STIGMA: Jurnal Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unipa
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

66
(FIVE YEARS 34)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

2621-9093, 1412-1840

Author(s):  
I.A.K. Pramushinta ◽  
P.T. Hardani
Keyword(s):  

Bunga matahari (Helianthus annus L.) merupakan salah satu tanaman yang memiliki banyak manfaat. Minyak pada biji bunga matahari mengandung asam lemak tak jenuh berupa oleat dan linoleate yang lebih banyak bila dibandingkan pada minyak kedelai, kacang tanah, jagung, dan kelapa sawit. Minyak biji bunga matahari juga dilaporkan dapat digunakan sebagai bahan dasar hand body lotion. Penelitian ini bertujuan membuat formulasi Hand Body Lotion dari ekstrak Biji Bunga Matahari kemudian dilakukan evaluasi. Evaluasi yang dilakukan yaitu pH, Homogenitas, Warna dan Bau. Hasil evaluasi pH didapatkan adanya perubahan pH masing-masing formula masih berada pada rentang pH sediaan topical 4,5-8 (SNI 16-4399-1996). Sedangkan hasil uji homogentitas yang terbaik pada formula II apabila dibandingkan pada formula I dan III disebabkan karena menggumpal pada formula I dan III. Hasil uji pada bau dan warna Hand Body Lotion tidak mengalami perubahan dengan adanya pendapat 35 responden.    Kata Kunci: Hand Body Lotion, Ekstrak Biji Bunga Matahari, Semisol


Author(s):  
Ida Rahmawati ◽  
Tutut Indah Sulistiyowati

Irenggolo merupakan kawasan wisata air terjun yang terletak di pegunungan Wilis. Kawasan ini memiliki keragaman flora yang cukup baik, salah satunya adalah famili Asteraceae. Famili ini memiliki anggota yang sangat beragam. Penelitian tentang tumbuhan Asteraceae dikawasan ini belum pernah dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis tumbuhan dari famili Asteraceae yang hidup di kawasan Irenggolo. Pengambilan sampel menggunakan teknik Visual Encounter Survey pada empat area yang berbeda. Hasil pengamatan diperoleh 13 jenis tumbuhan dari famili Asteraceae dengan tiga tribe yaitu, Sphagneticola trilobata, Galinsoga parviflora, Crassocephalum crepidioides, Cosmos sulphureus, Tagetes erecta, Sonchus wightianus, Conyza bonariensis, Ageratum conyzoides, Dahlia pinnata, Bidens pilosa, Zinnia elegans, Chromolaena odorata, serta Eupatorium capillifolium.   Kata kunci: famili, Asteraceae, tumbuhan


Author(s):  
Anak Agung Putu Sri Mahayani ◽  
Amelia Nirmalawaty

Umumnya bagian buah naga yang dimanfaatkan hanya daging buahnya saja untuk dikonsumsi secara langsung maupun diolah sebagai produk pangan lainnya, sedangkan bagian kulitnya dibuang begitu saja. Berdasarkan beberapa hasil penelitian, kulit buah naga merah kaya akan sumber polyphenol dan antioksidan. Aktivitas antioksidan kulit buah naga merah lebih besar dibandingkan aktivitas di daging buahnya, sehingga kulit buah naga dapat dijadikan sebagai obat herbal alami dengan memanfaatkan antioksidan di dalam. Semakin ditambahkan ekstrak kulit buah naga maka daya simpan pempek lebih lama dibandingkan tanpa penambahan ekstrak kulit buah naga (kontrol) penggunaan plastik vacuum dapat meningkatkan masa simpan pempek.   Kata Kunci: ekstrak kulit buah naga, pempek, sifat fisik, sifat kimia  


Author(s):  
Santi Amelia Putri ◽  
Tatang Sopandi
Keyword(s):  

Tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat konsumsi nitrogen dan karbon pada beberapa variasi konsentrasi kotoran burung puyuh sebagai media kultuvasi Spirulina platensis. Penelitian telah dilakukan pada bulan 10 April sampai 19 Juni 2020 di Laboratorium Biologi Fakultas Sains Teknologi Universitas PGRI Adi Buana Surabaya. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 konsentrasi kotoran burung puyuh yang masing-masing diulang 5 kali. Konsentrasi kotoran burung puyuh yang digunakan sebagai media kultivasi S. platensis terdiri atas 50, 100 dan 150 g/l, serta media Zarrouk sebagai control () g/l kotoran burung puyuh). Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi kotoran burung puyuh dalam media kultivasi berpengaruh signifikan (P<0.05) terhadap konsumsi nitrogen dan  karbon dan biomassa  S. platensis.   Konsumsi nitrogen pada kosentrasi kotoran burung puyuh 100 dan 150 g/l signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan konsumsi nitrogen pada konsentrasi 50 g/l dan media Zarrouk. Konsumsi karbon pada konsentrasi kotoran burung puyuh 150 g/l signifikan (P<0.05) dibandingkan dengan 50 dan 100 g/l kotoran burung puyuh tetapi signifikan (P<0.05) lebih rendah dibandingkan konsumsi karbon pada media Zarrouk. Hasil biomassa S. platensis  yang diperoleh dari media kotoran burung puyuh dengan kosentrasi 100 g/l signifikan (P<0.05) dibandingkan 50 dan 150 g/l kotoran burung puyuh tetapi signifikan lebih rendah dibandingkan biomassa yang diperoleh dari media Zarrouk. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kotoran burung puyuh dapat dimanfaatkan sebagai sumber nitrogen dan karbon untuk kultivasi S.platensis. Konsentrasi 100 g/l kotoran burung puyuh merupakan konsentrasi optimum untuk digunakan dalam media kultivasi S.platensis.   Kata kunci : S. platensis, kotoran burung puyuh, nitrogen, karbon, biomassa


