GUIDING WORLD (BIMBINGAN DAN KONSELING)
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

32
(FIVE YEARS 25)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (Stkip) Bim

2614-3585

2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 35-39
Author(s):  
Faijin Faijin ◽  
Nurhayati Nurhayati ◽  
Amiruddin Amiruddin

Memiliki pemahaman konsep dasar konselor dengan baik berimplikasi pada kemampuan konselor sekolah dalam mengaplikasikan layanan bimbingan dan konseling secara ideal. Kenyataannya yang terjadi dilapangan masih terdapat banyak kekurangan, hal ini pula yang mendesak semua komponen pendidikan khususnya konselor  untuk melakukan usaha perbaikan. Oleh sebab itu peningkatan kompetensi konselor sekolah baik kompetensi keilmuan,kompetensi keahlian,maupun kompetensi perilaku akan mewujudkan pelaksanaan program bimbingan dan konseling secara jelas,terarah dan sistematis.Tujuan peneliitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang hambatan  yang dihadapi konselor sekolah dalam penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling disekolah. Sedangkan manfaat penelitian adalah untuk memberikan kontribusi bagi perguruan tinggi khususnya program bimbingan dan konseling dalam menyeleksi calon mahasiswa dan dinas terkait didalam menyeleksi calon konselor sekolah.Penelitian inidilakukan di sekolah SMA NEGERI 1 LANGGUDU, bersifat non-eksperimen dan jenisnya adalah bersifat deskriptif dengan menggunakan paradigma kualitatif. Subyek penelitian adalah personel sekolah sebanyak 3 orang, adapun instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara,observasi dan didukung oleh data dokumentasi. Proses pengumpulan data dilakukan dengan menentukan jenis data, pengumpulan data, dan pengecekan keabsahan data. Tehnik analisa data yang digunakan adalah tehnik analisa data kualitatif yang terdiri dari reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.


2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 40-47
Author(s):  
Ulfatul Mutahidah ◽  
Muhamadiah Muhamadiah

Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan small grup discussion untuk meningkatkan keaktifan mahasiswa Bimbingan dan Konseling pada mata kuliah konseling lintas budaya. Keaktifan dalam penelitian ini yaitu keaktifan dalam bertanya, menjawab pertanyaan, berdiskusi dan presentasi, serta menyampaikan refleksi diri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Metode ini bersifat deskriptif, menggunakan analisis, mengacu pada data, dan memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan pendukung. Peneliti melakukan analisis dengan pengamatan proses edukasi dan melakukan wawancara dengan mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP Bima, untuk mendapatkan informasi terkait keefektifan metode Small Group Discussion. Sementara pendekatan penelitian menggunakan deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini populasi terdiri dari seluruh mahasiswa Kelas A semester 2 Bimbingan dan Konseling di STKIP Bima yang berjumlah 32 siswa.Teknik pengumpulan data yaitu observasi dan wawancara. Berdasarkan deskripsi data yang telah penulis paparkan dari data – data obsrvasi dan wawancara dengam mahasiswa bimbingan dan konseling stkip bima, dapat dianalisis bahwa metode Small group discussion dapat menumbuhkan pemahaman mahasiswa tentang materi yang terdapat dalam mata kuliah konseling lintas budaya tersebut dengan tujuan mahasiswa mampu memecahkan masalah dengan berkelompok secara demokratis, sehingga mempunyai kecakapan yang sesuai dengan kebutuhan yaitu mengenai pemahaman materi perkuliahan dan dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu mahasiswa dapat bertukar pikiran dengan teman sekelompoknya dan adanya saling menghargai satu sama lain dalam memberikan suatu pendapat mengenai persoalan atau permasalahan yang ada.


