WARTA FARMASI
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

16
(FIVE YEARS 10)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 1)

Published By Warta Farmasi, Politeknik Bina Husada Kendari

2089-712x

WARTA FARMASI ◽  
2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 99-105
Author(s):  
Asmawati Asmawati ◽  
Adriatman Rasak

ABSTRAK Tusuk gigi merupakan alat bantu untuk membersihkan gigi dari sisa makanan yang terselip pada sela gigi. Penggunaan tusuk gigi sudah menjadi kebiasaan masyarakat untuk membersihkan makanan. Penggunaan yang tidak tepat mengakibatkan peradangan jaringan lunak mukosa rongga mulut. Tusuk gigi yang tidak steril menyebabkan infeksi pada gusi. Tujuan penelitian ialah untuk mengetahui hubungan status kesehatan gingiva terhadap penggunaan tusuk gigi pada masyarakat di Kelurahan Toriki, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. Jenis penelitian berupa analitik observasional komparatif. Pengukuran status gingiva  melalui indeks gingiva, dan pengguna tusuk gigi. Sampel penelitian sebanyak 128 orang. Hasil penelitian menunjukkan hasil pemeriksaan status gingiva, sampel yang mengalami inflamasi ringan 47 orang (36,7%), inflamasi sedang 55 orang (43%), dan pada inflamasi berat 26 orang (20,3%). Hasil uji statistik spearmen rank menunjukkan ada hubungan yang signifikan status kesehatan gingiva dengan penggunaan tusuk gigi dengan ρ value 0,03. Kata Kunci: Kesehatan Gingiva, Tusuk Gigi, Gigi dan Mulut   ABSTRACT Toothpicks are aids to clean teeth from leftovers tucked in between the teeth. The use of toothpicks has become a habit of the community to clean food. Improper use results in inflammation of the mucosal soft tissue of the oral cavity. Unsterile toothpicks cause gum infections. The purpose of this study was to determine the relationship between the health status of gingiva and the use of toothpicks in the community in Kelurahan Toriki, Konawe Regency, Southeast Sulawesi.. This type of research is comparative observational analytic. Measurement of gingival status through the gingival index, and toothpick users. The research sample was 128 people. The results showed the results of an examination of gingival status, samples that experienced mild inflammation of 47 people (36.7), moderate inflammation of 55 people (43%), and severe inflammation of 26 people (20.3%). Spearmen rank statistical test results showed a significant relationship between gingival health status with the use of toothpicks with a value of 0.03 ρ. Keywords: Gingival Health, Toothpicks, Teeth and Mouth


WARTA FARMASI ◽  
2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 10-19
Author(s):  
Reymon Reymon ◽  
Nur Saadah Daud ◽  
Feny Alvianty

ABSTRAK Asupan makanan yang mengandung kadar glukosa tinggi perlu diperhatikan untuk mengurangi risiko penyakit degeneratif seperti diabetes mellitus. Hal ini dapat diatasi dengan mengkonsumsi pangan karbohidrat rendah seperti umbi-umbian seperti ubi jalar ungu(Ipomoea batatasVar Ayamurasaki).Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar glukosa yang terdapat pada ubi jalar ungu rebus, kukus, bakar dan goreng. Metode yang digunakan adalah eksperimen. Sampel ubi jalar ungu diolah dengan cara direbus, kukus, bakar dan goreng. Sampel yang telah diolah dianalisis kadar glukosanya dengan menggunakan metode Luff Schoorl secara triplo. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa semua perlakuan mengandung kadar glukosa dengan tingkat yang berbeda pada sampel ubi jalar ungu rebus, kukus, bakar dan goreng berturut-turut yaitu 3,30%, 4,92%, 7,72%, dan 7,36%. Sehingga dapat disimpulkan kadar glukosa terendah diperoleh dari sampel ubi jalar ungu rebus.   Kata kunci : Glukosa, Ubi jalar ungu, Luff Schoorl   ABSTRACT Intake of foods containing high glucose levels needs to be considered to reduce the risk of degenerative diseases such as diabetes mellitus. This can be overcome by consuming low carbohydrate foods such as tubers such as purple sweet potato (Ipomoea batatas Var Ayamurasaki).This study aims to determine the glucose levels found in boiled, steamed, roasted and fried purple sweet potatoes. The method used is an experiment. The sample of purple sweet potato is processed by boiling, steaming, roasting and frying. Samples that have been processed are analyzed for glucose levels using the Luff Schoorl method in triple. Based on research results showed that all treatments contained glucose levels with different levels in the samples of purple sweet potato boiled, steamed, roasted and fried respectively at 3.30%, 4.92%, 7.72%, and 7.36%. So that it can be concluded that the lowest glucose level was obtained from a sample of boiled purple sweet potato.  Keywords: Glucose, purple sweet potato, Luff Schoorl


