Dissent: The Student Press in 1960s Australia

2019 ◽  
Vol 65 (1) ◽  
pp. 144-145
Author(s):  
Jon Piccini
Keyword(s):  
2001 ◽  
Vol 55 (4) ◽  
pp. 4-17
Author(s):  
Bruce L. Plopper ◽  
Lauralee McCool
Keyword(s):  

NASPA Journal ◽  
1972 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 168-177
Author(s):  
Edward H. Hammond ◽  
Thomas A. Dawes

2016 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 31
Author(s):  
Hank Reichman
Keyword(s):  

Libaries, Schools, Student Press, Periodical, Foreign


2018 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 11-30
Author(s):  
Nisa Rizkiah ◽  
Andi Suwirta ◽  
Encep Supriatna

ABSTRAKSI: Pers mahasiswa menjadi media alternatif pada masa pemerintahan Orde Baru (1966-1998). Pers mahasiswa mampu dan berani melakukan kritik terhadap pemerintah melalui tulisan dalam media yang diterbitkannya. Dengan menggunakan metode historis, hasil penelitian menunjukan bahwa pers mahasiswa Indonesia, pada periode tahun 1990-an, mulai menunjukan kembali jatidiri dan perannya. “Isola Pos” di Bandung lebih menitikberatkan pemberitaan pada isu-isu besar pendidikan, hal ini karena pendidikan harus dikelola secara benar, jangan dipolitisir, dan harus sesuai dengan cita-cita para pendiri negara-bangsa. Sedangkan “Balairung” di Yogyakarta lebih dominan pada isu-isu politik, karena ianya merupakan langkah untuk melakukan perubahan dalam konteks sosial-politik sebuah negara-bangsa. Meskipun dari segmentasi berita yang diambil berbeda, namun ada benang merah di antara keduanya, yakni sama-sama memiliki tujuan untuk perubahan Indonesia ke arah yang lebih baik, serta melakukan perlawanan terhadap suatu rezim yang dianggap menyimpang dari kebijakan dan cita-cita bersama.KATA KUNCI: Pers Mahasiswa; Pendidikan; Politik; Pemerintah Orde Baru; Kritik Sosial. ABSTRACT: “Students’ Voice of Two Cities: Comparison on Views of Isola Pos in Bandung and Balairung in Yogyakarta toward Political Issues in Indonesia, 1991-1998”. The student’s press was an alternative media during the New Order government (1966-1998). The student’s press was capable and daring to criticize the government through the publication of articles in the media. By using the historical method, this study shows that student press in the period of 1990s, began showed again its identities and roles. The “Isola Pos” in Bandung was choosing more dominant on educational issues, due to that education must be managed properly, not be politicized, and must accordance with the ideals of nation-states’ founders. While “Balairung” in Yogyakarta was more dominant in political issues, due to it was as a step to make changes in the socio-political context. Although the news taken from different segments, but there are the common substances between them, namely they have a goal to change Indonesia into a better direction and the resistance to a regime that is wrong in policy and common ideals.KEY WORD: Student Press; Education; Politics; New Order Government; Social Critics.     About the Authors: Nisa Rizkiah, S.Pd. adalah Alumni Departemen Pendidikan Sejarah FPIPS UPI (Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia) di Bandung. Andi Suwirta, M.Hum. dan Dr. Encep Supriatna adalah Dosen di Departemen Pendidikan Sejarah FPIPS UPI di Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Penulis bisa dihubungi melalui emel di: [email protected] Citation: Rizkiah, Nisa, Andi Suwirta Encep Supriatna. (2018). “Suara Mahasiswa dari Dua Kota: Perbandingan Pandangan Isola Pos di Bandung dan Balairung di Yogyakarta terhadap Isu Politik di Indonesia, 1991-1998” in MIMBAR PENDIDIKAN: Jurnal Indonesia untuk Kajian Pendidikan, Volume 3(1), Maret, pp.11-30. Bandung, Indonesia: UPI [Indonesia University of Education] Press, ISSN 2527-3868 (print) and 2503-457X (online). Chronicle of the article: Accepted (January 15, 2018); Revised (February 17, 2018); and Published (March 30, 2018).


Istoriya ◽  
2019 ◽  
Vol 10 (5 (79)) ◽  
pp. 0
Author(s):  
Nison Vatnik
Keyword(s):  

1997 ◽  
Vol 102 (1) ◽  
pp. 138
Author(s):  
M. K. Dziewanowski ◽  
Anita Magowska

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document