scholarly journals DRUG - DRUG INTERACTION: AN IMPORTANT DRUG RELATED PROBLEM

2019 ◽  
Vol 6 (3) ◽  
pp. 2008-2012
Author(s):  
Swathi V S ◽  
◽  
Joshna Rani S ◽  
2019 ◽  
pp. 30-40
Author(s):  
Ruri Renggani Sandra ◽  
Della Midi Wardhani ◽  
Woro Supadmi

   Autism spectrum disorders (ASD) adalah gangguan perkembangan saraf dengan penyebab yang kompleks dari banyak fakor Penggunaan obat pada pasien autis harus dimonitoring untuk mencegah terjadinya drug related problems. Intervensi farmasis dengan mengidentifikasi kejadian drug related problem adalah kegiatan pelayanan asuhan kefarmasian untuk meningkatkan keberhasilan terapi. Penelitian ini adalah observasional dengan pengumpulan data secara retrospektif berdasarkan data rekam medik. Evaluasi kejadian drug related problems meliputi indikasi yang tidak diterapi, terapi tanpa indikasi, pemilihan obat yang tidak tepat, overdosis, under dosis, adverse drug reactions dan interaksi obat. Literatur yang digunakan sebagai acuan adalah Drug Information Handbook, 18thed, Stockley Drug Interaction, Drugs Interaction Facts 2001, dan Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach 2005 dan jurnal yang relevan.   Hasil penelitian diperoleh pasien dengan jenis kelamin laki-laki 20 pasien (77%), perempuan 6 pasien (23%). Usia antara 6-11 tahun yaitu 15 pasien (58%), 1-5 tahun terdapat 9 pasien (34%), usia <1 tahun dan 12-17 tahun masing-masing sebanyak 1 pasien (4%). Penyakit penyerta ISPA merupakan kasus yang paling banyak terjadi, terbanyak kedua adalah epilepsi dan gastroenteritis akut (GEA). Kejadian DRPs Indikasi tidak diterapi 9%, Terapi tanpa indikasi 9%, Pemilihan obat tidak tepat 9%, Over dosis 31%, Under dosis 33% dan interaksi obat 9%.   Terdapat 24 pasien ( 92,3%) yang mengalami DRPs potensial dan 2 pasien (7,7%) yang tidak mengalami. Kriteria DRPs dengan persentase tertinggi adalah under dosis sebanyak 33% dan over dosis sebanyak 31%.


WARTA FARMASI ◽  
2017 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 37-49
Author(s):  
Musdalipah Musdalipah ◽  
Eny Nurhikma ◽  
Sartika Sartika

ABSTRAK Drug Related Problem (DRP) atau masalah terkait obat adalah bagian dari asuhan kefarmasian (parmaceutical care) yang menggambarkan suatu keadaan, dimana profesional kesehatan (apoteker) menilai adanya ketidaksesuaian pengobatan dalam mencapai terapi yang sesungguhnya. Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi DRPs penderita ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) di Instalasi Farmasi Rumah Sakit kota Kendari dengan kategori polifarmasi, interaksi obat dan interval dosis. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan Cross Sectional, sampel dalam penelitian ini adalah resep pasien pediatrik yang menderita ISPA. Pengambilan sampel menggunakan metode acak sederhana. Data diolah secara deskriptif dan di jabarkan dalam bentuk narasi. Hasil penelitian ini menunjukkan identifikasi DRPs (Drug Related Problems) dari 30 pasien penderita ISPA di temukan 11 (36,66%) pasien (43,33%) mengalami DRPs kategori polifarmasi, dan 4 pasien (13,33%) mengalami DRPs kategori interval dosis dan tidak di temukan DPRs kategori interaksi obat. Kata Kunci     : DRPs, Peresepan, ISPA, Pediatrik   ABSTRACT Drug Related Problem (DRP) is a part of pharmaceutical care that describes a situation in which the health professional (pharmacist) assesses a treatment discrepancy in achieving actual therapy. The purpose of this research was identification patient of ISPA (Acute Respiratory Infection) at Pharmacy Installation of Kendari Hospital with Polifarmacy category, drug interaction and dose interval. This research uses descriptive method with Cross Sectional approach, the sample in this research is recipe of pediatric patient suffering from ARI. Sampling using simple random method. Data is processed descriptively and described in the form of narration. The results of this study indicate that based on the identification of DRPs (Drug Related Problems) it can be concluded that from 30 patients with respiratory infection found 11 patients (36.66%) experienced DRPs polifarmation category, and 4 patients (13.33%) experienced DRPs category interval Dose and not found DPRs drug interaction category. Keywords : DRPs, Prescribing, ISPA, Child


