Jurnal Sains Agro
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

24
(FIVE YEARS 23)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Muara Bungo

2580-0744

2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
Author(s):  
Yuda Sahmanda ◽  
Deno Okalia ◽  
Chairil Ezward

Indonesia memiliki plasma nutfah yang sangat besar, dengan jenis yang beraneka ragam. Keragaman genetik dapat diketahui melalui proses karakterisasi dan indentifikasi. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi dan mengkarakterisasi 14 genotipe padi lokal Kabupaten Kuantan Singingi berdasarkan morfologi  malai dan bunga. Penelitian ini menggunakan metode pengambilan sampel secara sengaja (purposive random sampling). Pengambilan data dilakukan dengan mengidentifikasi karakteristik 14 genotipe padi lokal yang ada di Kabupaten Kuantan Singingi secara langsung ke lapangan. Pengamatan data dilakukan terhadap sampel berdasarkan panduan sistem karakterisasi dan evaluasi tanaman padi Komisi Nasional Plasma Nutfah (2003) dan Bioversity International, IRRI and WARDA(2007). Karakter yang diamati adalah karakter kualitatif dan kuantitatif pada organ malai dan bunga. Data hasil pengamatan diolah dengan menggunakan software Ms. Excel dan  (NTSYS-pc) version 2.02. Hasil penelitian diperoleh keragaman karakter morfologi malai dan daun, dimana pada koofisien kemiripan 71% terlihat hanya pada Padi Sironda putih (PL01) dengan Padi Ros (PL08).


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
Author(s):  
Yopi Ramadani ◽  
Setiono Setiono

Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian zat perangsang tumbuh Rootone-F terhadap ersentase tumbuh setek akar tanaman sukun (Artocarpus altilis Parkinson Fosberg). Percobaan ini dilaksanakan di lahan praktik SMK Negeri 9 Tebo Desa Suo Suo, Kecamatan Sumay, Kabupaten Tebo, Provinsi jambi. Ketinggian tempat 101 mdpl, dengan dengan rata-rata curah hujan 305,83 mm/tahun, dengan suhu udara antara 27o-320 C, dan jenis Ultisol (BPS,2010). Percobaan ini dilaksanakan 3 bulan, mulai tanggal 2 Januari sampai 3 April 2020.            Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan perlakuan yaitu : K0 (tanpa konsentrasi rootone f), K1 (rootone f  200 mg/liter air), K2 (rootone f  300 mg/liter air), K3 (rootone f  400 mg/liter air), K4 (rootone f  500 mg/liter air). Adapun parameter yang diamati pada percobaan ini adalah persentase setek hidup, persentase setek bertunas, waktu awal bertunas, jumlah tunas, jumlah calon tunas. Data yang diperoleh dari pengamatan terakhir dianalisis dengan menggunakan sidik ragam (anova), bila hasil analisis berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji Duncan New Multiple Range Test (DNMRT) pada taraf 5%.            Hasil percobaan menunjukkan bahwa konsentrasi Rootone F berpengaruh nyata terhadap persentase setek hidup, persentase setek bertunas, waktu awal bertunas, jumlah tunas, jumlah calon tunas.


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
Author(s):  
Dwi Afdila ◽  
Chairil Ezward ◽  
A. Haitami
Keyword(s):  

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan 12 genotipe padi lokal (Oryza sativa L) Kabupaten Kuantan Singingi terhadap karakter tinggi tanaman, umur panen, jumlah anakan, dan berat panen. Penelitian ini telah dilaksanakan di desa Petapahan Kecamatan gunung toar Kabupaten Kuantan Singingi. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Non Faktorial yang terdiri dari 12 genotipe padi lokal yaitu : padi singgam kuriak (PL01), pulut solok (PL02), pulut kari (PL03), pulut benai (PL04), pulut kuning (PL05), padi adam (PL06), padi putih (PL07), lupo ka laki (PL08), padi kuning (PL09), Padi Gondok (PL10), saronda kuning (PL11), katiok putih (PL12). Hasil penelitian ini menunjukkan berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dan umur panen. Perlakuan tinggi tanaman (cm) terbaik adalah pada PL09 (Padi Kuning) yaitu 140,94 cm dan perlakuan terbaik umur panen (HST) adalah PL11 (Saronda Kuning) yaitu 104 HST sedangkan jumlah anakan dan berat panen tidak memberikan pengaruh yang nyata.


