Background: Identification is an effort made to determine a person's identity. One of the important things in identification is sex determination. Teeth are the hardest part of the human body and are protected in the oral cavity so they have a major role in forensic identification. Canine is the longest teeth and oftentimes used in identification. Purpose: To determine the sex based on the canine index. Methods: An observational analytic cross-sectional study design with 250 research subjects of Halu Oleo University Medical Faculty students from October to December 2018, ages 18-25 years, who met the inclusion criteria, male (n = 125) and female (n = 125). Canine index by calculating the ratio of mesiodistal width (a measure of the width of canines measured from the two widest ends) divided by the distance between canines in four regions namely upper right jaw, upper left jaw, lower right jaw and upper left jaw. Result: Spearman correlation test results of canine index to sex, namely the upper right jaw value of p = 0.124, the upper left jaw value of p = 0.117, the right and right lower jaw with the p value = 0,000. Conclusion: The lower jaw canine index can be used in sex determination, where male have greater lower jaw canine index than female.Keywords: identification, canine index, sex ABSTRAKLatar Belakang: Identifikasi merupakan upaya yang dilakukan untuk menentukan identitas seseorang. Salah satu hal penting dalam identifikasi adalah penentuan jenis kelamin. Gigi merupakan bagian paling keras dari tubuh manusia dan terlindung di dalam rongga mulut sehingga mempunyai peran besar dalam identifikasi forensik. Kaninus/gigi taring merupakan gigi yang paling panjang diantara semua gigi dan sering digunakan dalam identifikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penentuan jenis kelamin berdasarkan indeks kaninus. Metode: Penelitian analitik observasional rancangan cross sectional dengan 250 subyek penelitian mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo Periode Oktober-Desember 2018, usia 18-25 tahun, yang memenuhi kriteria inklusi, laki-laki (n=125) dan perempuan (n=125). Indeks kaninus dengan menghitung rasio lebar mesiodistal (ukuran lebar dari gigi taring yang diukur daripada kedua ujung yang terlebar) dibagi jarak antar kaninus pada empat regio yaitu rahang atas kanan, rahang atas kiri, rahang bawah kanan dan rahang bawah kiri. Hasil: Hasil uji korelasi Spearman indeks kaninus terhadap jenis kelamin yaitu pada rahang kanan atas nilai p=0,124, rahang kiri atas nilai p=0,117, rahang kanan dan kiri bawah dengan nilai p=0,000. Simpulan: Indeks kaninus rahang bawah dapat digunakan dalam penentuan jenis kelamin, laki-laki mempunyai indeks kaninus rahang bawah lebih besar dibanding perempuan.Kata kunci: identifikasi, indeks kaninus, jenis kelamin