Author(s):  
Hafidha Asni Akmalia

Adaptasi dilakukan oleh tumbuhan demi kelangsungan hidupnya di lingkungan yang sangat dinamis. Salah satu jenis adaptasi yang dikembangkan adalah adaptasi anatomis pada akar, batang, maupun daun. Tujuan review artikel ini yakni memberikan langkah yang dapat dilakukan manusia dalam membantu tumbuhan untuk menjaga adaptasi anatomisnya sehingga dapat mendorong pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan di bawah stress lingkungan. Review ini didasarkan pada telaah pustaka pada artikel-artikel ilmiah yang membahas tentang adaptasi anatomis tumbuhan terhadap perbedaan stress lingkungan. Berdasarkan kajian yang dilakukan, perlu adanya upaya penelitian lebih lanjut guna menjaga tumbuhan tetap lestari di bawah stress lingkungan yang semakin menantang.   Kata kunci: adaptasi; anatomi; stress lingkungan


Author(s):  
Tiurma Wiliana Susanti Panjaitan ◽  
Dwi Agustiyah Rosida

Flakes dapat dibuat dari berbagai macam bahan makanan yang mengandung karbohidrat dan dapat ditambahkan bahan makanan sumber zat gizi lain untuk memenuhi kebutuhan gizi. Oleh karena itu, penting diciptakannya suatu produk sereal yang memenuhi kriteria sebagai pangan alternatif yang kaya akan energi, protein serta zat gizi lain seperti dan kalsium (Ca). Labu kuning mengandung β-karoten sedangkan tanaman kelor, khususnya pada daun mengandung kadar kalsium cukup tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kandungan dan Ca serta tekstur pada flakes yang disubstitusi dengan formulasi tepung labu kuning dan tepung daun kelor. Substitusi labu kuning dan daun kelor diharapkan dapat memenuhi kebutuhan akan β-karoten dan calcium. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap 1 Faktor yaitu formulasi tepung labu kuning dan tepung daun kelor untuk mensubstitusi tepung terigu, dengan komposisi F0 (100:0:0), F1 (70:27,5:2,5), F2 (70:25:5) dan F3 (70:22,5:7,5). Parameter yang diamati kadar β-karoten, kadar kalsium dan sifat fisik/tekstur dianalisis dengan analisis varian (ANAVA) dan beda nyata terkecil (BNT) bila terdapat perbedaan pada taraf nyata 5%. Formulasi tepung labu kuning dan tepung daun kelor tidak berpengaruh terhadap tekstur flake, tetapi berpengaruh nyata terhadap kadar kalsium dan kadar betakaroten. Semakin banyak penambahan tepung daun kelor dan semakin sedikit tepung labu kuning, maka kadar kalsium semakin tinggi, sebaliknya semakin banyak penambahan tepung labu kuning dan semakin sedikit tepung daun kelor, maka kadar betacaroten semakin tinggi. Berdasarkan kandungan betakarotennya formula yang disarankan F1 karena kandungan betakarotennya paling tinggi, sedangkan dari kadar kalsium formulasi F3 karena mengandung kadar kalsium paling tinggi Kata kunci: flake, tepung labu kuning, tepung daun kelor, β-karoten, kadar kalsium, tekstur