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
Author(s):  
M. Faisal ◽  
Gusni Yelni
Keyword(s):  

Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muara Bungo (UMB) Sungai Binjai Km.06 Kecamatan Bathin III dengan ketinggian ± 101 meter di atas permukaan laut. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Mei 2018 – Agustus 2018. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan mulsa dan terhadap pertumbuhan bawang merah dan mendapatkan penggunaan mulsa manakah yang lebih efesien dan efektif bagi tanaman bawang merahPenelitian ini didesain berdasarkan Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan 5 perlakuan dan 4 kelompok dengan pemberian berbagai macam Mulsa pada tanah Ultisol yaitu : M0           (Tanpa Pemberian Mulsa, M1(Pemberian Mulsa Jerami Padi), M2 (Pemberian Mulsa Kerinyu), M3 (Pemberian Mulsa Plastik Transparan) dan M4 (Pemberian Mulsa Hitam Perak). Pengamatan yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai), jumlah anakan perumpun (Helai), Bobot basah umbi perumpun (gram) dan Bobot Umbi perhektar (ton/ha). Untuk melihat pengaruh perlakuan terhadap peubah yang diamati maka data diperoleh dianalisis secara statistik, menggunakan sidik ragam dan untuk melihat perbedaan antara perlakuan dilanjutkan dengan Duncan New Multiple Range Test (DNMRT) pada tarif nyata 5%.   Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penggunaan berbagai macam mulsa berpengaruh tidak nyata terhadap semua parameter yang diamati yaitu : tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai), jumlah anakan perumpun (anakan), bobot basah umbi perumpun (gram) dan bobot umbi per hektar (Ton/ha) tanaman bawang daun. Belum ditemukan jenis mulsa yang terbaik untuk pertumbuhan hasil tanaman bawang merah.


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
Author(s):  
Rendi Hermawan ◽  
Effi Yudiawati
Keyword(s):  

Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muara Bungo, dengan ketinggian 101 meter diatas permukaan laut, dengan temperatur udara berkisar antara 25oC-31oC, dengan rata-rata curah hujan per bulan adalah 179 - 279 mm pada bulan basah dan 68 – 106 mm pada bulan kering dengan tanah jenis Ultisol. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 01 Desember sampai dengan 28 Februari 2017. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon Kacang Hijau Varietas Murai terhadap pemberian kombinasi beberapa jenis pupuk pada tanah Ultisol dan untuk mengetahui kombinasi pemberian beberapa jenis pupuk yang terbaik terhadap tanaman kacang hijau varietas murai pada tanah Ultisol.Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan dan 4 kelompok. Adapun perlakuan sebagai berikut : P0 (Pupuk Dolomit 0 t/ha,Pupuk  KCL 0 kg/ha dan Fermentasi Urine Sapi 0 ml/l air), P1 (Pupuk Dolomit 2 t/ha, Pupuk KCL 25 kg/ha dan Fermentasi Urine Sapi 100 ml/l air), P2 (Pupuk Dolomit  4 t/ha, Pupuk KCL 50 kg/ha dan Fermentasi Urine Sapi 200 ml/l air), P3 (Pupuk Dolomit  6 t/ha, Pupuk KCl 75 kg/ha dan Fermentasi Urine Sapi 300 ml/l air) dan P4 (Pupuk Dolomit  8 t/ha, Pupuk KCl 100 kg/ha dan Pupuk Urine Sapi 400 ml/l air). Adapun parameter yang diamati adalah tinggi tanaman (cm), jumlah cabang primer (cm), diameter batang pokok (cm), jumlah polong isi pertanaman (buah), jumlah biji pertanaman (biji) dan hasil biji kering per hektar (ton). Hasil pengamatan dianalisis secara statistik dengan analisis ragam dan apabila terdapat pengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji duncan’s  multiple range test (DNMRT) taraf 5%.Hasil penelitian menunjukan bahwa respon kacang hijau varietas murai terhadap variabel tinggi tanaman (cm) dan lingkar batang (cm) menunjukan respon yang sama sementara pada jumlah cabang primer (buah), jumlah polong isi per tanaman (buah), jumlah biji pertanaman (biji) dan hasil biji kering per hektar (ton) memberikan respon yang berbeda. Respon kacang hijau varietas murai pada perlakuan P1 (dolomit 2 t/ha + KCL 25 kg/ha + 100 ml/l air Fermentasi Urine sapi) merupakan perlakuan terbaik di tanah Ultisol.


