scholarly journals Cultural Elements In Kedah State Modern Painting

2021 ◽  
Vol 36 (3) ◽  
pp. 309-315
Author(s):  
Azizah Ibrahim ◽  
Humin Jusilin
Keyword(s):  
Cultural Elements ◽  
Erwin Panofsky

Kebudayaan adalah keseluruhan jalan hidup masyarakat atau segala aspek pemikiran dan perilaku manusia yang diwarisi dari satu generasi ke generasi lainnya melalui proses belajar. Gambaran tentang adaptasi unsur budaya dalam seni lukis tahun 1940-an hingga 2020. Kutipan akan dilakukan pada lukisan modern oleh pelukis sebagai kajian diskusi dengan menjelaskan gambaran bentuk fisiknya, menganalisis aspek formalistik dan menafsirkan kedua aspek tersebut. Terakhir, pembahasan kali ini akan melihat pengaruh unsur budaya terhadap keseluruhan lukisan Kedah modern. Beberapa seniman telah dipilih untuk menonjolkan lukisan bentuk budaya lokal ke dalam ruang seni saat ini. Ada empat unsur utama yang diekspresikan dalam pembentukan seni rupa, di antaranya terkait dengan konsep yang digunakan seniman seperti teknik, unsur formalistik, dan gagasan karya secara keseluruhan. Keseluruhan kajian terkait citra budaya negara Kedah berpedoman pada konsep nilai, pranata sosial, kebutuhan, dan lingkungan yang menjadi dasar hubungan dengan nilai budaya. Menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan teori Erwin Panofsky (1939). Pendekatan ini mengusulkan tiga tingkatan analisis: Prekonografi, ikonografi, dan ikonologi. Data yang diperoleh melalui hasil penelitian lisan, dokumen dan analisis karya yang secara signifikan akan melengkapi hubungan penelitian.

Balancing Act: Identity and Otherness among Latin American Immigrants and their Food Practices

2016 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 72-83
Author(s):  
Paulette Kershenovich Schuster
Keyword(s):  
Latin American ◽  
Cultural Production ◽  
Communication Systems ◽  
Social Contexts ◽  
Cultural Perceptions ◽  
Cultural Elements ◽  
Food Practices ◽  
Food Research ◽  
Private And Public ◽  
Latin American Immigrants

This article deals with the identity construction of Latin American immigrants in Israel through their food practices. Food is a basic symbolic element connecting cultural perceptions and experiences. For immigrants, food is also an important element in the maintenance of personal ties with their home countries and a cohesive factor in the construction of a new identity in Israel, their adopted homeland. Food practices encode tacit information and non-verbal cues that are integral parts of an individual’s relationship with different social groups. In this case, I recruited participants from an online group formed within social media platforms of Latin American women living in Israel. The basic assumption of this study posits that certain communication systems are set in motion around food events in various social contexts pertaining to different national or local cuisines and culinary customs. Their meaning, significance and modifications and how they are framed. This article focuses on the adaptation and acculturation processes because it is at that point that immigrants are faced with an interesting duality of reconstructing their unique cultural perceptions to either fit the existing national collective ethos or create a new reality. In this study, the main objective is to compare two different immigrant groups: Jewish and non-Jewish women from Latin America who came to Israel during the last ten years. The comparative nature of the research revealed marked differences between ethnic, religious and cultural elements that reflect coping strategies manifested in the cultural production of food and its representation in two distinct domains: private and public. In the former, it is illustrated within the family and home and how they connect or clash with the latter in the form of consumption in public. Combining cultural studies and discourse analysis, this article offers fresh insight into new models of food practices and reproductions. The article’s contribution to new food research lies in its ability to shed light on how inter-generational and inter-religious discourses are melded while food practices and traditions are embedded in a new Israeli identity.

ETIKA WAYANG DALAM NOVEL-NOVEL INDONESIA

2017 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 189
Author(s):  
Kustri Sumiyardana
Keyword(s):  
Literary Works ◽  
Cultural Elements

Literary  has  closed  relationship  with  culture. Authors  often  include  cultural  elements  to influence  it  in  their  literary  works.  It  is  also  done  by.  Javanese  authors  who  write Indonesian novels. Some authors include the story of wayang in their novels. By analyzing with textual method, this research described wayang ethics that existed in four Indonesian novels.  Based  on  the  analysis,  it  can  be  concluded  that  the  authors  often  include  the elements  from  wayang  story  due  to  the  fact  that  wayang  is  main  identity  of  Javanese people. The wayang elements  in Indonesian novels are  the plot of  the story  that identical with wayang acts and the  figures are created  similarly with  the  figures  in  wayang  story. The  similarities  showed  there  some  figures  in  wayang  story  who  became  the  idols  in society.Abstrak  Sastra berhubungan erat dengan kebudayaan. Seringkali pengarang memasukkan unsur-unsur budaya yang mempengaruhinya ke dalam karya-karya ciptaanya. Hal itu juga terjadi pada pengarang Jawa yang  menulis novel Indonesia. Ada beberapa pengarang yang memasukkan cerita wayang ke dalam novelnya. Melalui analisis dengan metode tekstual, penelitian ini menguraikan etika wayang yang terdapat dalam empat novel Indonesia. Dari hasil  analisis dapat  diketahui bahwa para pengarang  seringkali memasukkan unsur-unsur dari dunia pewayangan karena wayang adalah identitas utama manusia Jawa. Unsur-unsur pewayangan yang terdapat dalam novel Indonesia antara lain alur cerita yang diidentikkan dengan  lakon  wayang  dan  penyamaan  tokoh dengan  figur  dari  dunia  pewayangan. Penyamaan  tersebut menunjukkan  bahwa  ada  beberapa  tokoh  dalam  dunia wayang  yang diidolakan di masyarakat.

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document