acacia leucophloea
Recently Published Documents


TOTAL DOCUMENTS

39
(FIVE YEARS 10)

H-INDEX

5
(FIVE YEARS 0)

2020 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 157-171
Author(s):  
Arnold Christian Hendrik ◽  
Agus Maramba Meha

Pada pembudidayaan jenis tanaman kehutanan lokal perlu pengetahuan mengenai teknik perkecambahan yang tepat, untuk memperoleh semai secara cepat dalam jumlah banyak. Tanaman Kabesak (Acacia leucophloea) dan asam jawa (Tamarindus indica) merupakan tanaman yang memiliki manfaat penting secara ekonomis dan ekologis karena itu pemahaman teknik perkecambahan yang tepat penting diketahui. Penelitian ini mengkaji pengaruh bahan perendaman dan waktu perendaman terhadap daya kecambah kabesak dan asam jawa. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 2 perlakuan (faktorial) dan 3 ulangan. Faktor perlakukan pertama adalah bahan perendaman yaitu monosodium glutamat, urine sapi dan air panas. Faktor kedua adalah waktu perendaman yaitu 6 jam, 12 jam dan 24 jam. Perlakuan diujikan masing-masing ke benih kabesak dan asam jawa. Parameter pengamatan dalam penelitian ini adalah daya kecambah benih kabesak dan asam jawa. Hasil uji daya kecambah benih kabesak menunjukkan perendaman dengan air panas menghasilkan daya kecambah tertinggi dibanding perlakuan perendaman dengan bahan lainnya terhadap benih kabesak. Interaksi terbaik untuk bahan perendaman dan lama perendaman terhadap daya kecambah kabesak yaitu perlakuan perendaman dengan air panas selama 12 jam. Untuk uji daya kecambah Asam jawa diketahui bahwa bahan perendaman tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap daya kecambah benih tersebut. Daya kecambah Asam jawa dipengaruhi oleh lama perendaman, dengan lama perendaman terbaik selama 6 jam. Kata kunci:  asam jawa, kabesak, monosodium Glutamat, semai, urin


2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 79
Author(s):  
Erni Mukti Rahayu

Pulau Menjanganmerupakan kawasan dalam Taman Nasional Bali Barat (TNBB) yang tergolong kawasan pelestarian alam yang memiliki vegetasi yang beragam, khususnya ekosistem darat dan ekosistem laut. Ekosistem darat terdiri hutan dataran rendah, savana, dan hutan pantai. Keberadaan vegetasi di Pulau Menjangansangat penting guna mendukung fungsi kawasan dalam pelestarian alam. Namun, data tentang vegetasi pada kawasan Pulau Menjanganmasih sangat terbatas. Oleh sebab itu perlu adanya penelitian tentang analisis vegetasi dimana nantinya dapat dimanfaatkan sebagai sumber data atau informasi pada kawasan Pulau MenjanganTNBB. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Jenis tumbuhan dan Indeks Nilai Penting, Indeks Keragaman jenis, Indeks Kekayaan Jenis, dan Indeks Kemerataan vegetasi hutan yang berada di kawasan Pulau MenjanganTaman Nasional Bali Barat. Metode pengambilan data menggunakan metode transek dengan IS 1%, petak ukur yang digunakan adala 2x2 meter untuk semai, 5x5 meter untuk pancang, 10x10 meter untuk tiang, dan 20x20 meter untuk pohon. Hasil Analisis Vegetasi Indeks Nilai Penting tingkat pohon didominasi oleh Acacia leucophloea (Roxb) Willd pada habitat hutan pantai yaitu sebesar 107.63%, habitat savana sebesar 172,33%, dan hutan dataran rendah sebesar 48,78%. Vegetasi tingkat tiang pada habitat hutan pantai Pemphis acidula Forst sebesar 94.85% sedangkan untuk savana Azadirachta indica A. Juss sebesar 106,49% dan hutan dataran rendah dengan INP sebesar 68,34% yaitu Schoutenia ovata Korth. Vegetasi tingkat pancang pada habitat hutan pantai yaitu Ceriops tagal (Pers) CBRob dengan INP sebesar 86.09%, sedangkan untuk savana INP tertinggi sebesar 105.75% pada Azadirachta indica A. Juss, dan hutan dataran rendah yaitu Rauvolfia serpentina (L) Benth dengan INP 35.95%. Vegetasi tingkat semai pada hutan pantai yaitu Caesalpinia bonduc (L) Roxb dengan INP yang didapat 30.04% dan savana terdapat pada Cleoma viscosa Linnaeus dengan INP 67.77%, sedangkan untuk hutan dataran rendah yaitu Rauvolfia serpentina (L) Benth 60.42%. INP tersebut menunjukkan bahwa keadaan vegetasi yang baik dan terdapat beberapa jenis pohon yang mendominasi hal ini karena keadaan hutan merupakan hutan alam sehingga pertumbuhannya ada yang bersifat dominan dan tertekan. Indeks keanekaragaman tumbuhan di Kawasan Pulau Menjangan, Taman Nasional Bali Barat tergolong dalam kategori sedang pada hutan dataran rendah dimana didapat hasil sebesar 2.65. Indeks kekayaan jenis didapat hasil 5,24 yang menandai bahwa kekayaan jenis tergolong tinggi pada hutan pantai. Indeks kemerataan jenis diperoleh hasil dalam kategori merata karena nilai indeks kemerataan spesies berada pada nilai 1.61.


2020 ◽  
Vol 5 (03) ◽  
pp. 41-43
Author(s):  
Arnold Christian Hendrik ◽  
Agus Maramba Meha

Dalam pembudidayaan jenis tanaman hutanan lokal perlu pengetahuan mengenai teknik perkecambahan yang tepat, untuk memperoleh semai secara cepat dalam jumlah banyak dengan kualitas semai yang baik. Tanaman kabesak (Acacia leucophloea) dan asam jawa (Tamarindus indica) dipilih untuk penelitian ini karena merupakan tanaman yang memiliki manfaat penting secara ekonomis dan ekologis bagi masyarakat lokal. Tujuan penelitian yakni mengetahui penggunaan variasi bahan perendaman dan waktu perendaman yang paling baik dalam meningkatkan perkecmabahan kabesak dan asam jawa. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktorial dan 3 ulangan. Faktor perlakukan pertama yakni bahan perendaman dengan 3 perlakuan yaitu perendaman menggunakan air panas, MSG, dan urin sapi. Faktor kedua yakni waktu perendaman dengan variasi lama perendaman 6 jam, 12 jam dan 24 jam. Hasil uji daya kecambah benih kabesak menunjukkan bahwa diperlukan perlakuan awal untuk melunakkan kulit biji kabesak sehingga proses imbibisi dapat berjalan lebih cepat untuk memacu proses perkecambahan. Perlakuan perendaman dengan air panas menghasilkan daya kecambah tertinggi dibanding perlakuan perendaman dengan bahan lainnya terhadap benih A. leucophloea. Interaksi terbaik untuk bahan perendaman dan lama perendaman terhadap daya kecambah kabesak yaitu perlakuan perendaman dengan air panas selama 12 jam. Untuk uji daya kecambah asam jawa diketahui bahwa bahan perendaman tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap daya kecambah benih tersebut. Daya kecambah asam jawa secara signifikan dipengaruhi oleh lama perendaman, perendaman terbaik yaitu selama 6 jam.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document