2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 27-34
Author(s):  
Irham Irham
Keyword(s):  

Bahasa Bima (Nggahi Mbojo) merupakan bahasa penutur penduduk asli Bima yang menggunakan simbol-simbol sosial berdasarkan stratifikasi sosial dan tingkatan umur. Sebagai bahasa komunikasi sehari-hari, Nggahi Mbojo digunakan sebagai media dalam interaksi sosial, bahasa transaksi dalam dunia perdagangan, maupun bahasa yang digunakan dalam kegiatan sosial-budaya. Sistem dan kaidah pembentukan variasi verba dalam bahasa Bima tidak banyak berbeda dengan pembentukan variasi verba dalam bahasa daerah lainnya atau dalam bahasa Indonesia, tetapi dalam penggunaannya terdapat perbedaan. Perbedaan ini ditinjau dari pemakaian ragam bahasa yang digunakan oleh penutur bahasa Bima berdasarkan kelas sosialnya dan tingkatan usia sehingga berpengaruh pula pada makna, perilaku, dan bentuk verba dalam kalimat yang diujarkannya. Ditinjau dari segi penggunaannya, bahasa Bima (Nggahi Mbojo) digunakan oleh masyarakat penuturnya berdasarkan ragam bahasa, yaitu: 1) ragam bahasa tinggi (nggahi mangame), yaitu ragam bahasa halus, yang digunakan oleh kelas sosial tertentu kepada kelas sosial lainnya yang lebih tinggi dan tingkatan usia yang lebih muda kepada tingkatan usia yang lebih tua atau dituakan; 2) ragam bahasa rendah (nggahi nginakai), yaitu ragam bahasa sehari-hari, yang digunakan tanpa mengindahkan variasi pilihan kata yang halus, terutama penggunaan variasi kata kerja; dan 3) campur kode, yaitu percampuran ragam bahasa tinggi dan ragam bahasa rendah dalam satu tuturan. Variasi pembentukan verba dalam bahasa Bima berdasarkan pemakaian ragam bahasa Bima dan pendistribusiannya dalam konteks kalimat yang tepat. Pemakaian ragam bahasa Bima yang mengandung variasi pembentukan verba itu terbentuk berdasarkan faktor-faktor:  1) kelas sosial penutur,  2) usia penutur, 3) usia lawan bicara, 4) situasi pembicaraan, 5) tujuan berbicara, dan 6) bahan pembicaraan


2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 11-26
Author(s):  
Nur Syariful Amin ◽  
Khairunnisa Khairunnisa ◽  
Sulistia Indah
Keyword(s):  

Peer group adalah sekelompok teman sebaya yang mempunyai ikatan emosional yang kuat dan mereka dapat berinteraksi, bergaul, bertukar pikiran, dan pengalaman dalam memberikan perubahan dan pengembangan dalam kehidupan sosial dan pribadi anggota.Sedangkan motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan menjelaskan perilaku individu termasuk perilaku individu yang sedang belajar. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pengaruh peer group terhadap motivasi belajar siswa. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 8 Kota Bima . Subyek dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas VIII yang tergabung dalam 8 peer group dengan jumlah 31 orang siswa. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif karena menggunakan rancangan empiris dan gejala yang diamati telah ada secara wajar tampa harus memanipulasi terlebih dahulu. Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, angket dan dokumentasi. Angket dianalisa dengan menggunakan analisis statistik deskriptif  melalui rumus korelasi product moment. Dari hasil analisis data kualitatif diketahui bahwa nilai korelasi product moment (r) adalah 0,43 (43%). Sehingga dengan menggunakan kaidah pengambilan keputusan dalam uji statistik maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis alternatif (Ha) yang berbunyi : ada pengaruh peer group terhadap motivasi belajar siswa di SMPN 8 Kota Bima, dapat diterima


2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 1-10
Author(s):  
Faijin Faijin ◽  
Alya Nurmaya ◽  
Muhamadiah Muhamadiah