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
Author(s):  
Atman Atman

Bawang merah adalah salah satu komoditas bahan makan penting di Indonesia dengan rata-rata konsumsi per kapita sebesar 49,3 g per minggu. Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, dan Sumatera Barat merupakan sentra produksi bawang merah. Sebagian besar budidaya bawang merah masih menggunakan umbi sebagai sumber benih dengan biaya pembelian yang sangat tinggi (Rp.45 juta/ha). Penggunaan sumber benih asal biji sangat berprospek dikembangkan di Indonesia karena dapat mengurangi biaya pembelian benih sampai 66,7% dan mengurangi penggunaan hasil panen untuk sumber benih berikutnya (berkisar 10-15% dari hasil). Permasalahannya, informasi tentang teknologi budidaya bawang merah asal biji masih sedikit sehingga diperlukan penelitian-penelitian untuk mendapatkan komponen teknologi bawang merah spesifik lokasi. Informasi yang saat ini tersedia, antara lain: (1) Proses perbanyakan benih bawang merah dianjurkan di dataran tinggi (1.000-1.500 m dpl); (2) Tersedia beberapa varietas, seperti; Bima, Pikatan, Tuk Tuk, Tajuk, BM 8705, Sanren, Manjung, Trisula, dan Pancasona, namun perlu diuji daya adaptasinya pada lokasi spesifik; (3) Penanaman di dataran tinggi sebaiknya lebih rapat dibandingkan di dataran rendah; dan (4) Pupuk organik dan anorganik sangat diperlukan, namun informasi tentang dosis, cara, dan waktu pemberiannya berdasarkan spesifik lokasi sedikit.


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
Author(s):  
Yesi Harnita ◽  
Subagiono Subagiono

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kapuk Kecamatan Tabir Ulu, dengan ketinggian tempat ± 80 m dpl, jenis Ultisol dengan pH 4,5 (Monografi Desa Kapuk, 2017), Penelitian dilaksanakan pada tanggal 12 Oktober 2019 sampai 28 November 2019. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lama perendaman air kelapa dan untuk mengetahui waktu lama perendaman air kelapa yang terbaik terhadap uji viabilitas biji kurma (Phoenix dactylifera L.)Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan yaitu : K0 (tanpa perlakuan), K1 (direndam dengan air kelapa selama 2 jam, K2 (direndam dengan air kelapa selama 4 jam) dan K3 (direndam dengan air kelapa selama 6 jam). Varaibel yang diamati dalam penelitian ini yaitu umur berkecambah (hss), persentase perkecambahan (%), jumlah kecambah normal (biji), laju perkecambahan (hari) dan panjang radikal (cm). Untuk melihat pengaruh perlakuan terhadap variabel yang diamati maka data yang diperoleh dianalisis secara statistik menggunakan sidik ragam dan apabila hasil analisis berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji Duncan New Multiple Range Test (DNMRT) pada tarif nyata 5%.Hasil penelitian menunjukan bahwa lama perendaman pada air kelapa berpengaruh nyata terhadap umur berkecambah (hari), persentase berkecambah (%), jumlah kecambah normal (biji), dan panjang radikal (cm) tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap laju perkecambahan (hari). Perlakuan K1 (direndam 2 jam dengan air kelapa) memberikan hasil terbaik terhadap viabilitas biji kurma (Phoenix dactylifera L.)


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
Author(s):  
Firdo Ramadan ◽  
Budi Prastia
Keyword(s):  

Penelitian ini dilaksanakan di lahan penduduk Kelurahan Sungai Pinang Kecamatan Bungo Dani Kabupaten Bungo dilaksanakan selama 4 bulan dari tanggal 01 Desember 2016 sampai dengan 30 Maret 2017. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Pemberian Beberapa Jenis Bokashi Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Terung (Solanum melongena L). Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah  Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan, adapun perlakuan B0 (tanpa perlakuan), B1 Pemberian pupuk bokasi alang-alan, B2 Bokashi enceng gondok,  B3, Bokashi Serbuk Gergaji dan B4 Bokashi Pupuk Kandang Sapi. Hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan Analisis Ragam (Anova), apabila berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji Duncan New Multiple Range Test (DNMRT) pada taraf 5 %. Parameter  yang diamati adalah tinggi tanaman (cm), jumlah daun per tanaman (helai), jumlah cabang primer dan rataan jumlah buah per tanaman. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian berbagai jenis pupuk bokashi berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman (cm dan jumlah buah per tanaman, akan tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun per tanaman (helai) dan jumlah cabang primer (buah). Perlakuan B1 merupakan perlakuan terbaik terhadap hasil tanaman terung


