Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

37
(FIVE YEARS 31)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Ngudi Waluyo

2615-6903, 2656-3215

Author(s):  
Assyifa Septiani Putri ◽  
Niken Dyahariesti

Terapi kombinasi disarankan pada pasien hipertensi yang memiliki tekanan darah tidak terkontrol dengan terapi tunggal. Biaya pengobatan semakin meningkat setiap tahunnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui terapi kombinasi obat antihipertensi yang paling cost effective pada pasien rawat inap RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta tahun 2020. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan analisis farmakoekonomi metode Cost Effectiveness Analysis (CEA) yang dilakukan secara retrospektif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling. Data dikelompokkan berdasarkan pola terapi pasien kemudian dilakukan analisis berdasarkan ACER dan ICER. Jenis pola terapi kombinasi antihipertensi yang paling banyak digunakan adalah kombinasi dua obat (53%). Terapi dengan ACER terendah yaitu Diuretika + ARB + β Bloker (Rp. 15.257). Hasil ICER kombinasi ACEI + CCB + β Bloker + Diuretikb + Agonis α2 Sentral + ACEI memiliki nilai yang terendah dengan Rp. 25.353 jika dibandingkan dengan terapi standar. Namun, terapi CCB + β Bloker, Diuretika + ACEI + CCB, Diuretika + ARB + β Bloker, ARB + CCB + β Bloker + Agonis α2 Sentral bersifat dominan terhadap terapi standar pada cost effectiveness grid. Sehingga, terapi yang paling cost effective berdasarkan ACER dan ICER adalah Diuretika + ARB + β Bloker.Combination therapy is recommended in hypertensive patients whose blood pressure is not controlled by monotherapy. Medical expenses are increasing every year. This study aims to determine the most cost-effective antihypertensive drug combination therapy for inpatients at PKU Muhammadiyah Yogyakarta Hospital in 2020. This study is a descriptive study with a pharmacoeconomic analysis approach using the Cost-Effectiveness Analysis (CEA) method which was carried out retrospectively. The sampling technique used is total sampling. The data were grouped based on the patient's therapy pattern and then analyzed based on ACER and ICER. The most widely used combination antihypertensive therapy pattern was a combination of two drugs (53%). The therapy with the lowest ACER was Diuretica + ARB + Blockers (Rp. 15.257). The ICER result of the combination of ACEI + CCB + Blocker + Diureticb + Central α2 Agonist + ACEI has the lowest value with Rp. 25,353 when compared to standard therapy. However, CCB + Blocker, Diuretica + ACEI + CCB, Diuretic + ARB + Blocker, ARB + CCB + Blocker + Central α2 Agonist are dominant over standard therapy on the cost-effectiveness grid. Thus, the most cost-effective therapy based on ACER and ICER is Diuretica + ARB + Blockers.


Author(s):  
Aditya Rahma Mudhana ◽  
Anasthasia Pujiastuti

Tomatoes contain lycopene which is an antioxidant. Antioxidant preparations can be made in the form of a cream with components of an oil phase, a water phase and an emulsifier. Emulsifiers that can be used are triethanolamine (TEA) and stearic acid. This study aims to determine the effect of triethanolamine and stearic acid as emulsifiers on the physical quality and mechanical stability of tomatoes extract cream. The use of triethanolamine and stearic acid with a ratio of 2%:5%; 3%:10%; 4%:15%. The test are the physical characteristics of tomatoes extract cream included organoleptic, homogeneity, cream type, pH, viscosity, spreadability, adhesion, protection and mechanical stability using the centrifugation method. The results of the phytochemical screening of tomatoes extract were positive for triterpenoids. The test results of the three cream formulas are odorless, semi-solid form, light orange to white color, homogeneous, cream type M/A, pH 5.25 - 6.26; viscosity 5,376 cP - 14,370 cP, spreadability 4 - 5,067 cm, adhesion 4 - 11.6 seconds, protection power 2 - 5.2 seconds. The three cream formulas did not undergo phase separation. The higher concentration of TEA and stearic acid had an effect on viscosity, pH value, adhesion, dispersibility and protection, but had no effect on organoleptic, homogeneity, cream type, and stability. tomatoes extract cream with a concentration of TEA:stearic acid 2%:5% gave the best physical quality.