Penelitian ini dilatarbelakangi munculnya berbagai perilaku mahasiswa pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Perilaku tersebut berupa adanya perasaan acuh tak acuh dalam mengamati pelajaran yang diberikan, kurang semangat, selalu gelisah, rasa enggan, malas, lesu dan merasa tidak bergairah dalam belajar. Tujuan penelitian adalah untuk  mengetahui efektivitas ice breaking dalam mengatasi kejenuhan mahasiswa dalam pembelajaran BK kelompok. Tehnik pengumpulan data menggunakan angket dan observasi. Sampel penelitian adalah 20 orang mahasiswa yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok eksperimen 10 orang dan kelompok control 10 orang. Penelitian ini menggunakan pendekatan eksperimen (true eksperimen desain) dalam bentuk pretes-postes kontrol grup desain. Analisis data yang di gunakan adalah uji wilccoxon dengan  analisis statistic deskriptif nonparametrik. Hasil perhitungan statistik uji Wilcoxon Signed Rank Test (WSRT) diperoleh nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0.005 lebih kecil dari taraf signifikansi 0.05 (0.005<0.05) maka hipotesis yang diajukan yang berbunyi ice breaking efektiv dalam mengatasi kejenuhan mahasiswa dalam pembelajaran BK kelompok dapat diterima.


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 60-71
Author(s):  
Imriani - - ◽  
Muhamadiah - ◽  
Sarbudin -
Keyword(s):  

Masalah penelitian ini adalah percaya diri siswa rendah. Permasalahannya adalah “apakah terdapat peningkatan rasa percaya diri siswa yang rendah dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok (role playing) pada siswa kelas VII SMPN 4 Kota Bima.” Tujuan penelitian untuk mengetahui peningkatan rasa percaya diri siswa yang rendah dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok (role playing) di SMPN 4 Kota Bima. Kegunaan dalam penelitian ini adalah secara teoritis dan secara praktis. Asumsi yang di ajukan dalam penelitian ini adalah jika layanan bimbingan kelompok (role playing) efektif dan efesien diberikan maka dapat meningkatkan rasa percaya diri peserta didik di SMPN 4 Kota Bima. Penelitian ini menggunakan penelitian kunatitatif, penelitian ini  bersifat preksperimen dengan jenis desain one group pretest-posttest, untuk mengetahui apakah ada peningkatan nilai antara pretest yang belum memberikan perlakuan dan posttest setelah memberikan perlakuan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 4 Kota Bima terdiri dari 4 kelas yang berjumlah 89 orang siswa. Sampel penelitian sebanyak 20 orang siswa kelas VII2 yang memiliki percaya diri rendah. Instrumen dalam penelitian ini adalah angket yang berupa pretest dan postest. Teknik pengumpulan data menggunakan skala percaya diri dan bimbingan kelompok, untuk meningkatkan rasa percaya diri peserta didik di SMPN 4 Kota Bima. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat peningkatan percaya diri dengan mengunakan layanan bimbingan kelompok dengan teknik role playing, dengan rata-rata peningkatan sebesar 10.50 terbukti dari hasi lanalisis data percaya diri menggunakan ujiwilcoxon, darihasi pretest dan posttest diperoleh=-3,935 > 0,05 = 1,645.. Dengan demikian, Ho ditolak, artinya terdapat peningkatan percaya diri dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok dengan teknik role playing pada siswa kelas VII di SMPN 4 Kota Bima.


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 22-29
Author(s):  
Nurhayati Nurhayati ◽  
Faijin - ◽  
Nur Syariful Amin ◽  
Amiruddin -
Keyword(s):  

Kepercayaan diri penting dimiliki oleh setiap orang terutama usia remaja, karena masa remaja sedang dalam proses perkembangan dan masa yang rentan maka dibutuhkan peran berbagai pihak untuk membantu ketuntasan masa ini. Keluarga sebagai fondasi awal pendidik dan pembentuk remaja maka peran keluarga sangat vital, oleh karena itu, penting keluarga menjalin komunikasi yang terbuka, hangat dan kooperatif yang mendukung anak remaja berkembang positif sehingga remaja tumbuh dan berkembang rasa percaya dirinya. Kondisi yang terjadi di lapangan ditemuka banyak kasus remaja yang terlibat dalam hal negatif seperti pengguna NAPZA disebabkan oleh kendali orang lain, remaja mudah putus asa, remaja menarik diri dari pergaulan sosial, bahkan remaja yang bunuh diri karena merasa tidak berguna. Tujuan penelitian ini untuk melihat pengaruh bimbingan kelompok terhadap kepercayaan diri peserta didik dari kelurga kurang harmonis. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif jenis true experiment kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Penelitian ini menggunakan instrumen pedoman observasi, tes dan dukumentasi. Kemudian data di analisis menggunakan statistik non parametrik uji tanda (sign test). Hasil posttest untuk kelompok eksperimen diperoleh nilai sebesar 66% dengan tujuh kali treatmen menggunakan bimbingan kelompok. Pada kelompok kontrol nilai rata-rata postestnya adalah 50% tanpa di beri perlakuan dan perbedaan perlakuan antara kedua kelompok adalah 16%.Data hasil penelitian menunjukan bahwa 32,233 =3,182, maka  di tolak dan di terima dengan nilai meannya adalah 24,250. Berdasarkan data tersebut di atas, disimpulkan bahwa bimbingan kelompok berpengaruh untuk meningkatkan sikap percaya diri peserta didik dari keluarga kurang harmonis.


