawa. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktorial dan 3 ulangan. Faktor perlakukan pertama yakni bahan perendaman dengan 3 perlakuan yaitu perendaman menggunakan air panas, MSG, dan urin sapi. Faktor kedua yakni waktu perendaman dengan variasi lama perendaman 6 jam, 12 jam dan 24 jam. Hasil uji daya kecambah benih kabesak menunjukkan bahwa diperlukan perlakuan awal untuk melunakkan kulit biji kabesak sehingga proses imbibisi dapat berjalan lebih cepat untuk memacu proses perkecambahan. Perlakuan perendaman dengan air panas menghasilkan daya kecambah tertinggi dibanding perlakuan perendaman dengan bahan lainnya terhadap benih A. leucophloea. Interaksi terbaik untuk bahan perendaman dan lama perendaman terhadap daya kecambah kabesak yaitu perlakuan perendaman dengan air panas selama 12 jam. Untuk uji daya kecambah asam jawa diketahui bahwa bahan perendaman tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap daya kecambah benih tersebut. Daya kecambah asam jawa secara signifikan dipengaruhi oleh lama perendaman, perendaman terbaik yaitu selama 6 jam.


2020 ◽  
Vol 5 (03) ◽  
pp. 44-46
Author(s):  
Nia Riliana ◽  
Yonathan Parapasan ◽  
Yan Sukmawan

Pertanaman tebu di lahan kering dihadapkan pada kurangnya ketersediaan air dan rendahnya kandungan P dalam tanah. Teknologi yang diharapkan mampu memperbaiki produktivitas lahan kering yang ditanami tebu adalah pengggunaan teknologi mikrob, seperti fungi mikoriza arbuskular (FMA) yang disinergikan dengan media tanam kompos sebagai campuran tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dosis optimum inokulan FMA, mendapatkan komposisi media tanam terbaik, dan mendapatkan interaksi antara dosis inokulan FMA pada pertumbuhan tanaman tebu. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Politeknik Negeri Lampung sejak November 2017 sampai Juni 2018. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok berpola faktorial dengan tiga ulangan. Faktor pertama yaitu dosis inokulan FMA yang terdiri atas empat taraf (0 g.ember-1, 5 g.ember-1, 10 g.ember-1, dan 15 g.ember-1); sedangkan faktor kedua yaitu komposisi media tanam kompos:subsoil yang terdiri atas empat taraf (0%:100%, 25%:75%, 50%:50%, dan 75%:25%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian inokulan FMA sampai dosis 15 g.ember-1 belum mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman tebu. Komposisi media tanam 25% kompos:75% subsoil sudah mampu meningkatkan jumlah anakan, jumlah daun, dan diameter batang tanaman tebu. Tidak terdapat interaksi antara dosis inokulan FMA dan komposisi media tanam pada pertumbuhan tanaman tebu. Tanaman tebu memerlukan kondisi tanah yang subur, cukup air, dan tidal tergenang.


2020 ◽  
Vol 5 (03) ◽  
pp. 59-61
Author(s):  
Timoteus Abi
Keyword(s):  

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beberapa jenis kompos biochar dan takaran yang tepat terhadap pertumbuhan dan hasil kacang hijau di lahan kering. Selanjutnya untuk mengetahui respon kacang hijau terhadap takaran aplikasi kompos biochar. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Timor, Kelurahan Sasi, Kecamatan Kota Kefamenanu, Kabupaten TTU mulai dari bulan Juni sampai dengan bulan November 2019. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan petak beralur (Strip Plot Designe) 3x3 yang diulang 3 kali. Faktor pertama adalah kompos biochar yang terdiri dari 3 aras, yaitu biochar murni, kompos biochar kotoran ayam, dan kompos biochar kotoran sapi. Sedangkan pada faktor yang kedua takaran kompos biochar yaitu: 0 ton/ha, 5 ton/ha dan 10 ton/ha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: tidak terjadi interaksi pada semua variabel yang diamati pada tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.), aras perlakuan jenis bahan pengkaya tidak berbeda nyata pada semua parameter pengamatan sedangkan aras perlakuan takaran kompos biochar 5 t/ha maupun 10 t/ha tidak berbeda nyata pada keseluruhan parameter pengamatan.