Author(s):  
Repining Tiyas Sawiji ◽  
Ni Wayan Ari Sukmadiani

Daun puring (Codiaeum variegatum L.) merupakan tanaman hias yang banyak digunakan sebagai bahan obat tradisional. Daun puring mengandung senyawa metabolit sekunder diantaranya terpenoida, flavonoida, saponin, alkaloida, dan tannin. Senyawa metabolit flavonoida diketahui memiliki aktivitas antibakteri. Tujuan dari penelitian adalah untuk memformulasikan sediaan salep ekstrak daun puring dan mengetahui pengaruh basis formula terhadap stabilitas fisiknya. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium yang dilakukan dengan pengujian stabilitas fisik metode freeze thaw dan sifat fisik salep yang meliputi uji organoleptis, homogenitas, pH, daya lekat, daya sebar, dan viskositas. Data dianalisis secara statistika dengan metode uji ANOVA dan Kruskal walis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun puring dapat diformulasikan menjadi sediaan salep dengan basis hidrokarbon dan basis larut air. Formulasi ekstrak daun puring terhadap basis hidrokarbon dan larut air berpengaruh terhadap stabilitas fisik seperti uji organoleptis, pH, homogenitas, dan daya sebar namun tidak stabil pada uji viskositas dan daya lekat.


Author(s):  
Abdul Roni ◽  
Tri Minarsih

Latar Belakang: Jamu masih banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk pengobatan. BPOM melarang penggunaan Bahan Kimia Obat di dalam sediaan jamu. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan metode Kromatografi Lapis Tipis ( KLT) yang dapat secara simultan menganalisis  adanya kandungan Allopurinol dan Deksamethason dalam jamu, serta untuk mengidentifikasi adanya kandungan allopurinol dan deksametason dalam sampel jamu. Metode yang digunakan adalah KLT, sampel yang digunakan terdiri dari 8 sampel jamu pegal linu dan asam urat yang beredar di Ungaran, yang tidak terdaftar pada BPOM. Fase Diam yang digunakan adalah Lempeng Silika Gel GF 254. Hasil dari penelitian ini pada optimasi metode KLT diperoleh  fase gerak yang terdiri dari etil asetat dan kloroform dengan perbadingan 4:1. Pada komposisi fase gerak tersebut, bercak allopurinol dan deksametason dapat terpisah dan diperoleh  harga Rf baku allopurinol sebesar 0.21 , sedangkan harga Rf baku  deksametason sebesar 0.78, memenuhi persyaratan nilai yang baik yaitu 0.2 – 0.8 Dari 8 sampel yang dianalisis terdapat 2 sampel yang mengandung Allopurinol, yaitu sampel E dan F dan tidak ada sampel yang mengandung deksametason.Kesimpulan : Metode KLT yang dikembangkan mampu memisahkan bercak noda Allopurinol dan Deksametason, dan terdapat  2 sampel yang mengandung allopurinol dan tidak ada yang mengandung deksametasonKata kunci : Jamu, Allopurinol, Deksametason, KLT


Author(s):  
Raditiya Firda Maulany ◽  
Ragil Setia Dianingati ◽  
Eva Annisaa'
Keyword(s):  