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 31-47
Author(s):  
Irham -

Ilmu bahasa yang menyelidiki dan mengkaji secara ilmiah disebut ilmu linguistik. Ilmu linguistik tidak hanya mengkaji sebuah bahasa saja, melainkan mengkaji seluk-beluk bahasa pada umumnya. Ilmu linguistik dapat mempelajari bahasa secara sinkronis dan diakronis. Studi sinkronis ini bersifat deskriptif, karena linguistik hanya mencoba memberikan gambaran keadaan bahasa menurut apa adanya pada kurun waktu yang terbatas. Secara diakronis, artinya mempelajari bahasa dengan pelbagai aspeknya dan perkembangannya dari waktu ke waktu sepanjang kehidupan bahasa itu. Studi bahasa secara diakronis ini disebut linguistik historis komparatif. Linguistik historis komparatif merupakan cabang linguistik yang mempersoalkan bahasa dalam bidang waktu serta perubahan-perubahan unsur bahasa yang terjadi pada kurun waktu tertentu serta menyelidiki perbandingan suatu bahasa dengan bahasa lain. Penelitian linguistik historis komparatif (LHK) terhadap bahasa-bahasa di wilayah geografis Nusa Tenggara, yang meliputi Bali, NTB, dan NTT telah dilakukan oleh para ahli. Terbukti sejumlah karya tulis berupa disertasi yang menelaah sejarah bahasa-bahasa sekerabat di wilayah tersebut telah dilakukan oleh para ahli. Penelitian bahasa-bahasa di wilayah geografis NTB yang telah ada pada umumnya masih bersifat sendiri-sendiri atau hanya meneliti pada satu bahasa saja atau bahasa-bahasa yang berkerabat saja, sedangkan penelitian ke arah perbandingan bahasa yang tidak berkerabat namun masih dalam satu wilayah geografis masih belum dilakukan secara komprehensif. Berkaitan dengan masalah tersebut, artikel ini akan membahas tentang: ”Relasi Kekerabatan Antarbahasa Sasak-Sumbawa-Bima Ditinjau dari Letak Geografisnya”.


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 1-21
Author(s):  
Sarbudin -
Keyword(s):  

Penelitian ini di latar belakangi oleh adanya beberapa peserta didik di SMA Negeri 2 Kota Bima yang mengalami prokrastinasi, diantaranya tidak mengerjakan tugas, menganggap enteng/menunda mengerjakan tugas sampai saat terakhir untuk mengumpulkan tugas, sehingga berdampak pada turunya prestasi peserta didik. Tidak mengerjakan tugas, menganggap enteng/menunda mengerjakan tugas sampai saat terakhir untuk mengumpulkan tugas, sehingga berdampak pada turunya prestasi peserta didik. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apa penyebab peserta didik mengalami prokrastinasi di SMA Negeri 2 Kota  Bima Tahun Pelajaran 2019/2020?, dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan prokrastinasi pada peserta didik di SMA Negeri 2 Kota Bima. Penelitianinimenggunakanmetodepenelitiankualitatifdeskriptif, dengan Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Sumber data dalam penelitian ini adalah guru bimbingan dan konseling. Adapun teknik analisis data dalam penelitian ini adalah reduksi data, display data, dan verifikasi. Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti temukan dapat disimpulkan bahwa guru bimbingan dan konseling berperan penting dalam mengatasi prokrastinasi pada peserta didik yang awalnya belum mengetahui dampak dari menunda-nunda mengerjakan tugas, setelah diberikan pemahaman dan bimbingan ternyata membuahkan hasil yang positif, peserta didik jadi mengetahui akibat dari menunda-nunda mengerjakan  tugas dan menjadikan peserta didik percaya diri dengan kemampuan yang dimiliki mereka, guru bimbingan dan konseling berharap peserta didik tidak lagi mengulangi untuk menunda-nunda mengerjakan tugas karena akan sangat berpengaruh pada nilai rendah