WARTA FARMASI ◽  
2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 31-42
Author(s):  
Randa Wulaisfan ◽  
Selfyana Austin Tee ◽  
Febryanti Mala

INTISARI   Bintang laut bertanduk merupakan salah satu biota laut yang digunakan sebagai obat tradisional. Salah satunya adalah pengobatan infeksi. Infeksi merupakan salah satu penyebab penyakit yang sering terjadi di daerah yang beriklim tropis khususnya Indonesia. Salah satu infeksi yang sering terjadi adalah infeksi pada kulit yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak etanol bintang laut bertanduk dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimental yang terdiri atas lima perlakuan dan tiga kali pengulangan dengan menggunakan metode pengujian paper disk. Sampel uji yang diteliti adalah bintang laut bertanduk (Protoreaster nodosus) yang dilarutkan dalam DMSO 10% hingga didapatkan varian konsentrasi 5%, 10%, dan 15% kemudian dilakukan uji daya hambat terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak bintang laut bertanduk menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus masing-masing konsentrasi 5%, 10% dan 15% yakni 5,99mm, 6,69mm dan 7,64mm. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol bintang laut bertanduk(Protoreaster nodosus) dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus secara signifikan.  Kata kunci : Zona Hambat,  Bintang Laut Bertanduk, Staphylococcus aureus.   ABSTRACT  Horned starfish are one of the marine biota used as traditional medicine. One of them is the treatment of infections. Infection is one of the causes of diseases that often occur in the tropics, especially Indonesia. One infection that often occurs is an infection of the skin caused by Staphylococcus aureus. This study aims to determine whether the horned starfish ethanol extract can inhibit the growth of Staphylococcus aureus bacteria. This type of research used in this study is an experimental study consisting of five treatments and three repetitions using a diskette testing method. The test sample studied was a horned starfish (Protoreasternodosus) dissolved in DMSO 10% to 5%, 10%, and 15% of the variant of concentration was obtained then the inhibitory test was performed on Staphylococcus aureus bacteria. The results showed that the horned starfish extract inhibited the growth of Staphylococcus aureus, each concentrations of 5%, 10% and 15% respectively 5.99 mm, 6.69 mm and 7.64 mm. Based on these results it can be concluded that the ethanol extract of the horned starfish (Protoreasternodosus) can significantly inhibit the growth of Staphylococcus aureus bacteria. Keywords: Inhibited zone, Horn Star, Staphylococcus aureus.


WARTA FARMASI ◽  
2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 81-90
Author(s):  
Ayub Setiawan ◽  
Ririn Darma Ayatri ◽  
Nila Niswantari ◽  
Nirwati Rusli

ABSTRAK  Telah dilakukan penelitian   tentang   Penggunaan   Emulgator  VCO   ( Virgin Coconut Oil ) dalam sediaan krim transdermal asetosal. Penelitian ini bertujuan untuk: mengetahui apakah VCO (Virgin Coconut Oil) dapat diformulasikan ke dalam bentuk sediaan krim transdermal asetosal, untuk mengetahui konsntrasi VCO sebagai emulgator yang dapat menghasilkan sediaan krim transdermal asetosal yang memenuhi evaluasi sediaan yang baik. VCO diformulasikan  dalam bentuk sediaan krim transdermal asetosal dengan menggunakan tiga variasi konsentrasi. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Formulasi dilakukan dengan melihat parameter sifat fisik krim yang meliputi viskositas, daya sebar, daya lekat, pH, homogenitas, organoleptis, iritasi, cycling test setelah pembuatan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa VCO dapat diformulasikan ke dalam bentuk sediaan krim tra nsdermal asetosal, selain itu juga VCO dengan konsentrasi 16%, 18% dan 20% dapat digunakan sebagai emulgator dalam sediaan krim transdermal yang memenuhi evaluasi sediaan yang baik. Kata kunci :Virgin Coconut Oil, Asetosal, Transdermal, Krim, Emulgator   ABSTRACK  Research on the use of VCO (Virgin Coconut Oil) Emulgators in preparations of transdermal acetosal cream has been conducted. This study aims to: find out whether VCO (Virgin Coconut Oil) can be formulated into a transdermal acetosal cream dosage form, to find out the concentration of VCO as an emulgator that can produce transdermal acetosal cream preparations that meet a good dosage evaluation VCO is formulated in the form of acetosal transdermal cream preparations using three variations of concentration. This research is experimental research. This research is experimental research. The formulation is carried out by looking at the parameters of the physical properties of the cream which include viscosity, dispersion, adhesion, pH, homogeneity, organoleptic, irritation, cycling test after manufacture. The results of this study indicate that VCO can be formulated in the form of acetosal transdermal cream preparations, besides that VCO with concentrations of 16%, 18%, and 20% can be used as emulsifiers in transdermal cream preparations that meet good dosage evaluations Keywords; Virgin Coconut Oil, Acetosal, Transdermal, Cream, Emulgator