Akses kesehatan merupakan bentuk dari pelayanan kesehatan yang dapat dijangkau oleh masyarakat. Akses kesehatan seringkali hanya dilihat dari sudut pandang penyedia layanan, sementara akses dari sisi masyarakat sebagai pengguna kurang terperhatikan. Penelitian tentang akses pelayanan kesehatan dari perspektif pengguna dirasakan masih sangat kurang. Penelitian tentang akses pelayanan kesehatan dari sisi pengguna masih kurang. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dari segi akses memerlukan perspektif yang komprehensif dari dua sisi yang berbeda. Tujuan dari review artikel ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat dalam mengakses fasilitas kesehatan. Desain metode yang digunakan merupakan review artikel, hasil data yang diperoleh berdasarkan kumpulan dari penelitian terkait. Metode pecarian sumber dilakukan dengan menggunakan kata kunci “akses kesehatan”, “pelayanan kesehatan” dan “fasilitas kesehatan” yang dilakukan pada bulan Desember 2020.  Kriteria inklusi artikel yang digunakan yaitu artikel tahun 2011-2020 dan bertujuan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi akses fasilitas kesehatan. Kriteria eksklusi penelitian ini yaitu review artikel, artikel yang tidak menyediakan full text atau hanya menyediakan abstrak dan hasil skripsi, tesis, disertasi. Pencarian dari database menghasilkan 73 artikel, dimana hanya terdapat 5 artikel yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil review artikel menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi akses kesehatan antara lain jenis kelamin, waktu tempuh, lokasi tempat tinggal, biaya transportasi, persepsi masyarakat tentang kesehatan, pendapatan, pendidikan, pengetahuan. 


Author(s):  
Riska Dwi Astuti ◽  
Khotimatul Khusna ◽  
Risma Sakti Pambudi

 Obat generik merupakan obat paten yang telah habis masa patennya sehingga di produksi semua perusahaan farmasi tanpa harus membayar royalti. Obat generik terbagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu obat generik bermerek dagang dan obat generik berlogo. Permasalahan yang terjadi pada masyarakat selama ini adalah mereka menganggap bahwa obat generik adalah obat yang murah dan tidak berkualitas. Hal itu di sebabkan oleh kurangnya edukasi dan sosialisai dasar lebih lanjut terhadap obat generik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan obat generik pada mahasiswa Universitas Sahid Surakarta. Penelitian ini termasuk jenis penelitian observasional deskriptif dengan rancangan cross-sectional. Variabel penelitian ini adalah tingkat pengetahuan obat generik. Responden penelitian ini mahasiswa yang terdaftar sebagai angkatan 2017. Teknik pengambilan sampel menggunakan non random sampling. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner. Analisa data dilakukan secara deskriptif dengan menampilkan peresentase tingkat pengetahuan 76-100% tingkat pengetahuan tinggi, 56-75% tingkat pengetahuan sedang dan 0-56% tingkat pengetahuan rendah. Hasil penelitian ini menunjukan tingkat pengetahuan obat generik pada mahasiswa Universitas Sahid Surakarta adalah tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 36 responden (51,43%), tingkat pengetahuan sedang sebanyak 19 responden (27,14%), dan tingkat pengetahuan rendah sebanyak 15 responden (21,43%).Kata kunci : obat, generik, mahasiswa, pengetahuan 


Author(s):  
Dian Oktianti ◽  
Thalia Dwi Septiyawati ◽  
Nurul Huda Setiawan

Kelengkapan resep merupakan hal penting dalam peresepan karena bisa mengurangi adanya medication error. Medication error pada anak  memiliki resiko lebih besar dibanding pasien dewasa karena anak membutuhkan perhitungan dosis berdasarkan usia, berat badan, luas daerah permukaan tubuh dan kondisi penyakitny Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pada aspek administratif resep anak usia 0-7 tahun di Apotek X Semarang dan Apotek Y di Ungaran bulan Januari-Mei 2021. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif yang bersifat retrospektif, dengan melakukan analisis data terhadap kelengkapan resep diaspek administratif. Penetapan sampel pada penelitian ini menggnakan pengambilan sampel secara purposive sampling dengan mempertimbangkan kriteria yang telah ditentukan. Dari hasil penelitian yang dilakukan pada aspek kelengkapan resep bulan Januari-April 2021 didapatkan hasil sebagai berikut: Nama dokter 94,32 %, Nomor surat izin praktik (SIP)38,41 %, Alamat praktik dokter100%, Nomor telepon 97,73 %, Tanggal penulisan resep93,18 %, Paraf dokter51,85 %, Nama pasien100 %, Jenis kelamin pasien9,9 %, Umur pasien100 %, Berat badan pasien16,01 %. Kelengkapan administratif yang sudah memenuhi persyaratan adalah alamat praktek dokter, nama pasien, umur pasien. Kata kunci : Kelengkapan, Resep, Anak, Administratif


