scholarly journals PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA JENIS BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TERUNG (Solanum melongena L)

2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
Author(s):  
Firdo Ramadan ◽  
Budi Prastia
Keyword(s):  

Penelitian ini dilaksanakan di lahan penduduk Kelurahan Sungai Pinang Kecamatan Bungo Dani Kabupaten Bungo dilaksanakan selama 4 bulan dari tanggal 01 Desember 2016 sampai dengan 30 Maret 2017. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Pemberian Beberapa Jenis Bokashi Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Terung (Solanum melongena L). Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah  Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan, adapun perlakuan B0 (tanpa perlakuan), B1 Pemberian pupuk bokasi alang-alan, B2 Bokashi enceng gondok,  B3, Bokashi Serbuk Gergaji dan B4 Bokashi Pupuk Kandang Sapi. Hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan Analisis Ragam (Anova), apabila berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji Duncan New Multiple Range Test (DNMRT) pada taraf 5 %. Parameter  yang diamati adalah tinggi tanaman (cm), jumlah daun per tanaman (helai), jumlah cabang primer dan rataan jumlah buah per tanaman. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian berbagai jenis pupuk bokashi berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman (cm dan jumlah buah per tanaman, akan tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun per tanaman (helai) dan jumlah cabang primer (buah). Perlakuan B1 merupakan perlakuan terbaik terhadap hasil tanaman terung

2019 ◽  
Vol 3 (3) ◽  
pp. 159
Author(s):  
Dedi Purba ◽  
Didik Wisnu Widjajanto ◽  
Endang Dwi Purbajanti

Percobaan bertujuan untuk mengevaluasi efek dari berbagai dosis nitrogen dan waktu penerapan pupuk organik cair (POC) dan interaksi dari dua perlakuan pada pertumbuhan dan produksi terong hijau. Desain acak lengkap disusun sebagai pola faktorial 4x3 digunakan di seluruh percobaan. Setiap unit percobaan diulang tiga kali. Faktor pertama terdiri dari berbagai dosis POC yaitu D0: tidak ada penambahan POC, D1: 25 kg N/ha, D2: 50 kg N/ha, D3: 75 kg N/ha, masing-masing setara dengan 800, 1600, 2400 ml POC/tanaman. Faktor kedua adalah waktu aplikasi POC terdiri dari M1, M2 dan M3 berturut-turut selama 7, 28 hari setelah tanam (HST) dan pada saat berbunga. Parameter yang diamati meliputi jumlah daun, klorofil daun tanaman, jumlah dan bobot buah segar. Data yang dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan ANOVA dan Duncan Multiple Range Test (DMRT) digunakan untuk analisis lebih lanjut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh interaksi yang signifikan dari tingkat perlakuan POC yang berbeda dan waktu aplikasi POC terutama pada bobot buah segar. Dosis POC 1600 ml/tanaman meningkatkan jumlah buah. Perlakuan kombinasi 2400 ml/tanaman dan 7 HST meningkatkan kualitas fisik tanaman terung hijau. Kata kunci: terung hijau, pupuk organik cair, nitrogen, waktu aplikasi POC


2021 ◽  
Vol 7 (3) ◽  
pp. 359-370
Author(s):  
Aliyaman Aliyaman

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh mineral nitrogen dan besi terhadap sifat fisiologis dan pertumbuhan tanaman terong lokal buton (solanum melongena L). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktor tunggal. Perlakuan berupa pemupukkan dengan membuat larutan Hoagland sebanyak tiga jenis yaitu larutan lengkap, larutan tanpa N, larutan N tiga kali, larutan tanpa Fe, dan larutan Fe tiga kali. Masing-masing perlakuan diulang tiga kali dengan 5 tanaman tiap ulangan. Analisis data pengamatan menggunakan analisis sidik ragam. Apabila ditemukan beda nyata diantara perlakuan maka dilanjutkan dengan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan nutrisi dengan beda komposisi serta tingkat dosis berpengaruh terhadap sifat fisiologis tanaman terong lokal buton seperti tinggi tanaman, kandungan klorofil, aktivitas nitrat reduktase dan nisbah luas daun. Secara keseluruhan, perlakuan nutrisi 3 Fe lebih baik dibandingkan dengan perlakuan nutrisi lainnya, yang disebabkan oleh tanaman terong lokal buton masih toleran terhadap penambahan perlakuan Fe.