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 48-59
Author(s):  
Mardiyanti - ◽  
Faijin - ◽  
Nurhayati -
Keyword(s):  

Banyak permasalahan yang timbul, salah satunya permasalahan bullying yang terjadi di Desa Rabakodo, Kecamatan Woha, Kabupaten Bima. Permasalahan ini sangat bertentangan dengan Undang-Undang No. 23 tahun 2002 pasal 4 tentang perlindungan anak. Berdasarkan masalah ini, maka tujuan penelitian adalah untuk mengetahui seberapa besar efektivitas penggunaaan teknik role playing untuk mengurangi perilaku bullying pada remaja di Desa Rabakodo. Penelitian ini dilaksanakan di Desa karena pada saat peneliti akan melakukan penelitian, muncullah wabah covid-19 yang mengakibatkan lingkup pendidikan diliburkan guna untuk menjaga tersebarnya wabah tersebut. Sehingga penelitian ini dialihkan di lingkungan sosial yaitu di Desa Rabakodo, Kecamatan Woha, Kabupaten Bima. Remaja adalah masa peralihan antara masa anak-anak menuju masa dewasa. Dimana masa remaja ini psikologi individu sedang mengalami perubahan baik perubahan yang kearah positif maupun negatif. Pada umumnya masa remaja berada pada proses peralihan dan cenderung memiliki sifat persaingan yang tinggi sehingga perilaku bullying sering terjadi. Penelitian ini dilaksanakan untuk menguji efektivitas penggunaan teknik role playing untuk mengurangi perilaku bullying pada remaja di Desa Rabakodo. Jumlah subyek dalam penelitian ini adalah 7 orang remaja dengan ciri-ciri yang sama yaitu memiliki perilaku bullying. Teknik role playing adalah teknik pembelajaran yang diarahkan kepada remaja untuk bermain peran tentang suatu topik yang sesuai dengan masalah yang akan dibahas. Sedangkan perilaku bullying adalah perilaku agresif yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang kepada seorang korban yang tidak mampu mempertahankan dirinya. Peneliti menggunakan jenis penelitian pre-eksperimenone group pretest-posttest design (tes awal-tes akhir kelompok tunggal). Pada penelitian pre-eksperimen, peneliti memberikan perlakuan pada kelompok eksperimen, tetapi sebelumnya diukur atau dites dahulu (pretest) selanjutnya diberikan perlakuan, kemudian diukur atau dites kembali (posttest). Teknik pengambilan sampel adalah teknik purposivesampling. Instrumen penelitian menggunakan lembar penilaian diri, observasi dan wawancara. Teknik analisis data menggunakan uji t. Hasil analisis data menemukan bahwa nilai rata-rata pretest adalah 69,85% sedangkan nilai rata-rata posttest adalah 56,57%. Nilai thitung adalah 2,309% apabila dikonsultasikan dengan nilai ttabel maka nilai ttabel adalah 1,943%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai thitung lebih besar daripada nilaittabel. Maka hal itu bermakna bahwa hipotesis nol (H0) yang berbunyi penggunaan teknik role playing tidak efektif untuk mengurangi perilaku bullying pada remaja, ditolak. Sedangkan hipotesis alternatif (Ha) yang berbunyi penggunaan teknik role playing efektif untuk mengurangi perilaku bullying pada remaja, diterima.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document