Author(s):  
Siti Hidayati Mukhlis ◽  
Sikni Retno Karminingtyas

Covid-19 merupakan penyakit infeksi pernafasan yang disebabkan oleh SARS-COV2. Pandemi Covid-19 dianggap sebagai bencana kesehatan global yang paling krusial pada abad ini dan tantangan terbesar yang dihadapi umat manusia sejak Perang Dunia ke-2. Jumlah kasus di Indonesia terus meningkat setiap hari dan mengakibatkan ancaman bagi masyarakat dalam hal kesehatan, ekonomi, dan sosial. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat tentang Covid-19 dan perilaku masyarakat di masa pandemi Covid-19 di Desa Montong Beter Kecamatan Sakra Barat. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan Cross-Sectional Study. Jumlah sampel 100 responden dengan metode pengambilan consecutive sampling  menggunakan kuesioner google form dan disebarkan melalui WhatsApp. Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan masyarakat dalam kategori baik yaitu sebanyak 85 responden (85%). Perilaku masyarakat Desa Montong Beter di masa pandemi Covid-19 terkait upaya dalam pencegahannya dalam kategori cukup baik yaitu sebesar 54 responden (54%). Uji gamma diperoleh nilai p 0,005 (sig <0,05) dan koefisien korelasi 0,657 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara pengetahuan masyarakat dengan perilaku pencegahan Covid-19. Simpulan penelitian ini pengetahuan masyarakat dalam kategori baik, sedangkan perilaku masyarakat dalam kategori cukup baik dan terdapat hubungan antara pengetahuan dengan perilaku masyarakat dalam upaya pencegahan Covid-19.


Author(s):  
Wycidalesma Wycidalesma ◽  
Richa Yuswantina

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik >140 mmHg dan tekanan darah diastolik >90 mmHg dan merupakan faktor terbesar penyebab mobiditas dan mortalisis. Ketidaktepatan terapi hipertensi dapat menyebabkan terjadinya komplikasi yang dapat memperburuk keadaan penderita.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketepatan penggunaan obat dan dosis obat antihipertensi. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif non eksperimental menggunakan pendekatan retrospektif. Jumlah sampel 90 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi diambil secara purposive sampling. Analisis data menggunakan program SPSS (Statistic Package for the Social Science) meliputi analisis univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketepatan obat terjadi pada 85 pasien (94,44%). Ketepatan dosis obat terjadi pada 90 pasien (100%)Kata Kunci : Ketepatan, Hipertensi, Obat, Dosis 


Author(s):  
Jatmiko Susilo

Background: The genetic factor of urolithiasis plays an important role in the etiology. Elucidation of responsible genes can lead to better targeted gene therapy and prevention in the future. This article aims to explain various genetic factors that play a role in kidney stone formation Method: A review article on urolithiasis based on a genetic approach is reported to underlie stone formation. A total of 41 abstracts and research articles published by internationally reputed journals were selected based on the keywords genetic factors and urolithiasis. Summary: A deeper understanding of the genetic factors that play a role in the mechanisms of stone formation and advances in molecular and pharmacogenomics have revolutionized diagnosis and treatment, and paved the way for the identification of new therapeutic targets and treatment approaches based on genetic engineering.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document