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
Author(s):  
Yetnawati Yetnawati ◽  
Hasnelly Hasnelly
Keyword(s):  

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sungai Abang, Kecamatan VII Koto Ilir dengan ketinggian tempat + 90 - 175 mdpl dengan jenis tanah Ultisol dengan pH 5,8-6,0 dan dengan rata-rata temperatur 220 C-330 C (Monografi Desa Sungai Abang, 2018). Penelitian dilaksanakan pada tanggal 25 Juli 2019 sampai 03 Nopember 2019. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh berbagai jenis mulsa organik dan mendapatkan jenis mulsa organik yang terbaik untuk pertumbuhan dan produksi tanaman Terung (Solanum melongena L)Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan yaitu : M0 (tanpa mulsa), M1 (mulsa jerami padi), M2 (mulsa Kirinyuh), M3 (mulsa Alang-alang) dan M4 (mulsa petai cina). Parameter yang diamati yaitu tinggi anaman (cm), jumlah cabang produktif (buah), jumlah buah pertanaman (buah), berat buah pertanaman (g) dan produksi (ton/ha). Data dianalisis secara statistik dengan menggunakan sidik ragam, bila berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji Duncan New Multiple Range Test (DNMRT) pada taraf 5%.Berbagai jenis mulsa organik tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman dan produksi tanaman Terung (Solanum melongena L). Mulsa jerami padi merupakan mulsa organik yang tepat untuk meningkatkan tinggi tanaman, jumlah buah pertanaman dan berat buah pertanaman serta produksi tanaman Terung (Solanum melongena L).


Planta Medica ◽  
2011 ◽  
Vol 77 (05) ◽  
Author(s):  
JRA Gomes ◽  
KSS Sugathadasa ◽  
LP Jayatissa ◽  
R Samarasekera

2015 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
Author(s):  
D. Sartika ◽  
R. Palupi ◽  
A. Fariani
Keyword(s):  

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui performa ayam ras petelur fase produksi I yang diberi tepung limbah udang olahan (TLUO). Penelitian ini menggunakan 40 ekor ayam ras petelur tipe medium strain Lohmann umur 5 bulan yang diproduksi oleh PT. Comfeed Multi Breeder. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri atas 4 perlakuan dan 5 ulangan. Ransum perlakuan yang digunakan adalah ransum tanpa penggunaan TLUO (R0); penggunaan TLUO 6,6% (R1); penggunaan TLUO 13% (R2); dan penggunaan TLUO 20% (R3) dalam ransum. Parameter yang diamati meliputi konsumsi ransum, berat telur, produksi telur, dan konversi ransum. Data diolah dengan analisis keragaman dan dilakukan uji lanjut Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) jika terdapat perbedaan yang nyata antar perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tepung limbah udang olahan dalam ransum ayam ras petelur strain Lohmann fase produksi I berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap konsumsi ransum, berat telur, produksi telur, dan konversi ransum.


2019 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 20
Author(s):  
Abdul Rahman Ollong ◽  
Rizki Arizona ◽  
Rusli Badaruddin

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan minyak buah merah (MBM) pada pakan terhadap kualitas fisik daging ayam broiler. Seratus ekor ayam broiler umur sehari (DOC) ditempatkan pada lima kelompok perlakuan pakan yang berbeda, yaitu: P1 (pakan kontrol/tanpa penambahan minyak), P2 (2% MBM), P3 (4% MBM), P4 (6% MBM) dan P5 (6% Minyak kelapa sawit). Setiap kelompok perlakuan terdiri dari empat ulangan masing-masing dengan lima ekor. Ayam broiler dipelihara selama 35 hari. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan analisis variansi pola searah dan diuji lanjut dengan Duncan’s New Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua variable yang diamati menunjukkan adanya pengaruh nyata (P<0,05) terhadap perlakuan yang diberikan. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan minyak buah merah (MBM) dalam pakan mampu memberikan pengaruh terhadap pH Daging, Daya Ikat Air (DIA), susut masak dan keempukan daging ayam broiler.Kata kunci : daging ayam broiler, daya ikat air, keempukan daging, pH daging, susut masakABSTRACT The experiment was conducted to study the effect of red fruit oil (RFO) onphysical quality  of broiler chicken. One hundred day old chicken (DOC) were placed in four groups of different treatments, of from levels of RFO (P1 (diet without addition of RFO), P2 (2% RFO), P3 (4% RFO) and P4 (6% RFO) and P5 (6% Palm oil)). The treatment group consisted of fivereplications with five birds each. Broiler chickens were reared for 35 days. Statistical analysis used Completely Randomized Design (CRD) and followed by Duncan’s New Multiple Range Test (DMRT). The results showed that the pH value, moisture content, water holding capacity, and cooking loss was significant differences. It could be concluded that the addition of red fruit oil in the diet give effect  of broiler chicken meat.Keywords: broiler meat, cooking loss, moisture content, pH value, water holding capacity


