Flexible Random Early Detection Algorithm for Queue Management in Routers

Author(s):  
Aminu Adamu ◽  
Vsevolod Shorgin ◽  
Sergey Melnikov ◽  
Yuliya Gaidamaka
2010 ◽  
Vol 20 (05) ◽  
pp. 1415-1437 ◽  
Author(s):  
CHARLOTTE YUK-FAN HO ◽  
BINGO WING-KUEN LING ◽  
HERBERT H. C. IU

In this paper, a symbolic dynamical model of the average queue size of the random early detection (RED) algorithm is proposed. The conditions for both the system parameters and the initial conditions that the average queue size of the RED algorithm would converge to a fixed point are derived. These results are useful for network engineers to design both the system parameters and the initial conditions so that internet networks can achieve a good performance.


2017 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 119
Author(s):  
Muhammad Noer Iskandar

<span><em>Bufferbloat </em><span>merupakan salah satu kondisi buffer dengan ukuran besar yang cenderung<br /><span>selalu penuh dan menyebabkan antrian panjang didalam buffer, jika hal ini terjadi secara<br /><span>terus-menerus maka dapat menyebabkan jeda transmisi yang tinggi. <span><em>Bufferbloat </em><span>sering<br /><span>terjadi pada aplikasi berbasis real-time. <span><em>Active Queue Management </em><span>(AQM) merupakan<br /><span>salah satu cara untuk menangani terjadinya <span><em>bufferbloat., </em><span>AQM umumnya menggunakan<br /><span>algoritma Drop Tail untuk menangani kondisi antrian panjang dalam buffer router di<br /><span>jaringan. Namun demikian, performansi AQM berbasis Drop Tail kurang dapat<br /><span>diandalkan karena jeda transmisi dalam keadaan <span><em>bufferbloat </em><span>masih tinggi. Telah banyak<br /><span>studi dilakukan untuk menangani <span><em>bufferbloat</em><span>, seperti Drop Tail, Random Early Detection<br /><span>(RED) dan Controlled Delay (CoDel). Dari riset yang telah dilakukan tersebut masih sulit<br /><span>ditemukan performasi algoritma terbaik dalam menangani <span><em>bufferbloat</em><span>. Untuk hal tersebut,<br /><span>paper ini menyajikan studi performansi penanganan bufferbloat menggunakan ketiga<br /><span>algoritma diatas. Dalam studi ini, video streaming digunakan sebagai <span><em>traffic </em><span>uji untuk<br /><span>menentukan performansi algoritma terbaik dalam mengatasi <span><em>bufferbloat</em><span>. Sedangkan<br /><span>metriks uji yang digunakan dalam riset ini adalah <span><em>latency</em><span>, <span><em>throughput </em><span>dan <span><em>packet-loss</em><span>.<br /><span>Analisa hasil pengujian mengambil 3 hasil terbaik dalam setiap percobaan. Hasil<br /><span>pengujian menunjukan performansi algoritma CoDel jauh lebih baik dalam menangani<br /><span><em>latency </em><span>yang tinggi pada kondisi bufferbloat dibandingkan RED dan Drop Tail. Namun<br /><span>untuk <span><em>packet-loss </em><span>dan <span><em>throughput </em><span>performansi RED dan Drop Tail masih unggul<br /><span>dibanding algoritma CoDel</span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span><br /></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span></span>


Author(s):  
Muntadher Abdulkareem ◽  
Kassem Akil ◽  
Ali Kalakech ◽  
Seifedine Kadry

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document