scholarly journals Penerapan Kaidah Gap pada Budidaya Jeruk Tumpangsari Dengan Sayuran dalam Era Perubahan Iklim di Kelompok Tani Bina Usaha Pekon Giham Sukamaju Kecamatan Sekincau Lampung Barat

2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 1-9
Author(s):  
Purba Sanjaya

Pekon Giham termasuk dalam Kecamatan Sekincau Lampung Barat yang wilayahnya dataran tinggi yang cocok untuk usaha pertanian dengan hasil utamanya kopi dan sayuran. Saat ini ada salah satu kelompok tani di Pekon Giham mulai tertarik menanam jeruk untuk ditumpangsarikan dengan sayuran. Kendalanya pemahaman petani dalam budidaya jeruk masih minim dan belum sesuai dengan kaidah GAP (good agricultural practices) untuk dapat menghasilkan produk panen yang sehat dan bermutu tinggi, sehingga mampu meningkatkan pendapatan petani dalam lingkungan budidaya yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Pengamatan di lapang menunjukkan bahwa petani menanam jeruk seadanya baik dari segi pemilihan bibit, pemeliharaan tanaman, dan sangat tergantung pada pupuk kimia dan pestisida. Petani belum memahami pertanian yang ramah lingkungan dan menyehatkan tanah. Tujuan kegiatan ini adalah untuk, (1) memberikan pengetahuan teoritis tentang teknik budidaya jeruk di dataran tinggi menurut kaidah GAP, (2) memberikan pengetahuan praktis serta ketrampilan petani jeruk tumpangsari dengan tanaman sayuran dengan penggunaan pupuk hayati. Setelah dilakukan kegiatan sejak awal Februari hingga pertengahan September 2020, Tim PKMU yang telah turun lapang sebanyak empat kali, memahami kendala yang dihadapi petani jeruk. Secara umum pengetahuan petani khususnya dalam budidaya tanaman jeruk sangat minim (26,7%). Petani hanya mengenal dua jenis jeruk yang sebenarnya untuk ditanam di dataran rendah, (2) petani tidak memahami cara pemangkasan tanaman jeruk yang tepat, (3) petani selalu menggunakan pupuk kimia, kurang mengenal pupuk hayati yang lebih aman untuk pertanian berkelanjutan. Kegiatan ini membuat petani jeruk dapat meningkatkan ketrampilan teknis, khususnya budidaya tanaman jeruk yang tepat sehingga dapat memberikan keuntungan ekonomi serta mampu menjaga kelestarian lingkungan melalui aplikasi pupuk hayati. Pada kegiatan ini petani diberi wawasan tentang jenis jeruk yang cocok untuk dataran tinggi dan teknik budidaya yang benar. Ketrampilan yang diberikan pada  kegiatan ini adalah pemilihan bibit jeruk dataran tinggi, cara pemangkasan, pembuatan POC dan trichoderma serta aplikasinya. Hasil akhir kegiatan menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan petani dari semula 26,7%  menjadi 80,0% sehingan meningkat sebesar 53,3 poit.

EDIS ◽  
2017 ◽  
Vol 2017 (6) ◽  
Author(s):  
Jesscia A. Lepper ◽  
Aswathy Sreedharan ◽  
Renée Goodrich Schneider ◽  
Keith R. Schneider

Good agricultural practices (GAPs) and good handling practices (GHPs) encompass the general procedures that growers, packers and processors of fresh fruits and vegetables should follow to ensure the safety of their product. GAPs usually deal with preharvest practices (i.e., in the field), while GHPs cover postharvest practices, including packing, storage and shipping. This factsheet covers GAPs relating to packing operation sanitation. There are seven other Florida Cooperative Extension factsheets in the ‘Food Safety on the Farm’ series that focus on specific aspects of the GAPs program and how they relate to Florida crops and practices. Under the new Food Safety Modernization Act (FSMA), GAPs are a foundation of the Produce Safety Rule (PSR). Other than for round tomatoes in Florida (T-GAPs regulation), GAPs have mainly been a voluntary program. Additionally the PSR mandates all non-exempt operations to follow these new FSMA federal guidelines (6), but all exempt commodities and for those producers exporting to foreign countries, GAPs may still be required. Both the mandatory PSR and GAPs aim to reduce the foodborne illness burden associated with produce.


2021 ◽  
Vol 883 (1) ◽  
pp. 012047
Author(s):  
M H Makaruku ◽  
A Y Wattimena ◽  
A S Mahulette ◽  
E Kembauw

Abstract This study aims to determine and analyze the GAP components that have implemented by red fruit farmers. The method used in the study was a survey method of plant cultivation. The multistage random sampling method used to taking sampling sampling. The area selected for the study area uses the land ownership startification. Each village was randomly sampled as many as 10 farmers, the total number of which was 30 sampled farmers. The results showed that the farmers in the Taniwel District had not fully implemented the GAP guidelines in the cultivation of red fruit plants which included seeding methods, maintenance and post-harvest processing. This is due to the absence of outreach or counseling from the relevant Dinas regarding the GAP guidelines for red fruit plants.