2011 ◽  
Vol 4 (8) ◽  
pp. 1-3
Author(s):  
S. AYYANAR S. AYYANAR ◽  
◽  
Dr. M. A. K. Pillai Dr. M. A. K. Pillai ◽  
Dr. N. Murugesan Dr. N. Murugesan

2017 ◽  
Author(s):  
Agung Sugiharto ◽  
Dwi Rahmawati ◽  
FNU Prayitno

Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi dan mutu benih di lahan salin yaitu melalui penggunaan metode ratun dengan penambahan bakteri sintetik Synechoccocus sp. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produksi dan mutu benih padi ratun yang tercekam salinitas dengan penambahan bakteri sintetik Synechoccocus sp. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli - Desember 2015 di Desa Suco, Kecamatan Mumbul Sari Jember dan Laboratorium Teknologi Benih Politeknik Negeri Jember. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAK) dengan 2 faktor dan 3 ulangan. Faktor pertama adalah cekaman Salinitas (S) yang terdiri dari 5 taraf, S1 = tanpa cekaman (kontrol), S2 = cekaman salinitas 1000 ppm, S3 = cekaman salinitas 2000 ppm, S4 = cekaman salinitas 3000 ppm, S5 = cekaman salinitas 4000 ppm. Faktor kedua inokulasi bakteri sintetik Synechoccocus sp. (B), yang terdiri dari 2 taraf, B1 = tanpa inokulasi bakteri (kontrol), B2 = Inokulasi sintetik Synechoccocus sp. Data dianalisis menggunakan uji F (ANOVA) dan dilanjutkan dengan perhitungan Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian menunjukan perlakuan salinitas 1000 ppm (S2) menghasilkan jumlah anakan ratun produktif tertinggi yaitu 19,33 anakan. Cl- mempunyai fungsi utama dalam reaksi fotosintesis sehingga cekaman salintas pada perlakuan 1000 ppm (S2) dapat ditoleran oleh tanaman padi varietas Ciherang pada fase vegetatif. Pemberian Bakteri (B) Synechococcus sp. mampu menghasilkan tunas ratun tertinggi pada fase vegetatif yaitu 40,10 cm. Interaksi dari dua perlakuan menunjukan hasil yang nyata pada parameter jumlah gabah bernas yaitu cekaman salinitas 4000 ppm dengan inokulasi bakteri (B2S5) menghasilkan gabah bernas yang paling tinggi sebesar 99,06 butir. Inokulasi tanaman dengan Synechococcus sp. mampu meningkatkan kandungan nitrogen dan kandungan klorofil dalam jaringan tanaman. Interaksi antara cekaman salinitas 1000 ppm dengan inokulasi bakteri (B2S2) menghasilkan produksi per Ha yang paling tinggi yaitu 1,389 ton dan potensi produksi per Ha tertinggi yaitu 1.66 ton/ha.


Author(s):  
Juliana Martins de Mesquita Matos ◽  
Rosana De Carvalho Cristo Martins ◽  
Valéria Regina Bellotto ◽  
Lilian Gomes da Silva Rocha ◽  
Eloiza Aparecida Barbosa ◽  
...  