WARTA FARMASI ◽  
2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 43-52
Author(s):  
Muhammad Azdar Setiawan ◽  
Muhammad Syaiful Saehu ◽  
Kartini Kartini

ABSTRAK Daun trembesi (Albizia saman (Jacq.) Merr) adalah salah satu tanaman berkhasiat menurunkan kadar glukosa darah dimana kandungan kimianya berpotensi menurunkan kadar glukosa darah antara lain flavonoid yang bekerja dengan cara menstimulasi sel- sel beta dari pulau langerhans, sehingga sekresi insulin ditingkatkan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antidiabetes ekstrak daun trembesi (Albizia saman (Jacq.) Merr) pada mencit (Mus musculus). Metode Penelitian ini merupakan penelitian Eksperimen dimana sebanyak 20 ekor mencit dibuat diabetes dengan menggunakan Streptozotosin 150 mg/kgBB secara Intraperitonial. Kemudian dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan, yaitu: Ekstrak dosis 25 mg/kgBB, 50 mg/kgBB, 100  mg/kgBB, sebagai kontrol positif Glibenclamid 5 mg dan kontrol negatif suspensi Na.CMC 0,5%. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji ANOVA. Hasil analisa statistik menunjukan pada konsentrasi ekstrak 100 mg/kgBB memberikan efek yang optimum dengan perlakuan kontrol positif Glibenklamid.  Kata Kunci  : Ekstrak Daun Trembesi, Antidiabetik.  ABSTRACT Trembesi leaf (Albizia saman (Jacq.) Merr) is one of the efficacious plants to reduce blood glucose levels where the chemical content has the potential to reduce blood glucose levels, among others, flavonoids that work by stimulating beta cells of the island langerhans, so that insulin secretion is increased. It aims to determine the antidiabetic effect of trembesi leaf extract (Albizia saman (Jacq.) Merr) in mice (Mus musculus). This research method is an experimental study in which as many as 20 mice were made diabetic using Streptozotosin 150 mg / kgBW intraperitonially. Then divided into 5 treatment groups, namely: Extract dose 25 mg / kg body weight, 50 mg / kg body weight, 100 mg / kg body weight, as positive control Glibenclamid 5 mg and negative control suspension Na.CMC 0.5%. The data obtained were analyzed by ANOVA test. The results of statistical analysis showed that the extract concentration of 100 mg / kgBB gave the optimum effect with the positive control of Glibenclamide. Keywords: Trembesi Leaf Extract, Antidiabetic.


WARTA FARMASI ◽  
2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 91-98
Author(s):  
Rahminingrum Pujirahayu ◽  
Adriatman Rasak ◽  
Mery Erfiani