Author(s):  
Bertiana Jelimat ◽  
Ngadiani ◽  
Ngadiani

Ekstrak pakis adalah tanaman yang mengandung hormon giberelin. Zat pengatur tumbuh adalah hormon sintetis dari luar tubuh tanaman. Hormon giberelin mempunyai fungsi untuk merangsang perkecambahan, pertumbuhan akar, tunas daun dan menunda penuaan pada daun. Penelitian ini bertujuan  untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak pakis sayur terhadap anatomi tanaman cabai rawit berupa kerapatan stomata dan indeks stomata.Penelitian ini dimulai pada bulan Maret-Mei di green house Universitas PGRI Adi Buana Surabaya. Perlakuan ekstrak pakis sayur P0 (0%), P1 (5%), P2 (10%) dan P3 (15%). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 4 taraf  perlakuan dan 6 kali ulangan. Pemberian ekstrak pakis pada tanaman cabai rawit diberikan pada umur tanam 1 bulan, selama 4 kali dengan pemberian 1 minggu sekali. Data hasil penelitian kemudian dianalisis dengan menggunakan spss 16.0 analisis varians  satu arah. Data berpengaruh signifikan  akan dilanjutkan uji lanjut yakni uji Duncan. Hasil penelitian membuktikan bahwa pemberian ekstrak daun pakis sayur  menunjukan pengaruh yang  nyata (P<0,05) pada kerapatan somata dan indeks stomata daun cabai rawit. Hasil uji Duncan menunjukan bahwa perlakuan P3 (15%) berbeda nyata dibandingkan dengan perlakuan P0 (0%), P1 (5%), P2 (10%).   Kata kunci: Ekstrak daun pakis sayur, indeks stomata, kerapatan stomata daun cabai rawit.


Author(s):  
T. Antonia Bilafa ◽  
I.A.K. Pramushinta

Pemberian insektisida nabati berasal dari ekstrak daun enceng gondok untuk melihat tingkat kematian pada ulat grayak pada tanaman bayam merah. Analisis yang diamati dari jumlah daun dan produksi tanaman bayam merah, Perlakuan insektida alami menggunakan konsentrasi P0 (0%), P1 (5%), P2 (10%) dan P3 (15%). Analisis penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 6 kali ulangan, data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji ANNOVA dan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mempersembahkan insektisida nabati pada ektrak daun eceng gondok memberikan pengaruh nyata (P <0,05) pada jumlah kematian ulat grayak, pertumbuhan tanaman bayam merah (jumlah daun) dan hasil produksi tanaman bayam merah. Hasil analisis uji Duncan bahwa pada perlakuan P3 (15%) berbeda nyata dengan analisis lainnya. Kata kunci: bioinsektisida, eceng gondok, ulat grayak, pertumbuhan, produksi, tanaman sawi.


Author(s):  
Andini L. ◽  
P. S. Ajiningrum

Rendahnya produksi kedelai disebabkan oleh banyak faktor pembatas antara lain kesuburan tanah yang sangat rendah. Hal ini dipengaruhi oleh penggunaan pupuk kimia yang sedang menjadi trend di kalangan petani. Oleh karena itu untuk mengatasi permasalahan diatas adalah dengan memanfaatkan limbah kulit nanas sebagai bioaktivator dan penambahan biochar tempurung kelapa sebagai media. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai macam kosentrasi bioaktivator limbah kulit nanas terhadap pertumbuhan, kadar klorofil total dan hasil produksi tanaman kedelai. Metode yang digunakan adalah metode ekperimental dilakukan di Green House Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas PGRI Adi Buana Surabaya. Rancangan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri 6 perlakuan. Perlakuan 1 yaitu kontrol negatif (0%), perlakuan 2 kontrol positif (EM4), perlakuan 3 bioaktivator 10%, perlakuan 4 bioaktivator 20%, perlakuan 5 bioaktivator 30%, perlakuan 6 bioaktivator 40%. Masing-masing perlakuan di ulang 5 kali sehingga diperlukan 30 pot percobaan. Hasil penelitian menunjukan pengaruh nyata terhadap produksi pada konsentrasi 30%. Kata Kunci : Kedelai (Gycine max (L.) Merrill), Bioaktivator Kulit Nanas, Biochar Tempurung Kelapa


Author(s):  
Shokimun Mega Samudera ◽  
Tatang Sopandi
Keyword(s):  

Komponen penyediaan media nutrisi merupakan biaya tinggi dalam kultivasi Spirulina platensis. Pencarian media sumber nutrisi perlu dilakukan dalam kultivasi S.platensis untuk menekan biaya produksi dan meningkatkan pendapatan. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi kandungan protein, lemak dan karbohidrat biomassa S. platensis yang dikultivasi pada media kotoran puyuh. Penelitian dilakukan pada bulan Maret sampai Juni 2020 menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas 4 perlakuan dan 6 kali ulangan. Konsentrasi kotoran puyuh yang digunakan sebagai media sumber nutrisi pada penelitian ini terdiri 50, 100 dan 150 g/L serta media Zarrouk digunakan sebagai kontrol atau media standar. Hasil penelitian menujukkan bahwa konsentrasi kotoran puyuh berpengaruh signifkan (P<0.05) terhadap kandungan protein, lemak, dan karbohidrat biomassa S platensis. Konsentrasi yang optimum penggunaan kotoran puyuh sebagai media kultivasi S.plantesis adalah 100 g/l. Kata kunci : Spirulina platensis, kotoran puyuh, protein, karbohidrat, lemak


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document