Author(s):  
Lamtiar Parulian Parulian ◽  
Ening Listyanti ◽  
Anita Kumala Hati ◽  
Istianatus Sunnah

Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang umum di negara berkembang. Riskesdas tahun 2013 menyatakan bahwa prevalensi hipertensi secara  umum diindonesia sebesar 26,5% dengan proporsi  serbesar berada di Jawa Tengah yaitu 57,89%. Polifarmasi secara signifikan bisa meningkatkan resiko interaksi obat dimana interaksi obat merupakan salah satu faktor penting dalam drug related problem yang dapat mempengaruhi outcome terapi pasien. Interaksi obat merupakan satu dari delapan kategori masalah terkait obat (drug-related problem) yang dapat mempengaruhi outcome klinis pasien, dengan meningkatnya kompleksitas obat-obat yang digunakan dalam pengobatan saat ini dan kecenderungan terjadinya praktik polifarmasi, maka kemungkinan terjadinya interaksi obat semakin besar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan interaksi obat dalam resep polifarmasi pada pasien yang mendapat terapi obat antihipertensi di instalasi farmasi RSP dr. Ario Wirawan Salatiga. Penelitian ini dilakukan secara retrospektif dengan menggunakan  resep pasien hipertensi rawat jalan di Rumah Sakit Paru Ario Wirawan Salatiga periode Januari-Maret 2019  sebanyak 72 sampel yang termasuk ke dalam kriteria inklusi. Data dianalisis secara deskriptif menggunakan Drug Interaction Facts dan di analisis dengan Spearman test. Diperoleh data bahwa jumlah interaksi obat-obat yang terjadi (51,39%). Pola mekanisme yang terbanyak adalah farmakokinetik (53,97%) dengan tingkat keparahan yang terbanyak adalah minor (42,86%). Hasil menunjukkan adanya korelasi antara jumlah obat dengan kejadian interaksi (r=0,986, p=000) adanya hubungan yang sangat signifikan.Kata kunci : Interaksi Obat, polifarmasi, terapi obat hipertensi.Hypertension is a common problem in developing countries. Based on the basic health research  in 2013, the prevalence of hypertension in Indonesia was 26.5% with a large proportion in Central Java at 57.89%. Polypharmacy can significantly increase the risk of drug interactions where drug interactions are an important factor in drug related problems that can affect the outcome of patient therapy. Drug interaction is one of eight categories of drug-related problems that can affect a patient's clinical outcome. Increasing complexity of the drugs used in current treatment will raise the tendency for polypharmacy to occur, resulting higher chance for the drug interaction possibility.This study is aimed to find relationship of drug interactions with polypharmacy prescriptions by patients receiving antihypertensive drug therapy in Dr. Ario Wirawan Hospital. This study was conducted retrospectively using the outpatient prescription that entered the inclusion criteria at Dr. Ario Wirawan Hospital Salatiga. A total of 72 samples that included in the inclusion criteria. Data were analyzed descriptively using Drug Interaction Facts and analyzed by Spearman test. Result showed that the number of drug interactions that occurred (51,39%). The most mechanism pattern of the drug interaction was pharmacokinetics (53,97%) with the highest severity level being minor (42,86%). This study showed that there is a a very significant correlation between the number of drugs and interactions (r = 0.986, p = 000).Keywords : Drug interactions, polypharmacy, hypertension drug therapy  


Author(s):  
Hammad A. Butt ◽  
Ammara Khan ◽  
Naveed Suleman

Background: Data regarding occurrence of drug-drug interactions in Pakistan is rare. In the current study, we have tried to find out the clinical adversity and frequency witnessed in prescriptions of a medical outpatient department.Methods: Patient prescriptions were analyzed for potential drug-drug interactions.  A sample of 364 patients, visited outpatient department who were being prescribed at least two drugs simultaneously using a drug interaction program website.Results: The 364 patients (72.8% male, mean age 57.9±15.2 years) were prescribed a median of six drugs (range 2-13) at OPD visit. Three hundred forty nine patients (95.8%) had at least one potentially interacting drug combination. 2636 potential interactions were seen in the visiting patients. Out of these 124 (4.7%) were of major severity, 1730 (65.6%) moderate and 515 (19.5%). Out of 124 patients with a potential DDI with major severity, no patient was re-hospitalized within 2 months after discharge due to a probable drug-related problem associated with the potential DDI.Conclusions: A large percentage of patients were detected having one or more potential drug-drug interactions, using drug interaction detection program. However, the percentage of patients having clinically adverse consequences due to drug-drug interactions appears to be very low.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document