Daya Kecambah Kabesak (Acacia Leucophloea) dan Asam Jawa (Tamarindus Indica) Menggunakan Variasi Bahan dan Waktu Perendaman
Dalam pembudidayaan jenis tanaman hutanan lokal perlu pengetahuan mengenai teknik perkecambahan yang tepat, untuk memperoleh semai secara cepat dalam jumlah banyak dengan kualitas semai yang baik. Tanaman kabesak (Acacia leucophloea) dan asam jawa (Tamarindus indica) dipilih untuk penelitian ini karena merupakan tanaman yang memiliki manfaat penting secara ekonomis dan ekologis bagi masyarakat lokal. Tujuan penelitian yakni mengetahui penggunaan variasi bahan perendaman dan waktu perendaman yang paling baik dalam meningkatkan perkecmabahan kabesak dan asam jawa. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktorial dan 3 ulangan. Faktor perlakukan pertama yakni bahan perendaman dengan 3 perlakuan yaitu perendaman menggunakan air panas, MSG, dan urin sapi. Faktor kedua yakni waktu perendaman dengan variasi lama perendaman 6 jam, 12 jam dan 24 jam. Hasil uji daya kecambah benih kabesak menunjukkan bahwa diperlukan perlakuan awal untuk melunakkan kulit biji kabesak sehingga proses imbibisi dapat berjalan lebih cepat untuk memacu proses perkecambahan. Perlakuan perendaman dengan air panas menghasilkan daya kecambah tertinggi dibanding perlakuan perendaman dengan bahan lainnya terhadap benih A. leucophloea. Interaksi terbaik untuk bahan perendaman dan lama perendaman terhadap daya kecambah kabesak yaitu perlakuan perendaman dengan air panas selama 12 jam. Untuk uji daya kecambah asam jawa diketahui bahwa bahan perendaman tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap daya kecambah benih tersebut. Daya kecambah asam jawa secara signifikan dipengaruhi oleh lama perendaman, perendaman terbaik yaitu selama 6 jam.