Dalbergia miscolobium or Jacarandá do Cerrado is a species of legume in the Fabaceae family. It occurs in the sensu stricto Cerrado and in the dystrophic cerradão. It shows potential for landscaping and for recovering damaged areas. It is an endangered species and therefore is protected by the law that prevents cut in areas of the Federal District (Decree No. 14.783/93). The purpose of this study was to determine the best procedure to prepare seeds of Dalbergia miscolobium to assess viability in the tetrazolium test. We carried out the following treatments: i) hydration on filter paper at 25 ° C, ii) hydration on filter paper at 25 ° C followed by a cut in the tegument and iii) hydration on filter paper at 25 ° C followed bya complete removal of the tegument. The results were analyzed using analysis of variance and the Tukey range test. The analyzes showed that the best procedure to prepare seeds of Dalbergia miscolobium is the treatment in which there is a hydration followed by the complete removal of the integument. Where 78% of the seeds showed uniform staining, indicating that the seeds analyzed are of good quality. The other treatments, hydration and hydration followed by cutting, showed respectively 35% and 41% of viable seeds. RESUMO A Dalbergia miscolobium ou Jacarandá do Cerrado é uma espécie de leguminosa da família Fabaceae. Ocorre no sentido stricto Cerrado e no cerradão distrófico. Possui potencial para paisagismo e para recuperar áreas degradadas. É uma espécie ameaçada de extinção e, portanto, está protegida pela lei que previne o corte em áreas do Distrito Federal (Decreto 14.783 / 93). O objetivo deste estudo foi determinar o melhor procedimento de prepararação das sementes de Dalbergia miscolobium para serem submetidas à análise de viabilidade pelo teste de tetrazólio. Foram realizados os seguintes tratamentos: i) hidratação em papel de filtro a 25 ° C, ii) hidratação em papel de filtro a 25 ° C seguida de um corte no tegumento e iii) hidratação em papel de filtro a 25 ° C seguido de remoção completa do tegumento. Os resultados foram analisados utilizando-se a análise de variância e o teste de médias de Tukey. As análises mostraram que o melhor procedimento para preparar sementes de Dalbergia miscolobium é o tratamento em que há uma hidratação seguida pela remoção completa do tegumento, onde 78% das sementes apresentaram coloração uniforme, indicando que as sementes analisadas são de boa qualidade. Os demais tratamentos, hidratação e hidratação seguida de corte, mostraram respectivamente 35% e 41% de sementes viáveis.


2016 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 73-79
Author(s):  
Suroto Hadi Saputra ◽  
Paluphy Eka Yustini

Applications bawang tiwaiextractin the form ofpastaI have everdone in thefoodpreservativehaving troubleamong othersinsolubleandmixedwell withthe doughingredientsof food. One alternativeto overcome these problemsismicroencapsulated bawang tiwai extract.In this study, bulb bawangtiwaiextractedwithethanol 98%. Researchusinga completely randomized designfactorial3x2was repeated3times. The firstfactorcomposition ofthe coating materialwith 3 levels, the secondfactorwith 2degreetemperature.  Analysisof variance and dunken multiplerangetestfurthertestat5% confidence levelusing thesoftwareSPSSversion20. Results oftreatment ofthe coating materialcompositionandtemperatureas well as theinteractionsignificantly affected thephenol content, water content, solubilityin water, particle size andconcentration of ethanol. The results of analysisduncanmultiplerank testof showdifferentlevels ofphenol, water content, solubilityin water, particle size andconcentration of ethanol. The results showedthe highest valuein treatment(s1p1) phenolcontent of1.50%, (s2p1) lowwater content15.27%, (s1p1) watersoluble extracthighestlevel of87.45% (s2p1) 216.77smallestparticlesizeand(s2p1) lowethanollevels15, 17ppmABSTRAKAplikasi ekstrak bawang tiwai dalam bentuk pasta yang pernah dilakukan dalam pengawet pangan mengalami kesulitan antara lain tidak mudah larut dan tercampur secara baik dengan bahan adonan pangan. Salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah mikroenkapsulasi ekstrak bawang tiwai.  Dalam penelitian ini, umbi bawang tiwai diekstrak dengan etanol 98%. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap faktorial 3 x 2 diulang 3 kali. Faktor pertama komposisi bahan penyalut dengan 3 taraf, faktor kedua suhu dengan 2 taraf. Hasil analisis sidik ragam dan uji lanjut dunken multiple range test pada tingkat kepercayaan 5% menggunakan soft ware SPSS versi 20. Analisa parameter pada penelitian ini antara lain kadar fenol, kadar air, kadar sari larut air dan ukuran partikel. Hasil perlakuan komposisi bahan penyalut dan suhu serta interaksi berpengaruh nyata terhadap kadar fenol, kadar air, kelarutan dalam air, ukuran partikel dan kadar etanol. Hasil analisisduncan multiple rank test (DMRT) menunjukkan berbeda nyata terhadap kadar fenol, kadar air, kelarutan dalam air, ukuran partikel dan kadar etanol. Hasil penelitian menunjukkan nilai tertinggi pada perlakuan (s1p1) kadar fenol 1,50 %, (s2p1) kadar air terendah 15,27%, (s1p1) kadar sari larut air tertinggi 87,45%(s2p1) ukuran partikel terkecil 216,77 dan (s2p1) kadar etanol terendah 15, 17 ppm. Kata kunci : bawang tiwa,  mikroenkapsulasi, maltodekstrin, na-kaseinat, pengawet pangan.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document