2020 ◽  
Vol 5 (02) ◽  
pp. 35-37
Author(s):  
Adrianus Antoin Kunja

Kebutuhan bawang merah oleh masyarakat dari tahun-ketahun mengalami peningkatan tetapi produktifitas menurun. Dengan demikian produktivitas bawang merah dalam negeri khususnya kabupaten TTU perlu ditingkatkan. Peningkatan produktivitas bawang merah perlu penyerapan teknologi yang tepat. Tujuan penelitian yakni untuk mengetahui jenis bahan mikro organisme lokal dan frekuensi penyiraman yang tepat terhadap pertumbuhan dan hasil bawang merah serta untuk mengetahui kejadian dan keparahan penyakit. Penelitan ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial, dengan tiga ulangan. Faktor pertama adalah jenis mol yang terdiri dari tiga aras yaitu: kontrol, mol akar bambu, mol bonggol pisang dan faktor ke dua adalah frekuensi penyiraman yaitu: satu minggu sekali, dua minggu sekali dan tiga minggu sekali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi interaksi antara perlakuan jenis microorganism lokal dengan frekoensi penyiraman MOL terhadap parameter pengamatan berat kering per petak dan keparahan penyakit sedangkan parameter pengamatan lainnya tidak terjadi interaksi. Bahan mikroorganisme lokal yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah adalah mikroorganisme lokal (MOL) bonggol pisang dengan frekuensi yang tepat untuk aplikasi MOL bonggol pisang adalah 3 minggu sekali. Tanaman bawang merah yang diaplikasikan dengan bahan MOL mampu menekan kejadian maupun keparahan penyakit dibandingkan dengan kontrol.


2020 ◽  
Vol 5 (02) ◽  
pp. 27-30
Author(s):  
Alfianus Haumein

Penelitian untuk mengetahui pengaruh dan interaksi uji residu pupuk kandang sapi dan jarak tanam Sorgum (Sorghum bicolor L.) dalam tumpangsari dengan Kacang Tanah (Arachis hypogeae L.) terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman Sorgum dan Kacang Tanah. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai bulan Oktober 2019 di kebun percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Timor, Kelurahan Sasi, Kecamatan Kota Kefamenanu, Kabupaten TTU dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial 4 x 3 ditambah petak monokultur Sorgum dan Kacang Tanah yakni: faktor pertama takaran residu pupuk kandang sapi: tanpa pupuk, takaran pupuk 10 t/ha, takaran pupuk 20 t/ha, takaran pupuk 30 t/ha, faktor kedua jarak tanam: jarak tanam 20 cm x 70 cm, jarak tanam 30 cm x 70 cm, jarak tanam 40 cm x 70 cm. Setiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga terdapat 52 unit satuan penelitian. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi antara residu pupuk kandang sapi dengan jarak tanam pada semua parameter pengamatan. Perlakuan residu pupuk kandang sapi menunjukkan berbeda nyata dengan kontrol pada semua parameter pertumbuhan maupun parameter hasil dengan hasil biji kering per hektar diberikan oleh residu pupuk kandang sapi 30 t/ha. Perlakuan jarak tanam menunjukkan bahwa tidak berbeda nyata pada semua aras perlakuan kecuali pada parameter berat biji pertanaman, jarak tanam 20 cm x 70 cm menghasilkan biji kacang terberat.


2020 ◽  
Vol 5 (02) ◽  
pp. 22-26
Author(s):  
Eugenia Dos Reis

Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh kombinasi teh kompos, teh guano, ekstrak biochar, PGPR terhadap pertumbuhan dan hasil selada darat.Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Mei 2019 sampai bulan Juli 2019, dilahan percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Timor. Desain penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktor tunggal 12 perlakuan 3 ulangan. Perlakuan terdiri dari: tanah kosong (T0), tanah +Teh kompos (T1), tanah + teh kompos + teh guano (T2), tanah + teh kompos + teh guano + PGPR (T3), tanah + teh kompos + ekstrak biochar (T4), Tanah + teh kompos + ekstrak biochar + PGPR (T5), tanah + PGPR (T6), tanah + teh kompos + PGPR (T7), tanah + teh guano (T8), tanah + teh guano + PGPR (T9), tanah + ekstrak biochar (T10), tanah + ekstrak biochar + PGPR (T11). Perlakuan tersebut diulang 3 kali sehingga terdapat 36 unit pot penelitian. Hasil sidik ragam anova menunjukkan bahwa perlakuan terbaik terdapat pada kombinasi teh guano + PGPR yang diekspresikan melalui parameter jumlah daun ,berat segar daun, berat segar total, panjang akar, berat kering daun, berat kering total, dan indeks panen


2020 ◽  
Vol 5 (02) ◽  
pp. 38-40
Author(s):  
Angraeni Afrianti Una
Keyword(s):  

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon karakter agronomi dari cabai rawit lokal Pulau Timor terhadap perlakuan konsentrasi dan frekuensi yang optimal fitohormon organik. Penelitian dilakukan di BBU (Balai Benih Unggul) Dinas Pertanian Kabupaten TTU Jl. Eltari Km 6 Kelurahan Sasi Kecamatan Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara pada bulan Juni sampai November 2019 dengan menggunakan Rancagan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 3x3 di ulang sebanyak 3 kali. Perlakuan pertama adalah konsentrasi bahan organik dengan 3 aras yaitu tanpa konsentrasi bahan organik, konsentrasi 45 ml/L air, konsentrasi 95 ml/L air dan perlakuan kedua adalah frekuensi waktu penyiraman yang terdiri dari 3 aras yaitu 1 minggu, 2 minggu, dan 3 minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi antara konsentrasi fitohormon dan waktu aplikasi pada setiap parameter pengamatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi fitohormon 95 ml/L dengan penyiraman 1 kali dalam seminggu mampu meningkatkan hasil panen tanaman cabai rawit lokal Timor.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document