ABSTRAK Perawatan gigi  ditentukan oleh kesehatan gingival. Rendahnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut akan mempengaruhi kesehatan jaringan periodontal. Pemakaian Alat ortodontik berhubungan dengan peningkatan kejadian gingiva dan perdarahan. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan gingiva pengguna alat ortodontik yang memasang pada tukang gigi swasta. Jenis penelitian ialah deskriptif dengan desain cross sectional. Penelitian dilakukan di salah satu praktek tukang gigi swasta dan rumah. Responden penelitian berjumlah 40 orang. Teknik pengambilan sampel ialah total sampling. Analisis data secara deskriptif dan dijabarkan dalam bentuk narasi. Hasil penelitian menunjukkan pengguna alat ortondontik yaitu perempuan sebanyak 29 orang ( 72,5%), dan laki-laki sebanyak 11 orang (27,5%). Kejadian gingivitas berdasarkan umur paling banyak pada usia 7-12 tahun sebanyak 9 orang (27,5%) dan 13 – 18 sebanyak 14 orang (43,75%). Kejadian gingivitis berdasarkan jenis kelamin, laki-laki sebanyak 10 orang (90,9%) dan perempuan sebanyak 22 orang (75,86%). Kata kunci ; , tukang gigi, gingivitis, gigi dan mulut   ABSTRACT Orthodontic treatment is determined by gingival health. The low maintenance of oral health will affect the health of periodontal tissue. The use of orthodontic devices is associated with an increased incidence of gingiva and bleeding. This study aims to describe the gingivitis of orthodontic appliance users who install it on private dental artisans. This type of research is descriptive with a cross-sectional design. The study was conducted at one of the private and home dental practice. Research respondents numbered 40 people. The sampling technique is total sampling. Data analysis is descriptive and described in narrative form. The results showed orthodontic device users, namely 29 women (72.5%), and 11 men (27.5%). The incidence of gingivitis based on age at most at the age of 7-12 years was 9 people (27.5%) and 13-18 were 14 people (43.75%). The incidence of gingivitis based on sex, men as many as 10 people (90.9%) and women as many as 22 people (75.86%). Keywords; Orthodontics, dental artisan, gingivitis, teeth, and mouth


WARTA FARMASI ◽  
2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 71-80
Author(s):  
Ummu Kalsum ◽  
Ayu Ayu

ABSTRAK Telah dilakukan penelitian Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Umbi Wortel (Daucus carota L.) Sebagai Antifungi Terhadap Pertumbuhan Candida albicans. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas ekstrak etanol umbi wortel sebagai antifungi terhadap pertumbuhan Candida albicans dengan menggunakan variasi konsentrasi yang berbeda yaitu 1% b/v, 3% b/v dan 5% b/v. Ekstrak etanol umbi wortel diperoleh dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Pengujian aktivitas antifungi menggunakan metode difusi agar dengan cara sumuran untuk mengetahui aktivitas antifungi dengan mengamati daerah hambatan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsentrasi ekstrak 1% b/v, 3% b/v dan 5% b/v dapat memberikan aktivitas yang menghambat pertumbuhan jamur uji. Terdapat penambahan diameter zona hambat pada setiap kenaikan konsentrasi yaitu 1% b/v (15,7 mm), 3% b/v (18,9 mm), dan 5% b/v (19,8 mm) terhadap jamur Candida albicans. Semua variasi konsentrasi ekstrak memiliki aktivitas antifungi yang kuat dalam menghambat pertumbuhan Candida albicans. Kata kunci: Ekstrak, Daucus carota L., Antifungi, Candida albicans ABSTRACT It has conducted a study of activity test of carrot tuber ethanol extract (Daucus carota L.) as antifungal toward the growth of candida albicans. This the study aims at knowing the activity of carrot tuber ethanol extract (Daucus carota L.) as antifungal toward the growth of candida albicans by using different variance concentration they are 1% b/v, 3% b/v and 5% b/v. Carrot tuber ethanol the extract was obtained by maceration by using 70% of ethanol dissolver. Activity test of antifungal by using agar diffusion method with a well method to find out the the activity of antifungal by observing the obstruction zone. The result of this research shows that concentration extract 1% b/v, 3% b/v and 5% b/v can give activity which impedes the growth of fungal test. There is increasing of obstruction zone diameter in every increment of of the concentration they are 1% b/v (15,7 mm), 3% b/v (18,9 mm) and 5% b/v (19,8mm) toward Candida albicans fungi. All extract concentration variation has a strong antifungal activity in impeding the growth of Candida albicans.