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
Author(s):  
Yetnawati Yetnawati ◽  
Hasnelly Hasnelly
Keyword(s):  

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sungai Abang, Kecamatan VII Koto Ilir dengan ketinggian tempat + 90 - 175 mdpl dengan jenis tanah Ultisol dengan pH 5,8-6,0 dan dengan rata-rata temperatur 220 C-330 C (Monografi Desa Sungai Abang, 2018). Penelitian dilaksanakan pada tanggal 25 Juli 2019 sampai 03 Nopember 2019. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh berbagai jenis mulsa organik dan mendapatkan jenis mulsa organik yang terbaik untuk pertumbuhan dan produksi tanaman Terung (Solanum melongena L)Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan yaitu : M0 (tanpa mulsa), M1 (mulsa jerami padi), M2 (mulsa Kirinyuh), M3 (mulsa Alang-alang) dan M4 (mulsa petai cina). Parameter yang diamati yaitu tinggi anaman (cm), jumlah cabang produktif (buah), jumlah buah pertanaman (buah), berat buah pertanaman (g) dan produksi (ton/ha). Data dianalisis secara statistik dengan menggunakan sidik ragam, bila berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji Duncan New Multiple Range Test (DNMRT) pada taraf 5%.Berbagai jenis mulsa organik tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman dan produksi tanaman Terung (Solanum melongena L). Mulsa jerami padi merupakan mulsa organik yang tepat untuk meningkatkan tinggi tanaman, jumlah buah pertanaman dan berat buah pertanaman serta produksi tanaman Terung (Solanum melongena L).


2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
Author(s):  
Chairil Ezward ◽  
Elfi Indrawanis ◽  
A. Haitami ◽  
Wahyudi Wahyudi

Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan penting di Kabupaten Kuantan Singingi. Karena beras menjadi sumber bahan makanan pokok masyarakatnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakter agronomi 26 genotipe padi lokal Kabupaten Kuantan Singingi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) non Faktorial, terdiri dari 26 genotipe padi lokal sebagai perlakuannya. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan 26 genotipe  padi lokal berpengaruh nyata terhadap semua parameter pengamatan. Pada pengamatan jumlah anakan produktif, genotipe yang paling banyak jumlah anakan produktifnya terdapat pada genotipe PL25 (Saronda kuning) yaitu 11,49 batang. Pada pengamatan jumlah anakan hampa, genotipe yang paling sedikit jumlah anakan hampa adalah genotipe PL03 (Pandan wangi F4), PL10 (Limbayang), PL17 (Pulut kari) dan PL24 (Padi gondok) yaitu 0,24 batang. Pada pengamatan jumlah bulir permalai, yang paling banyak jumlah bulir permalai adalah genotipe PL09 (Samo putiah) yaitu 298,67 bulir. Pada pengamatan Berat Gabah Kering (gram/plot), genotipe yang paling berat adalah genotipe PL05 (Padi Ronda putiah) yaitu 102,19 (gram/plot). Pada pengamatan Berat Gabah Kering (ton/hektar), genotipe yang paling berat adalah genotipe PL05 (Padi Ronda putiah) yaitu 1,62 ton/hektar. Kata kunci : Genotipe padi lokal, Kabupaten Kuantan Singingi, Karakter Agronomi.The rice plant is an important food crop in the Kuantan Singingi district. Bicause rice is a source of staple food. The purpose of this study was to determine the agronomic characters of 26 lokal rice genotypes of Kuantan Singingi Regency. The method used in this research is a non factorial randomized block design method, consisted of 26 local rice genotypes as treatment. The result showed that 26 local rice genotypes significantly affected all the observed parameters. On the observation, the highest number of productive tillers was PL25 (Saronda kuning) treatment, namly 11,49 stems. On the observation, the number of empty tillers was the least PL03 (Pandan wangi F4), PL10 (Limbayang), PL17 (Pulut kari) dan PL24 (Padi gondok) was 0,24 stems. In observation, the most number of bullets was PL09 (Samo putiah), namely 298,67. In the observation of dry grain weight (grams/plot) was PL05 (Padi Ronda putiah) namely 102,19 grams/plot. In the observation of dry grain weight (tones/hectare) was PL05 (Padi Ronda putiah) namely 1,62 (tones/hectare). Keywords : Local rice genotypes, Kuantan Singingi Regency, Agronomic Character  


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document