2012 ◽  
Vol 27 (3) ◽  
pp. 295-300 ◽  
Author(s):  
Woo-Hyun Kwon ◽  
Won-Gyeong Lee ◽  
Jeong-Eon Song ◽  
Kyeong-Yeol Kim ◽  
Won-Bo Shim ◽  
...  

EDIS ◽  
2019 ◽  
Vol 2019 (2) ◽  
Author(s):  
Christopher R. Pabst ◽  
Jaysankar De ◽  
Alina Balaguero ◽  
Jessica Lepper ◽  
Renee M. Goodrich Schneider ◽  
...  

Good agricultural practices (GAPs) and good handling practices (GHPs) encompass the general procedures growers, packers, and processors of fresh fruits and vegetables should follow to ensure the safety of their product. GAPs usually address preharvest practices (i.e., in the field), while GHPs cover postharvest practices, including packing and shipping. This 3-page fact sheet covers the GAPs of transporting crops. This major revision is a part of the Food Safety on the Farm series and was written by Christopher R. Pabst, Jaysankar De, Alina Balaguero, Jessica Lepper, Renée Goodrich-Schneider, and Keith R. Schneider and published by the UF/IFAS Food Science and Human Nutrition Department. http://edis.ifas.ufl.edu/fs151


2017 ◽  
Vol 22 (2) ◽  
pp. 133-139 ◽  
Author(s):  
Fournita Agustina ◽  
◽  
Imron Zahri ◽  
Muhammad Yazid ◽  
. Yunita ◽  
...  

2019 ◽  
Vol 18 (3) ◽  
Author(s):  
I N. Rai ◽  
I P. Sudana ◽  
W. Wiraatmaja ◽  
Made Sukewijaya

Desa Sibetan yang terletak di Kecamatan Bebandem Karangasem, telah terkenal sebagai sentra penghasil salak di Bali. Tanaman salak sudah diusahakan secara turun-temurun oleh hampir semua penduduk dan sudah tentu telah menjadi bagian penting bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Disamping terkenal dengan ikon salaknya, Desa Sibetan juga memiliki panorama alam yang indah, udara sejuk dan segar, aksesibilitasnya mudah dicapai, dan memiliki berbagai jenis keanekaragaman hayati salak sehingga sangat potensial dikembangkan sebagai obyek agrowisata berbasis salak. Kegiatan pengabdian dengan skim Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM) ini dilakukan untuk mengidentifikasi dan mengkoleksi plasma nutfah salak yang ada di Desa Sibetan, kemudian dikonservasi menjadi Kebun Botani plasma nutfah untuk mendukung Desa Sibetan sebagai obyek agrowisata berbasis salak.  Kegiatan dilakukan dari April 2017-September 2018, menggunakan pendekatan masyarakat sasaran diajak berkerja bersama-sama (working with community) dan bekerja sambil belajar (learning by doing) melalui penerapan metode Entrepreneurship Capacity Building (ECB) dan Technology Transfer (TT). Jenis kegiatan yang dilakukan yaitu identifikasi dan koleksi keragaman kultivar plasma nutfah salak, pelatihan dan transfer teknologi pembuatan bibit, penanaman hasil koleksi menjadi kebun botani plasma nutfah (arboretum), dan pemeliharaan arboretum dengan menerapkan Good Agricultural Practices/GAP. Dari kegiatan telah berhasil diidentifikasi dan dikoleksi 12 jenis plasma nutfah salak yang ada Desa Sibetan, yaitu Salak Bingin, Gondok, Getih/Merah, Gula Pasir, Injin, Kelapa, Nangka, Nenas, Pade, Penyalin, Turis/Mangku, dan Sudamala. Bibit salak hasil koleksi dikonservasi dalam satu areal khusus menjadi kebun botani plasma nutfah atau arboretum, kemudian dipelihara dengan menerapkan cara budidaya yang baik dan benar bersama peserta.   Kata kunci: agrowisata, arboretum, PPDM, salak, Sibetan.


2019 ◽  
Vol 174 ◽  
pp. 32-38 ◽  
Author(s):  
Raphael Amazonas Mandarino ◽  
Fabiano Alvim Barbosa ◽  
Luciano Bastos Lopes ◽  
Vando Telles ◽  
Eduardo de Azevedo Sondré Florence ◽  
...  

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document