Limiting Pollution in Ground Control Optimization

Author(s):  
Ludovica Adacher ◽  
Marta Flamini
2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 58-69 ◽  
Author(s):  
Patricia Fajardo-Cavazos ◽  
Wayne L. Nicholson

AbstractThe NASA GeneLab Data System (GLDS) was recently developed to facilitate cross-experiment comparisons in order to understand the response of microorganisms to the human spaceflight environment. However, prior spaceflight experiments have been conducted using a wide variety of different hardware, media, culture conditions, and procedures. Such confounding factors could potentially mask true differences in gene expression between spaceflight and ground control samples. In an attempt to mitigate such confounding factors, we describe here the development of a standardized set of hardware, media, and protocols for liquid cultivation of microbes in Biological Research in Canisters (BRIC) spaceflight hardware, using the model bacteria Bacillus subtilis strain 168 and Staphylococcus aureus strain UAMS-1 as examples.


2018 ◽  
Vol 2 ◽  
pp. 535
Author(s):  
Maundri Prihanggo

<p>Saat ini, citra satelit resolusi sangat tinggi digunakan dalam berbagai macam aplikasi, terutama pemetaan skala besar. Sebelum dapat digunakan, citra satelit tersebut harus diorthorektifikasi terlebih dahulu. Data <em>Digital Surface Model </em>(DSM) dan <em>Ground Control Point</em> (GCP) adalah dua data utama yang diperlukan saat melakukan orthorektifikasi. Perbedaan data DSM yang digunakan akan menghasilkan perbedaan nilai ketelitian horizontal pada kedua citra tegak hasil orthorektifikasi. Pada penelitian ini digunakan dua jenis DSM yaitu SRTM dan Terrasar-X. Ketelitian vertikal dari SRTM adalah 90 m sedangkan ketelitian vertikal dari Terrasar-X adalah 12,5 m. Penelitian ini berlokasi di Wilayah Buli, Kabupaten Halmahera Timur, Provinsi Maluku. Terdapat tiga sensor citra satelit yang digunakan yaitu Pleiades, Quickbird dan Worldview-2 yang digunakan pada lokasi penelitian. Total GCP yang digunakan adalah 33 titik, tiap titiknya diukur dengan melakukan pengamatan geodetik dan memiliki ketelitian horizontal ≤15 cm dan ketelitian vertikal ≤30 cm. Ketelitian horizontal dari citra tegak satelit resolusi sangat tinggi diperoleh dengan melakukan uji terhadap Independent Check Point (ICP). Total ICP yang digunakan adalah 12 titik, tiap titik ICP diukur dengan metode dan standar yang sama dengan titik GCP. Ketelitian horizontal dengan Circular Error (CE 90) dari citra tegak satelit menggunakan data SRTM adalah 18,856 m sedangkan ketelitian horizontal dengan Circular Error (CE 90) dari citra tegak satelit menggunakan data Terrasar-X adalah 2.168 m . Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa ketelitian vertikal data DSM yang digunakan memberikan pengaruh pada citra tegak satelit hasil orthorektifikasi tersebut. Mengacu pada Peraturan Kepala BIG nomor 15 tahun 2014, citra tegak satelit hasil orthorektifikasi menggunakan data Terrasar-X sebagai DSM memenuhi ketelitian horizontal peta dasar kelas 3 skala 1:5.000 sedangkan citra tegak satelit hasil orthorektifikasi menggunakan data SRTM sebagai DSM tidak dapat memenuhi ketelitian horizontal peta dasar skala besar.</p><p><strong>Kata kunci:</strong> orthorektifikasi, DSM, ketelitian horizontal</p>


2005 ◽  
Author(s):  
Vadim Gushin ◽  
Anna Yusupova ◽  
Julia Pustinnikova ◽  
Irina Popova

PIERS Online ◽  
2005 ◽  
Vol 1 (3) ◽  
pp. 308-312
Author(s):  
V. Barrile ◽  
Matteo Cacciola

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document