WARTA FARMASI ◽  
2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 20-30 ◽  
Author(s):  
Muhammad Ilyas Y ◽  
Nur Saadah Daud ◽  
Monika Aqmarina

ABSTRAK Salah satu bahan alam yang diduga dapat menurunkan kadar asam urat adalah tumbuhan galing yang mengandung flavanoid. Kemampuan senyawa tersebut dalam menurunkan asam urat yaitu dengan cara menghambat aktivitas xantin oksidase pada basa purin sehingga akan menurunkan produksi asam urat. Tujuan  penelitian ini adalah  untuk  mengetahui aktivitas hiperurisemia dari ekstrak daun galing pada mencit BALB/C. Pada uji aktivitas antihiperurisemia yang dilakukan pada mencit, diinduksi pottasium oxonat pada dengan dosis 200 mg/kgBB, pada dosis ekstrak daun galing 300 mg/kg BB, 400 mg/kg BB, 500 mg/kg BB, kontrol positif allopurinol dan kontrol negatif Na-CMC 0.5% . Hasil uji farmakologi diolah secara statistik menggunakan uji normalitas dan one way ANOVA dan uji LSD (Least Significance Different) dengan program SPSS 20. Hasil penelitian menunjukan pada ekstrak ekstrak daun galing 300 mg/kg BB, 400 mg/kg BB dan 500 mg/kg BB mampu menurunkan kadar asam urat. Secara statistik terdapat pengaruh secara signifikan pada ekstrak daun galing dosis 300 mg/kg BB dan dosis 400 mg/kg BB terhadap penurunan kadar asam urat dengan nilai P 0,02<0,05 artinya terdapat perbedaan efek antihiperurisemia antara kelompok perlakuan.  Kata kunci: Antihiperurisemia, ekstrak etanol daun galing, , flavanoid, mencit   ABSTRACT One of the natural ingredients that is thought to reduce uric acid levels is a thorny plant which contains flavonoids. The ability of these compounds in reducing uric acid is by inhibiting the activity of xanthine oxidase in the purine base so that it will reduce uric acid production. The purpose of this study was to determine the hyperuricemia activity of the galing leaf extract in BALB / C mice. In the antihyperuricemia activity test conducted on mice, pottasium oxonate was induced at a dose of 200 mg / kgBW, at a dose of galing leaf extract 300 mg / kgBW, 400 mg / kgBW, 500 mg / kgBW, positive control of allopurinol and negative control of Na -CMC 0.5%. Pharmacological test results were statistically processed using the normality test and one way ANOVA and LSD (Least Significance Different) test with the SPSS 20 program. The results showed that the extract of the galing leaf extract 300 mg / kg BW, 400 mg / kg BW and 500 mg / kg BW could reduce uric acid levels. Statistically, there was a significant effect on galing leaf extract at a dose of 300 mg / kg BW and a dose of 400 mg / kg BW on decreasing uric acid levels with a P value of 0.02 <0.05, meaning that there were differences in antihyperuricemia effects between treatment groups.  Keywords: Antihyperuricemia, ethanol extract galing leaf,  flavanoid, mice  


WARTA FARMASI ◽  
2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 53-62
Author(s):  
Nirwati Rusli ◽  
Eny Nurhikma ◽  
Elma Puspita Sari

  Lamun (Thalassia hemprichii) merupakan tanaman utama dimanfaatkan sebagai bahan kecantikan, obat, dan bidang farmasi. yang memiliki kandungan alkaloid, flavonoid tanin dan fenol. yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus  aureus. Aktifitas ini lebih efektif dibuat dalam sediaan sabun. Sabunyang dapat membunuh bakteri dikenal dengan sabun antiseptik. dengan menggunakan ekstrak daun lamun. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah ekstrak daun lamun dapat di formulasikan sabun mandi padat dan Untuk mengetahui konsentrasi dari ekstrak daun lamun (Thalassiahemprichi) yang memenuhi syarat evaluasi fisik dan uji stabilitas sediaan sabun padat. Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen dengan membuat sediaan sabun padat. Daun lamun di ekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Ekstrak yang diperoleh kemudian dibuat sediaan sabun padat dengan konsentrasi ekstrak daun lamun sebesar 15% (FA), 25% (FB), 35% (FC). Formulasi di uji secara evaluasi fisik pada suhu kamar dan cycling test. Evaluasi sediaan meliputi organoleptik, pH sediaan, homogenitas, cycling test dan waktu ruang.   Hasil evaluasi fisik sediaan sabun padat ekstrak daun lamun yang dilakukan selama 4 minggu menunjukkan ketiga formula yang dibuat memenuhi syarat evaluasi fisik sediaan,yaitu formula C karena memiliki bentukya padat. Kata kunci : Ekstrak daun lamun, Sabun Padat, evaluasi fisik dan uji stabiilitas sediaan.   ABSTRACT   Seagrass (Thalassia hemprichii) is the main plant used as a beauty ingredient, medicine, and pharmaceutical field. which contains alkaloids, tannin flavonoids and phenols. which can inhibit the growth of Staphylococcus aureus bacteria. This activity is more effectively made in soap preparations. Soaps that can kill bacteria are known as antiseptic soaps. by using seagrass leaf extract. The purpose of this study is to find out whether seagrass leaf extracts can be formulated in solid soap and to determine the concentration of seagrass leaf extracts (Thalassia hemprichi) that meet the physical evaluation and stability tests of solid soap preparations. The type of research conducted was an experiment by making solid soap preparations. Seagrass leaves were extracted by maceration method using 96% ethanol solvent. The extract obtained was then made into a solid soap preparation with a concentration of seagrass extract at 15% (FA), 25% (FB), 35% (FC). The formulation was tested by physical evaluation at room temperature and by cycling test. Evaluation of preparations includes organoleptic, dosage pH, homogeneity, cycling tests and time space. The results of physical evaluation of seagrass leaf extract solid soap which was carried out for 4 weeks showed that the three formulas that were made met the physical evaluation requirements of the preparation, namely formula C because it has a solid form. Keywords: Seagrass leaves extract, Solid Soap, physical evaluation and stabiility test preparations.


WARTA FARMASI ◽  
2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 63-70
Author(s):  
Yulianti Fauziah ◽  
Musdalipah Musdalipah ◽  
Rahmawati Rahmawati

Hipertensi merupakan salah satu penyakit kronis yang tidak dapat disembuhkan, namun dapat dikontrol dan membutuhkan pengobatan jangka panjang bahkan seumur hidup, ketidakpatuhan terhadap terapi hipertensi merupakan faktor yang menghambat pengontrolan tekanan darah pasien sehingga membutuhkan  intervensi untuk meningkatkan kepatuhan terapi. Kepatuhan dalam pengobatan dapat diartikan sebagai perilaku pasien mentaati semua nasehat dan petunjuk yang dianjurkan oleh tenaga medis. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat kepatuhan minum obat pasien hipertensi di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari. Penelitian ini menggunakan metode observasional dengan pengambilan sampel menggunakan teknik consecutive sampling, dimana semua populasi yang datang dan memenuhi kriteria inklusi dimasukkan sebagai sampel dalam penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian lembar kuesioner Medication Taking Scale (MTS). Penelitian dilakukan pada periode Juni–Juli 2019. Analisis data menggunakan SPSS 20. Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa dari 43 pasien tingkat tingkat Kepatuhan minum obat pasien hipertensi dengan kategori “tinggi” lebih banyak dibandingkan dengan tingkat kepatuhan dengan kategori “sedang” dan kategori “rendah”. Kepatuhan dengan kategori “tinggi” sebesar 44,2%, kategori “sedang” sebesar 37,2% dan kategori “rendah” sebesar 18,6%.   Kata Kunci: Tingkat Kepatuhan, Hipertensi, Rumah Sakit   ABSTRACT Hypertension is one of the chronic diseases that can not be cured, but can only be in control for a long time even a lifetime, noncompliance to the treatment of hypertension is a factor that inhibits control blood pressure patients that needs to increase adherence to therapy. Compliance in treatment can be interpreted as the patient's behavior to obey all the advice and instructions recommended by medical personnel. The purpose of this research was to analyze the level of adherence to taking medication for hypertensive patients in The Public Hospital in Kendari City. This research used an observational method with sampling was using a consecutive sampling technique, where all populations came and fulfilling the inclusion criteria were included as samples in the study. Data collection was carried out by filling out a questionnaire of the compliance Medication Taking Scale (MTS). The research was carried out in the period of June-July 2019. The results of the questionnaires obtained were then collected and processed data using SPSS 20. The results of research analysis showed that from 43 people's the level of adherence to taking medication with the category "high " is more than the level of adherence with the category "medium" and the level of adherence with the category level "low". category "high" of 44,2% category "medium" of 37,2% and the category "low" by 18,6%.  Keywords: The level of Adherence, Hypertension, The Hospital


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document